Anda di halaman 1dari 9

Fuel Cell (sel bahan bakar)

Beginn 06.11.19
Apa itu fuel cell?
Fuel cell adalah sebuah electrochemical cell yang
mengkonversikan sebuah sumber energi ke energi elektrik.
Elektriknya diproduksi dalam sebuah sel melalui sebuah reaksi
antara bahan bakar (fuel) dan oxidant, dipicu pada sebuah
elektrolit.
Reaktan mengalir ke dalam sel dan produk hasil reaksi mengalir
keluar, sementara elektrolit tetap di dalam. Fuel cell dapat
beroperasi secara kontinu selama reaktan dan aliran oxidant yang
diperlukan disediakan.
Perbedaan fuel cell dengan baterai electrochemical yang konvensional:
- Fuel cell mengkonsumsi reaktan dari sumber luar yang harus
diperbarui, dengan demikian ia merupakan system terbuka
secara thermodinamik.
- Fuel cell tidak menyimpan energi, sebaliknya baterai
menyimpan secara kimiawi energi elektrik, dengan demikian ia
adalah system tertutup secara thermodinamik.

Banyak kemungkinan kombinasi bahan bakar (fuel) dan oxidant,


salah satu adalah hydrogen fuel cell yang menggunakan hydrogen
sebagai bahan bakarnya dan oxygen sebagai oxidantnya yang
berasal dari udara. Bahan bakar lain termasuk hydrocarbon dan
alcohol. Oxidan lain termasuk chlorine (Cl2) dan chlorine dioxide
(ClO2).
Bentuk fuel cell dan cara kerjanya
Fuel cell terdiri dari 3 segmen yang disusun menjadi sandwich: anoda,
elektrolit dan katoda dan pada setiap interface (antarmuka) masing2 dua
segmen terjadi reaksi kimia. Sebagai hasil reaksi tersebut adalah
dikonsumsinya bahan bakar, air atau karbon dioxide terbentuk serta
terjadinya arus elektrik yang dapat dipakai untuk menggerakkan
peralatan elektrik (lihat gambar berikut).
Sebuah katalis pada anoda mengoxidasi bahan bakar (H2),
merubahnya menjadi ion bermuatan positif (H+) (oxidasi fuel H2)
dan sebuah elektron bermuatan negatif (e-).
Elektrolit adalah sebuah zat yang khusus didesign demikian rupa
sehingga ion dapat melewatinya akan tetapi elektron yang
dibebaskan dari atomnya (freed electron) tidak, melainkan
mengalir sebagai arus elektrik melalui sebuah kabel. Fungsi
lainnya adalah pemisah antara bahan bakar dan oxidant. Ion2
bergerak melalui elektrolit menuju katoda. Begitu tiba di katoda,
ion2 akan bergabung kembali dengan elektron2 (reduksi oxidant
O2) dan keduanya bereaksi dengan unsur kimia ketiga yaitu O2
(dari udara) untuk membentuk air atau CO2 (apabila bahan
bakarnya bukan H2 melainkan misalnya hydrocarbon).

Pada anoda terjadi oxidasi bahan bakar (H2) sehingga timbul ion
H+. Pada katoda terjadi reduksi, dimana elektron2 bergabung
kembali dengan ion2 untuk membentuk air.
Bagian yang terpenting dalam fuel cell adalah:
Zat elektrolit yang juga mendefinisikan type fuel cell.
Bahan bakar, biasanya hydrogen.
Katalis anoda yang terbuat dari bubuk platinum yang sangat
halus yang memecahkan bahan bakar menjadi electron dan ion
Katalis katoda yang terbuat dari nickel mengembalikan ion2
menjadi limbah kimia seperti air atau CO2.

Pada fuel cell tidak terjadi pembakaran yang sebenarnya,


sehingga tidak terikat oleh efisiensi Carnot dan secara teori
efisiensinya dapat mencapai 100%.

Fuel cell diklasifikasi terutama berdasarkan bahan elektrolit (lihat


table berikut), yang juga bertanggung jawab atas suhu
pengoperasiannya.
Fuel cell yang tipikal menghasilkan tegangan antara 0,6 V sampai 0,7 V
pada beban penuh.
Tegangan menurun ketika arus meningkat dapat diterangkan sbb.:
a)Aktivitas menurun yang disebabkan oleh kinetik pada elektroda
b)kehilangan secara Ohm (turunnya tegangan disebabkan oleh
hambatan komponen sel dan interkoneksinya).
c)hilangnya transportasi massa (penipisan reaktan pada sisi katalis di
bawah beban tinggi mengakibatkan penurunan tegangan yang cepat)
Untuk mencapai jumlah energi yang diinginkan, maka kombinasi
berikut, yang disebut fuel cell stack, dapat direalisasikan:
1) penyusunan sirkuit secara seri  peningkatan tegangan
2) penyusunan sirkuit secara parallel  peningkatan arus.

Permukaannya dapat diperbesar untuk mengizinkan arus lebih


kuat dari setiap sel.

Anda mungkin juga menyukai