Anda di halaman 1dari 45

INFEKSI MENULAR

SEKSUAL
(IMS)
• Sifilis
Afeksio • Kondiloma Akuminata
Genitalis • Herpes Genitalis
• Ulkus Mole

Discharge • Gonore
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
• Penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual – vagina /
penis, oral, atau anal dengan orang yang terinfeksi

• Penyebab bakteri atau virus yang menular melalui darah,


semen dan cairan vagina

• Bisa melalui kulit yang terinfeksi seperti herpes genitalis dan


kondiloma akuminata
1. SIFILIS
• Infeksi menular seksual disebabkan oleh Treponema
Pallidum
• Penyakit kronis dan bersifat sistemik
• Menyerang semua organ
• Menyerupai banyak penyakit
• Punya masa laten (laten dini < 1 tahun dan laten lanjut > 1
tahun)
• Dapat kambuh
• Dapat ditularkan dari ibu ke janin sehingga menimbulkan
kelainan congenital
ETIOLOGI

Treponema Pallidum
Schaudinn dan Hoffman (1905)
 Spiral teratur; P: 6-15m; L: 0,15µm
 Pembiakan tidak dapat dilakukan di luar badan
KLASIFIKASI
 Sifilis Kongenital
 Sifilis Kongenital Dini ( < 2 tahun )
 Sifilis Kongenital Lanjut ( > 2 tahun )
 Sifilis Kongenital Stigmata
 Sifilis Acquired
 Klinis : Stadium I, Stadium II, Stadium III
 Epidemiologi (WHO) :
Stadium Dini Menular (<1thn) : S I,II, rekuren, laten dini
Stadium Lanjut Tidak Menular (>1thn) : Stadium Laten
Lanjut dan S III
 Sifilis Kardiovaskuler dan neurosifilis
GEJALA KLINIS
STADIUM I
 2 - 4 minggu
 Papul lentikuler → erosi → ulkus
 Ulkus durum : bulat, tidak nyeri (indolen), teraba
keras (indurasi), dasar jaringan granulasi, tepi
landai, bersih, dinding tidak bergaung, kulit
disekitarnya tidak disertai tanda2 radang
 Lokasi
- Wanita : labia mayor, labia minor
- Laki-laki: sulkus koronarius
 KGB regional : membesar, soliter, tidak nyeri
Kelainan kulit pada Sifilis
Stadium I
GEJALA KLINIS
Stadium II
 Mulai sekitar 6-8 mg setelah infeksi
 Lesi terdapat pada badan, telapak tangan, telapak
kaki, dan tidak berasa gatal
 Sindroma melibatkan;
 Kelainan kulit
 Kondiloma lata
 Lesi pd mukosa mulut/genital (mucous patches)
 Alopesia
 Limfadenopati generalisata
Kelainan kulit pada Sifilis
Stadium II
GEJALA KLINIS
Stadium III
 Timbul 1-20 th setelah infeksi
 Menyerang kulit, mukosa, tulang, organ-organ dalam
 Gumma: Lesi nodululseratif destruktif
 Sifilis Kardiovaskuler
 Neurosifilis
Gambaran Gumma pada Sifilis
Stadium III
DIAGNOSIS

 ANAMNESIS & GAMBARAN KLINIS


 MIKROSKOP LAPANGAN GELAP
o Spesimen dari ulkus, lesi kulit dan/atau aspirasi
kelenjar.
o Spiral-shaped bacterium
 SEROLOGI ( STS ) : VDRL, TPHA
o VDRL: antibodi non spesifik
o TPHA: antibodi spesifik
PENATALAKSANAAN
SIFILIS DINI (primer, sekunder dan laten dini)
 Benzatin Penisilin G 2,4 jt IU I.M dosis tunggal
 Prokain Penisilin G 0,6 jt IU I.M sehari selama 10 hari
Bila alergi penisilin :
 Eritromisin stearat 4x500mg sehari per oral selama 30 hari
 Tetrasiklin hidroklorida* 4x500mg sehari per oral selama
30 hari
 Doxycyclin* 2x100mg sehari per oral selama 30 hari

*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu


menyusui dan anak di bawah usia 12 tahun
SIFILIS LANJUT (laten lanjut (>1thn), kardiovaskuler, sifilis
benigna)
 Benzatin Penisilin G 2,4 jt IU I.M sekali seminggu
selama 3 minggu
 Prokain Penisilin G 0,6 jt IU I.M sehari selama 21 hari
Bila alergi penisilin :
 Eritromisin stearat 4x500mg sehari per oral selama 30
hari
 Tetrasiklin* 4x500mg sehari per oral selama 30 hari
 Doksisiklin* 2x100mg sehari per oral selama 30 hari
PENATALAKSANAAN
SIFILIS KONGENITAL
 Bayi dengan kelainan CSTB :
- Prokain Penisilin G 50.000 IU/kgBB, I.M 1x/hari
selama 10hari
- Penisilin G kristalin 50.000 IU/kgBB, I.M atau I.V
2x/hari selama 10hari
 Bayi dengan CSTB normal :
- Benzatin penisilin G 50.000 IU/kgBB I.M
- Prokain Penisilin G 50.000 IU/kgBB, I.M 1x/sehari
selama 10hari
2. ULKUS MOLE
 Infeksi akut

 Biasa terjadi di genitalia

 Etiologi : Haemophilus
ducreyi (Gram negatif)

 Ulkus multipel, tertutup


jaringan nekrotik dan nyeri
pada tempat inokulasi
GEJALA KLINIS

 Masa inkubasi 1-14 hari


 Papulapustulaerosiulkus multipel pada daerah
kontak
 Sifat ulkus: ulkus multipel, nyeri, lunak pada perabaan,
bentuk cawan, dinding bergaung dengan tepi tdk teratur.
Dasar berupa jaringan, mudah berdarah dan ditutup
dengan jaringan nekrotik purulen berwarna kuning keabuan
 50% pasien->limfadenopati regional, terfiksir, nyeri, dan
fluktuatifbubo
GEJALA KLINIS
Tempat predileksi:
Pria: prepusium, sulkus koronarius,
frenulum, batang penis
Wanita: Labial, klitoris, vestibulum
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Gambaran klinis yang khas
 Pemeriksaan Gram dari apusan dasar lesi
- Sediaan hapus dengan pengecatan Gram
ditemukan basil berkelompok atau berderet seperti
rantai; “school of fish”, “railroad track”
DIAGNOSIS

Biopsi : ditemukan hasil histopatologik,


•  Daerah superficial pada dasar ulkus :
neutrofil, fibrin, eritrosit, dan jaringan nekrotik
•  daerah tengah : pembuluh darah kapiler
berproliferasi sel endotel sehingga lumen
tersumbat dan menimbulkan trombosis.
•  Daerah sebelah dalam infiltrat : sel plasma
dan sel limfoid
PENGOBATAN
Pilih:
Siprofloksasin 500mg IO setiap 12 jam selama 3
hari
Eritromisin 500 mg IO setiap 6 jam selama 7 hari
Azitromisin 1 gram IO dosis tunggal
Seftriakson 250 mg IM dosis tunggal
3. KONDILOMA AKUMINATA
• Kondiloma Akuminata adalah tumor pada genitalia yang bersifat
lunak seperti jengger ayam dan tidak bersifat nyeri

• Kutil anogenital yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma


virus (HPV). Kutil berupa papul atau nodul epidermis dengan
permukaan verukosa yang dapat mengenai perineum, genitalia,
lipat paha dan anus
ETIOLOGI
• Penyebab dari penyakit ini adalah Human Papilloma Virus
(HPV)
1. HPV tipe 6 dan 11 menimbulkan lesi dengan
pertumbuhan (jengger ayam)
2. HPV tipe 16, 18 dan 31 menimbulkan lesi yang datar
(flat)
3. HPV tipe 16 dan 18 dihubungkan dengan karsinoma
genital
PATOFISIOLOGI

• Human Papilloma Virus (HPV) masuk melalui lapisan basal


epidermis kulit.
• Masuk melalui kulit dan menyebabkan mikroabrasi pada
mukosa
• Saat masa laten, terdapat perkembangan virus DNA, kapsid,
dan juga partikel tetapi belum terdapat gejala sampai
beberapa bulan-tahun
• Akhirnya sel host menjadi terinfeksi dan terdapat
perubahan morfologi yang atipikal koliosistosi kondiloma
akuminata
GEJALA KLINIS
• Papul atau tumor, dapat soliter atau multipel dengan
permukaan yang verukous atau seperti jengger ayam.
• Predileksi umumnya di daerah seperti meatus uretra,
skrotum, penis, serviks, vagina, anus, perianus, lipat
inguinal, rongga mulut.
DIAGNOSIS
• Gejala dan pemeriksaan fisik: papul verukous, bersifat
lunak dan tidak nyeri
• Test acetowhite menggunakan asam asetat 3-5 %
• Histopatologi
• Polimerase Chain Reaction (PCR)
PENATALAKSANAAN
• Bedah listrik
• Tutul dengan tinctura podofilin 10-25 %
• Tutul trichlor acetic acid 80-90%
• Bedah beku (N2O liquid)
• Pengangkatan lesi dengan cara pembedahan
4. HERPES GENITALIS
 Infeksi akut virus Herpes pada
genital
 Epidemiologi Herpes simpleks tipe
2 >> Herpes simpleks tipe 1
 Wanita >> daripada pria
 Gejala khas: vesikel bergerombol
diatas kulit eritema dan bersifat
rekuren
 Kecenderungan masa laten yang
lama
HERPES GENITALIS
 Infeksi akut virus Herpes pada
genital
 Epidemiologi Herpes simpleks tipe
2 >> Herpes simpleks tipe 1
 Wanita >> daripada pria
 Gejala khas: vesikel bergerombol
diatas kulit eritema dan bersifat
rekuren
 Kecenderungan masa laten yang
lama
PATOGENESIS
Umumnya melalui hubungan seksual
Virus masuk melalui kulit & mukosa sekitar genetaliainfeksi
primermasa laten (menetap pada saraf sensoris)trigger
factorinfeksi rekuren
Dapat menyebar melalui aliran darah
Faktor pencetus: trauma, sinar ultraviolet, perubahan
temperatur, stres, imunitas yg menurun, dan fluktuasi
hormonal.
GEJALA KLINIS
Masa inkubasi 2-5 hari
Didahului rasa gatal dan panas sebelum erupsi
pembesaran kelenjar limfe pada bagian terinfeksi
Pada pria: vesikel berkelompok diatas kulit
eritema/ulserasi multipel pada penis, perineum dan anus,
nyeri(+)
Pada wanita: vesikel/ulkus pada labia, servik, vagina,
perineum dan anus, nyeri(+)
Dapat disertai panas, malaise, PKGB, disuria, discharge
Rekurensi: gejala lebih ringan di lokasi yang sama
DIAGNOSIS
 Gejala klinis yang khas
 Tes tzank untuk menemukan
multinucleated giant cell
 Serologi untuk menemukan
antibodi spesifik
 Imunofloresensi
 Kultur
PENATALAKSANAAN

Profilaksis
 abstinensia seksual
 Health education
 Konseling
 Pemeriksaan pada pasangan tetapnya
 Menghindari faktor pencetus
 Hindari hub. Seksual dg banyak pasangan
 Penggunaan kondom untuk mencegah penularan
Pengobatan
1. Asiklovir 3x400mg selama 7 hari
2. Paracetamol bila demam
3. Asam mefenamat 3x500mg bila
nyeri
4. Amoksiklav 3x625mg bila infeksi
bakteri
5. Kompres NaCl 0,9%
INFEKSI PRIMER

OBAT DOSIS DURASI


ACYCLOVIR 400mg PO @8 jam/7
hari
ACYCLOVIR 200mg PO 5 / hari / 7
hari
VALACY- 500mg PO 2 / hari / 7
CLOVIR hari
INFEKSI SEKUNDER

OBAT DOSIS DURASI


ACYCLOVIR 400mg PO @8 jam/5
hari
ACYCLOVIR 200mg PO 5 / hari / 5
hari
VALACY- 500mg PO 2 / hari / 5
CLOVIR hari
B. GONORE

•KELUAR LENDIR MUKOID DARI URETRA,


BANYAK DAN PURULEN
•PENYEBAB: Neisseria gonorrhoeae
•MASA INKUBASI : 2 – 7 HARI
GONORE
PATOFISIOLOGI

• Kontak dengan permukaan mukosa: epitel


kolumner, kuboid, skuamosa
• Perlekatan gonokokus melalui villi
• Pinositosis
• Kerusakan mukosa
• Leukosist pmn menginvasi jaringan
• Terbentuknya abses submukosa dan keluarnya
eksudat purulen
GAMBARAN KLINIS
Wanita:
 Gejala tidak spesifik, sering kencing, disuria, keluar lendir
mukoid dari vagina
 Umumnya asimtomatik
Laki-laki:
 Uretritis (paling umum)
 Keluar lendir mukoid dari uretra
 Sering kencing dan disuri
DIAGNOSIS
Diagnosis menggunakan 5 tahapan:
1. Pengecatan Gram, ditemukan gonokok gram (-), intra seluler
dan ekstraseluler.
2. Kultur, menggunakan 2 media,
 Media Transpor (M.Stuart , M.Transgrow)
 Media Pertumbuhan ( Mc Leod’s Chocolate Agar, Thayer
Martin, Modified Tayer Martin Agar)
3. Tes Definitif
 Tes Oksidasi : reagen oksidasi mengandung larutan
tetrametil-p-fenilindiamin hidroklorida 1%, semua nesseria
memberi reaksi (+), dengan perubahan warna menjadi
merah muda
 Tes Fermentasi: saat Tes Oksidasi +, dilanjutkan tes
fermentasi dengan glukosa, maltosa, sukrosa. Gonokok
hanya memfermentasi glukosa
4. Tes Beta Laktamase
• Menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi
merah apabila terdapat enzim beta-laktamase

5. Tes Thompson
• Mengetahui sampai dimana infeksi terdeput terjadi.

KOMPLIKASI GONORE
• Epididimitis
• Orkitis
• Bartolinitis
TERAPI GONOKOKAL NON
KOMPLIKATA
OBAT DOSIS DURASI
CEFIXIME 400mg PO 1 DOSIS
LEVOFLOKSASIN* 500mg PO 1 DOSIS
TIAMFENIKOL* 3,5g PO 1 DOSIS
KANAMISIN 2g IM 1 DOSIS
SEFTRIAKSON 250mg IM 1 DOSIS

*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, menyusui, atau anak dibawah 12 tahun.
TERAPI GONOKOKAL KOMPLIKATA

OBAT DOSIS DURASI


CEFIXIME 400mg PO @24 jam/5 hari
LEVOFLOKSASIN* 500mg PO @24 jam/5 hari
TIAMFENIKOL* 3,5g PO @24 jam/3 hari
KANAMISIN 2g IM @24 jam/3 hari
SEFTRIAKSON 250mg IM 1 DOSIS

*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, menyusui, atau anak dibawah 12 tahun.
Ulkus durum Ulkus mole Herpes
genital
Tak nyeri nyeri Nyeri
Soliter >1 >1
Sembuh terapi terapi
sendiri

Anda mungkin juga menyukai