Anda di halaman 1dari 57

Diskusi Portofolio:

Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik tanpa


Gejala Psikotik

Nabila Said Amri


111 2019 2073

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
IDENTITAS PASIEN
 Nama       : Nn. P      
Umur : 24 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan         : SMA
Pekerjaan     : Mahasiswa
Status : Belum menikah  
Agama : Islam
Suku         : Melayu
Alamat         : Bengkulu
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2015
RIWAYAT PENYAKIT
RIWAYAT GANGGUAN z
SEKARANG
Keluhan Utama : Pasien sulit tidur dan sering marah-marah.
Sejak 2 minggu terakhir pasien sering marah-marah tanpa sebab
yang jelas terhadap keluarga dan tetangga sekitarnya. Pasien mengaku
marah-marah karen ia merasa stress telat wisuda dan banyak tekanan
dari orang sekitarnya untuk segera menyelesaikan studinya serta
pasien baru putus dari pacarnya 3 bulan yang lalu. Pasien selalu
marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang tidak
sesuai dengan keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien
sempat memukul ibunya karena coba memegangnya pada saat
mengamuk. Pasien juga selalu membongkar barang-barang di
rumahnya yang mana barang tersebut sudah dia rapikan pada
RIWAYAT GANGGUAN
SEKARANG
Pasien juga biasanya suka berdandan dan berganti-ganti baju,
sehingga hampir 4-5 helai baju tiap hari. Pasien jarang tidur dan
biasanya tidur sekitar 2-3 jam saja kemudian bangun dan sudah tidak
tidur lagi sampai pagi.
Menurut ibu pasien, perubahan tingkah laku ini dimulai pada 3
bulan terakhir, setelah pasien diputuskan oleh pacarnya. Sejak saat itu,
pasien mulai gelisah dan kadang-kadang lebih sering menyendiri dan
bicara melantur. Nafsu makan pasien juga kurang dan sering merasa
bersalah hingga menangis sendiri walaupun tidak tahu apa
penyebabnya. Kadang juga pasien teramat sedih dan melamun
memikirkan nasibnya dan pernah bilang lebih baik mati saja.
RIWAYAT GANGGUAN z
SEKARANG RIWAYAT PENYAKIT

 Hendaya/disfungsi
 Hendaya sosial (+)
 Hendaya pekerjaan (+)
 Hendaya waktu senggang (+)
Faktor Stressor Psikososial
Pasien stress telat wisuda dan banyak
tekanan dari orang sekitarnya untuk
segera menyelesaikan studinya serta
pasien baru putus dari pacarnya 3 bulan
yang lalu
RIWAYAT GANGGUAN z
BAB I
SEBELUMNYA RIWAYAT PENYAKIT
PENDAHULUAN

Riwayat Gangguan
Gangguan Medis Psikiatri
Umum Sebelumnya
Infeksi (-) Pasien mengaku
Penggunaan Zat kali ini adalah kali
Trauma (-) Psikoaktif pertamanya pasien
berobat ke rumah
Kejang (-) Merokok (-)
sakit jiwa.
Alkohol (-)
NAPZA (-)
RIWAYAT GANGGUAN z
BAB I
SEBELUMNYA RIWAYAT PENYAKIT
PENDAHULUAN

Riwayat Medik Umum

Pasien mengaku mendierita penyakit maag dan bila


telat makan maka sakit maag nya akan kambuh dan
sembuh dengan pemberian antasida. Pasien
mengaku bahwa dirinya tidak pernah dirawat
dirumah sakit.
BAB I
z
RIWAYATPENDAHULUAN
KEHIDUPAN
RIWAYAT PRENATAL
Menururt pasien berdasarkan cerita ibunya, pasien lahir didukun, dengan
kehamilan cukup bulan dan langsung menangis.

RIWAYAT MASA KANAK AWAL (0-3 TAHUN)


Pasien tidak mengetahui masa kanak-kanaknya.
RIWAYAT MASA KANAK PERTENGAHAN (3-11
TAHUN)
Pasien mulai sekolah saat usia 5 tahun, saat itu pasien sekolah TK terlebih
dahulu. Saat disekolah pasien memiliki banyak teman laki-laki maupun
perempuan. Disekolah pasien merupakan anak yang pandai. Prestasi pasien saat
di SD tidak menonjol tetapi pasien tidak pernah tinggal kelas.
BAB I
z
RIWAYATPENDAHULUAN
KEHIDUPAN
RIWAYAT MASA REMAJA
Pasien mengatakan pada usia 15 tahun pasien pertama kali menstruasi, lulus
SMA usia 17 tahun.

RIWAYAT DEWASA MUDA


Pasien tumbuh menjadi remaja yang periang dan memiliki banyak
teman.
BAB I
z
RIWAYATPENDAHULUAN
KEHIDUPAN
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
• Riwayat Pendidikan :
Pasien masuk kelas 1 SD pada usia 6 tahun. Menurut pasien nilai pasien
biasa saja dan pasien tidak pernah tinggal kelas. Lalu pasien melanjutkan
ke SMP pada usia 12 dan lulus SMA pada usia 17 tahun dengan nilai yang
cukup. Pasien melanjutkan pendidikan S1 di jurusan ekonomi
• Riwayat Pekerjaan : Pasien belum bekerja.
• Riwayat Pernikahan : Pasien belum menikah.
• Riwayat Agama : Pasien adalah seorang muslin dan jarang
melakukan sholat 5 waktu.
RIWAYAT
BAB I
z
RIWAYATPENDAHULUAN
KEHIDUPAN
KELUARGA
Pasien merupakan anak
pertama dari 3 bersaudara.

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
BAB I
z
RIWAYATPENDAHULUAN
KEHIDUPAN
SITUASI KEHIDUPAN SEKARANG

Pasien saat ini tinggal di rumah bersama orang tua dan kedua
adiknya.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN


KEHIDUPANNYA
Pasien merasa dirinya mengalami gangguan jiwa saat ini. Pasien
lebih senang berkumpul, bergabung dengan yang lainnya. Hubungan
pasien dengan tetangga dan masyarakat baik sebelum sakit.
STATUS MENTAL
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Deskripsi Umum
1. PENAMPILAN 4. PEMBICARAAN
Spontan, lancar, intonasi cukup jelas.
Seorang perempuan terlihat sesuai
usianya, penampilan terkesan rapi, kulit 5. SIKAP TERHADAP PEMERIKSA
kuning langsat, rambut terpotong pendek
berwarna hitam, kuku pendek dan Kooperatif
kebersihan diri cukup baik.
Keadaan Afektif (Mood), Perasaan,
2. KESADARAN Empati, dan Perhatian
Kuantitatif: GCS 15 (Compos Mentis)
3. PERILAKU DAN AKTIVITAS
Mood : Eleveted mood
Selama wawancara pasien duduk
Afek : Luas
tenang, tidak ada gerakan involunter.
Kontak mata dengan pemeriksa cukup. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf pendidikan 4. Daya Konsentrasi : Baik


Pengetahuan umum dan
5. Pikiran abstrak : Baik
kecerdasan pasien sesuai
dengan taraf pendidikan. 6. Bakat Kreatif : Menjadi model

7. Kemampuan
2. Orientasi Waktu: Baik Tempat: Baik Orang: Baik
menolong diri sendiri:
Baik

Jangka Jangka Jangka


3. Daya Panjang: Pendek: Segera:
ingat Baik Baik Baik
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Gangguan Persepsi

1. Halusinasi:
• Visual : Tidak ada
• Auditorik : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada


PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Proses Berpikir

1. Arus Produktivitas Kontinuitas : Hendaya berbahasa :


Pikir : Meningkat Flight of idea Tidak ada

Preokupasi: tidak ada


2. Isi Pikir
Gangguan isi pikir: tidak ada
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
Pengendalian Impuls:
Tidak terganggu
Tilikan (insight)

Daya Nilai Derajat 4


1. Norma Sosial : Baik (Pasien menyadari keadaan
sakitnya disebabkan karena
2. Uji Daya Nilai : Baik sesuatu yang tidak diketahui
dalam diri pasien.).
3. Penilaian Realitas : Baik

Taraf Dapat Dipercaya: dapat


dipercaya
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT
z
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH
LANJUT

Keadaan umum : Baik


Status Generalisata
Kesadaran : Compos Mentis GCS 15 (E4M6V5)
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Tanda Vital
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu Tubuh : 36,5 C

Dalam batas normal Status Internus

Dalam batas normal Status Neurologis


IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA
IKTISAR PENEMUAN z
BERMAKNA
Nn. P , Perempuan 24 tahun, islam, saat ini tidak bekerja, pendidikan terakhir
SMA, belum menikah, berobat ke poli tanggal 10 Desember 2015. Pasien
terlihat sesuai dengan usia, cara berpakaian dan perawatan diri terkesan baik.
Menurut keluarga, pasien mulai gelisah dan kadang-kadang lebih sering
menyendiri dan bicara melantur sejak 3 bulan SMRS. Sekitar 2 minggu terakhir,
pasien selalu marah dan memukul orang-orang disekitarnya jika ada yang tidak
sesuai dengan keinginanya. Pasien juga mudah tersinggung. Pasien juga selalu
membongkar barang-barang di rumahnya. Pasien juga biasanya suka berdandan
dan berganti-ganti baju, sehingga hampir 4-5 helai baju tiap hari. Pasien jarang
tidur dan biasanya tidur pada waktu malam sekitar 2-3 jam saja kemudian
bangun dan sudah tidak tidur lagi sampai pagi. Makan dan minum pasien tidak
mengalami gangguan.
EVALUASI MULTIAKSIAL
z EVALUASI
MULTIAKSIAL
Aksis I : F31.1 Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik tanpa Gejala
Psikotik
Berdasarkan anamnesis didapatkan adanya gangguan mood yang menyebabkan
hubungan pasien dengan orang lain menjadi tidak baik. Terdapat hendaya
(dissability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan Jiwa.
Berdasarkan pemeriksaan status mental tidak didapatkan halusinasi dan waham
sehingga dikategorikan Gangguan jiwa non psikotik.
Aksis I (Lanjutan)

Pada riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status interna tidak


ditemukan adanya kelainan yang mengindikasi gangguan medis umum yang
menimbulkan gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita pasien ini, sehingga diagnosa Gangguan mental dapat disingkirkan
dan didiagnosa Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Pada pasien didapatkan gangguan afek berupa sering marah tanpa sebab.
Rangkaian gejala yang cukup untuk menegakkan diagnosis tersendiri sehingga
berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III)
diagnosis diarahkan pada Gangguan Afektif Bipolar episode Kini Manik tanpa
Gejala Psikotik (F31.1)
z
EVALUASI
MULTIAKSIAL
Aksis II : Kepribadian narsistik

Aksis III : Gastritis

Aksis IV : Masalah pendidikan dan keluarga

Aksis V : GAF scale 60-51 (Gejala sedang (Moderate), disabilitas sedang).


DAFTAR MASALAH
z
DAFTAR
MASALAH
• Tidak terdapat kelainan yang spesifik, namun diduga
Organobiologik terdapat ketidakseimbangan antara neurotransmitter
maka pasien memerlukan farmakoterapi.

• Ditemukan adanya gangguan afek yaitu


Psikologi eleveted mood sehingga pasien memerlukan
psikoterapi.

• Ditemukan adanya hendaya dalam


bidang pekerjaan, psikososial dan
Sosiologik
penggunaan waktu senggang
sehingga pasien memerlukan
sosioterapi.
PROGNOSIS
z PROGNOSIS

Faktor pendukung prognosis:


Quo ad vitam : Dubia ad bonam • Pasien menyadari penyakitnya
• Dukungan dari keluarga

Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam


Faktor penghambat :
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam • Tidak ada
RENCANA TERAPI
FARMAKOTERAPI

Asam valproat 2x250 mg


PSIKOEDUKASI
Kepada keluarga :
a. Memberikan pengertian dan penjelasan kepada keluarga pasien tentang gangguan yang
dialami pasien.
b. Menyarankan kepada keluarga pasien agar lebih berpartisipasi dalam pengobatan pasien
secara teratur seperti memberikan suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan
dan pemeliharaan pasien, mengingatkan pasien agar teratur minum obat, serta mengantar
pasien saat pasien kontrol.
PSIKOTERAPI
a.
SUPORTIF
Pengenalan terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan dan efek
samping pengobatan.
b. Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.
c. Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.
d. Mendorong pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
e. Menggali kemampuan yang ada pada diri pasien agar bisa dikembangkan.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik
depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan
perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses
berfikir. Disebut Bipolar karena didominasi adanya fluktuasi
periodik dua kutub, yakni kondisi manik (bergairah tinggi
yang tidak terkendali) dan depresi.
EPIDEMIOLOGI
Dapat dikatakan insiden gangguan bipolar tidak tinggi,
berkisar antara 0,3-1,5%. Risiko kematian terus membayangi
penderita bipolar. Biasanya kematian itu dikarenakan mereka
mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri. Risiko bunuh diri
meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5
per 1000 pasien. Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1000
pasien.4 Gangguan pada lelaki dan perempuan sama,
umumnya timbul di usia remaja atau dewasa.
ETIOLOGI
Faktor Genetik memiliki resiko genetik lebih besar
dibanding penyakit depresi mayor
80 – 90 % pasien bipolar memiliki keluarga (orang tua,
anak, saudara kandung) yang memiliki gangguan mood
Mekanisme bagaimana transmisi genetik bisa terjadi belum
diketahui
Mania sekunder Terjadi akibat gangguan medis atau
penggunaan obat/senyawa tertentu
GEJALA KLINIS

1. Episode Manik
2. Episode Depresi berat
3. Episode Campuran
4. Episode Hipomanik
EPISODE MANIK
Paling sedikit satu minggu (bias kurang, kalau dirawat) pasien mengalami mood yang
elasi, ekspansif atau iritabel. Pasien memiliki secara menetap tiga atau lebih gejala berikut
( empat atau lebih bila hanya mood iritabel), yaitu :
1. Grandiositas atau percaya diri berlebihan
2. Berkurangnya kebutuhan tidur
3. Pembicaraan yang cepat dan banyak
4. Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
5. Perhatian mudah teralih
6. Peningkatan energy dan hiperaktivitas psikomotor
7. Meningkatnya aktivitas bertujuan ( social, seksual, pekerjaan dan sekolah)
8. Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa perhitungan yang matang
Gejala yang derajatnya berat dikaitkan dengan penderitaan, gambaran psikotik,
hospitalisasi untuk melindungi pasien dan orang lain, serta adanya gangguan fungsi social
dan pekerjaan.
EPISODE DEPRESI
MAYOR
Paling sedikit dua minggu pasien mengalami lebih dari empat symptom/tanda, yaitu:
1. Mood depresif atau hilang minat atau rasa senang
2. Menurun/meningkatnya berat badan atau nafsu makan
3. Sulit/banyak tidur
4. Agitasi atau retardasi psikomotor
5. Kelehalahan/ berkurangnya tenaga
6. Menurunnya harga diri
7. Ide-ide rasa bersalah , ragu-ragu dan menurunnya konsentrasi
8. Pesimis
9. Pikiran berulang tentang kematian, bunuh diri (dengan/tanpa rencana)atau tindakan
10. bunuh diri
Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan atau mengganggu fungsi personal,
social atau pekerjaan.
EPISODE
CAMPURAN
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania
dan depresi yang terjadi secara bersamaan. Kadang-kadang
gejala cukup berat sehingga memerlukan perawatan untuk
melindungipasien dan orang lain, dapat disertai gambaran
psikotik dan mengganu fungsi personal, social dan pekerjaan.
EPISODE
HIPOMANIK
Paling sedikit empat hari, secara menetap, pasien mengalami peningkatan mood,
ekspansif atau iritabel yang ringan, paling sedikit tiga gejala (empat gejala bila mood
iritabel), yaitu:
1. Grandiositas atau menigkatnya percaya diri
2. Berkurangnya kebutuhan tidur
3. Meningkatnya pembicaraan
4. Lompat gagasan/pikiran berlomba
5. Perhatian mudah teralih
6. Meningkatnya aktivitas/agitasi psikomotor
7. Pikiran menjadi lebih tajam
8. Daya nilai kurang
Tidak ada gambaran psikotik, tidak memerlukan hospitalisasi dan tidak
mengganggu fungsi personal dan social, dan pekerjaan. Seringkali dilupakan pasien,
tetapi dikenali oleh keluarga.
DIAGNOSIS
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar,
Episode Kini hipomanik
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk
hipomania (F30.0) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode
Kini Manik tanpa Gejala Psikotik

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk


mania tanpa gejala psikotik (F30.1) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode
Kini Manik dengan Gejala Psikotik
a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk
mania dengan gejala psikotik (F30.2) dan,
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, episode
kini Depresif Ringan atau Sedang

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk


episode depresif ringan(F32.0) ataupun sedang (F32.1),
dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode
Kini Depresif Berat tanpa Gejala Psikotik

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk


episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2), dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode
Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik

a. Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk


episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3), dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik atau campuran di masa lampau.
F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode
Kini Campuran
a. Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik,
hipomanik dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan
cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok
selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan
telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu) dan
b. Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,
manik atau campuran di masa lampau.
F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, Kini
dalam Remisi

Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama


beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-
kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di
masa lampau dan ditambah sekurang-kurangnya satu episode
afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran).
F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya

F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT


DIAGNOSIS
BANDING
1. Gangguan psikotik akibat kondisi medis umum
2. Gangguan psikotik akibat zat
3. Skizofrenia
4. Skizoafektif
5. Depresi
6. Gangguan waham menetap
TERAPI NON
FARMAKOLOGI
Bagi banyak pasien, farmakoterapi tidak cukup untuk
mengurangi gejala sepenuhnya dan memperbaiki fungsi
psikososial. Sehingga diperlukan terapi non farmakologi,
yaitu:
1. Psikoedukasi
2. Psikoterapi suportif
3. Psikoterapi interpersonal
4. Terapi kognitif perilaku (CBT)
PROGNOSIS
1. Prognosis gangguan bipolar I lebih buruk dibandingkan
gangguan depresi mayor. Sekitar 40-50% pasien dengan
gangguan bipolar I mengalami kekambuhan dalam 2 tahun
setelah episode pertama.
2. Hanya 50-60% pasien dengan gangguan bipolar I yang dapat
diatasi gejalanya dengan lithium.
3. 3. 7% pasien dengan gangguan bipolar tidak mengalami
kekambuhan, 45% pasien mengalami lebih dari satu episode dan
lebih dari 40% menjadi kronik
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai