Anda di halaman 1dari 30

TUBERCULOSIS

Definisi
 Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri mycobacterium tuberculosa complex
Etiologi
 Mycobacterium tuberculosa merupakan bakteri
batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan
sensitive terhadap panas dan sinar UV
Epidemiologi
 Tuberculosis merupakan masalah kesehatan yang
penting di dunia ini pada tahun 1992 WHO
mencanangkan TBC sebagai global emergency
 Isidens kasus TB secara global pada tahun 2009
adalah 9,4 juta kasus dan jumlah kasus terbanyak di
regio asia tenggara (35%), afrika (30%), dan regio
pasifik barat (20%)
 Sebanyak 11-13% kasus TBC adalah HIV positif
dan 80% nya berasal dari afrika
Patofisiologi
Patofisiologi
 Droplet yang tersebar  Mycobacterium
tuberculosa masuk ke tubuh manusia melalui
inhalasi  bakteri tsb akan membuat sarang
pneumoni di paru (fokus primer GOHN)  menuju
ke saluran limfe lokal (limfangitis) dan kelenjar
limfe lokal (limfadenitis)  masuknya kuman TB
sampai terbentuknya kompleks primer secara
lengkap disebut masa inkubasi TBC (selama masa
inkubasi inilah bisa terjadi penyebaran secara
limfogen dan hematogen)
Gambaran Klinis
 Gejala klinis TB dapat dibagi menjadi 2 golongan
yaitu gejala lokal (respiratori) dan gejala sistemik :
 Gejala respiratori :
• Batuk > 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak napas
• Nyeri dada
Gambaran klinis
 Gejala sistemik :
• Demam
• malaise
• Keringat malam
• Berat badan menurun
Pemeriksaan fisik
 Pada pemeriksaan fisik TB paru kelainan yang
didapat tergantung luas kelainan struktur paru.
Pada permulaan (awal perkembangan penyakit)
umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukan
kelainan
 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain
suara napas bronkial, amforik, suara napas
melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru,
pembesaran KGB regional
Pemeriksaan bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi
 Pemeriksaan bakteriologik (BTA) untuk menemukan
kuman TB mempunyai arti yang sangat penting dalam
menegakkan diagnosis spesimen yang biasa dipakai
adalah dahak

 Cara pengumpulan dahak adalah 3 kali dengan


minimal satu kali dahak pada pagi hari dan kemudian
diperiksa secara miksroskopis dengan skala IUATLD
(international union againts tuberculosis and lung
disease)
 Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk
cairan dikumpulkan/ditampung dalam pot yang
bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih
dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak
bocor. Apabila ada fasilitas, spesimen tersebut
dapat dibuat sediaan apus pada gelas objek
(difiksasi) sebelum dikirim ke laboratorium.
Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan standar untuk membantu
mendiagnosis TBC adalah foto thoraks PA untuk
memberi gambaran radiologi yanf dicurigai sebagai
lesi TB aktif
Alur diagnosis TB paru
Alur diagnosis TB paru
Klasifikasi TB paru
 Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang
menyerang jaringan paru tidak termasuk pleura.

 Klasifikasi TBC paru dapat dibagi menjadi 2 yaitu


• Berdasarkan hasil pemeriksaan BTA
• Berdasarkan jenis pasien
Klasifikasi TB paru
 TB Paru BTA (+) adalah :
 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
menunjukkan hasil BTA positif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan
BTA positif dan kelainan radiologik menunjukkan
gambaran tuberkulosis aktif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan
BTA positif dan biakan positif
Klasifikasi TB paru
 TB paru BTA (-) adalah :
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA
negatif, gambaran klinik dan kelainan radiologis
menunjukkan tuberkulosis aktif
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA
negatif dan biakan M. tuberculosis positif.
Klasifikasi TB paru
menurut jenis pasien

 Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan


sebelumnya
 Kasus baru: Adalah pasien yang belum pernah mendapat
pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT
kurang dari satu bulan

 Kasus kambuh (relaps):Adalah pasien tuberkulosis yang


sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan
telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA positif atau biakan positif
Klasifikasi TB paru
 Kasus defaulted atau drop out :Adalah pasien yang
tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih
sebelum masa pengobatannya selesai

 Kasus gagal :
• Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan)
• Adalah pasien dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif
menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan.
TB ekstra paru
 Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang
menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya
pleura, kelenjar getah bening, selaput otak, perikard,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin dan lain-lain
 Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif
atau patologi anatomi. Untuk kasus-kasus yang tidak
dapat dilakukan pengambilan spesimen maka
diperlukan bukti klinis yang kuat dan konsisten
dengan TB ekstra paru aktif
Prinsip pengobatan
 Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase
yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4
atau 7 bulan

 Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan


obat utama dan tambahan
Prinsip pengobatan
 Tahap awal (intensif) :Pada tahap intensif (awal)
pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya
resistensi obat.
 Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan
secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak
menular dalam kurun waktu 2 minggu.
 Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi
BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Prinsip pengobatan
 Tahap Lanjutan :Pada tahap lanjutan pasien
mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama

 Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman


persister sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan
Prinsip pengobatan
 Paduan OAT yang digunakan di Indonesia :
 TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto
toraks lesi luas
 Paduan obat yang dianjurkan :
 2 RHZE / 4 RH atau
 2 RHZE / 4R3H3 atau
 2 RHZE/ 6HE.
Prinsip pengobatan
TB paru kasus kambuh
 Pada TB paru kasus kambuh menggunakan 5 macam

OAT pada fase intensif selama 3 bulan (bila ada hasil


uji resistensi dapat diberikan obat sesuai hasil uji
resistensi)
 Lama pengobatan fase lanjutan 5 bulan atau lebih,

sehingga paduan obat yang diberikan : 2 RHZES / 1


RHZE / 5 RHE Bila diperlukan pengobatan dapat
diberikan lebih lama tergantung dari perkembangan
penyakit
Prinsip pengobatan
 TB paru gagal pengobatan :
 Sebaiknya kasus TB dengan gagal pengobatan dirujuk
ke ahli paru karena ada kemungkinan kuman menjadi
resisten terhadap obat
Prinsip pengobatan
TB Paru kasus putus berobat
 Pasien TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai

pengobatan kembali sesuai dengan kriteria sebagai


berikut :
 Pasien yang menghentikan pengobatannya < 2 bulan,
pengobatan OAT dilanjutkan sesuai jadwal

 Pasien menghentikan pengobatannya 2 bulan:


Prinsip pengobatan
 Berobat 4 bulan, BTA saat ini negatif , klinik dan
radiologik tidak aktif / perbaikan, pengobatan OAT
STOP. Bila gambaran radiologik aktif, lakukan analisis
lebih lanjut untuk memastikan diagnosis TB
 Berobat > 4 bulan, BTA saat ini positif : pengobatan
dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih kuat
dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama (lini 2)
 Berobat < 4 bulan, BTA saat ini positif atau negatif
dengan klinik dan radiologik positif: pengobatan dimulai
dari awal dengan paduan obat yang sama

Anda mungkin juga menyukai