Anda di halaman 1dari 14

Penyakit kulit karena reaksi obat,

Penyakit kulit karena kelainan


kelenjar, Penyakit kulit karena
penyakit autoimun
Yuanita indra pratiwi
21701101037
Penyakit kulit karena reaksi obat
(Fix drug eruption & Exhanthema
morbiliformis)
Fix drug eruption
Definisi
• Menurut World Health Organization (WHO), erupsi obat adalah
perubahan pada kulit dengan atau tanpa melibatkan organ lain, yang
timbul setelah pemakaian obat pada dosis yang digunakan untuk
pencegahan, diagnosis, atau terapi.
• Fixed drug eruption disebabkan oleh pemakaian obat-obatan dengan
lesi eritematous dan berubah menjadi keunguan atau kehitaman yang
muncul pada tempat yang sama dimana pada paparan dengan obat
berikutnya akan menyebabkan penambahan jumlah lesi.
• Tempat predileksi:
• 1. Sekitar mulut
• 2. Daerah bibir
• 3. Daerah penis atau vulva
Subjektif Objektif Assessment Planning

- Munculnya lesi pada lesi pada kulit dengan Ddx : - Menghentikan obat yang
kulit disertai dengan batas yang jelas, bentuk - Pemfigoid bulosa, diduga sebagai alergen,
- Kortikosteroid sistemik,
sensasi rasa seperti oval, soliter, atau - Selulitis, misalnya prednison tablet 30
terbakar multipel, warna merah - Herpes simpleks , mg/hari dibagi dalam 3 kali
sampai coklat - SJS (Steven Johnson pemberian per hari
2. Antihistamin sistemik
- Habis minum obat yang Syndrome) - Hidroksisin tablet 10 mg/hari
dapat menyebabkan FDE : 2 kali sehari selama 7 hari
antibiotik (tetrasiklin, atau
- Loratadin tablet 1x10 mg/hari
penisilin, metronidazol, selama 7 hari
quinolone, dll), 3. Pengobatan topikal
obat anti inflamasi non Bila terjadi erosi atau madidans
steroid (aspirin, ibuprofen dapat dilakukan kompres NaCl
0,9% atau Larutan Permanganas
dan paracetamol) kalikus 1/10.000 dengan 3 lapis
kasa selama 10-15 menit.
Kompres dilakukan 3 kali sehari
sampai lesi kering
Exhanthema morbiliformis
Definisi
• Exanthematous Drug Eruption disebut juga morbilliform atau
maculopapular.
• Exanthematous Drug Eruption merupakan penyakit kulit yang
diinduksi obat dengan karakteristik makula eritem dan papul
yang menyebar cepat dan konfluens. Waktu timbul reaksi
berbeda-beda, sebagian besar kasus mulai muncul bintik
beberapa hari setelah minum obat penyebab, tetapi dapat
juga timbul segera, atau timbul sesudah beberapa minggu.
• Etiologi penyakit ini umumnya penicillin, chephalosorin,
golongan antibiotik sulfonamid, atau antikonvulsan. Penicillin
dan derivatnya merupakan penyebab erupsi obat yang paling
sering terjadi dengan berbagai macam variasi klinis, termasuk
tipe eksantematosa.
• Patogenesis Exanthemtaous Drug Eruption diyakini
disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe IV
Subjektif Objektif Assesment Planning
Mengonsumsi obat penicillin, - Lesi maculopapular, Ddx : measles, rubella, Nonfarmakologi :
chephalosorin, golongan membentuk plak Eksantema virus menghentikan penggunaan
antibiotik sulfonamid, - Bintik-bintik kemerahan di obat penyebab.
kloramfenikol atau seluruh tubuh Farmakologi :
antikonvulsan • antihistamin (sistemik)
Pemeriksaan penunjang : - chlorpheniramine maleat
- DL : Peningkatan jumlah 4 mg setiap malam
eosinofil dapat - deksametason 3 mg setiap
menunjukkan erupsi obat 8 jam.
alergi dimana bila • dermatoterapi :
perhitungan eosinofil lebih - topikal Bethametasone
dari 1000 sel/mm3 dipropionate 0,05%.
menunjukkan erupsi obat - antihistamin golongan
alergi yang serius sedatif untuk mengatasi
- Biopsi kulit : Pemeriksaan rasa gatal.
histopatologi dan - Glukokortikoid topikal
imunofloresensi direk dapat mengurangi tanda
adanya eosinofil dan dan gejala ruam.
edema jaringan - Lama pengobatan preparat
kortikosteroid kira-kira
berlangsung selama 10
hari
Penyakit kulit karena
kelainan kelenjar
(Akne vulgaris ringan dan hidradenitis supuratifa)
Akne vulgaris ringan
• Akne vulgaris adalah penyakit peradangan kronis dari
folikel pilosebasea yang diinduksi dengan peningkatan
produksi sebum, perubahan pola keratinisasi, peradangan,
dan kolonisasi dari bakteri Propionibacterium acnes.
Sinonim untuk penyakit ini adalah jerawat.
• Pada anak wanita,akne vulgaris dapat terjadi pada
premenarke. Setelah masa remaja kelainan ini berangsur
berkurang, namun kadang-kadang menetap sampai
dekade ketiga terutama pada wanita
• Tempat predileksi adalah di muka, bahu, dada bagian atas,
dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain misalnya di
leher, lengan atas, dan kadang-kadang glutea.
Subjektif Objektif Assesment Planning
Erupsi kulit polimorfi di lokasi Komedo berupa papul miliar - Diagnosis Klinis 1. Topikal
predileksi, disertai rasa nyeri atau gatal ditengahnya ada sumbatan sebum, bila Ditegakkan ditegakkan berdasarkan a. Retinoid
namun masalah estetika umumnya berwarna hitamn: komedo hitam, anamnesis dan pemeriksaaan fisik. Dapat menghilangkan komedo,
merupakan keluhan utama warna putih disebut komedo putih - Diagnosis Banding mengurangi pembentukan mikrokomedo,
atau komedo tertutup. Erupsi akneiformis, Akne venenata, dan adanya efek antiinflamasi
Faktor resiko : Usia remaja, stress Erupsi kulit polimorfi dengan gejala Rosasea, Dermatitis perioral - Kombinasi retinoid topikal dan antibiotik
topikal (klindamisin) atau benzoil
emosional, siklus menstruasi, predominan salah satunya, komedo, peroksida lebih ampuh mengurangi
merokok, ras, riwayat aknedalam papul (yang tidak beradang) dan jumlah inflamasi dan lesi non-inflamasi
keluarga, banyak makan makanan pustul, nodus dan kista (yang dibandingkan dengan retinoid
berlemak dan tinggi karbohidrat beradang) monoterapi. Pasien yang memakai
Pemeriksaan ekskohleasi sebum kombinasi terapi juga menunjukkan
(pengeluaran sumbatan sebum dengan tanda-tanda perbaikan yang lebih cepat.
komedo ekstraktor (sendok Unna)) b. Bahan iritan yang dapat mengelupas
ditemukan sebum yang menyumbat kulit (peeling), misalnya sulfur (4-8%),
folikel tampak sebagai massa padat resorsinol (1-5%), asam salisilat (2-5%),
seperti lilin atau massa lebih lunak peroksida benzoil (2,5-10%), asam vitamin
seperti nasi yang ujungnya kadang A (0,025-0,1%), asam azelat (15-20%) atau
asam alfa hidroksi (AHA) misalnya asma
berwarna hitam. glikolat (3-8%).
c. Antibiotik topikal: oksitetrasiklin 1%,
eritromisin 1%, klindamisin fosfat 1%.
d. Antiperadangan topikal: hidrokortison
1-2,5%.
2. Sistemik
Mengurangi reaksi radang, dan menekan
produksi sebum. Dapat diberikan
antibakteri sistemik, misalnya tetrasiklin
250 mg-1g/hari, eritromisin 4x250
mg/hari.
hidradenitis supuratifa miliaria
• Hidradenitis supuratif atau disebut juga akne inversa adalah peradangan kronis dan supuratif pada kelenjar apokrin.
Penyakit ini terdapat pada usia pubertas sampai usia dewasa muda. Prevalensi keseluruhan adalah sekitar 1%. Rasio
wanita terhadap pria adalah 3:1. Dari beberapa penelitian epidemiologi diketahui bahwa sepertiga pasien hidradenitis
supuratif memiliki kerabat dengan hidradenitis. Merokok dan obesitas merupakan faktor risiko untuk penyakit ini.
Penyakit ini juga sering didahului oleh trauma atau mikrotrauma, misalnya banyak keringat, pemakaian deodorant atau
rambut ketiak digunting.
• Beberapa bakteri telah diidentifikasi dalam kultur yang diambil dari lesi hidradenitis supuratif, diantaranya adalah
Streptococcusviridans, Staphylococcus aureus, bakteri anaerob (Peptostreptococcus spesies, Bacteroi desmelanino
genicus, dan Bacteroides corrodens), Coryne formbacteria, dan batang Gram-negatif
• Lokasi predileksi di aksila, lipat paha, gluteal, perineum dan daerah payudara. Meskipun penyakit ini di aksila seringkali
ringan, di perianal sering progresif dan berulang.
Subjektif Objektif Assesment Planning
Keluhan awal yang - Ruam berupa nodus Diagnosis Banding 1. Pengobatan oral:
dirasakan pasien adalah dengan tanda-tanda - Furunkel, a. Antibiotik sistemik
gatal, eritema, dan peradangan akut, - karbunkel, kombinasi rifampisin 600mg
sehari (dalam dosis tunggal
hiperhidrosis lokal. Tanpa - dapat melunak - kista epidermoid atau atau dosis terbagi) dan
pengobatan penyakit ini menjadi abses, dan kista dermoid klindamisin 300 mg dua kali
dapat berkembang dan memecah membentuk - Erisipelas, sehari menunjukkan hasil
pasien merasakan nyeri di fistula dan disebut - Granuloma inguinal, pengobatan yang
lesi. hidradenitis supuratif. - Lymphogranuloma menjanjikan.
- Pada yang menahun venereum, Dapson dengan dosis 50-
dapat terbentuk abses, - Skrofuloderma 150mg/hari sebagai
fistel, dan sinus yang monoterapi, eritromisin atau
tetrasiklin 250-500 mg
multipel. 4xsehari, doksisilin 100 mg
- Terdapat leukositosis. 2xsehari selama 7-14 hari.
b. Kortikosteroid sistemik
Pemeriksaan Penunjang Kortikosteroid sistemik
- Pemeriksaan darah misalnya triamsinolon,
lengkap prednisolon atau prednison
2. Jika telah terbentuk abses,
dilakukan insisi.
Penyakit kulit karena
penyakit autoimun
(urtikaria)
Urtikaria
• Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-
macam sebab. Sinonim penyakit ini adalah biduran, kaligata,
hives, nettle rash. Ditandai oleh edema setempat yang timbul
mendadak dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan
kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat
dikelilingi halo. Dapat disertai dengan angioedema. Penyakit ini
sering dijumpai pada semua usia, orang dewasa lebih banyak
terkena dibandingkan dengan usia muda. Penderita atopi lebih
mudah mengalami urtikaria dibandingkan dengan orang normal.
Penisilin tercatat sebagai obat yang lebih sering menimbulkan
urtikaria
• Tempat predileksi : Bisa terbatas di lokasi tertentu, namun dapat
generalisata bahkan sampai terjadi angioedema pada wajah atau
bagian ekstremitas
Subjektif Objektif Assesment Planning
Pasien datang dengan keluhan gatal, Lesi kulit yang didapatkan: Ddx : Bila disertai obstruksi saluran napas,
rasa tersengat atau tertusuk. 1. Ruam atau patch eritema. - Purpura anafilaktoid (purpura diindikasikan pemberian epinefrin
Gatal sedang-berat di kulit yang 2. Berbatas tegas. Henoch-Schonlein), subkutan yang dilanjutkan dengan
disertai bentol-bentol di daerah 3. Bagian tengah tampak pucat. - Pitiriasis rosea (lesi awal pemberian kortikosteroid prednison 60-
wajah, tangan, kaki, atau hampir di 4. Bentuk papul dengan ukuran berbentuk eritema), 80 mg/hari selama 3 hari, dosis
seluruh tubuh. bervariasi, mulai dari papular hingga - Eritema multiforme (lesi urtika, diturunkan 5-10 mg/hari.
plakat.
Keluhan dapat juga disertai rasa panas 5. Kadang-kadang disertai demografisme, umumnya terdapat pada Medikamentosa :
seperti terbakar atau tertusuk. berupa edema linier di kulit yang terkena ekstremitas bawah). a. Antihistamin oral nonsedatif, misalnya
Kadang-kadang terdapat keluhan goresan benda tumpul, timbul dalam loratadin 1 x 10 mg per hari selama 1
sesak napas, nyeri perut, muntah- waktu lebih kurang 30menit. minggu.
muntah, nyeri kepala, dan berdebar- 6. Pada lokasi tekanan dapat timbul lesi b. Bila tidak berhasil dikombinasi dengan
debar (gejala angioedema). urtika. Hidroksisin 3 x 25 mg atau Difenhidramin
7. Tanda lain dapat berupa lesi bekas 4 x 25-50 mg per hari selama 1 minggu.
garukan. c. Apabila urtikaria karena dingin,
diberikan Siproheptadin 3 x 4 mg per hari
Pemeriksaan penunjang : lebih efektif selama 1 minggu terus
1. Pemeriksaan darah (eosinofil), urin menerus.
dan feses rutin (memastikan adanya d. Antipruritus topikal: cooling
fokus infeksi tersembunyi). antipruritic lotion, seperti krim menthol
2. Uji gores (scratch test) untuk melihat 1% atau 2% selama 1 minggu terus
dermografisme. menerus.
3. Tes eliminasi makanan dengan cara e. Apabila terjadi angioedema atau
menghentikan semua makanan yang urtikaria generalisata, dapat diberikan
dicurigai untuk beberapa waktu, lalu Prednison oral 60-80 mg mg per hari
mencobanya kembali satu per satu. dalam 3 kali pemberian selama 3 hari
4. Tes fisik: tes dengan es (ice cube test), dan dosis diturunkan 5-10 mg per hari
tes dengan air hangat

Anda mungkin juga menyukai