Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

UNTUK PENYAKIT KUSTA


Dr. Santy Pudjianto, SpPK
RSK SITANALA TANGERANG
Agustus 2018
Pendahuluan
• Penyakit kusta/lepra adalah salah satu penyakit menular, bersifat
kronik/menahun, terutama mengenai kulit, membran mukosa, saraf perifer,
mata, tulang dan testis.
• Disebabkan Mycobacterium leprae, suatu basil tahan asam
• Morbus Hansen=kusta
• Tidak mudah menular
• Dapat disembuhkan, setelah beberapa minggu pengobatan, tidak
menularkan

WHO. Guide to eliminate Leprosy as a public health problem


WHO. Global Strategy for further reducing the Leprosy Burden and Sustaining Leprosy Control Activities
Epidemiologi
• Tidak diturunkan, namun kemungkinan ada pengaruh genetik
• Penularan melalui udara / kulit yang terkena (lesi)
• Hanya 5% dari seluruh orang yang kontak dengan kuman kusta akan
timbul gejala tidak mudah menular
Epidemiologi
WHO. Guide to eliminate Leprosy as a public health problem
Kalau masih suspek,
Diagnosa jangan dinyatakan
sebagai kusta dulu

Cardinal signs (salah satu) :


Hilangnya rasa/sensorik pada lesi kulit yang pucat atau kemerahan
(rasa thermal/suhu, raba, sakit)
Penebalan saraf perifer disertai dengan hilangnya sensorik dan atau
kelemahan otot yang dipersyarafi
Sebagian besar :
Adanya basil tahan asam (BTA) pada kerokan kulit negatif
Untuk tipe MB :
mungkin satu2nya
penentu D/
Patogenesis
Klasifikasi

Hansen’s disease (leprosy). www.infectiousdisease.dhh.louisiana.gov


Laboratorium
Tujuan :
Diagnosis penyakit kusta
Klasifikasi/tipe penyakit kusta pada penderita baru
Diagnosis penderita relaps
Monitoring terapi
Laboratorium
• Smir kulit
• Smir nasal
• Biopsi kulit
• Serologik : phenolic glycolipid-1, sensitivitas mencapai 95%
• Molekular/PCR : mendeteksi 40-50% kasus yang belum terdeteksi .
Namun kadang gagal untuk mengidentifikasi tipe PB karena
membutuhkan materi genetik setidaknya 104 kopi DNA
• Untuk mendeteksi komplikasi : test fungsi ginjal, hati, hematologi
Laboratorium- Smir kulit
Alat/bahan : Alat/bahan :
Kaca obyek baru Korek api
Skalpel ( tangkai pisau ukuran Pensil kaca
No.3 dan pisau No 15)
Penjepit kaca obyek
Lampu spiritus
Sarung tangan
Kapas alkohol
Kapas kering
Laboratorium
Persiapan pasien :
Minta penderita duduk tenang
Penjelasan tindakan
Ambil kerokan kulit dari 2/3 tempat yaitu cuping ka ki, ditambah lesi
aktif lain
Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif
Bila tidak ada lesi pada muka, maka tidak perlu dilakukan kerokan
kulit pada muka
Pada pemeriksaan ulangan dilakukan pada tempat lesi yang sama,
bila perlu ditambah lesi baru
Laboratorium
Persiapan pasien :
Minta penderita duduk tenang
Penjelasan tindakan
Ambil kerokan kulit dari 2/3 tempat yaitu cuping ka ki, ditambah lesi
aktif lain
Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif
Bila tidak ada lesi pada muka, maka tidak perlu dilakukan kerokan
kulit pada muka
Pada pemeriksaan ulangan dilakukan pada tempat lesi yang sama,
bila perlu ditambah lesi baru
Laboratorium
Cara kerja:
Cuci tangan, kenakan sarung tangan
Ambil kaca obyek, beri identitas pasien
Bersihkan lesi kulit yang akan diambil menggunakan kapas alkohol
Nyalakan api spiritus
Pasang mata pisau pada gagang
Jepit kulit sampai pucat agar darah tidak ikut keluar
Buat irisan sepanjang 5 mm, dalam 2 mm, terus jepit sambil buat irisan
Kerok irisan dengan cara memutar mata pisau 90 derajat, sebanyak 2-3 kali
Laboratorium
Cara kerja:
Luka pasien ditutup kapas kering
Hapus kerokan kulit pada kaca obyek, berbentuk melingkar dengan
diameter 5-8 mm
Hapus kotoran pada mata pisau dengan kapas alkohol, lewatkan di
atas nyala api 3-4 detik, tunggu dingin
Ulangi langkah di atas untuk lokasi lesi lain, buat smir di sisi kaca
obyek yang lain, tapi jangan sampai bersentuhan dengan apusan
sebelumnya
Bila sudah selesai , hapus mata pisau dengan kapas alkohol,
Lewatkan mata pisau pada api,
Buang mata pisau di tempat limbah benda tajam infeksius
Laboratorium
Cara kerja:
Luka pasien ditutup kapas kering
Biarkan kaca obyek mengering pada suhu ruang
Fiksasi sediaan dengan melewatkan di atas nyala api sebanyak 3 kali
Lakukan pewarnaan Ziehl Neelsen
Pewarnaan Ziehl Neelsen
Alat/bahan :
Rak pewarnaan, pinset, api spiritus
Reagen Carbol fuchsin, asam alkohol 1%, Metilen blue 1%, air
mengalir

Cara kerja:
Letakkan kaca obyek pada rak dg sisi apusan menghadap ke atas
Genangi seluruh permukaan Ziehl Neelsen dengan Carbol Fuchsin
Panaskan kaca obyek dengan hati2, diatas lampu spiritus, jangan
sampai mendidih
Bilas dengan air mengalir
Pewarnaan Ziehl Neelsen
Cara kerja:
Tetesi sediaan dengan asal alkohol 1 % selama 10 detik
Bilas lagi dengan air mengalir
Pulas tanding dengan menetesi sediaan dengan metilen blue selama 1
menit
Bilas dengan air mengalir dan biarkan sediaan mengering di rak
pengeringan dengan posisi miring
Setelah sediaan kering, periksa dengan mikroskop
Hansen’s disease (leprosy). www.infectiousdisease.dhh.louisiana.gov
Menghitung BI & MI
• Bila pada salah satu lesi: LP1 ditemukan 36, LP ke 2 dst :
23,45,32,18,24,39,31,50,60 dengan total 358 dibagi 10 lapang pandang =
35,6 4+
• Bila BI pada lesi 1 5+, lesi ke 2 4+, ke 3 4+, ke 4 4+, total 17+ dibagi
4=4.25
• Sedangkan MI didapat dari jumlah solid dibagi total solid +F+G (dalam
persen)
Penutup
• Tuliskan hasil untuk semua apusan dalam buku register lab
• Bilas kaca obyek dengan xylene kalau mau disimpan sebagai kontrol
• Kaca obyek lainnya dimusnahkan dengan didesinfeksi, tidak boleh
digunakan ulang untuk apusan kulit lain
• Hasil BI rerata dapat diambil sebagai BI penderita
Take home messages
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai