Anda di halaman 1dari 31

TUGAS PBL 2

MELAKUKAN SURVEI DMF-T/def-t


STANDAR WHO

drg.Widodo, M.M., M.Kes


ROLE PLAY TUGAS

Pembuatan Video Survei DMF-T/def-t Standar WHO :


- Mahasiswa → Pelaksana Survei
- Keluarga → Subyek
→ Petugas Pencatat
→ Kamerawan → Video

A. Persiapan :
1. Ruang Survei : Kursi/bangku panjang
2. Bantal/Alas kepala
3. Meja Alat
4. Kaca mulut dan Probe spesifikasi WHO
5. Wadah alat (untuk alat yang telah digunakan dan yang belum digunakan)
6. Formulir survei DMF-T/def-t. (Sudah dituliskan: Identitas subyek)
7. Papan alas dan klip, alat tulis (pensil runcing), penghapus
8. Petunjuk pengisian formulir (daftar kode dan kriteria status)
9. Sarung tangan karet dan masker
10.Penerangan (Head lamp)
Action

1. Menyambut subyek: Mengucapkan salam & memperkenalkan diri


2. Konfimasi identitas subyek → Kesesuaian formulir: Nama, umur, alamat
3. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
4. Mengatur posisi subyek: Subyek berbaring di atas bangku dengan
alas kepala/bantal dan pemeriksa duduk di belakang kepala subyek.
Pemeriksaan DMF-T/def-t

→ Inspeksi : Kaca mulut dan Probe


→ Saat pemeriksaan : kamera video Fokuskan pada gigi yang diperiksa

Pemeriksaan : Berurutan : Mulai kuadran 1 gigi 18 sampai 11 → kuadran 2


dimulai gigi 21 sampai 28 → kuadran 3 dari 38 dst ke kuadran 4 pada 41
sampai gigi 48

Gigi permanen → Diperiksa mahkota dan akar gigi


→ Kode status dicatat menggunakan nomor (angka)
→ Kode hasil pemeriksaan ditulis di dalam kotak yang sesuai

Gigi sulung → Hanya diperiksa pada mahkota


→ Kode dicatat menggunakan huruf kapital
→ Kode hasil pemeriksaan ditulis di dalam kotak yang sesuai

→ Setiap kotak harus ditulis kode hasil pemeriksaan


→ Tidak boleh ada kotak yang kosong
Pemeriksa harus menyebutkan angka kuadran dan angka gigi serta kode hasil
pemeriksaan. misal : Gigi molar ketiga rahang bawah sebelah kiri (38)
→ disebutkan dengan “tiga-delapan”, bukan tiga puluh delapan
Misal: Gigi Tiga Delapan, Mahkota 0 (Nol), Akar Delapan

Jika gigi permanen dan sulung tumbuh di ruang gigi yang sama,
misal persistensi → hanya status gigi permanen yang dicatat.

Pemeriksa harus memastikan apa yang disebutkan sudah dicatat dengan benar
oleh petugas pencatat
Kode Status Gigi Sulung Dan Gigi Permanen

Gigi Sulung Gigi Tetap Status

Mahkota Mahkota Akar  


A 0 0 Sehat
B 1 1 Gigi dengan karies
C 2 2 Gigi dengan tumpatan dan ada karies
D 3 3 Gigi dengan tumpatan tanpa karies
E 4 X Gigi dicabut karena karies
X 5 X Gigi dicabut karena sebab lain
F 6 X Fissure Sealant
Protesa cekat / Mahkota cekat/Abutment /
G 7 7
Implant / Veneer
X 8 8 Gigi tidak tumbuh / Unexposed root
X 9 9 Lain-lain / Tidak termasuk kriteria
Status Gigi Sulung Dan Gigi Permanen

0 (A) : Mahkota Sehat:


- Tidak ada karies klinis
- Tanda awal akan terjadinya kavitas, tahapan awal karies,
-Titik putih (white spot) atau chalky spot; titik berubah warna atau kasar,
tapi tidak lunak saat disentuh pakai probe
- Stain pada pit atau fissure yang tidak terlihat adanya kavitas atau
pelunakan dasar atau dinding yang terdeteksi dengan probe
- Area email yang gelap/kusam, keras (tanda fluorosis enamel kriteria
sedang sampai parah
- Lesi karena abrasi. erosi
→ Tidak dimasukkan sebagai karies, → Kode mahkota sehat
Akar sehat: Akar terekspos dan tidak ada karies
1 (B) : Mahkota/ Akar Karies:
- Lubang pada permukaan okusal atau pada permukaan gigi yang halus,
pada akar → Ball tip probe bisa masuk, dasar atau dinding
enamel lunak/ kasar
Probe harus digunakan untuk mengkonfirmasi bukti visual karies

- Gigi dengan tambalan sementara


- Mahkota telah hancur karena karies dan gigi tinggal akar
→ Kode Mahkota 1, Kode akar 1

2 (C) : Mahkota/ Akar bertumpatan dengan karies:


Tumpatan permanen pada mahkota/akar yang telah rusak/skunder karies
Gigi dengan tumpatan permanen kondisi baik tetapi ada karies primer
3 (D) : Mahkota/ Akar bertumpatan, tanpa karies:
- Mahkota/ akar dengan satu /lebih tumpatan permanen dan tidak ada karies
- Mahkota gigi (Mahkota cekat) (kerusakan gigi karena karies)
Mahkota cekat karena alasan selain karies → kode 7 (G).
4 (E) : Gigi dicabut, karena karies:
Gigi permanen atau sulung yang telah dicabut karena karies
→ dicatat pada status mahkota
→ Akar diberi kode 9 atau X

Status gigi sulung hilang karena karies hanya digunakan jika subjek berada pada
usia di mana eksfoliasi belum seharusnya terjadi ( Belum waktunya usia
pergantian gigi tetapi gigi sulung telah hilang) atau belum terlihat tanda akan
erupsinya gigi permanen pengganti
Pertimbangan untuk membedakan antara gigi yang tidak/belum tumbuh/erupsi
(kode 8) dengan gigi hilang (kode 4 atau 5) adalah:
- Pola erupsi gigi
- Tampilan dari alveolar ridge pada area ruang gigi yang bersangkutan
- Status karies gigi lainnya

5 (X) : Gigi dicabut karena sebab lainnya:


- Gigi yang hilang atau dicabut karena alasan ortodontis atau
karena penyakit periodontal, trauma, dll selain karies
 
6 (F) : Fissure sealant:
Gigi telah dilakukan fissure sealant pada permukaan oklusal
Jika gigi dengan sealant memiliki karies → diberi kode 1 atau B

7 (G) : Protesa cekat / Mahkota cekat / Abutment/ Implant / Veneer


- Mahkota cekat pada mahkota atau bagian dari mahkota gigi untuk
penyangga bridge (Gigi Abutment)
- Mahkota cekat yang dibuat karena alasan selain karies
- Veneer atau laminasi menutupi permukaan labial gigi, di mana tidak
ditemukannya bukti karies atau tumpatan
- Implan. Kode ini diberikan untuk status akar yang mengindikasikan bahwa
sebuah implan telah dipasang sebagai gigi penyangga.

Catatan: Gigi yang hilang digantikan pontics/dummi → Kode 4 atau 5 untuk


status mahkota, dan status akar diberi kode 9 atau X
8 (X) : Gigi yang tidak tumbuh (mahkota)/ Unexposed root
- Tidak terlihat adanya mahkota gigi → Kode Mahkota 8
- Akar tidak terekspos; tidak ada resesi gingiva pada CEJ
→ Unexposed root → Kode Akar 8

9 (X) : Lain-lain / Tidak termasuk kriteria :


- Gigi tidak dapat diperiksa karena tidak erupsi sempurna, tertutup gigi
yang lain atau tertutup material lainnya
misal – impaksi, Over lapping, gigi memakai bracket ortodonsi,
hipoplasia akut, gigi tertutup calculus
Formulir data DMF-T/def-t Modifikasi WHO
Identitas responden
Nama : ..............................................................
Umur : ................Tahun
Jenis Kelamin : L / P*
Alamat :................................................................
STATUS GIGI GELIGI
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
M
A
M
A
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Pengukuran DMF-T/def-t

Kode
DMF-T / def-t
Gigi Sulung Gigi Tetap
D atau d B dan C 1 dan 2
M atau e E 4
F atau f D 3
Perhitungan DMF-T → 32 gigi → DMF-T = D + M + F
def-t → 20 gigi → def-t = d + e + f
Populasi → Jumlah DMF-T dibagi Jumlah yang diperiksa
Selain kode tersebut tidak dimasukkan dalam perhitungan DMF-T/def-t tetapi
tetap harus ditulis dan dilaporkan
Katagori tingkat keparahan DMF-T menurut WHO :
0,0 – 1,1 = sangat rendah
1,2 – 2,6 = rendah
2,7 – 4,4 = sedang
4,5 – 6,5 = tinggi
6,6 ≤… = sangat tinggi
Perlu diperhatikan

1. Posisi kamerawan → Hasil video dan audio jelas


2. Meja Alat: Peralatan mudah di jangkau pemeriksa
3. Petugas pencatat duduk dekat dengan pemeriksa, suasana tenang
→ Instruksi dan kode mudah didengar
→ Pemeriksa dapat memeriksa bahwa temuan dicatat dengan benar
4. Subyek menyikat gigi sebelum pemeriksaan → Pemeriksaan lebih akurat
5. Menyebutkan nilai masing-masing unsur DMF-T/def-t terdiri dari D/d =.......
M/e= ........ F/f= .......
6. Menyebutkan nilai DMF-T/def-t dan katagori WHO
7. Lembar Formulir hasil pemeriksaan di akhir video
8. Penutup: Ucapan terima kasih kepada subyek

Laporan Tugas
• Video hasil pemeriksaan
Kode A/0 : Gigi Sehat
Tidak menunjukkan adanya
karies klinis yang telah dirawat atau karies yang tidak dirawat
Gigi dalam keadaan
karies dini (white
spot), atau bintik
bintik putih,
diskolorasi
Gigi yang terdapat
Gigi yang berubah
pewarnaan pit atau
warna atau
fisur terjadi pada
bintik-
email, tidak terdapat
bintik/noda kasar
tanda kerusakan email
Gigi Heymann et al, 2013
Kode B/1 : Karies
Gigi berlubang atau karies pada permukaan gigi,
dan CPI Probe masuk ke dalam kavitas

• Gigi berlubang/karies
pada pit/fisur, atau
pada permukaan gigi
yang halus
• Kavitas jelas, terjadi
kerusakan pada email
• Gigi dengan TS atau
sealant, tetapi terjadi juga
Karies dinilai berasal di kerusakan
mahkota • Mahkota gigi mengalami
karies hingga Sisa akar
 Skor Karies
Kode 1 : Karies Akar
Pada permukaan bagian akar dicatat sebagai lesi karies:
CPI Probe dapat masuk dalam kavitas

• Lesi karies pada


permukaan akar saja
tidak melibatkan
mahkota
• Jika terdapat karies pada
mahkota dan bag. akar ,
maka lesi tersebut
termasuk dalam karies
mahkota dan akar
Kode C/2 :
Tumpatan dengan Karies
Gigi yang memiliki satu atau lebih restorasi permanen
dan satu atau lebih daerah yang mengalami kerusakan
(karies).
Gigi telah dilakukan
penambalan
permanen, dan
terdapat karies pada
gigi tersebut

Tidak terdapat
perbedaan antara Karies sekunder
karies primer maupun
sekunder.

Kidd et al, 2008


Kode 2 :
Akar
terdapat
Tumpatan
dengan
Karies
Kode D/3:
Tumpatan tanpa karies
Gigi yang telah dilakukan penambalan, TIDAK terdapat karies
Gigi telah ditumpat tanpa
adanya karies 
terdapat satu atau lebih
restorasi permanen dan
tidak terdapat karies
sekunder atau karies
primer
Kode 3 : Akar
Terdapat
Tumpatan
Tanpa Karies
Kode E/4 (Mahkota) :
Gigi dicabut karena karies
Gigi tetap atau sulung yang telah dilakukan
pencabutan karena karies gigi
Gigi tetap atau
sulung yang telah
dicabut atau hilang
oleh karena karies

Status akar gigi yang


telah dinilai hilang
karena karies harus
dikodekan "9". Atau
X
Kode 5 (Mahkota)
Gigi dicabut bukan karena karies

Gigi Tetap telah dilakukan pencabutan/hilang


disebabkan bukan karena karies gigi.

Digunakan gigi
untukkemungkinan tidak
yang tetapada
secara kongenital,
dicabut atau
untuk keperluan
orthodontik, atau
penyakit periodontal,
karena dan
trauma.
Kode F/6 (Mahkota) :
Fissure Sealant
Gigi sulung /permanen  sealant pada permukaan oklusalnya .

Fissure yang telah diulas dengan


sealant pada permukaan
oklusalnya atau gigi dimana
fisur oklusal telah diperbesar
dengan bor bulat atau "flame-
shaped" dan telah diberikan
bahan komposit didaerah
tersebut.
Kode G/7
Protesa cekat/Mahkota
•Gigi yang merupakan bagian dari sebuah jembatan cekatsebagai
penyangga/abutment jembatan.
• Veneer atau pelapis yang
melapisi permukaan labial gigi
yang tidak terdapat tanda-tanda
karies atau restorasi tersebutt
• Gigi yang hilang digantikan fixed
partial dentures pontics  kode 4
atau 5, dan status akar diberi kode 9.
• Jika terdapat implant, kode 7 dapat
digunakan untuk status akar dimana
implan ditempatkan sebagai
Crown 11,21
abutment
Kode 8 : Gigi tidak tumbuh

Unerupted tooth (crown)

Klasifikasi ini dibatasi untuk gigi


permanen dan digunakan hanya
untuk ruang gigi dengan gigi tetap
yang tidak tumbuh, akan tetapi
tidak terdapat gigi sulung.
Gigi yang tidak erupsi tidak
termasuk dalam perhitungan
dalam karies gigi. Kriteria ini
Unerupted incisors maxilla
tidak termasuk untuk gigi yang
hilang kongenital, atau gigi yang
hilang karena trauma.
Kode 8
Unexposed
root
Kode ini digunakan
untuk akar gigi yang
tidak terekspose, dan
tidak terdapat resesi
gingiva
Kode 9
Lain-lain tidak termasuk kriteria
Digunakan untuk gigi permanen
Not recorded.

Gigi permanen yang sudah


erupsi namun tidak dapat
dilakukan pemeriksaan
karena beberapa alasan
(misalnya hypoplasia parah,
orthodontic bands dll).

Gigi yang terdapat kalkulus,


sehingga sulit untuk
dilakukan pemeriksaan
Daftar Pustaka

• Badan Litbangkes Kementrian kesehatan RI. Diktat Pelatihan Riskesdas . 2017


• Petersen, Poul Erik. II. Baez, Ramon J. Oral Health Surveys Basic Methods 5th ed.
World Health Organization 2013
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT
Hasil kalibrasi untuk setiap
pemeriksa dapat dihitung dengan
rumus dan didapat score Kappa,
dengan kriteria : Kappa Score > 0,8
: good agreement 0,61 – 0,80 :
substansial agreement 0,41 – 0,60
: moderate agreement
http://vassarstats.net/kappa.html

Anda mungkin juga menyukai