Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

AUTISME PADA ANAK

KELOMPOK 7
RIYANA NURIDWAN ADAM
SITI NURFAHMI BIYA
SINTIA DOE
SRI SUSANTI AMARA
Pengertian
 Autisme masa kanak-kanak dini adalah penarikan diri dan
kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain. Pada bayi tidak
terlihat tanda dan gejala. (Sacharin, R, M, 1996 : 305)
 Autisme Infantil adalah Gangguan kualitatif pada komunikasi verbal
dan non verbal, aktifitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik
yang terjadi sebelum usia 30 bulan. (Behrman, 1999: 120)
 Autisme menurut Rutter 1970 adalah Gangguan yang melibatkan
kegagalan untuk mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30
bulan), hambatan dalam pembicaraan, perkembangan bahasa,
fenomena ritualistik dan konvulsif. (Sacharin, R, M, 1996: 305)
 Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan pervasif
(DSM IV, sadock dan sadock 2000)
 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
autisme adalah gangguan perkembangan pervasif, atau
kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal,
aktivitas imajinatif dan interaksi sosial timbal balik
berupa kegagalan mengembangkan hubungan antar
pribadi (umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan,
perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan
konvulsif serta penarikan diri dan kehilangan kontak
dengan realitas.
Etiologi
 Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar
dizigot) terutama pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif
dan kemampuan bicara).
 Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).
 Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).
 Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif

retikulum, keadaan tidak menguntungkan antara faktor psikogenik


dan perkembangan syaraf, perubahan struktur serebellum, lesi
hipokompus otak depan.
 Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan

gangguan sensori serta kejang epilepsi.


 Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak
Patofisiologi
 saat ini telah diketahui bahwa autisme merupakan suatu gangguan
perkembangan, yaitu suatu gangguan terhadap cara otak
berkembang. Akibat perkembangan otak yang salah maka jaringan
otak tidak mampu mengatur pengamatan dan gerakan, belajar dan
merasakan serta fungsi-fungsi vital dalam tubuh.
 Penelitian post-mortem menunjukkan adanya abnormalitas di
daerah-daerah yang berbeda pada otak anak-anak dan orang
dewasa penyandang autisme yang berbeda-beda pula. Pada
beberapa bagian dijumpai adanya abnormalitas berupa substansia
grisea yang walaupun volumenya sama seperti anak normal tetapi
mengandung lebih sedikit neuron.
Cara Mengetahui Autisme Pada Anak

Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya:


 Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau

menjadi tegang bila diangkat ,cuek menghadapi orangtuanya, tidak


bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa atau kiss bye),
anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang tua perlu
waspada bila anak tidak tertarik pada boneka atau binatan gmainan
untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah,
apabila anak terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri.
 Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati

benda-benda, disertai kontak mata yang terbatas, menganggap


orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk, menjadi
tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relatif cuek
menghadapi kedua orang tuanya.
 Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua
bahwa anak merasa sangat terganggu bila terjadi rutin
pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau
berbicara, tidak jarang bersifat ecolalia (mengulang-
ulang apa yang diucapkan orang lain segera atau setelah
beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan
nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi dan
monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat
diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa
juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.
Pengkajian
 Riwayat gangguan psikiatri/jiwa pada keluarga.
 Riwayat keluarga yang terkena autisme.
 Riwayat kesehatan ketika anak dalam kandungan.

- Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.


- Cedera otak
 Status perkembangan anak.

- Anak kurang merespon orang lain.


- Anak sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh.
- Anak mengalami kesulitan dalam belajar.
- Anak sulit menggunakan ekspresi non verbal.
- Keterbatasan Kongnitif.
 Pemeriksaan fisik

- Tidak ada kontak mata pada anak.


- Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/disentuh).
- Terdapat Ekolalia.
- Tidak ada ekspresi non verbal.
- Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain.
- Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.
- Peka terhadap bau.
Diagnosa keperawatan
 Gangguan persepsi sensori
 Gangguan interaksi sosial
 Gangguan komunikasi verbal.
Data fokus
1. Gangguan Persepsi Sensori
Data Subjektif :
- Mendengarkan suara bisikan atau melihat bayangan
- Merasakan sesuatu melalui indra penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan.
Data Objektif :
- Respon tidak sesuai
- Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba atau mencium sesuatu
2. Gangguan Interaksi Sosial
Data Subjektif :
- Merasa tidak nyaman dengan situasional sosial
- Merasa sulit menerima atau mengkomunikasikan perasaan
Data Objektif :
- Kurang respontif atau tertarik pada orang lain
- Tidak berminat melakukan kontak emosi dan fisik
3. Gangguan Komunikasi Verbal
Data objektif :
- Tidak mampu berbicara dan mendengar
- Menunjukan respon tidak sesuai
Gangguan Persepsi sensori Setelah dilakukan tindakan 1x24 Manjemen Halusinasi
Definisi : perubahan sensori
terhadap stimulus baik interna jam,maka gangguan persepsi sensori
Observasi :
maupun eksternal yang membaik,ditandai dengan
disertai dengan respon yang
berkurang,berlebihan atau karakteristik : 1. Monitor perilaku yang menidentifikasi halusinasi
tradistorsi 2. Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan
1. Verbalisasi mendengar bisikan
3. Monitor isis halusinasi
2. Verbalisasi melihat bayangan
3. Verbalisasi merasakan sesuatu Teraupetik :
melalui indra pengecapan
4. Pertahankan lingkungan yang aman
4. Verbalisasi merasakan sesuatu
5. Lakukan tindakan keselamatan ketika tidak dapat mengontrol
melalui indra perabaan
perilaku
6. Diskusikan perasaan dan respon terhadap halusinasi
7. Hindari perdebatan tentang validatas halusinasi

Edukasi :

8. Anjurkan memonitor sendiri situasi


9. Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi
dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
10. Anjurkan melakukan distraksi
11. Ajarkan pasien dan keluarga cara mengontrol halusinasi

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian obat anti psikotik


Ganggaun Interasksi sosial. Setelah dilakukan tindakan 1x24jam, Promosi sosialisasi
maka gangguan interaksi soasil
Definisi : Observasi :
meningkat. Ditandai dengan.
Kuantitas dan/atau kualitas 1. Identifikasi kemampuan interaksi dengan orang lain.
kriteria hasil :
hubungan sosial yang kurang 2. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang
atau berlebihan 1. Perasaan nyaman dengan lain
situasi sosial
Teraupetik :
2. Perasaan mudah menerima atau
mengkonsumsikan perasaan 3. Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan
3. Respontif pada orang lain 4. Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
4. Perasaan tertarik pada orang 5. Motivasi berpastisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan
lain kelompok
5. Minat melakukan kontak emosi 6. Motivasi berinteraksi diluar lingkungan
7. Berikan umpan balik positif pada setiap peningkatan
kemampuan

Edukasi :

8. Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap


9. Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan
komunikasi
10. Latih mengekspresikan marah dengan tepat

 
Gangguan komunikasi Setelah dilakukan tindakan Devisit Berbicara
verbal keperawatan 1x24jam, maka
Observasi :
gangguan komunikasi
Definisi :
verbal meningkat. Kriteria 1. Monitor kecepatan, tekanan, kuatitas, volume dan diksi berbicara
Penurunan,perlambatan hasil : 2. Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
atau ketiadaan kemampuan (mis. Memori pendengaran, dan bahasa)
1. Kemampuan
untuk menerima, 3. Monitor frustasi,marah,depresi atau hal-hal yang menggangu bicara
berbicara meningkat
memproses ,mengirim, 4. Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
2. Kemampuan
dan/atau menggunakan
mendengar meningkat Teraupetik :
sistem simbol
3. Kesesuaian ekspresi
5. Gunakan metode komunikasi alternative (mis. Menulis, mata berkedip, papan
wajah/tubuh
berkomunikasi dengan gambar dan huruf
meningkat.
6. Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis. Berdiri didepan pasien,
dengarkan dengan saksama )
7. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
8. Ulangi apa yang disampaikan pasien
9. Gunakan juru biacara jika perlu

Edukasi :

10. Anjurkan berbicara perlahan


11. Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan berbicara.

Kolaborasi :

12. Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis.

Anda mungkin juga menyukai