Anda di halaman 1dari 37

Demam

Rematik
Akut
Farisa Raudina
Fidkya Allisha
Ikhlashil Asfarina

Preseptor: Ahmedz Widiasta, dr., Sp. A(K).,


M.Kes
Definisi
Demam Reumatik Akut (DRA) adalah penyakit inflamasi sistemik
nonsupuratif akibat reaksi autoimun dari infeksi streptococcus B-
hemoliticus grup A pada faring.

Respon inflamasi dapat bermanifestasi di jantung, sendi, sistem saraf


pusat, kulit, dan jaringan lunak.

Gejala sisa (sequelae) dari DRA yaitu penyakit jantung reumatik


(PJR).
Epidemiologi

3% 90%
Penderita faringitis Serangan pertama terjadi
akut akan berlanjut pada anak usia 5-15 tahun,
menjadi DRA jarang terjadi pada anak di
bawah 5 tahun

30-70% 1-10%
Komplikasi jantung Angka mortalitas pada
terjadi pada serangan kasus DRA dan PJR
DRA pertama
Faktor Risiko

Genetik Usia
Riwayat
01 02 5-15 tahun
keluarga
dengan DRA
Sistem Pelayanan
Sosioekonomi Kesehatan
Kepadatan penduduk,
03 04 Penanganan serangan pertama
malnutrisi, dan higiene yang dan pencegahan rekurensi
buruk
Etiologi

● M Protein: menempel ke
dinding sel target
● Hyaluronic Acid:
menghambat fagositosis
● Produk Ekstraselular
(Erythrogenic Toxin):
ruam
● Streptolysin O:
Cardiotoxic
● Streptokinase,
Teori Patogenesis DRA

Infeksi Immune-
Sitotoksik Mediated
Langsung
Merupakan efek Disfungsi dan
dari toksin
Proses inflamasi abnormalitas
ekstraselular
disebabkan sistem imun
maupun toksin
langsung oleh tubuh pada
GABHS
patogen GABHS (Streptolisin O) keadaan mimikri
pada target organ molekular
Patogenesis DRA
Patofisiologi
DRA
Patofisiologi DRA Acute rheumatic fever
Jonathan R Carapetis, Malcolm
McDonald, Nigel JWilson
Lancet 2005; 366: 155–68
Jones Kriteria

Kriteria Mayor Kriteria Minor


Poliarthritis Hyperpyrexia ≤39° C

Carditis Poliatralgia

Sydenham’s Chorea CRP increase ( ≥ 3.0 mg/dl)

Erithema Marginatum Elevated ESR (≥ 30 mm/h)

Subcutaneous Nodule Prolonged PR interval

Ditambah
- Bukti adanya infeksi streptokokkus
- ASTO
- Kultur apus tenggorok (+) streptokokus
- Scarlet fever
Kategori diagnostik Kriteria

Demam Rematik serangan pertama 2M / 1M+2m ditambah dengan bukti infeksi Streptococcus beta
hemolyticus group A sebelumnya

Demam Rematik serangan berulang tanpa 2M / 1M+2m / 3m ditambah dengan bukti infeksi Streptococcus beta
PJR hemolyticus group A sebelumnya

Demam Rematik serangan berulang 2m ditambah dengan bukti infeksi Streptococcus beta hemolyticus
dengan PJR group A sebelumnya

Korea Reumatik Tidak diperlukan kriteria mayor lainnya atau bukti infeksi Streptococcus
beta hemolyticus group A

Penyakit Jatung Rematik/PJR (stenosis Tidak diperlukan kriteria lainnya untuk mendiagnosis sebagai PJR
mitral murni atau kombinasi dengan
insufisiensi mitral dan/atau gangguan katup
aorta)

*Bukti infeksi GABHS :


↑ ASTO > 120-400 IU & antideoksiribonuklease >60-600
atau
- Riwayat demam scarlet baru-baru ini
- Kultur apus tenggorok (+)
- Pemanjangan PR interval pada EKG
Carditis

Heart failure
Kardiomegali
Bising jantung Perikarditis
organic 04
03
02 congestive heart
01 pada foto rontgen failure

friction rub, efusi thorax

apical holosystolic pericardium, nyeri


murmur & basal early dada, perubahan EKG
diastolic murmur - 50% kasus
Terjadi pada 3 minggu pertama
Arthritis

Epidemiologi Sendi besar Poliarthritis migran


70% kasus Lutut, mata kaki, siku, Melibatkan >1 sendi bersamaan
pergelangan tangan atau bergantian berpindah

Inflamasi NSAID responsive


Terdapat tanda radang pada Sangat responsive terhadap
sendi (bengkak, panas, merah, pengobatan NSAID
nyeri, functio laesa)
Erithema Marginatum
Relief

Characteristic
● Hilang jika
terkana suhu
dingin

Definition
● Tidak gatal
● Pada badan
dan anggota
gerak bagian
● dalam
Bercak kemerahan
proksimal
berbatas tegas
● Tidak pernah
● Terjadi <10%
ada di wajah
kasus
Subcutaneous Nodule

Definisi

Epidemiology
01 Characteristic
02
Nodul yang keras, tidak
nyeri, tidak gatal, 03
dengan diameter 0,2-2 Terjadi pada 2-10%
cm kasus terutama pada
kekambuhan Simetris pada daerah
ekstensor sendi,
kepala, sepanjang
tulang belakang
Sydenham’s Chorea

Initial sign Epidemiology


Dimulai dengan emosi yg 15% kasus, terutama pada
labil dan perubahan perempuan sebelum
kepribadian pubertas
Characteristic Etiology
Gerakan spontan tanpa Disfungsi basal ganglia dan
tujuan disertai kelemahan komponen neuron korteks
otot, bicara cadel
Tatalaksana

Bed Rest Eradikasi Kuman


Here you could 01 02 Here you could
describe the topic of describe the topic of
the section the section

Anti Inflamasi Terapi gejala


Here you could 03 04 Untuk gagal jantung
describe the topic of dan Korea Sydenham
the section
Tatalaksana

1. Tirah baring : bervariasi tergantung berat ringannya penyakit


2. Eradikasi kuman

● Benzatin penisilin G

BB <30 kg : 600.000 IU i.m., BB >30kg : 1.200.000 IU i.m.

Juga berfungsi sebagai profilaksis dosis pertama

● Jika alergi :

Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari dibagi 2-4 dosis selama 10 hari, atau

Penisilin V 4x250mg PO selama 10 hari


3. Anti inflamasi
Terapi antiinflamasi berdasarkan manifestasi klinis
Panduan obat antiinflamasi

4. Terapi Korea Sydenham

- Pengurangan aktivitas dan ganguan emosi


- Benzatin Penisilin G
- Anti inflamasi tidak memberikan efek
- Pada kasus berat, bisa diberikan haloperidol, asam valproate, klorpromazin,
diazepam, atau steroid.
Pencegahan

Primer Sekunder

Terapi antibiotik secara adekuat Pemberian antibiotik spesifik secara


terhadap infeksi saluran respiratori kontinu pada penderita dengan DRA
atas oleh streptokokus grup A sebelumnya dan penyakit jantung
untuk mencegah demam reumatik reumatik untuk mencegah
akut yang pertama. kolonisasi atau infeksi streptokokus
grup A serta mencegah timbulnya
demam reumatik rekurens.
● Anak dengan ARF/RHD diharuskan mengikuti profilaksis
sekunder selama minimal 10 tahun setelah episode
pertama ARF atau hingga mencapai umur 21 tahun. Anak
dengan RHD yang moderate atau severe diharuskan
melanjutkan profilaksisnya hingga umur 35-40 tahun.
● Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mencegah
episode berulang dari ARF untuk muncul lagi. Hal ini
dilakukan dengan meningkatkan penyebaran profilaksis
sekunder, edukasi, kerjasama antar tenaga kesehatan
terkait.
● Pada pasien dengan RHD yang kronis, tujuan utama dalam
penanganan long-termnya adalah menghindari/menunda
terapi operatif (valve surgery). Oleh karena itu, Profilaksis
benzathine penicillin G perlu dilakukan untuk mencegah
rekurensi episode ARF.
Sulfadiazin oral 0.5 gr sekali sehari
untuk berat < 27 kg dan 1 gr
sekali sehari untuk > 27 kg
Lama pemberian profilaksis sekunder
Complication and Prognosis

● The only long-term sequele is rheumatic heart disease


● Present years later as valvular stenosis, most commonly involving the mitral valve.
● These patients are prone to infective endocarditis and stroke.
● Eventually it can lead to heart failure and patients may require surgery
● The prognosis of ARF has been improved by preventing recurrent attacks with secondary
antimicrobial prophylaxis.
● Aspirin is no longer recommended for the symptomatic management of joint pain in rheumatic fever
due to the risk of Reye's syndrome. Mild joint pain and fever may respond to paracetamol alone.
● Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) can also be used. Naproxen is the evidence-based
treatment of choice.
● Prognosis of an individual attack is related to the severity of cardiac involvement during the acute
phase.
● About 60% of patients with carditis improve over a decade; in some, murmurs disappear. However,
the overall prognosis is worse in those with severe carditis at first presentation, and most develop
significant rheumatic heart disease.
Terimakasih
Sydenham’s
Chorea
Nilai normal MCV
MCV MCH MCHC ● Bayi baru lahir : 98-122 fL
● Anak usia 1-3 tahun : 73-101 fL
● Anak usia 4-5 tahun : 62-88 fL
MCV (Mean corpuscular volume) ● Anak usia 6-10 tahun : 69-93 fL
- Nilai MCV menunjukkan ukuran sel darah merah atau ● Dewasa atau usia di atas 10 tahun : 80-100 fL
eritosit pada sampel darah yang diambil saat pemeriksaan
- ↓ MCV → mikrositosis
- ↑ MCV → makrositosis
Nilai normal MCH
MCH (Mean corpuscular hemoglobin) ● Bayi baru lahir : 33-41 pg
- Nilai MCH menunjukkan jumlah atau bobot rata-rata ● Anak usia 1-5 tahun : 23-31 pg
hemoglobin dalam setiap sel darah merah ● Anak usia 6-10 tahun : 22-34 pg
● Dewasa : 26-34 pg
MCHC (Mean corpuscular hemoglobin concentration)
- Nilai MCHC menunjukkan konsentrasi rata-rata
hemoglobin per unit volume eritrosit.
Nilai normal MCHC
- MCHC = (MCH : MCV ) x 100 %
● Bayi baru lahir : 31 -35 %
● Anak usia 1,5-3 tahun : 26 -34 %
● Anak usia 5-10 tahun : 32 -36 %
● Dewasa : 32-36 %
Centor Score
Tatalaksana
Tatalaksana farmakoterapi:
● Eritromisin 5x200mg/5 ml sirup selama 10 hari
● Aspirin 500 mg tablet tiap 6 jam/ sehari selama 2 minggu
Tatalaksana Non-farmakoterapi:
● Edukasi pasien mengenai penyakit dan obat yang akan diberikan
● Tirah baring selama 1-2 minggu
● Persiapan untuk profilaksis sekunder untuk mencegah rekurensi serangan dan
timbulnya komplikasi
Sediaan Obat
Amoksisilin
● Amoksisilin Kap. 500 mg
● Amoksisilin Kap. 250 mg
● Amoksisilin Syr Kering 250 mg/ml
● Amoksisilin Syr Kering 125 mg/ml
● Amoksisilin Drops 100 mg/ml

Eritromisin
● Eritromisin Tab. 250 mg
● Eritromisin Syr 200mg/5ml
Sediaan Obat
Benzatin Benzil Penicillin G
● Benzatin Benzil Penicilin G Serbuk Injeksi 1,2 juta IU/vial
● Benzatin Benzil Penicilin G Serbuk Injeksi 2,4 juta IU/vial

Sefalosporin Generasi ke-I


● Sefadroksil Kapsul 500 mg
● Sefadroksil Syr Kering 125mg/ml
● Sefazolin Serbuk Injeksi 500 mg/vial
● Sefazolin Serbuk Injeksi 1 g/vial

Anda mungkin juga menyukai