Anda di halaman 1dari 48

MEKANIKA TANAH

SIFAT INDEKS PROPERTIS TANAH

TUGAS 2
Pasti Jaya Humendru
(41114010123)

UNIVERSITAS MERCUBUANA
Teknik Sipil
PENDAHULUAN

Sifat-sifat indeks (index properties) menunjukkan sifat-


sifat tanah yang mengindikasikan jenis dan kondisi tanah,
serta memberikan hubungan terhadap sifat-sifat mekanis
(engineering properties) seperti kekuatan dan
pemampatan atau kecenderungan untuk mengembang,
dan permeabilitas.

Untuk tanah berbutir kasar (coarse-grained), sifat-sifat


partikelnya dan derajat kepadatan relatif adalah sifat-sifat
yang paling penting. Sedangkan, untuk tanah berbutir halus
(fine-grained), konsistensi (keras atau lunak) dan plastisitas
merupakan sifat-sifat yang paling berpengaruh
PENDAHULUAN

Kohesif (diperlukan suatu gaya untuk


TANA memisahkan butiran tanah pada saat kering)
H Non – kohesif (butiran tanah sudah
terpisah pada saat kering, melekat saat basah
saja)

Berdasarkan Berbutir halus (fine grained)


analisis
saringan Berbutir kasar (coarse grained)
UKURAN PARTIKEL

Tanah merupakan campuran partikel-partikel yang terdiri


dari satu atau seluruh jenis berikut :
• Berangkal (boulders)
• Kerikil (gravel)
• Pasir (sand)
• Lanau (silt)
• Lempung (clay)
Bedakan antara tanah lempung dan mineral lempung !!!
Dari segi mineral (bukan ukurannya) yang disebut tanah
lempung (dan mineral lempung) adalah yang memiliki
partikel mineral tertentu yang bersifat plastis bila dicampur
dengan air
Susunan Tanah
Granular
PENGARUH AIR PADA LEMPUNG

Air tidak mempengaruhi perilaku tanah non kohesif


(granular), contoh kuat geser pasir sama pada kondisi
kering/basah

Pada tanah non kohesif  distribusi ukuran partikel


yang dominan

Pada tanah lempung  variasi kadar air mempengaruhi


plastisitas
PENGARUH AIR PADA LEMPUNG

Bagaimana mekanisme nya ???

Partikel lempung memiliki muatan negatif, untuk


mengimbanginya , partikel lempung akan menarik ion
muatan positif dari garam yang ada di air pori
KOMPOSISI FASE TANAH

Suatu massa tanah terdiri dari :


 Partikel padat (solid)
 Air (water)
 Udara (air)

Asumsi :
total volume Vt, dengan volume massa padat Vs dan
volume rongga Vv yang dapat terdiri dari volume terisi
air Vw dan volume terisi udara Va
HUBUNGAN VOLUME -BERAT

3 FASE
HUBUNGAN VOLUME -BERAT

volume total tanah dapat dinyatakan :


V  V s V v  Vs V w V a Dimana :
Vs = volume butiran padat
Vv = volume pori (void)
Vw = volume air dalam pori
Va = volume udara dalam pori

Udara dianggap tidak memiliki berat maka


berat total dari contoh tanah dapat dinyatakan
sebagai :
Dimana :
W  Ws W w Ws = berat butiran padat
Ww = berat air
Hubungan perbandingan volumetrik yang umum dipakai
dalam menentukan fase tanah ini adalah :

angka pori (e), didefinisikan sebagai perbandingan


Vv
antara volume pori dan volume butiran padat. e
Umumnya dinyatakan dalam desimal dibandingan Vs
persen. Besaran nilai angka pori dari 0 sampai tidak
terhingga.

porositas (n), didefinisikan sebagai Vv


n 100%
perbandingan antara volume pori dan volume Vt
tanah total, umumnya dinyatakan dalam
persen. Besaran nilai porositas antara 0 sampai
100 %

derajat kejenuhan (S), didefinisikan sebagai Vw


S 100%
perbandingan antara volume air dan volume Vv
pori,dinyatakan dalam persen. Bila tanah telah
kering maka S = 0 % dan bila pori terisi
seluruhnya air maka S = 100 %.
Ww
kadar air (w) didefinisikan sebagai w  100%
perbandingan antara berat air dan berat Ws
butiran padat dari volume tanah yang diselidiki
Hubungan perbandingan volumetrik yang umum dipakai
dalam menentukan fase tanah ini adalah :

Berat volume, didefinisikan sebagai berat tanah per


satuan volume, berat dipengaruhi gravitasi (W = mg)   WV  mV g   .g

Berat volume juga dapat dinyatakan dalam  W 


W 1 w
W s   W s 1 w
berat butiran padat, kadar air, dan volume W Ws s 

total    
W w V V V V

Berat jenis (specific gravity), didefinisikan sebagai


berat jenis dari butiran tanah padat, Gs. G s   s  Ws
Nilai berat jenis tanah berkisar antara 2,65 – 2,72 w s w
 V
Hubungan antara berat volume, angka pori, kadar air dan
berat spesifik

Karena volume butiran padat adalah 1, maka volume dari pori sama
dengan angka porinya (e). Berat dari butiran padat dari air dapat
dinyatakan sebagai :

W s = Gs  w
Ww = w.Ws = w.Gs w
Hubungan antara berat volume, angka pori, kadar air dan
berat spesifik

𝑊 𝑊𝑠+ 𝑊𝑤 𝐺𝑠𝛾𝑤 + 𝑤𝐺𝑠𝛾𝑤 1 + 𝑤 𝐺𝑠𝛾𝑤


𝛾= = = = 1+𝑒
𝑉 𝑉 1+𝑒

𝑊𝑠 𝐺𝑠 𝛾 𝑤
𝛾𝑑 = =
𝑉 1+𝑒
Karena berat air dalam elemen tanah yang
ditinjau 𝑤𝐺𝑠 𝛾𝑤, volume yang ditempati air
adalah

𝑉𝑤= 𝑊𝑤 = 𝑤 𝐺 𝑠 𝛾 𝑤 = 𝑤𝐺𝑠
𝛾𝑤 𝛾𝑤

Maka derajat kejenuhan adalah :


𝑆=
𝑉𝑤
=
𝑤𝐺 𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆𝑒 = 𝑤𝐺𝑠
𝑉𝑣

𝑒
Apabila tanah dalam keadaan jenuh,

Jenuh artinya ruang pori terisi penuh oleh air

𝛾𝑠 𝑎 = 𝑊 = 𝑊𝑠+ 𝑊𝑤= 𝐺𝑠𝛾𝑤 + 𝑒𝛾𝑤 Berat tanah jenuh air


𝑉 𝑉 1+𝑒
𝑡
𝐺𝑠 + 𝑒
= 𝛾𝑤
1+𝑒
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒊𝒓 . 𝒈 𝒎𝒘
𝑾𝒘
𝒘 = 𝑾𝒔= = .𝒈
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒃𝒂𝒕𝒖𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒕 𝒎𝒔

Karena massa butiran padat elemen tanah sama dengan Gsρw, maka
massa air =

𝑚 𝑤 = 𝑤𝑚𝑠 = 𝑤𝐺𝑠 𝜌 𝑤

Dari persamaan sebelumnya, kerapatan adalah :

𝑚 𝑚 𝑠 +𝑚 𝑤 𝐺 𝑠 𝜌 𝑤 +𝑤 𝐺 𝑠 𝜌 𝑤 1+𝑤 𝐺 𝑠 𝜌 𝑤
𝜌 = = = =
𝑉 𝑉𝑠+𝑉𝑣 1+𝑒 1+𝑒

𝐺𝑠𝜌𝑤
kerapatan kering dry density = 𝜌𝑑 = 1+𝑒
kerapatan jenuh air saturated density = 𝜌 = (𝐺 𝑠 +𝑒)𝜌
1+𝑒
𝑤
𝑠𝑎𝑡
Hubungan antara berat volume, porositas dan kadar air

Karena V = 1, maka Vv sama dengan n. Sehingga Vs = 1 – n . Berat


butiran padat (Ws) dan berat air (Ww) dapat dinyatakan sebagai
berikut :
𝑊𝑆= 𝐺𝑠𝛾𝑤(1 − 𝑛)
𝑊𝑤= 𝑤𝑊𝑠= 𝑤𝐺𝑠𝛾𝑤(1 − 𝑛)
Jadi berat volume kering sama dengan :
𝛾𝑑 = 𝑊𝑠= 𝐺 𝑠 𝛾 𝑤 (1−𝑛 ) = 𝐺𝑠𝛾𝑤(1 − 𝑛)
𝑉 1

Berat isi tanah sama dengan :


𝛾 = 𝑊𝑠+𝑊𝑉
𝑤
= 𝐺𝑠𝛾𝑤(1 − 𝑛)(1 + 𝑤)
Pada tanah jenuh air

= 1 − 𝑛 𝐺𝑠𝛾𝑤 + 𝑛𝛾𝑤
𝑊𝑠+𝑊𝑤 1−𝑛 𝐺 𝑠 𝛾 𝑤 +𝑛𝛾 𝑤
𝛾 𝑠𝑎𝑡 = 𝑉 = 1
Kadar air dari tanah jenuh air dinyatakan sebagai :
𝑛𝛾𝑤
𝑤 = 𝑊𝑤 = =
𝑛 𝛾𝑤 𝐺𝑠
𝑊𝑆 1−𝑛 1−𝑛 𝐺𝑠

Berat isi tanah sama dengan :


𝛾 = 𝑊𝑠+𝑊
𝑉
𝑤
= 𝐺𝑠𝛾𝑤(1 − 𝑛)(1 + 𝑤)
Kerapatan Relatif

Kerapatan relatif atau relative density digunakan untuk menunjukkan


kerapatan dari tanah berbutir (granular) di lapangan. Kerapatan relatif
didefinisikan sebagai perbandingan antara angka pori tanah pada keadaan
paling lepas dan keadaan tanah di lapangan terhadap perbedaan antara
angka pori pada keadaan paling lepas dan paling padat.

𝑫𝒓 = 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒆

𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒆𝒎𝒊𝒏

Dimana :
Dr = kerapatan relatif (dalam %)
e = angka pori tanah di lapangan
= angka pori tanah dalam keadaan paling lepas
e
ma
ks
Contoh soal :

Dalam keadaan asli, suatu tanah basah memiliki volume 0.009345 m3 dan
berat 18.111 kg. Setelah dikeringkan dalam oven , berat tanah kering
adalah 15.667 kg. Apabila Gs =2.71, hitung kadar air, berat volume basah,
berat volume kering, angka pori ,porositas dan derajat kejenuhan
Pembahasan :
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑤 = 𝑊𝑤= 𝑊 − 𝑊𝑠= 18,111 − 15.667 × 100% = 15,6%
𝑊𝑠 𝑊𝑠 15.667
18.111
𝑊 = 1938.041 𝑘𝑔/𝑚 3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = 𝛾 = 𝑉= 0.009345
15.667
𝑊 3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝛾 𝑑 = 𝑉 = 0.009345 = 1676.511 𝑘𝑔/𝑚
𝑠

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑜𝑟𝑖 = 𝑒 = 𝑉𝑣,  = 1000 kg/m3


𝑉𝑠
w 𝑉𝑣 = 𝑉 − 𝑉 = 0.009345 − 0.00578
𝑠 = 0.003565 𝑚 3
𝑊 15.667
𝑉𝑠= 𝐺𝑠𝛾𝑠𝑤 = 2.71 × 1000 = 0.00578 𝑚 3 0.003565
𝑒 = 0.00578= 0.6167 ≈ 0.62
Pembahasan :

𝑉𝑣= 𝑉 − 𝑉𝑠= 0.009345 − 0.00578 = 0.003565 𝑚 3

0.003565
𝑒 = 0.00578= 0.6167 ≈ 0.62
𝑒 0.62
𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑛 = = = 0.38 𝑥 100% = 38%
1 + 𝑒 1 + 0.62
𝑉
𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝑆 = 𝑤𝑉𝑣

𝑊 2.444
𝑉𝑤 = 𝛾𝑤𝑤= = 0.002444 𝑚 3
1000
𝑉𝑤 0.002444
𝑆= = = 68.5 %
𝑉𝑤 0.003565
Contoh soal :

Suatu sampel tanah basah pada piringan adalah 462 gr. Setelah dikeringkan
dalam oven pada suhu 110⁰C dan kemudian ditimbang berat sampel dan
piringan adalah 364 gr. Berat piringan kosong itu sendiri adalah 39 gr.
Tentukan kadar air sampel tanah tersebut.
Pembahasan :
Berat total (basah) sampel + piringan = 462 gr
Berat sampel kering + piringan = 364 gr
Berat air = 462 – 364 = 98 gr
Berat piringan = 39 gr
Berat tanah = 364 – 39 = 325 gr
kering

98
kadar air = 325 × 100 % = 30.2 %
ANALISIS UKURAN BUTIRAN

Uji Saringan (Untuk tanah berbutir


kasar)
Sifat tanah sangat tergantung dari
ukuran butirannya
Analisis ukuran butiran
digunakan sebagai dasar
pemberian nama dan klasifikasi
tanah.

Definisi : penentuan persentase


berat butiran pada satu unit
saringan, dengan ukuran
diameter lubang tertentu.
Bila Wi adalah berat tanah yang tertahan pada saringan ke-i (dari atas
susunan saringan) dan W adalah berat tanah total, maka persentase berat
yang tertahan adalah :

𝒊 𝑾
% 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝑾 × 𝟏𝟎𝟎 %

Dan persentase lebih kecil dari saringan ke-i :


𝒊=𝒏

% 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆 − 𝒊 = 𝟏𝟎𝟎% − 𝑾𝒊


𝒊=𝟏
Parameter penting adalah
ukuran efektif (effective size), koefisien keseragaman (uniformity
coefficient) , koefisien gradasi (curvature coefficient)

Diameter dalam kurva distribusi ukuran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih
halus(lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif atau D10. Nilai D10 yang
besar menunjukkan tanah lebih kasar dan memiliki karakteristik drainase yang
baik
Koefisien keseragaman (Cu) menunjukkan
kemiringan kurva dan menunjukkan sifat
keseragaman tanah. Cu makin kecil maka kurva C u  D 60
makin tajam dan butiran tanah makin seragam. D
10
Gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil dan Cu > 6
untuk pasir
Koefisien gradasi (Cc) suatu
, tanah dianggap lengkungnya
C 
 D 3 0 2
baik jika 1 < Cc < 3 dan jelek jika Cc < 1 dan c

Cc > 3, D 60  D 10
dinyatakan sebagai :
= diameter yang bersesuaian dengan 30 % lolos ayakan yang ditentukan
D30
dari kurva distribusi ukuran butiran
= diameter yang bersesuaian dengan 60 % lolos ayakan yang
D60
ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran
Contoh soal :

Hasil dari analisis saringan diberikan sebagai berikut :


No.Saringan (ASTM) Massa tanah tertahan pada
saringan (gr)

#4 0
10 40
20 60
40 89
60 140
80 122
100 210
200 52
pan 12

Gambarkan kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan D10, D30, D60 , Cu dan Cc
Penyelesaian :

Untuk membuat kurva distribusi ukuran partikel, dihitung dulu persen butir
tanah yang lebih kecil :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Jumlah kumulatif massa tanah yang tertahan pada saringan ke – i
( misalnya saringan No.10) dihitung :

𝛴𝑀 #10
=𝑀 #4
+ 𝑀 #10
= 0 + 40 = 40 𝑔𝑟

Dan pada saringan no.20 adalah 𝛴𝑀 #20 = 40 + 60 =


= 𝑀 #10 + 𝑀 #20
100 𝑔𝑟

Persen masa tanah yang lolos saringan atau persen butir lebih kecil dari
ukuran diameter tertentu (misalnya 4,75 mm), dihitung :

F4) (%)  
(# M  M 729  0
(# 4)
100%  729 100%  100%
M
Dan persentase massa tanah yang lolos saringan no.10 :

729  40
100%  100%  94,5%
F(#10)
(%) 
M  M (#10)
729
M
Dari kurva tersebut diketahui ukuran diameter butir D10 = 0,15 mm, D30 = 0,18
mm, dan D60 = 0,27 mm
Analisis Hidrometer (Untuk tanah berbutir
halus)
Untuk menentukan gradasi butir-butir
halus (< 0.075 mm) dan menentukan
distribusinya digunakan analiss
hidrometer. Analisis hidrometer
didasarkan pada prinsip sedimentasi
(pengendapan) butir-butir tanah
dalam air
Analisis ini didasarkan pada hukum Stokes
yang menyatakana bahwa butiran partikel
mengendap dengan kecepatan konstan, yaitu :

v 
s   w  2
18v 18v L
D D   
1 8 s   w s   w
T

  G s . L L
s w
D  18  K

G s  1  w T T
KONSISTENSI DAN PLASTISITAS

ilmuwan Swedia bernama Atterberg telah menggembangkan suatu


metode untuk menjelaskan “sifat konsistensi tanah” berbutir halus pada
kadar air yang bervariasi

APA ITU KONSISTENSI ???


merupakan salah satu sifat fisika tanah yang menggambarkan ketahanan tanah
pada saat memperoleh gaya atau tekanan dari luar yang menggambarkan
bekerjanya gaya kohesi (tarik menarik antar partikel) dan adhesi (tarik menarik
antara partikel dan air) dengan berbagai kadar air yang diberikan.

Contohnya : Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung,


maka tanah tersebut dapat diremas (remolded) tanpa menimbulkan retakan.

Sifat kohesif ini disebabkan karea adanya air


yang terserap di sekeliling permukaan dari
partikel lempung. Bila mana kadar airnya
sangat tinggi, campuran tanah dan air akan
menjadi sangat lembek seperti cairan
KONSISTENSI DAN PLASTISITAS

Berdasarkan kadar airnya, tanah digolongkan dalam kondisi padat, semi


padat, plastis dan cair

terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi padat didefinisikan sebagai
batas susut (shrinkage limit). Kadar air dimana transisi dari keadaan semi padat ke
keadaan plastis dinamakan batas plastis (plastic limit) dan keadaan plastis ke
keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit).

Dikenal sebagai batas-batas Atterberg.


BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) LL

Batas cair adalah kadar air tanah


pada batas cair dan batas plastis
atau kadar air maksimum
dimana tanah memiliki geser
minimum yaitu pada ketukan ke
25
Ditentukan dengan melakukan
percobaan Casagrande sesudah “25
pukulan” yang dilakukan sebanyak
minimum 4 kali percobaan dengan
kadar air yang berbeda dan jumlah
pukulan (N) antara 15 sampai 35
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) LL

Kadar air dari tanah (%) dan N digambarkan dalam kertas semi log.
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) LL

Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US waterways
Experiment Station, Vicksburg, Mississipi (1949) mengajukan suatu
persamaan empiris untuk menentukan batas cair , yaitu :

tan 
LL  wN  N  metode satu titik (one point method)
 25 

Dimana :
N = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan 0.5 in.
wN = kadar air untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah yang
dibutuhkan pukulan sebanyak N
tan β = 0.121 (tidak semua tanah memiliki nilai tan β = 0.121)
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT) PL

Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah
plastis dan semi padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter
silinder 3,2 mm mulai retak2 ketika digulung

Batas plastis dapat ditentukan dengan


pengujian yang sederhana dengan cara
menggulung sejumlah tanah dengan
menggunakan tanah secara berulang
menjadi bentuk ellipsoidal

Kadar air contoh tanah yang mana tanah


mulai retak-retak didefinisikan sebagai
batas plastis
Indeks plastisitas (plasticity Index)
adalah perbedaan antara batas cair dan
batas plastis suatu tanah atau
PI  L L  PL
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT) PL

Burmister (1949) mengklasifikasikan indeks plastisitas


berdasarkan tabel
DESKRIPSI INDEKS PLASTISITAS

Non plasticity 0

Slighty plasticity 1-5

Low plasticity 5 -10

Medium plasticity 10 - 20

High plasticity 20 - 40

Very High plasticity > 40

Indeks Cair (liquidity index) - LI didefinisikan sbg kadar air tanah asli relatif
pada kedudukan plastis dan cair

𝑤𝑁 − 𝑃𝐿 𝑤𝑁 − 𝑃𝐿
𝐿𝐼 = =
𝐿𝐿 − 𝑃𝐿 𝑃𝐼
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL

Kadar air dimana perubahan volume suatu massa tanah berhenti

Ketika kadar air pada tanah butiran halus berkurang di bawah batas
plastis, penyusutan massa tanah berlanjut hingga batas susut tercapai
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL

Uji batas susut (ASTM Test Designation D-427) dilakukan di laboratorium


dengan menggunakan mangkok porcelin yang memiliki diameter 1.75 in (
44,4 mm) dan tinggi kira-kira 0.5 in (12,7 mm).

Batas susut ditentukan menurut gambar kurva adalah : S L  wi ( % )   w ( % )

Dimana :
wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan dalam mangkok uji.
w = perubahan kadar air (antara kadar air mula-mula dan kadar air batas susut)
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL

Sedangkan rumus kadar air mula-mula adalah


m1  m 2
wi(%)   100
m2

Dimana :
mi = massa tanah basah dalam mangkok(gram)
m2 = massa tanah kering (gram)

Selain itu
Dimana :

w(%) 
V V
Vi = volume tanah basah saat permulaan
if w
100 pengujian/ volume mangkok (cm3)
 m 2 Vf = volume tanah kering
ρw = kerapatan air ( g/cm3)

 m  m2 
 V V
i

f

SL  1
w
100    100
m 2
 m2
Contoh soal

Pengujian di laboratorium unutk menentukan batas konsistensi suatu tanah


adalah sebagai berikut :

Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28
Berat tanah basah + cawan (gr) 28.15 23.22 23.20 23.18
Berat tanah kering + cawan (gr) 24.20 20.8 20.89 20.9
Berat cawan (gr) 15.3 15.1 15.2 15

Tentukan batas cair (LL) , indeks plastisitas (IP) dan indeks cair (LI) tanah
tersebut. Diketahui tanah memiliki PL =20% , kadar air lapangan = wN= 38 %
Penyelesaian

Hitung kadar air pada masing-masing contoh benda uji

28.15 − 24.20
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 1 → 𝑤 = 24.20 − 15.30
× 100% = 44.38%

23.22 − 20.80
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 2 → 𝑤 = 20.80 − 15.10
× 100% = 42.46%

23.20 − 20.89
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 3 → 𝑤 = 20.89 − 15.20
× 100% = 40.60%

23.18 − 20.90
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 4 → 𝑤 = 20.90 − 15.00
× 100% = 38.64%

Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan di plotkan pada diagram batas cair .
Dari gambar , pada pukulan ke 25 kali diperoleh kadar air (w) = 41 %.
Jadi batas cair adalah LL = 41%
Penyelesaian

Indeks plastisitas (PI)=LL-PL=41%-20 %=21%

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐶𝑎𝑖𝑟 𝐿𝐼 = 𝑤𝑁 − 𝑃𝐿 = 38 − 20 = 0.857


𝑃𝐼 21
STRUKTUR TANAH

Struktur tanah adalah susunan geometrik butiran tanah yang dipengaruhi


oleh beberapa faktor antara lain bentuk, ukuran dan komposisi mineral dari
butiran tanah serta sifat dan komposisi dari air tanah

Tanah dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tanah kohesif dan
tak berkohesi (cohesionless soils).

Single
grained/butiran
tunggal

Struktur butir tunggal (a) lepas(loose) (b) padat (dense)

Model dari susunan butiran yang bulat dan berukuran sama (a) susunan
yang sangat lepas (e=0.91) <b> susunan yang sangat padat (e=0.35)

honeycomb
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai