2 Tugas Indeks Properti Tanah Dan Mekanika Tanah
2 Tugas Indeks Properti Tanah Dan Mekanika Tanah
TUGAS 2
Pasti Jaya Humendru
(41114010123)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
Teknik Sipil
PENDAHULUAN
Asumsi :
total volume Vt, dengan volume massa padat Vs dan
volume rongga Vv yang dapat terdiri dari volume terisi
air Vw dan volume terisi udara Va
HUBUNGAN VOLUME -BERAT
3 FASE
HUBUNGAN VOLUME -BERAT
Karena volume butiran padat adalah 1, maka volume dari pori sama
dengan angka porinya (e). Berat dari butiran padat dari air dapat
dinyatakan sebagai :
W s = Gs w
Ww = w.Ws = w.Gs w
Hubungan antara berat volume, angka pori, kadar air dan
berat spesifik
𝑊𝑠 𝐺𝑠 𝛾 𝑤
𝛾𝑑 = =
𝑉 1+𝑒
Karena berat air dalam elemen tanah yang
ditinjau 𝑤𝐺𝑠 𝛾𝑤, volume yang ditempati air
adalah
𝑉𝑤= 𝑊𝑤 = 𝑤 𝐺 𝑠 𝛾 𝑤 = 𝑤𝐺𝑠
𝛾𝑤 𝛾𝑤
𝑒
Apabila tanah dalam keadaan jenuh,
Karena massa butiran padat elemen tanah sama dengan Gsρw, maka
massa air =
𝑚 𝑤 = 𝑤𝑚𝑠 = 𝑤𝐺𝑠 𝜌 𝑤
𝑚 𝑚 𝑠 +𝑚 𝑤 𝐺 𝑠 𝜌 𝑤 +𝑤 𝐺 𝑠 𝜌 𝑤 1+𝑤 𝐺 𝑠 𝜌 𝑤
𝜌 = = = =
𝑉 𝑉𝑠+𝑉𝑣 1+𝑒 1+𝑒
𝐺𝑠𝜌𝑤
kerapatan kering dry density = 𝜌𝑑 = 1+𝑒
kerapatan jenuh air saturated density = 𝜌 = (𝐺 𝑠 +𝑒)𝜌
1+𝑒
𝑤
𝑠𝑎𝑡
Hubungan antara berat volume, porositas dan kadar air
= 1 − 𝑛 𝐺𝑠𝛾𝑤 + 𝑛𝛾𝑤
𝑊𝑠+𝑊𝑤 1−𝑛 𝐺 𝑠 𝛾 𝑤 +𝑛𝛾 𝑤
𝛾 𝑠𝑎𝑡 = 𝑉 = 1
Kadar air dari tanah jenuh air dinyatakan sebagai :
𝑛𝛾𝑤
𝑤 = 𝑊𝑤 = =
𝑛 𝛾𝑤 𝐺𝑠
𝑊𝑆 1−𝑛 1−𝑛 𝐺𝑠
𝑫𝒓 = 𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒆
𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔 − 𝒆𝒎𝒊𝒏
Dimana :
Dr = kerapatan relatif (dalam %)
e = angka pori tanah di lapangan
= angka pori tanah dalam keadaan paling lepas
e
ma
ks
Contoh soal :
Dalam keadaan asli, suatu tanah basah memiliki volume 0.009345 m3 dan
berat 18.111 kg. Setelah dikeringkan dalam oven , berat tanah kering
adalah 15.667 kg. Apabila Gs =2.71, hitung kadar air, berat volume basah,
berat volume kering, angka pori ,porositas dan derajat kejenuhan
Pembahasan :
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 𝑤 = 𝑊𝑤= 𝑊 − 𝑊𝑠= 18,111 − 15.667 × 100% = 15,6%
𝑊𝑠 𝑊𝑠 15.667
18.111
𝑊 = 1938.041 𝑘𝑔/𝑚 3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = 𝛾 = 𝑉= 0.009345
15.667
𝑊 3
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 = 𝛾 𝑑 = 𝑉 = 0.009345 = 1676.511 𝑘𝑔/𝑚
𝑠
0.003565
𝑒 = 0.00578= 0.6167 ≈ 0.62
𝑒 0.62
𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑛 = = = 0.38 𝑥 100% = 38%
1 + 𝑒 1 + 0.62
𝑉
𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ𝑎𝑛 = 𝑆 = 𝑤𝑉𝑣
𝑊 2.444
𝑉𝑤 = 𝛾𝑤𝑤= = 0.002444 𝑚 3
1000
𝑉𝑤 0.002444
𝑆= = = 68.5 %
𝑉𝑤 0.003565
Contoh soal :
Suatu sampel tanah basah pada piringan adalah 462 gr. Setelah dikeringkan
dalam oven pada suhu 110⁰C dan kemudian ditimbang berat sampel dan
piringan adalah 364 gr. Berat piringan kosong itu sendiri adalah 39 gr.
Tentukan kadar air sampel tanah tersebut.
Pembahasan :
Berat total (basah) sampel + piringan = 462 gr
Berat sampel kering + piringan = 364 gr
Berat air = 462 – 364 = 98 gr
Berat piringan = 39 gr
Berat tanah = 364 – 39 = 325 gr
kering
98
kadar air = 325 × 100 % = 30.2 %
ANALISIS UKURAN BUTIRAN
𝒊 𝑾
% 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝑾 × 𝟏𝟎𝟎 %
Diameter dalam kurva distribusi ukuran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih
halus(lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif atau D10. Nilai D10 yang
besar menunjukkan tanah lebih kasar dan memiliki karakteristik drainase yang
baik
Koefisien keseragaman (Cu) menunjukkan
kemiringan kurva dan menunjukkan sifat
keseragaman tanah. Cu makin kecil maka kurva C u D 60
makin tajam dan butiran tanah makin seragam. D
10
Gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil dan Cu > 6
untuk pasir
Koefisien gradasi (Cc) suatu
, tanah dianggap lengkungnya
C
D 3 0 2
baik jika 1 < Cc < 3 dan jelek jika Cc < 1 dan c
Cc > 3, D 60 D 10
dinyatakan sebagai :
= diameter yang bersesuaian dengan 30 % lolos ayakan yang ditentukan
D30
dari kurva distribusi ukuran butiran
= diameter yang bersesuaian dengan 60 % lolos ayakan yang
D60
ditentukan dari kurva distribusi ukuran butiran
Contoh soal :
#4 0
10 40
20 60
40 89
60 140
80 122
100 210
200 52
pan 12
Gambarkan kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan D10, D30, D60 , Cu dan Cc
Penyelesaian :
Untuk membuat kurva distribusi ukuran partikel, dihitung dulu persen butir
tanah yang lebih kecil :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
Jumlah kumulatif massa tanah yang tertahan pada saringan ke – i
( misalnya saringan No.10) dihitung :
𝛴𝑀 #10
=𝑀 #4
+ 𝑀 #10
= 0 + 40 = 40 𝑔𝑟
Persen masa tanah yang lolos saringan atau persen butir lebih kecil dari
ukuran diameter tertentu (misalnya 4,75 mm), dihitung :
F4) (%)
(# M M 729 0
(# 4)
100% 729 100% 100%
M
Dan persentase massa tanah yang lolos saringan no.10 :
729 40
100% 100% 94,5%
F(#10)
(%)
M M (#10)
729
M
Dari kurva tersebut diketahui ukuran diameter butir D10 = 0,15 mm, D30 = 0,18
mm, dan D60 = 0,27 mm
Analisis Hidrometer (Untuk tanah berbutir
halus)
Untuk menentukan gradasi butir-butir
halus (< 0.075 mm) dan menentukan
distribusinya digunakan analiss
hidrometer. Analisis hidrometer
didasarkan pada prinsip sedimentasi
(pengendapan) butir-butir tanah
dalam air
Analisis ini didasarkan pada hukum Stokes
yang menyatakana bahwa butiran partikel
mengendap dengan kecepatan konstan, yaitu :
v
s w 2
18v 18v L
D D
1 8 s w s w
T
G s . L L
s w
D 18 K
G s 1 w T T
KONSISTENSI DAN PLASTISITAS
terjadi transisi dari keadaan padat ke keadaan semi padat didefinisikan sebagai
batas susut (shrinkage limit). Kadar air dimana transisi dari keadaan semi padat ke
keadaan plastis dinamakan batas plastis (plastic limit) dan keadaan plastis ke
keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit).
Kadar air dari tanah (%) dan N digambarkan dalam kertas semi log.
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) LL
Atas dasar hasil analisis dari beberapa uji batas cair, US waterways
Experiment Station, Vicksburg, Mississipi (1949) mengajukan suatu
persamaan empiris untuk menentukan batas cair , yaitu :
tan
LL wN N metode satu titik (one point method)
25
Dimana :
N = jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk menutup goresan 0.5 in.
wN = kadar air untuk menutup dasar goresan dari contoh tanah yang
dibutuhkan pukulan sebanyak N
tan β = 0.121 (tidak semua tanah memiliki nilai tan β = 0.121)
BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT) PL
Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah
plastis dan semi padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter
silinder 3,2 mm mulai retak2 ketika digulung
Non plasticity 0
Medium plasticity 10 - 20
High plasticity 20 - 40
Indeks Cair (liquidity index) - LI didefinisikan sbg kadar air tanah asli relatif
pada kedudukan plastis dan cair
𝑤𝑁 − 𝑃𝐿 𝑤𝑁 − 𝑃𝐿
𝐿𝐼 = =
𝐿𝐿 − 𝑃𝐿 𝑃𝐼
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL
Ketika kadar air pada tanah butiran halus berkurang di bawah batas
plastis, penyusutan massa tanah berlanjut hingga batas susut tercapai
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL
Dimana :
wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan dalam mangkok uji.
w = perubahan kadar air (antara kadar air mula-mula dan kadar air batas susut)
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) SL
Dimana :
mi = massa tanah basah dalam mangkok(gram)
m2 = massa tanah kering (gram)
Selain itu
Dimana :
w(%)
V V
Vi = volume tanah basah saat permulaan
if w
100 pengujian/ volume mangkok (cm3)
m 2 Vf = volume tanah kering
ρw = kerapatan air ( g/cm3)
m m2
V V
i
f
SL 1
w
100 100
m 2
m2
Contoh soal
Benda Uji 1 2 3 4
Jumlah pukulan 12 17 23 28
Berat tanah basah + cawan (gr) 28.15 23.22 23.20 23.18
Berat tanah kering + cawan (gr) 24.20 20.8 20.89 20.9
Berat cawan (gr) 15.3 15.1 15.2 15
Tentukan batas cair (LL) , indeks plastisitas (IP) dan indeks cair (LI) tanah
tersebut. Diketahui tanah memiliki PL =20% , kadar air lapangan = wN= 38 %
Penyelesaian
28.15 − 24.20
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 1 → 𝑤 = 24.20 − 15.30
× 100% = 44.38%
23.22 − 20.80
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 2 → 𝑤 = 20.80 − 15.10
× 100% = 42.46%
23.20 − 20.89
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 3 → 𝑤 = 20.89 − 15.20
× 100% = 40.60%
23.18 − 20.90
𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖 4 → 𝑤 = 20.90 − 15.00
× 100% = 38.64%
Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan di plotkan pada diagram batas cair .
Dari gambar , pada pukulan ke 25 kali diperoleh kadar air (w) = 41 %.
Jadi batas cair adalah LL = 41%
Penyelesaian
Tanah dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tanah kohesif dan
tak berkohesi (cohesionless soils).
Single
grained/butiran
tunggal
Model dari susunan butiran yang bulat dan berukuran sama (a) susunan
yang sangat lepas (e=0.91) <b> susunan yang sangat padat (e=0.35)
honeycomb
TERIMAKASIH