Anda di halaman 1dari 31

Rekomendasi Penanganan

Maternal Covid-19
Dr. dr. Akhmad Yogi Pramatirta, SpOG(K), MKes.
Human Corona Virus Outbreak-Covid 19

PDS PatKLin Dokter Patologi Klinik


Fase Epidemi

Sumber: Managing epidemics: key facts about major deadly diseases. Jenewa: World Health Organization; 2018.
Skrining
Triase klinis mencakup sistem untuk melakukan evaluasi
semua pasien saat masuk, memungkinkan pengenalan
dini kemungkinan infeksi 2019-nCoV dan isolasi langsung
orang-orang yang dicurigai menderita penyakit
coronavirus 2019 (COVID-19) di area yang terpisah dari
pasien lain (pengendalian sumber)
Skrining
Skrining
RAPID Test PCR – Swab nasopharing
• Rekomendasi “sementara” • Gold standard
• Hasil 10-15 menit • Hasil 3-4 hari
• Tempat Poliklinik/ UGD dapat • Pengambilan di poliklinik / IGD,
dibaca di tempat transport khusus, pemeriksaan
di lab biosafety level 2
• Sampel diambil oleh tenaga • Sampel swab diambil oleh dr
Kesehatan SpTHT/ dr yang terlatih
• Jejak antibodi karena paparan • Risiko kejadian iatrogenik
virus (IgM/IgG) • Jejak virus melalui DNA
• Terjangkau (200-400rb) • Mahal (1-2jt)
Menyikapi pandemi Covid 19, Pengurus Pusat POGI memfokuskan diri
dalam hal pencegahan serta pemutusan rantai penularan pada ibu,
bayi dan tenaga kesehatan saat kehamilan maupun persalinan.
Penapisan terhadap setiap ibu hamil dilakukan berbasis:
early warning system (EWS) Covid 19
yang mengkombinasikan berbagai faktor anamnesis (riwayat kontak,
umur, jenis kelamin, riwayat demam, keluhan terkait pernapasan),
pemeriksaan fisik (suhu tubuh) dan pemeriksaan penunjang (darah
tepi serta gambaran pneumonia pada CT scan toraks).
Mendorong PP POGI-POGI Cabang bersama sama
Pemerintah Daerah menentukan beberapa RS
Rujukan Maternal Covid di Wilayahnya

RS Rujukan RS Rujukan Maternal Covid ditentukan bersama


Maternal sama sesuai dengan fasilitas dan Sumber Daya
yang ada
Covid-19
Dokter SpOG pada RS Rujukan Maternal Covid
harus ikut serta dalam Gugus Tugas Covid di RS
nya, di tempat bekerja (koordinasi pasien
maternal covid)
PENAPISAN PASIEN UGD/ RUANG
BERSALIN
Tujuan penapisan

1. Mencegah/menurunkan penularan COVID-19 dari pasien ke petugas medis.

2. Mencegah/menurunkan penularan silang COVID-19 (pasien ke pasien, ibu ke bayi)

3. Mempersiapkan petugas medis, sarana dan prasarana rumah-sakit yang adekwat

(transport, ruang perawatan nifas/ bayi dll)


PENAPISAN
PASIEN UGD/
RUANG BERSALIN

• Pemeriksaan skrining
COVID-19 dilakukan pada
semua pasien yang akan
bersalin dan dilakukan
tindakan.
• Dilakukan pemeriksaan
Rapid test antibody / PCR
rapid jika tersedia
Skor EWS < 10, rapid/pcr covid 19 (-)
 Risiko rendah COVID 19
 Operasi / persalinan dijalankan seperti biasa.
 Risiko rendah COVID 19
 Operasi dijalankan seperti biasa.

 Jika intubasi/LMA minimalkan potensi produk aerosol ( Gunakan aliran


 Jika intubasi/LMA minimalkan potensi
produk aerosol ( Gunakan aliran oksigen lebih
rendah, minimalkan ventilasi manual, jika
oksigen lebih rendah, minimalkan ventilasi manual, jika memungkinkan
memungkinkan RSI, hindari intubasi awake)
dan gunakan APD level 2
 Saat intubasi dan ekstubasi hindari batuk,
RSI, hindari intubasi awake) dan gunakan APD level 2
minimalkan orang di ruangan
 pasien ditransfer dari ruang rawat

 Saat intubasi dan ekstubasi hindari batuk, minimalkan orang di VK/OK


menggunakan masker bedah
 Saat di ruang pemulihan jika sadar penuh,
gunakan kembali masker bedah

 pasien ditransfer dari ruang rawat menggunakan masker bedah


 Saat di ruang pemulihan jika sadar penuh, gunakan kembali masker
bedah
PERTOLONGAN PERSALINAN
• Semua persalinan saat pandemi Covid 19 harus dilaksanakan
di fasilitas pelayanan kesehatan dengan tujuan utama
menurunkan risiko penularan terhadap tenaga kesehatan
serta mencegah morbiditas dan mortalitas maternal.
• Untuk menurunkan risiko penularan, mengingat 13.7% ibu
hamil tanpa gejala bisa menunjukkan hasil pemeriksaan PCR
Covid 19 yang positif, maka penolong persalinan harus
menggunakan alat pelindung diri minimal sesuai level 2 (ada
di panduan alat pelindung diri POGI).
APD
REKOMENDASI POGI JABAR
PERTOLONGAN PERSALINAN COVID-19
PERTOLONGAN
PERSALINAN
COVID-19

• Rekomendasi pertolongan persalinan


pada pasien dalam pengawasan
(PDP) dan pasien terkonfirmasi Covid
19 adalah SEKSIO SESAREA dengan
syarat sebagai berikut:
• Idealnya dilakukan di kamar
operasi khusus INFEKSI
• Tim operasi menggunakan alat
pelindung diri sesuai dengan
level 3.
PASCA PERSALINAN
• Sesuai kesepakatan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),
pasca persalinan, PDP maupun pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat
menyusui bayi-nya dengan catatan ibu dan bayi menggunakan alat
pelindung diri. Ibu menggunakan face shield dan masker N 95
sedangkan bayi menggunakan face shield khusus neonatus.

• Beberapa catatan penting pasca persalinan adalah sebagai berikut:


• Ibu TIDAK DIPERKENANKAN melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
• Bayi dirawat di ruang isolasi, tidak boleh rawat gabung.
• Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) pasca persalinan tetap
dapat dilakukan.
HATURNUHUN
Daftar pustaka
• Robert Verity*, Lucy C Okell*, Ilaria Dorigatti*, Peter Winskill*, Charles Whittaker*, Natsuko Imai. Estimates of the severity of
coronavirus disease 2019: a model-based analysis. Published online March 30, 2020 https://doi.org/10.1016/S1473-
3099(20)30243-7
• Coronavirus (COVID-19) infection and pregnancy Version 8: updated Friday 17 April 2020. Guidance for healthcare
professionals on coronavirus (COVID-19) infection in pregnancy, published by the RCOG, Royal College of Midwives, Royal
College of Paediatrics and Child Health, Public Health England and Public Health Scotland.
• Occupational health advice for employers and pregnant women during the COVID-19 pandemic: Version 3 – 21 April 2020
• COVID-19: Infection, prevention and control guidance 2020 [Available from: https://www.gov.uk/
government/publications/wuhan-novel-coronavirus-infection-prevention-and-control/wuhan-novelcoronavirus-wn-cov-infection-
prevention-and-control-guidance] Swartz D, Graham A. Potential Maternal and Infant Outcomes from Coronavirus 2019-nCoV
(SARS-CoV-2) Infecting Pregnant Women: Lessons from SARS, MERS, and Other Human Coronavirus Infections. Viruses
2020:1-16.
• COVID-19: investigation and initial clinical management of possible cases 2020 [Available from: https://www.
gov.uk/government/publications/wuhan-novel-coronavirus-initial-investigation-of-possible-cases/investigationand-initial-clinical-
management-of-possible-cases-of-wuhan-novel-coronavirus-wn-cov-infection]
• COVID-19: guidance on social distancing and for vulnerable people 2020 [Available from: https://www.gov.
uk/government/publications/covid-19-guidance-on-social-distancing-and-for-vulnerable-people]
• Chen Y, Peng H, Wang L, et al. Infants Born to Mothers With a New Coronavirus (COVID-19). Frontiers in Pediatrics
2020;8(104) doi: 10.3389/fped.2020.00104
Rekomendasi
ruang
bersalin dan
OK covid 19
Kewaspadaan COVID-19
• Selain kewaspadaan standar, semua individu, termasuk anggota
keluarga, pengunjung dan tenaga kesehatan, harus menerapkan
kewaspadaan kontak dan droplet.
• Pasien harus ditempatkan di kamar tunggal berventilasi memadai jika
memungkinkan. Untuk penempatan di bangsal umum berventilasi
alami, harus dipastikan setiap pasien mendapat 60 liter per detik
udara.
• Ketika kamar tunggal tidak tersedia, suspek COVID-19 harus
dikelompokkan bersama.
• Jangan menggabungkan orang yang sudah terinfeksi COVID-19
dengan orang yang baru diduga COVID-19.
Kewaspadaan COVID-19
• Jangan menggabungkan orang dengan infeksi pernapasan yang
disebabkan oleh patogen lain.
• Pisahkan tempat tidur setidaknya sejauh 2 meter.
• Jika memungkinkan, buat kelompok tenaga kesehatan yang khusus
merawat pasien COVID-19 untuk mengurangi risiko penularan karena
pelanggaran pengendalian infeksi yang tidak disengaja. ▪ Gunakan
masker medis.
• Gunakan pelindung mata dan wajah (kacamata, pelindung wajah).
• Kenakan jubah lengan panjang yang bersih, nonsteril.
• Kenakan sarung tangan sekali pakai.
Kewaspadaan COVID-19
• Gunakan peralatan sekali pakai atau peralatan khusus (mis. stetoskop,
sfigmomanometer lengan, termometer). Jika peralatan perlu di gunakan
bersama, bersihkan dan disinfeksi jika akan digunakan untuk pasien lain
pasien (mis. menggunakan etil alkohol 70%).
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan yang
kemungkinan terkontaminasi.
• Hindari pergerakan dan transportasi pasien keluar dari ruangan atau area
kecuali secara medis diperlukan.
• Gunakan peralatan sinar-X portabel yang dan peralatan diagnostik
penting tersendiri lainnya. Jika transportasi diperlukan, gunakan rute
transportasi yang telah ditentukan dan kenakan masker medis kepada
pasien untuk meminimalkan paparan kepada staf, pasien lain dan
pengunjung.
Kewaspadaan COVID-19
• Jika transportasi dianggap perlu, beri tahu area penerima mengenai tindakan
kewaspadaan yang diperlukan sesegera mungkin sebelum kedatangan
pasien.
• Pastikan tenaga kesehatan yang membawa pasien mengenakan APD yang
tepat dan menjaga kebersihan tangan.
• Bersihkan dan disinfeksi rutin permukaan yang mengalami kontak dengan
pasien.
• Batasi jumlah tenaga kesehatan, anggota keluarga dan pengunjung yang
kontak dengan pasien suspek atau konfirmasi COVID-19.
• Simpan catatan semua orang yang memasuki kamar pasien, termasuk
semua staf dan pengunjung, dan tujuan kunjungannya .
Definisi moda penularan
Airborne
Penularan penyakit disebabkan oleh penyebaranTBC paru, campak, cacar air
nukleus droplet (droplet nuclei) yang tetap infeksius ketika melayang di udara
dalam jarak jauh (> 1 m) dan waktu yang lama. Penularan airborne dapat
dikategorikan lebih lanjut menjadi penularan airborne obligat atau preferensial.
Penularan melalui udara langsung berarti transmisi patogen yang
melalui deposit nukleus droplet dalam kondisi alami.
Penularan melalui udara preferensial berarti patogen yang dapat
memicu infeksi melalui berbagai jalur tansmisi, tetapi umumnya
ditularkan oleh nukleus droplet.
Airborne oportunistik
Transmisi nukleus droplet pada jarak dekat dalam SARS-Coronavirus,
keadaan khusus, seperti pelaksanaan prosedur yanginfluenza
menghasilkan aerosol yang terkait dengan transmisi patogen.
Droplet
Droplet dihasilkan oleh orang yang terinfeksi Adenovirus, virus saluran
(sumber) terutama selama batuk, bersin, dan pernapasan, influenza, berbicara.
Penularan terjadi ketika percikan ini, yangSARS-Coronavirus mengandung
mikroorganisme, terlontar dalam jarak pendek (biasanya <1 m).
SARS, sindrom pernapasan akut berat.
Sumber: Atkinson J, Chartier Y, Pessoa-Silva CL, Jensen P, Li Y. Natural ventilation for infection control in health-care settings. World Health Organization; Jenewa 2009
Ruang berventilasi mekanis setara dengan ruang isolasi
infeksi airborne

• perbedaan tekanan negatif lebih dari 2,5 Pa (pengukur air 0,01 inci), atau perbedaan aliran
udara lebih dari 56 liter/ detik (125 cfm) buangan dibandingkan pasokan; aliran udara bersih-
ke-kotor;
• menutup rapat-rapat ruangan, dengan kemungkinkan kebocoran sekitar 0,046 m2 (0,5 kaki
persegi);
• lebih dari 12 pegantian udara per jam untuk bangunan baru, atau lebih dari 6 pergantian udara
per jam untuk bangunan yang sudah ada (setara dengan 40 liter/detik untuk kamar berukuran 4
× 2 × 3 m untuk bangunan lama);
• pembuangan udara ke luar, atau saringan udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA) jika udara
ruangan disirkulasi ulang.

Ventilasi alami dapat
digunakan ?
Prosedur medis yang
menghasilkan aerosol
• intubasi trakea,
• ventilasi noninvasif,
• trakeotomi,
• resusitasi jantung paru,
• ventilasi manual sebelum intubasi
• bronkoskopi,
• Meneran saat persalinan ???
Ventilasi Bangunan
Ventilasi bangunan memiliki tiga elemen dasar :
• Laju ventilasi: jumlah dan kualitas udara luar yang disediakan ke dalam
ruang.
• Arah aliran udara: arah aliran udara keseluruhan dalam suatu bangunan,
yang arahnya harus dari zona bersih ke yang lebih kotor.
• Pola distribusi udara atau aliran udara: udara eksternal harus dikirim ke
setiap bagian ruang secara efisien, dan polutan airborne yang dihasilkan di
setiap bagian ruang harus dihilangkan dengan secara efisien.

tiga metode yang dapat digunakan untuk melakukan ventilasi pada bangunan:
ventilasi alami, mekanis dan hibrid (model campuran) .
Ventilasi alami
• Direkomendasikan untuk perawatan pasien
• laju ventilasi alami yang digerakkan oleh angin
melalui ruangan dengan dua bukaan yang
berlawanan (mis. jendela dan pintu) dapat dihitung
sebagai berikut
ACH =
0,65 × kecepatan angin (m/detik) × area bukaan terkecil (m2) × 3600 (detik/jam)
volume kamar (m3)

atau dihitung sebagai tingkat ventilasi:


Laju ventilasi (l/s)= 0,65×kecepatan angin (m/detik) × area bukaan terkecil (m2) × 1000
l/m3

Sumber: Atkinson J, Chartier Y, Pessoa-Silva CL, Jensen P, Li Y. Natural ventilation for


infection control in healthcare settings. Jenewa: World Health Organization); 2009 .
Ventilasi campuran / hibrid
• Direkomendasikan untuk ruang operasi
• APD level 3
• Unit hepa filter
• Dijalankan 30 menit sebelum operasi
• Ditempatkan pada tempat terjauh dari
pintu , terdekat dari meja operasi
• Pemeliharaan harus sesuai
• Wajib terdapat area untuk alur
pemakaian dan pelepasan APD
• Wajib membuat alur masuk dan keluar Filter
Hepa

pasien
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai