Agregat
(Pengaruh Upah Terhadap Tingkat Harga dan Pengangguran)
Kelompok 4
1 Bezisokhi Laia
2018.102.273
2 Dewi Nely Sahadah
2018.102.219
3 Didi Sumardi
2018.102.274
4 Eva Erviana
2018.102.236
Apa itu Penawaran Agregat
Penawaran
Agregat
SUPPLY SHOCK
Ketika terjadi kenaikan tingkat upah yang membuat perusahaan selaku pihak yang memproduksi mau
tidak mau menyesuaikan upah pegawainya dengan tingkat upah yang berlaku dengan berbagai risiko
yang akan terjadi.
Seperti pengurangan tenaga kerja sehingga tingkat pengangguran akan bertambah atau menaikan
harga produksi yang tentunya akan berdampak pada naiknya tingkat harga yang akan ditawarkan
perusahan kepada konsumen.
Kenaikan upah yang terjadi bersamaan dengan menurunnya tingkat pengangguran maka akan
menyebabkan inflasi, karena tingginya jumlah uang yang beredar. Inflasi merupakan suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus atau kontinu. Inflasi juga bisa diartikan
sebagai proses menurunnya nilai mata uang.
Beralih ke hal yang lain, ketika kondisinya dibalik bukan dari pengaruh tingkat upah terhadap tingkat
harga melainkan pengaruh tingkat harga terhadap tingkat upah. Kenaikan upah bisa saja terjadi akibat
dari tingkat harga pokok, ketika harga pokok tinggi dan upah yang diterima tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan maka perlu adanya evaluasi untuk menentukan tarif upah yang baru.
Di sinilah peran pemerintah sangat diperlukan untuk menentukan besarnya upah minimum.
Dalam upah minimum ada yang disebut dengan upah minimum regional atau yang biasa disebut
dengan UMR, upah minimum regional adalah upah terendah yang harus didapat oleh seorang pekerja
di suatu daerah dan tentunya masing-masing daerah memiliki tingkat atau tarif upah yang berbeda-
beda sesuai dengan tingkat harga dari tingkat kebutuhan pada masing-masing daerah.
1. Indeks Harga 2. Kebutuhan
Konsumen (IHK) Hidup Layak (KHL)
2 INDIKATOR DALAM
PENENTUAN BESARNYA UMR
Terkait kenaikan upah ada dua kebijakan yang dapat diberlakukan oleh perusahaan.
Pertama menyesuaikan tarif upah dengan tarif UMP/UMK yang berlaku, hal ini akan
berimbas pada pengurangan pegawai atau menaikan harga produksi.
Pengurangan pegawai ini tentunya akan berakibat pada kenaikan jumlah
pengangguran. Ketika perusahaan menaikan harga produksi maka akan berimbas
pada tingkat harga produk yang ditawarkan.
Lalu yang kedua, tidak menyesuaikan dengan tarif upah UMP/UMK yang berlaku.
Perusahaan akan melakukan perundingan dengan pegawainya, ketika pegawai dan
perusahaan berunding mengenai upah, mereka mempertimbangkan nilai riil dari upah,
sehingga kedua pihak ingin menyesuaikan tingkat upah nominal dengan ekspektasi
inflasi selama kontrak berlaku.
Ketika perusahaan tidak mampu membayar upah minimum sesuai dengan yang
berlaku pada tarif UMP/UMK maka akan dilakukan penangguhan.