Anda di halaman 1dari 60

BAKTERI ANAEROB

Dr. Rina Yunita,SpMK


KONSEP BAKTERI ANAEROB
1. Berorientasi pada toksisitas O2
Adanya O2 –dalam udara/perbenihan–
menghambat (toksik) bagi pertumbuhan bakteri
anaerob

2. Berorientasi pada potensial redoks (Eh)


Berdasarkan pada kemampuan melepas
elektron dari suatu lingkungan pertumbuhan
bakteri anaerob  Eh lingkungan (potensial
oksidasi-reduksi lingkungan)
2
TOKSISITAS O2
Bakteri aerob memerlukan O2 sebagai
akseptor hidrogen dan tumbuh baik bila
terdapat udara yang mengandung O2
Bakteri anaerob menggunakan bahan lain
sebagai akseptor hidrogen dan sensitif
terhadap O2
Toksisitas O2 disebabkan terbentuknya
H2O2 (hidrogen peroksida) dan O2-
(superoksida, radikal bebas yg >> toksik)
3
• Untuk menghilangkan keadaan toksis ini perlu
enzim superoksida-dismutase (SOD) dan katalase
• Enzim tersebut menyebabkan reaksi:
• superoksida-dismutase :
O2+O2- + 2H+ H2O2+O2
• katalase

2H2O2  2H2O+O2

• Bakteri aerob memiliki kedua enzim tersebut


• Bakteri aerotolerans menghasilkan SOD
• Bakteri anaerob obligat tidak memiliki kedua
enzim tersebut  tak bisa hidup bila ada O2

4
• Konsep tersebut tidak bisa menjawab,
mengapa bakteri anaerob dapat:
– Hidup di mukosa:
• Saluran pencernaan
• Saluran pernafasan tidak bebas O2
• Genital
– Menyebabkan:
• infeksi pada otak
banyak O2
• bakteremia

5
Eh (potensial redoks)
Reaksi kimia yg melibatkan pemindahan
elektron dari satu molekul ke molekul lain 
reaksi oksidasi-reduksi (redoks).
Molekul pemberi/donor
elektronpereduksi/reduktor
Molekul penerima
elektronpengoksidasi/oksidator
Senyawa pereduksi dan pengoksidasi
berfungsi sebagai pasangan redoks

6
Potensial redoks (Eh)  gaya elektromotif (emf
= electromotive force), dalam volt 
kecenderungan suatu lingkungan utk. melepas
elektron.

Semakin negatif (rendah) nilai Eh, semakin


tinggi kemampuan lingk. tsb. utk. melepas
elektron  lingk. yg. cocok utk. pertumb.
bakteri anaerob.

Eh-lingk.Yg. baik utk. Pertumb. bakteri


anaerob berkisar antara -120 mvolt s/d -250
mvolt 7
Untuk produksi energi dlm proses metab,
pada respirasi:
◦ aerobik: akseptor elektron terakhir = O2
◦ anaerobik: akseptor elektron terakhir =
senyawa anorganik (sulfat, nitrat, karbonat)

8
Penurunan Eh-lingk.:
1. Secara kimiawi :  pada media perbenihan,
dengan penambahan bahan kimia, spt.:
glukosa, cystein-HCl, vit. K, hemin

2. Secara biologis:  pada mukosa


Hidup bersama antara bakteri aerob/anaerob
 pean Eh-lingk. pd. lokasi tsb.

9
3. Sec. kimiawi & biologik:pd. lokasi di mana
bakteri anaerob terdpt. sbg. flora normal. Pada
proses infeksi yg mula2 aktif dlm.
metabolismenya adalah bakteri aerob – juga
sbg. flora normal pd lokasi yg sama 
metabolitnya  kerusakan jaringan 
menghslkan zat kimia lain  membantu  Eh-
lingk. pd. lokasi tsb.

Keterangan2 ini menjawab masalah yg tidak


terjawab
pada konsep pertama (toksisitas O2)
10
BAKTERI ANAEROB YANG
PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK
Batang Gram positf (+) berspora:
◦ Clostridium perfringens - C. histolyticum
◦ C. ramosum - C. sporogenes
◦ C. difficile - C. sordelli
◦ C. botulinum - C. bifermentans
◦ C. tetani - C. fallax
◦ C. septicum - C. innocum
◦ C. novyi

11
BAKTERI ANAEROB YANG
PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK
Batang Gram + non-spora:
◦ Actinomyces
◦ Bifidobacterium
◦ Lactobacillus
◦ Mobiluncus
◦ Propionibacterium
◦ Rothia
◦ Eubacterium

12
BAKTERI ANAEROB YANG
PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK
Batang Gram negatif (-) :
◦ Bacteroides
◦ Porphyromonas
◦ Prevotella
◦ Fusobacterium
Kokus Gram - :
◦ Acidaminococcus fermentans
◦ Megasphaera elsdenii
◦ Veilonella

13
BAKTERI ANAEROB YANG
PENTING/DITEMUKAN DI KLINIK
Kokus Gram + :
◦ Peptostreptococcus
◦ Peptococcus
◦ Streptococcus
◦ Staphylococcus
◦ Ruminococcus
◦ Coprococcus
◦ Sarcina

14
BAKTERI ANAEROB YANG PENTING SECARA
KLINIS

GENERA DAERAH ANATOMI


Bacilli (batang) gram negatif
Bacterioides fragilis Kolon
Prevotella melaninogenica Mulut
Fusobacterium Mulut, kolon
Bacilli gram positif
Actinomyces Mulut
Lactobacillus Vagina
Propionibacterium Kulit
Lanjutan..
Bacilli gram positif
Clostridium Kolon
Eubacterium, Mulut, kolon
Bifidobacterium dan
Arachnia
Coccus gram positif
Peptostreptococcus Usus besar
Coccus gram negatif
Veillonella Mulut, usus besar
INSIDEN ANAEROB SEBAGAI FLORA
NORMAL PADA MANUSIA
Umumnya infeksi anaerob pada manusia
disebabkan flora normal pada tubuh
GENUS INSIDEN
KULIT SALURAN USUS GENITAL URETRA VAGINA
NAFAS EKSTERNA
BGN.
ATAS
BAKTERI GRAM -
Bacteroides 0 2 2 1 1 1
Keterangan: u = 2unknown,
Fusobacteriu 0 1
=
1
irregular,
1
1=

m biasanya
ada, 2
Veilonella = biasanya
0 2 ada dlm.
1 jumlah
0 besar
u 1
17
INSIDEN ANAEROB SEBAGAI FLORA
NORMAL PADA MANUSIA
GENUS INSIDEN
KULI SAL. USUS GENITAL URETRA VAGINA
T NAFAS EKS-
BGN. TERNA
ATAS
BAKTERI GRAM +
Peptostreptococcu 1 2 2 1  1
s
Clostridium   2   
Actinomyces 0 1 1 0 0 
Bifidobacterium 0 1 2 0 0 
Eubacterium 0 1 1 0  2
Lactobacillus 0 1 1 0  2
18
Propionibacterium 2 1  u 0 1
INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB
PADA BERBAGAI INFEKSI

TIPE INFEKSI INSIDEN (%)


Bakteremia 5-20
Susunan saraf pusat (SSP):
Abses otak 89
Empyema subdural 10
Meningitis rendah
Kepala dan leher:
Okuler 38

19
INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB
PADA BERBAGAI INFEKSI

TIPE INFEKSI INSIDEN (%)


Kepala dan leher:
Sinusitis kronik 50
Otitis media kronik 30-60
Abses periodontal 100
Infeksi oral lainnya 100
Pleuropulmonal:
Aspirasi pneumonia 85-90

20
INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB
PADA BERBAGAI INFEKSI

TIPE INFEKSI INSIDEN (%)


Pleuropulmonal:
Abses paru 93
Necrotizing pneumonia 85
Empyema 76
Intra-abdominal:
Peritonitis dan abses 90-95
Abses hati > 50

21
INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB
PADA BERBAGAI INFEKSI

TIPE INFEKSI INSIDEN (%)


Sistem genital C:
Salpingitis, pelvitic peritonitis > 55
Abses tubo-ovarium 92
Abses vulvovaginalis 74
Septic abortion 73

22
INSIDEN RELATIF BAKTERI ANAEROB
PADA BERBAGAI INFEKSI

TIPE INFEKSI INSIDEN (%)


Jaringan gembur (soft tissue):
Gas gangrene (myonecrosis) 100
Crepitant cellulitis tinggi
Necrotizing fasciitis tinggi
Saluran kemih <1

23
Patogenesis Infeksi Anaerob
Infeksi Pyogenik
Kebanyakan infeksi campuran (mixed-
infection)
Infeksi spesies aerob (merupakan
predisposisi)  nekrosis jaringan  suplai
darah   O2  atau potensial redoks  
cocok untuk infeksi anaerob

24
Patogenesis Infeksi Anaerob
Infeksi Non-Pyogenik
Genus Clostridia  infeksi non-pyogenik
Umumnya virulensi genus Clostridia 
eksotoksin
Genus Clostridia yang penting pada
manusia:
◦ botulisme (C. Botulinum)
◦ kolitis pseudomembran (C. difficile)
◦ keracunan makanan (C. perfringens)
◦ tetanus (C. Tetani)
25
ANAEROB GRAM NEGATIF
BASIL
1. Bacterioides
- Basil, gram negatif, batang langsing
atau cocobasil
- Habitat normal di usus → tinja
- Infeksi : peritonitis, abses
intraabdominal, bakterimia, endokarditis
- Klasifikasi berdasarkan karakteristik koloni
dan reaksi biokimia
ANAEROB GRAM NEGATIF

2. Prevotella
- Batang langsing/cocobacilli, gram
negatif
- Spesies : Prevotella melaninogenica,
P.bivia, P.disiens
- Infeksi :
P.melaninogenica → infeksi saluran
nafas atas
P.bivia dan P.disiens → infeksi saluran
genital wanita
ANAEROB GRAM NEGATIF
3. Porphyromonas
- Flora normal pada mulut
- Infeksi : gigi, gusi, payudara, aksila,
perianal & infeksi genital pria

4. Fusobacteria
- Batang pleomorfik
- Sering pada infeksi campuran oleh flora
normal mukosa
Bacteroides fragilis
pada pewarnaan Gram

29
Fusobacterium nucleatum pada pewarnaan Gram
(kanan: hemoculture)

30
ANAEROB GRAM NEGATIF
COCCUS
Veillonella
- Coccus gram (-), bagian dari flora
normal
- Sering pada infeksi campuran
ANAEROB GRAM POSITIF
BASIL
1. Actinomyces
- Penyebab Actinomycosis
- Spesies tersering : Actinomyces israelii
- Bentuk : batang pendek atau batang
panjang, tipis, berupa filamen
2. Lactobacillus
- Flora normal terbanyak pada vagina
- JArang menyebabkan penyakit
- Hasil metabolisme : asam laktat →
mempertahankan pH rendah vagina
ANAEROB GRAM POSITIF
3. Propionibacterium
- Flora normal pada kulit
- Infeksi “Junctional” dan “organel” kulit
→ menyebabkan penyakit
- Bentuk pleomorfik
- Propionibacterium acnes → berperan
dalam terbentuknya jerawat
ANAEROB GRAM POSITIF
4. Eubacterium, Bifidobacterium dan
Arachnia
- Pleomorfik
- Ditemukan pada infeksi campuran pada
oropharyngeal atau flora usus

5. Clostridium
Bifidobacterium bifidum
Lactobacillus acidophilus pada pewarnaan Gram

35
Propionibacterium acnes

36
ANAEROB GRAM POSITIF
B. COCCUS
Peptostreptococcus
- Ukuran & bentuk bervariasi
- Ditemukan di kulit & flora normal di
mukosa
- Sebagai infeksi campuran yang
disebabkan flora normal
- Infeksi pada payudara, otak atau paru
CLOSTRIDIUM
Bakteri berbentuk batang anaerobik,
berspora, gram positif , bergerak
Merusak protein dan membentuk toksin
Habitat alamiah di tanah atau saluran
usus hewan dan manusia sebagai saprofit
Jenis patogen penyebab tetanus
(Clostrisium tetani), botulisme
(Clostridium botulinum), gangren gas
(Clostridium perfringens) dan kolitis
pseudomembranosa (Clostridium difficile)
Morfologi dan identifikasi
1. Ciri khas organisme :
Spora klostridia biasanya lebih besar
daripada diameter batang tempat spora
dibentuk. Sebagian besar bergerak dan
mempunyai flagel peritrikus
2. Kultur :
Tumbuh dalam suasanan anaerob
3. Bentuk koloni :
Koloni besar dan meninggi dengan
pinggir utuh. Kebanyakan
menghasilkan hemolisis pada agar
darah
Clostridium botulinum

 Ditemukan di tanah dan kadang-kadang di feses hewan


 Penyebab botulisme
 Botulisme merupakan keracunan akibat memakan makanan
yang terkontaminasi C.botulinum
 Spora mengkontaminasi makanan yang dikemas tanpa
proses sterilisasi yang adekuat
 Produk makanan yang beresiko tinggi : makanan kaleng
yang bersifat basa, dikemas kedap udara, ikan yang diasap
 Spora sangat resisten terhadap panas, tahan pada suhu
1000C selama 3-5 jam, tetapi daya tahan ini berkurang
pada pH asam Atau konsentrasi garam tinggi
Clostridium tetani
Penyebab tetanus (lock jaw
terdapat di tanah atau tinja kuda dan hewan lain
Tempat masuk (portal entry) kuman ini adalah luka
Menghasilkan neurotoksin dari tipe antigen
tetanospasmin
Toksin menyebabkan hiperrefleksia, spasme otot dan
paralisis spastikdan bersifat mematikan bagi manusia
Infeksiterlokalisir pada jaringan yang rusak (luka,
luka bakar, ujung umbilikus, jahitan bedah) tempat
spora masuk.
Toksin yang dihasilkan dari sel vegetatif di sekitar
luka dapat mencapai susunan saraf pusat dan mudah
terikat pada ganglion di medula spinalis dan batang
otak
Clostridium tetani
pada pewarnaan Gram

42
Clostridium perfringens
Penyebab infeksi invasif termasuk
mionekrosis dan gangren gas
Bakteri menginfeksi melalui luka
Menghasilkan toksin dan enzim yang
menyebabkan penyebaran infeksi
Menyebabkan nekrosis dan hemolisis.
Toksin yang paling berbahaya : alpha
toxin (lecithinase)
Degradasi enzim menyebabkan
pembentukan gas pada jaringan nekrotik
Meragikan karbohidrat di jaringan dan
menghasilkan gas
Clostridium perfringens
pada pewarnaan Gram Clostridium perfringens
pada agar egg-yolk (half
antitoxin)

44
Clostridium difficile
Penyebab kolitis pseudomembran
25 % kasus diare yang berhubungan
dengan antibiotika disebabkan C. difficile
(Antibiotic-associated diarrhea)
Sering ditemukan sebagai nosokomial
diare
Gejala klinis : diare tidak berdarah dan
adanya netrofil pada feses
Petunjuk Kemungkinan Adanya
Infeksi Anaerob:
1. Lesi/discharge  bau busuk
2. Lokasi infeksi berdekatan dengan mukosa
3. Jaringan nekrosis  adanya abses
4. Infeksi luka oleh gigitan : manusia/hewan
5. Gas dalam jaringan atau discharge
6. Gas gangrene
7. Setelah diterapi dengan gol. Aminoglikosida
(misalnya: gentamisin, neomisin)

46
Petunjuk Kemungkinan Adanya
Infeksi Anaerob:
8. Eksudat: berfluoresensi merah bata oleh
sinar UV (infeksi: pigmented Bacteroides)
9. Septic thrombophlebitis
10. ”Sulphur granules” dalam discharge
11. Pada pewarnaan Gram dari eksudat,
tampak pleomorfik
12. Pada kultur aerob, tidak ada pertumb.
bakteri meskipun pd. pewarnaan Gram
dijumpai struktur bakteri
47
DIAGNOSIS LAB. INFEKSI ANAEROB

MEDIA:
o Padat:
o non-selektif : Agar Brucella diperkaya:
 darah domba
defibrinated
 vit. K1
 Hemin
o Selektif : Agar Brucella yang diperkaya +
antibiotik (misal: Kanamisin)
48
MEDIA:
o Cair: - kaldu thioglycolate :
 Tanpa dextrose  untuk RB
 Dengan dextrose, tanpa indikator
diperkaya (enriched THIO)
dengan:
 Hemin : 5 kg/ml
 Serum kelinci/kuda : 10%
 Sodium bicarbonate:1 mg/ml
 Vit. K1 : 0,1 kg/ml
Sebagai back-up medium

49
MEDIA :
o Cair:
o kaldu cooked meat medium (CMM, RCM)
 Diperkaya dengan: Vit. K1 &
hemin
o kaldu brain heart infusion (BHI)
o Semi-solid: - Cary-Blair
media transportasi
- Stuart

SPESIMEN :
 Hindari: - kontaminasi flora anaerob normal
- pengaruh toksik O2 atmosfer 50
TRANSPORT SPESIMEN :
1. Cairan:
a. Menggunakan syringe anaerob:
waktu dari saat pengambilan spesimen 
kultur paling lama 30 menit

b. Menggunakan tabung anaerob :


Spesimen diaspirasi  disuntikkan
melalui prop karetnya  ditutup dgn. screw
cap  kirim ke lab. mikrobiologi.
Penanaman dpt tertunda  2 jam.

51
SPESIMEN:
2. Usapan (swab):
- Kurang baik karena: ~ terkena udara
~ mengering
Swab (mis.: kapas-lidi) disediakan dlm. tab.
Anaerob  swab spesimen  masukkan dalam
tabung kedua yang berisi media
transport (semi-solid):Cary-Blair atau Stuart 
kirim segera dalam waktu kurang dari 30 menit
atau dimasukkan dalam kantong anaerob

3. Jaringan:
Dapat dikirimkan ke lab. mikrobiologi dlm.
minijar anaerob atau Bio-bag

52
PEMERIKSAAN LANGSUNG: pewarnaan Gram

Penting untuk:
1. Kualitas spesimen
2. Morfologi sel: unik
3. Pemilihan media
4. Kuantitasi secara kasar: infeksi campuran
5. Terapi inisial: seleksi antibiotik
6. Konfirmasi: hasil biakan

53
KULTUR: - anaerob
- 5-7 hari
- media: ~ padat: Agar Brucella diperkaya:
- non-selektif
- selektif
~ cair : enriched THIO

IDENTIFIKASI ISOLAT:
 Definitif: - lama dan mahal
- “gold standard”: kombinasi metode
 Presumtif: - grup  kepekaan thd antibiotik
- cukup untuk klinik
54
UNTUK PRESUMTIF:

 Alanine peptidase
 Morfologi sel
 Produksi indol
 Spora  Reduksi nitrat
 Hemolisa rangkap  Urease
 Kepekaan/resistens  Lipase
i thd.: kanamisin  Lecithinase
(1mg), kolistin, (10g)  Motilitas
vankomisin (5g)  Fluoresensi: merah
 Growth in 20% bile bata
 Tes katalase

55
Reaksi biokimiawi beberapa kuman
anaerob yg sering ditemukan
KUMAN GLUKOSA LAKTOSA MALTOSA SAKAROSA INDOL EMPEDU

B. fragilis + + + + -/+ +
P. -/+ -/+ -/+ -/+ -/+ -
melaninogen
F. nucleatum -/+ - - - + -
C. + + + + - .
perfringens
C. tetani - - - - + .
C. difficile + - - - -
C. botulinum + - + + - .
A,B,F
C. botulinum + - + +*) - .
C,D,E
hasil -/+ = meragukan 56
Reaksi biokimiawi beberapa kuman
anaerob yg sering ditemukan
KUMAN AESKULI GELATINA DIGESTI LECITINASE LIPASE
N SE F 1) 1)

SUSU
B. fragilis + + . . .
P. -/+ -/+ . . .
melaninogen
F. nucleatum - - . . .
C. perfringens . + - + -
C. tetani . + - - -
C. difficile . - - - -
C. botulinum . + + - +
A,B,F
C. botulinum . - - - +
C,D,E
1)
Ket.: pada agar telur (EYA): - aktivitas lecitinase (reaksi Nagler)
57

- aktivitas lipase
Prinsip Uji Kepekaan Bakteri
Anaerob Terhadap Antibiotika:

1. Cara pengenceran
◦ Agar (Brucella diperkaya)  MIC
2. Cara difusi agar
◦ Cakram antibiotika
◦ Zona hambatan

58
 Uji kepekaan terhadap antibiotika:
 Penisilin G
 Tetrasiklin
 Kloramfenikol
 Klindamisin
 Metronidazol
 dan lain-lain

59
SEKIAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai