Anda di halaman 1dari 27

DISKUSI TOPIK

PNEUMONIA
OLEH
Imam Tadjudin Alifurqon

PEMBIMBING
dr. Ari Prabowo Sp.P
PENDAHULUAN
Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan
masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di
negara yang sedang berkembang maupun yang sudah
maju
Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan
waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya,
maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan
antibiotika secara empiris
Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya infeksi saluran napas bawah
1. Mekanisme pertahanan paru
anatomis saluran napas, refleks batuk, sistem mukosilier,
dan sistem fagositosis
2. Kolonisasi bakteri di saluran napas
kegagalan mekanisme pembersihan saluran napas
 jumlah bakteri meningkat
 penyakit
3. Pembersihan saluran napas terhadap bahan infeksius
refleks batuk, penyempitan saluran napas dengan
konstraksi otot polos bronkus pada awal proses
peradangan dan respons imunitas humoral
DEFINISI PNEUMONIA
Suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit dan
lain-lain)
Secara anatomis pneumonia dapat diklasifikasikan
sebagai pneumonia lobaris, pneumonia segmentalis
dan pneumonia lobaris yang lebih dikenal sebagai
bronkopneumonia dan biasanya mengenai paru
bagian bawah
ETIOLOGI PNEUMONIA
1. bakteri
2. virus
3. jamur
4. protozoa
5. community acquired pneumonia: gram positif
6. hospital acquired pneumonia: gram negatif
7. aspiration pneumonia: anaerob
PATOGENESIS
Ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh,
mikroorganisme dan lingkungan
Masuknya mikroorganisme ke saluran napas dan paru
dapat melalui berbagai cara yaitu:
1. Inhalasi langsung dari udara
2. Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring,
orofaring dan isi lambung
3. Perluasan langsung dari tempat-tampet lain
4. Penyebaran secara hematogen
KATEGORI
1. community acquired pneumonia
2. hospital acquired pneumonia
3. ventilator associated pneumonia
4. health care associated pneumonia
5. pneumonia in severely immunocompromaised
paitents
COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA
pneumonia yang didapat di masyarakat, yaitu terjadi
infeksinya di luar rumah sakit.
GAMBARAN KLINIS
1. infeksi saluran napas akut bagian atas selama
beberapa hari
2. demam menggigil
3. suhu tubuh kadang-kadang melebihi 40oC
4. sakit tenggorok
5. nyeri otot dan sendi
6. batuk dengan sputum mukoid atau purulen kadang-
kadang berdarah
7. ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki
basah kasar pada stadium resolusi
LABORATORIUM
1. Leukosit > 10.000/ul – 30.000/ul
2. shift to the left
3. peningkatan LED
RADIOLOGI
1. Foto rontgen thoraks
konsolidasi dengan “air bronchogram” (pneumonia
lobaris)  Streptococcus pneumoniae
RADIOLOGI
Gambaran lainnya dapat
berupa bercak-bercak
dan kaviti.

Kelainan radiologis lain


yang khas yaitu
penebalan (“bulging”)
fisura interlobar.
DIAGNOSIS
Diagnosis pneumonia komuniti ditegakkan jika
ditemukan pada foto toraks terdapat infiltrat baru
atau infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih
gejala di bawah ini:
1. Batuk-batuk bertambah
2. Perubahan karakteristik dahak/purulen
3. Pemeriksaan fisik : ada ronkhi
4. Leukosit > 10.000 atau < 4500
PENATALAKSANAAN
Penderita yang tidak dirawat
1. Istirahat di tempat tidur, bila panas tinggi
dikompres
2. Minum banyak
3. Obat-obat penurun panas, mukolitik dan
ekspektoran
4. Antibiotik
PENATALAKSANAAN
Perawatan di Rumah Sakit
penatalaksanaan umum dan pengobatan kausal

Penatalaksanaan umum
1. pemberian oksigen
2. pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit
3. mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan
jalan napas
4.  obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan
suhu tinggi, takikardi atau terjadi kelainan jantung
5.  bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri
6.  obat-obat khusus pada keadaan tertentu
PENATALAKSANAAN
Pengobatan kausal
Dalam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia sebaiknya
berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya
1. penyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nyawa
dipertimbangkan pemberian antibiotika walaupun kuman belum
dapat diisolasi
2. kuman patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai
penyebab sakit, oleh karena itu diputuskan pemberian antibiotika
secara empirik. Pewarnaan gram sebaiknya dilakukan pada semua
sediaan yang dicurigai sebagai sumber infeksi dan sebagai
petunjuk pilihan pada pengobatan pendahuluan
3. perlu diketahui riwayat pemberian antibiotika sebelumnya pada
penderita
PENATALAKSANAAN
Pada pengobatan pneumonia perlu ditentukan apakah
penderita perlu dirawat atau berobat jalan.
Jika perlu dirawat maka masa perawatan dipersingkat dengan
perubahan obat suntik ke oral dilanjutkan dengan berobat
jalan, hal ini untuk megurangi biaya perawatan,  mencegah
infeksi nosokomial. 
Pada waktu perubahan obat suntik ke oral harus diperhatikan
kemanjurannya, keamanan, waktu yang tepat dan biaya.
Terdapat berbagai pendapat mengenai lama pemberian obat
suntik yaitu 2-3 hari. Paling aman 3 hari, kemudian setelah
hari ke 4 penderita dapat berobat jalan.
PENATALAKSANAAN
Kriteria untuk perubahan obat suntik ke oral pada
pneumonia komuniti 
1. Tidak ada indikasi untuk pemberian suntikan lagi
2. Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran cerna
3. Penderita sudah tidak panas + 8 jam
4. Gejala klinik membaik  (mis : frekuensi pernapasan,
batuk)
5. Lekosit menuju normal/normal
6. C.reaktif  protein menuju normal
Sistim skor pada pneumonia komuniti
Derajat skor risiko
SEVERE COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA
Pneumonia komuniti yang berat dapat diartikan sebagai
pneumonia yang perlu perawatan di ICU, karena
pneumonia berat dapat mengancam kehidupan.
Berdasarkan modifikasi kriteria pneumonia berat
menurut ATS dibagi menjadi kriteria minor dan
kriteria mayor
SEVERE COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA
Kriteria minor (data dasar ketika penderita datang) 
1. Frekuensi napas > 30/menit
2. PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
3. Gambaran rontgen paru menunjukkan kelainan
bilateral
4. Gambaran rontgen paru melibatkan > 2 lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
 
SEVERE COMMUNITY ACQUIRED
PNEUMONIA
Kriteria mayor (data yang ditemukan pada waktu masuk atau
pada   pengamatan    selanjutnya)
1. Membutuhkan ventilasi mekanik
2. Infiltrat bertambah > 50%
3. Membutuhkan vasopressor > 4 jam (septik shok)
4. Serum kreatin > 2 mg/dl atau peningkatan > 2 mg/dl, pada
penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang
membutuhkan dialisis

Penderita yang memerlukan perawatan ICU adalah penderita yang


mempunyai paling sedikit 2 dari 3 gejala minor atau 1 dari 2
gejala mayor.
KESIMPULAN
1. Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit dan lain-lain)
2. Patogenesis pneumonia adalah akibat ketidakseimbangan
antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan
3. Pneumonia yang didapat di masyarakat, yaitu yang
infeksinya terjadi di luar rumah sakit
4. Diagnosis pneumonia komuniti ditegakkan jika
ditemukan pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau
infiltrat progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala
pneumonia
KESIMPULAN
5. Pada pengobatan pneumonia perlu ditentukan
apakah penderita perlu dirawat atau berobat jalan
6. Jika perlu dirawat maka masa perawatan
dipersingkat dengan perubahan obat suntik ke oral
dilanjutkan dengan berobat jalan, hal ini untuk
megurangi biaya perawatan,  mencegah infeksi
nosokomial
7. Untuk menentukan jenis perawatan dapat dilakukan
sistem skoring untuk menentukan derajat resiko

Anda mungkin juga menyukai