Anda di halaman 1dari 10

Pencegahan Kematian Ibu dan Bayi

Kelompok 13:
1. Bella Rahayu
2. Defi Yuliandari
3. Delia Valentiana V
4. Tri Intan Utari
1. Pemantauan Persalinan dengan Partograf
 Tujuan
• Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
dengan memeriksa pembukaan serviks berdasarkan
pemeriksaan dalam.
• Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal dan dengan demikian juga dapat mendeteksi
secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Hal ini
merupakan bagian penting dari proses pengambilan
keputusan klinik pada persalinan kala I.
• Dokumentasi proses persalinan dan kelahiran dari kala
I, II, III, IV dan bayi baru lahir.
 Pengamatan Yang Dicatat di Partograf
Adapun pengamatan yang dicatat pada partograf
dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
 Kemajuan Persalinan
 Keadaan Janin
 Keadaan Ibu
 Pemberian Oksitosin
2. Penatalaksanaan BBL

 Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya


sebagai berikut :
a) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan
verniks
b) Letakan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit
bayi
c) Selimuti ibu dan bayi , pakaikan topi di kepala
bayi
d) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi
baru lahir
 Bersihkan jalan nafas
 Letakan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras
dan hangat.
 Gulung sepotong kain atau letakan lipatan kain pada
bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah
kebelakang.
 Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi
dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
 Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau
gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan
rangsang ini biasanya bayi segera menangis.
Lanjutan penatalaksanaan BBL……
 Keringkan dan tetap jaga kehangatan
 Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun
 Lakukan inisiasi menyusu dini dengan cara kontak
kulit bayi dengan kulit ibu.
 Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1 % pada kedua
mata
 Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, pada
paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini.
 Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 Ml intramuskular, di
paha kanan anterolateral diberikan kira – kira 1 – 2
jam setelah pemberian vitamin K1
3. Perdarahan Post Partum
 Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena :
 Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk
berkontraksi setelah plasenta lahir.
 Laserasi Jalan Lahir
Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu (Rohani, Saswita dan
Marisah, 2011):
 Derajat satu
Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit perineum.
 Derajat dua
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan otot perineum.
 Derajat tiga
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, dan otot
sfingter ani eksternal.
 Derajat empat
Robekan mengenai mukosa vagina, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter
ani eksternal, dan mukosa rektum.
 Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini
disebabkan karena plasenta belum lepas dari dinding uterus
atau plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan.
 Koagulopati
Perdarahan postpartum juga dapat terjadi karena kelainan
pada pembekuan darah. Penyebab tersering PPP adalah
atonia uteri, yang disusul dengan tertinggalnya sebagian
plasenta.
4. Infeksi
Bayi yang baru lahir baik melalui melahirkan normal
atau caesarmemiliki resiko terkena infeksi yang sangat
besar. Kondisi ini sangat berhubungan dengan kondisi
sistem kekebalan tubuh bayi yang sangat lemah. Bayi
yang baru lahir hanya memiliki sistem kekebalan tubuh
termasuk untuk penyakit yang terbatas saja. Karena itu
perawatan untuk bayi yang baru lahir memang lebih
rumit dibandingkan ketika bayi sudah berusia beberapa
bulan. Infeksi bisa menular ke tubuh bayi baik selama
dalam kehamilan, persalinan maupun setelah dilahirkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai