Anda di halaman 1dari 16

Kelompok 4

1. Olga Damara 173110136


2. Reza Fitri Handayani 173110153
3. Resha Anggraini 173110151
4. Ria Maulinda 173110156

Teori Suspensi, Mekanisme Stabilitas, Suspensi


Peroral, Suspensi Topikal, Suspensi Rekonstitusi
Teori Suspensi

 Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel


padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
 Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang
siap digunakan atau suspensi yang direkonstitusikan dengan
sejumlah air atau pelarut lain yang sesuai sebelum
digunakan.
 Jenis produk ini umumnya campuran serbuk yang
mengandung obat dan bahan pensuspensi yang dengan
melarutkan dan pengockan dalam sejumlah cairan pembawa
(biasanya air murni) menghasilkan bentuk suspensi yang
cocok untuk diberikan.
Ciri-Ciri Suspensi

 Mempunyai ukuran partikel kurang dari 10-5 cm


 Dapat dilihat dengan bantuan mikroskop dan dapat
disaring menggunakan kertas saring khusus
 Mudah mengalami koagulasi
 Termasuk dalam campuran heterogen
 Apabila terjadi pengendapan selama penyimpanan
dapat dengan segera terdispersi kembali apabila
suspensi dikocok.
 Terdiri dari 2 fase yaitu fase terdispersi dan fase
pendispersi
Keuntungan Suspensi
 Baik digunakan untuk yang sulit mengkonsumsi tablet,
pil, kapsul. Terutama untuk anak-anak.
 Memiliki homogenitas yang cukup tinggi
 Dapat menutupi rasa tidak enak pada obat
Kerugian Suspensi
 Memiliki kstabilan yang rendah
 Ketapatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan
 Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan
Mekanisme Stabilitas Suspensi

Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat

penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu
tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi suspensi adalah :

1. Ukuran partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan keatas
dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan
luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan
hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam
volume yang sama) .Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan  akan
semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan
tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan  kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya
partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah
viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan
diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ‘’STOKES’’

3.  Jumlah partikel (konsentrasi)


Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar , maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering
terjadi benturan antara partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh
karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan
terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat
4.   Sifat/muatan partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan
bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut
sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempe-ngaruhinya.
Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi  suspensi
dimana partikel tidak mengalami agregasi  dan tetap terdistribusi  merata.
Bila partikel mengendap  mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan
pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat
saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan
selanjutnya membentuk compacted cake dan peristiwa ini disebut caking .
Kalau dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan sifat
dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat diubah lagi 
karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis dalam resep dan
sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat diubah atau disesuaikan
adalah ukuran partikel dan viskositas.
Suspensi Peroral

 Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel


padat yang terdispersi dalam pembawa cairdengan bahan
pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk penggunaan oral
(Depkes RI, 1995).
 Ada beberapa alasan pembuatan sedian supensi oral salah
satunya adalah karena obat – obat tertentu tidak stabil secara
kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi. Selain
itu, untuk banyak pasien bentuk cairan lebih banyak disukai
daripada bentuk padat (tablet dan kapsul). Karena mudahnya
menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis aman
dan mudah diberikan untuk anak–anak (Ansel, 1989).
 Formulasi sedian suspensi terdiri dari :
Zat aktif, Pensuspensi, Zat tambahan, Zat pengawet, Pendapar, Pembasah,
Zat penambah rasa, Zat penambah warna, Zat penambah bau, Zat
pembawa.

 Sifat-sifat yang diinginkan dalam suatu suspensi farmasi


1. Suatu suspensi farmasi yang dibuat dengan tepat dan mengendap
secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel
suspensi tetap agak konstan untuk waktu lama pada penyimpanan
3. Supensi harus bisa dituang dari wadah dengan cepat dan homogen
Contoh Suspensi Peroral
Suspensi Topikal

 Lotion ( losio ) adalah suspensi untuk pemakaian topikal yang digunakan pada
kulit. Kebanyakan losio mengandung bahan serbuk halus yang tidak larut dalam
media dispersi dan disuspensikan dengan menggunakan zat pensuspensi dan zat
pendispersi.Losio biasa digunakan untuk mempertahankan kelembaban dan
mengandung gliserin tinggi untuk mendapatkan efek mendinginkan.
 Contoh suspensi topikal adalah losio kalamin yang mengandung masing-masing 8%
zink oksida dan kalamin.Sebagai pembasah digunakan gliserin dan magma bentonit
sebagai pensuspensi.Losio ini digunakan sebagai pelindung untuk gatal-gatal akibat
sengatan matahari, gigitan serangga, dan iritasi ringan pada kulit.
Suspensi Rekonstitusi
 Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 2010 hal. 17
Suspensi yang siap digunakan atau yang dikonstitusikan dengan
sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang sesuai sebelum
digunakan, suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan
intratekal.
 Menurut Pharm Dosage Forms: Dispers System Tahun 1989 Vol. 2
hal. 318, 326
Campuran sirup dalam keadaan kering yang akan didispersikan
dengan air pada saat akan digunakan dan dalam USP tertera
sebagai “for oral suspension” bentuk suspensi ini digunakan
terutama untuk obat yang mempunyai stabilitas terbatas didalam
pelarut air, seperti golongan antibiotik
Persyaratan Sediaan Suspensi Rekonstitusi

1. Campuran serbuk/granul haruslah mempunyai


campuran yang homogen sehingga konsentrasi /dosis
tetap untuk setiap pemberian obat.
2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi
secara cepat dan sempurna dalam medium pembawa.
3. Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan
mudah didispersikan kembali dan dituang oleh pasien
untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.
4. Produk akhir haruslah menunjukan penampilan, rasa,
dan aroma
Jenis-Jenis Sediaan Suspensi Rekonstitusi

Jenis-Jenis Sediaan Suspensi Rekonstitusi


 Suspensi Rekonstitusi yang berupa Campuran Serbuk
Formulasi berupa campuran serbuk merupakan carayang paling mudah dan
sederhana. Proses pencampuran dilakukan secara bertahap apabila ada bahan
berkhasiat dalam komponen yang berada dalam jumlah kecil.
 Suspensi Rekonstitusi yang Digranulasi
Pembuatan dengan cara digranulasi terutama ditujukan untuk memeperbaiki
sifat aliran serbuk dan pengisian dan mengurangi volume sediaan yang
voluminous dalam wadah
 Suspensi Rekonstitusi yang merupakan Campuran antara Granul dan Serbuk
Pada cara ini komponen yang peka terhadap panas seperti zat aktif yang tidak
stabil terhadap panas atau flavor dapat ditambahkan sesudah pengeringan
granul untuk mencegah pengaruh panas.
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku pengantar bentuk sediaan farmasi edi
si ke IV (HOWARD C. ANSEL)
2.http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126128-FA
R.053-08-Formulasi%20suspensi-Literatur.p
df
3.https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-
dengan-suspensi-topikal/12014/2
4.https://dokumen.tips/documents/suspensi-re
konstitusi.html

Anda mungkin juga menyukai