Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA REMAJA DENGAN


RESIKO HIV AIDS

Start!
PENGERTIAN HIV
HIV (Human immunodeficiency virus) ialah virus yang secara progresif mengancurkan sel-sel darah
putih yang menyerang limfosit T, infeksi HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan
tubuh secara progresif, meyebabkan terjadinya infeksi oportunistik dan kanker tertentu terutama pada
orang dewasa (Bararah & Jauhar, 2013, p. 295)

AIDS(Aquired immunodefeciency syndrome) yang disebabkan oleh virus HIV(Human imunodefeciency


virus), dimana virus ini menyerang sel-sel darah putih atau sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga
orang yang terserang penyakit ini tidak dapat melawan berbagai jenis penyakit yang menyerang
tubuhnya. AIDS juga dapat didefinisikan sebagai suatu sindrom atau kumpulan gejala penyakit dengan
karakterististik defesiensi imun yang berat, dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi HIV,
antibodi HIV posistif tidak identitik dengan AIDS karena AIDS harus menunjukkan adanya satu atau
lebih gejala penyakit defesiensi sistem imun idem (Katiandagho, 2015, p. 11)
ETIOLOGI 1

HIV sendiri termasuk kelompok retrovirus, virus yang mempunyai


enzim (protein) yang dapat mengubah asam rebonukleatnya(RNA)
menjadi asam deoksiribunokleat(DNA). Kemampuan HIV untuk 2
tetap tersembunyi yang menyebabkan virus ini tetap ada seumur
hidup bahkan dengan pengobatan yang efektif. Penularan virus
dapat ditularkan melalui :
Hubungan seksual yang tidak terlindungi atau tanpa kondom
dengan orang yang telah terinfeksi HIV.Jarum sunti yang tidak 3
disterilkan dan sering dipakai secara bergantianMendapatkan
tranfusi darah dari penderita virus HIV . Ibu penderita HIV positif
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI) (Gallant, 2010, hal. 24-
25).
4
MANIFESTASI KLINIS 1

Fase 1 : Terinfeksi HIV


2
Rentang waktu sejak virus HIV masuk kedalam tubuh
sampai antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut
window period. Lama window period antara 15 hari
sampai 6 bulan. Dalam fase ini umumnya seseorang yang 3
telah terinfeksi HIV masih tampak dan merasa sehat-sehat
saja, tanpa menunjukkan gejala apapun bahwa ia sudah
tertular HIV akan tetapi orang ini juga sudah menularkan
HIV pada orang lain (Katiandagho, 2015, p. 32)
4
MANIFESTASI KLINIS 1

Fase 2 : Gejala-gejala mulai terlihat

Dalam fase ini umumnya gejala-gejala mulai nampak, seperti 2


hilangnya selera makan, gangguan pada rongga mulut dan
tenggorokan, diare, pembengkakan kelenjar, bercak-bercak dikulit,
demam serta keringat berlebihan di malam hari tetapi gejala diatas
belum dapat di jadikan patokan bahwa itu adalah AIDS, karena itu
3
masih gejala-gejala umum dan harus di periksakan ke dokter untuk
hasil yang lebih spesifik (Katiandagho, 2015, p. 33)

4
MANIFESTASI KLINIS

Fase 3 : Penyakit AIDS

Dalam fase ini HIV benar-benar menimbulkan AIDS. Sistem kekebalan tubuh
semakin menurun sehingga tidak ada lagi perlawanan terhadap penyakit
yang menyerang termasuk kanker dan infeksi. Perwujudan penyakit yang
menyerang tubuh seseorang tergantung pada virus, bakteri, jamur atau
protozoa yang menyebabkan infeksi, sehingga orang tersebut akan
menderita penyakit yang parah (Katiandagho, 2015, p. 33)
MANIFESTASI KLINIS

Fase 4 : Penderita Meninggal karena salah satu Penyakit

Sebagaimana yang telah kita pahami bahwa tanpa sistem kekebalan


tubuh yang baik sulit bagi seseorang untuk mempertahankan hidupnya
dari serangan penyakit. Seseorang bisa bertahan hidup terhadap berbagai
penyakit pada tahapan AIDS, tetapi hanya berlangsung selama 1-2 tahun
saja, selanjutnya penderita akan meninggal dunia karena penyakt atau
komplikasi dari beberapa penyakit yang ia derita (Nurarif & Kusuma,2015)
PATOFISIOLOGI

HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan CD4, yang bekerja sebagai
reseptor viral, subset limfosit ini yang mencakup limfosit penolong dengan peran kritis dalam
mempertahankan responsivitas imun, juga memperlihatkan pengurangan bertahap bersamaan
dengan perkembangan penyakit mekanisme infeksi HIV yang menyebabakan penuruan sel CD4.
Virus HIV secar istimewa menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan CD4, yang bekerja
sebagai resepetor viral, meskipun kemungkinan mencakup infeksi litik sel CD4 itu sendiri,
induksi apoptosis melalui antigen viral yang dapat bekerja sebagai superantigen. HIV dapat
menginfeksi jenis sel selain limfosit, infeksi HIV pada monosit tidak seperti infeksi pada limfosit
CD4, tidak menyebabkan kematian sel. Monosit yang terinfeksi dapat berperang sebagai
resorvoir virus laten tetapi tidak dapat diinduksi dan dapat membawa virus ke organ, erutama
otak. Patologi terkait HIV melibatkan banyak organ, meskipun sering sulit untuk mengetahui
apakah kerusakan terutama disebabkan oleh virus lokal atau komlikasi infeksi lain atau autoimun.
1
PENGKAJIAN
1. Aktifitas/istirahat
Gejala : mudah Lelah, intoleransi aktifitas, malaise, perubahan pola tidur
Tanda: kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas
(perubahan TD, frekuensi jantung, pernafasan) 2
2. Sirkulasi
Gejala : penyembuhan yang lambat, pendarahan lama pada cedera
Tanda : perubahan TD postural, menurunnya volume nadi perifer,
pucat/sianosis, perpanjangan pengisian kapiler
3. Integritas dan ego
Gejala : stress, khawatir pada penampilan, mengingkari diagnose, putus asa 3
Tanda: cemas, depresi, takut, menarik diri, marah
4. Eliminasi
Gejala: diare, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda: feses encer, diare pekat, nyeri tekan abdominal,lesi atau abses rectal,
perianal, perubahan jumlah, warna dan karakteristik urin

4
PENGKAJIAN

5. Makanan/cairan
Gejala: anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda: turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, Kesehatan gigi dan gusi yang buruk, edema
6. Hygiene
Gejala: tidak dapat menyelesaikan personal hygiene
Tanda: penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri
7. Neurosensory
Gejala: pusing, sakit kepala, perubahan status mental, kerusakan panca indera,
kelemahan otot, tremor, perubahan penglihatan
Tanda: ansietas, reflex tidak normal, kejang
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri umum/local, rasa terbakar, sakit kepala, nyeri dada pleuritis
Tanda: bengkak sendi, nyeri kelenjar, nyeri tekan, penurunan rentan gerak
PENGKAJIAN

9. Pernafasan
Gejala: ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak
Tanda: takipnea, distress pernafasan, perubahan bunyi nafas,adanya sputum
10.Keamanan
Gejala: Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, transfuse darah, penyakit defisiensi imun,
demam berulang
Tanda: perubahan integritas kulit, luka perianal/abses, timbulnya nodul, pelebaran
kelenjar limfe, menurunnya kekuatan umum
11.Seksualitas
Gejala: Riwayat berprilaku seks beresiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan pil
pencegah kehamilan
Tanda: herpes genitalia
12..Interaksi social
Gejala: masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma
AIDS
Tanda: perubahan interaksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang


tertahan
2
2. hipovolemi b.d kekurangan intake cairan
3. hipertermi b.d proses penyakit
4. intoleransi aktivitas b.d kelemahan
3

4
1. D.0001 Setelah dilakukan 1. monitor
Bersihan jalan Tindakan …x… pola
nafas tidak jam, jalan nafas napas
efektif b.d tetap paten 2. monitor
sekresi yang dengan kriteria sputum
tertahan hasil : 3. posisika
1. Batuk efektif n
meningkat semifawl
2. Tidak ada er
produksi 4. ajarkan
sputum Teknik
3. Tidak ada batuk
suara nafas efektif
tambahan 5. kolabora
4. Frekuensi si
nafas normal pemberi
an
mukolitik
 
2. D.0022 Setelah dilakukan 1. monitor
  Hipovolemia b.d tindakan ….x… intake
  kekurangan jam, kondisi volume dan
  intake cairan cairan membaik output
  dengan kriteria cairan
  hasil : 2. hitung
  1. Kekuatan kebutuh
  nadi an
  meningkat cairan
  2. Turgor kulit 3. anjurka
  membaik n
  3. Output urine memper
  membaik banyak
4. Tidak ada asupan
edema cairan
oral
4. kolabor
asi
pemberi
an
cairan
3. D.0130 Setelah dilakukan 1. Monitor
Hipertermi b.d Tindakan …x… suhu
proses penyakit jam, suhu tubuh tubuh
(infeksi) dalam rentang 2. Sediaka
  normal dengan n
kriteria hasil : lingkung
1. Suhu tubuh an yang
normal dingin
2. Klien tidak 3. Anjurka
menggigil n tirah
3. Tidak ada baring
kejang 4. Kolabor
asi
pemberi
an
cairan
dan
elektrolit
intraven
a
 
D.0056 Setelah dilakukan 4.1 identifikasi
Tindakan …x… jam, gangguan
Intoleransi
klien dapat fungsi tubuh
aktifitas b.d
melakukan aktifitas Yang
kelemahan
dengan normal mengakibatka
dengan kriteria hasil : n kelelahan
4.2 monitor pola
1. Frekuensi
jam tidur
nadi normal
4.3 sediakan
2. Tidak ada
lingkungan
keluhan Lelah
yang nyaman
3. Tidak dispnea
4.4 anjurkan tira
saat/setelah
baring
aktifitas
4.5 kolaborasi
4. Klien dapat
dengan ahli
melakukan
gizi tentang
aktifitas
cara
sehari hari
meningkatkan
dengan
asupan
mudah
makanan

Anda mungkin juga menyukai