Anda di halaman 1dari 29

Eliminasi dan Sistem

pencernaan
M. Wahyu P.
Sistem Gastrointestinal

Sistem gastrointestinal (sistem pencernaan) adalah


sistem organ dalam manusia yang berfungsi
untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Anatomi Fisiologi Saluran
Pencernaan Atas
 Secara normal, makanan & cairan masuk
kedalam mulut, dikunyah (jika padat) didorong
ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya
refleks otomatis, dari esofagus kedalam lambung.
 Pencernaan berawal dimulut dan berakhir diusus
kecil walaupun cairan akan melanjutkannya
sampai direabsorpsi di kolon.
Anatomi fisiologi saluran
pencernaan
1. Mulut
 Rongga mulut dilengkapi dengan alat pencernaan (gigi dan lidah) serta
kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan(saliva).
 Secara umum mulut terdiri atas dua bagian atas bagian luar (vestibula)
yaitu ruangan yang di antara gusi, gigi, bibir dan pipi. Dan rongga
mulut bagian dalam yaitu rongga yang di batasi sisinya oleh tulang
maksilaris, platum dan mandibularis di sebelah belakang dan
bersambung ke faring.
 Platum terdiri atas platum durum (platum keras) yang tersusun tajuk-
tajuk platum dari sebelah depan tulang maksilaris dan platum mole
(platum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, serta terdiri atas jaringan fibrosa
dan sela[ut lendir.
 Rongga mulut berhubungan dengan orofaring
yang di sebut dengan faucium yang terdapat dua
lengkungan yaitu palatofaringeal dan
palatoglossal. Diantara kedua lengkungan ini
terdapat jaringan limfoid yang disebut tonsil.

 Di rongga mulut makanan yang masuk akan di


cerna secara mekanik denagn cara di cabik-cabik
dan kunyah, serta secara kimiawi melaui peran
enzim dan saliva.
Faring
 Faring merupakan organ yang menghubungkan
rongga mulut dengan esophagus. Di dalam
lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu
kumpulan kelenjar limfa yang terbanyak
mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.
 Di sini juga terletak persimapangan antara jalan
nafas
Bagian – bagian faring
 1. nasofaring (hidung)
 2. orofaring (mulut)
 3. laringofaring (perbatasan faring dan laring)
Esofagus
 Merupakan bagian saluran pencernaan sepanjang
25 cm dan berdiameter 2 cm. Esofagus berbentuk
separti tabung berotot yang menghubungkan
rongga mulut dengan lambung
 Ketika seseorang menelan, maka sfingter akan
berelaksasi secra otomatis dan akan membiarkan
makanan atau minuman masuk ke dalam
lambung.
Lambung
 Lambung merupakan organ pencernaan yang
paling fleksibel karena dapat menampung
makanan sebanyak 1-2 liter. Bentuknya seperti
huruf J.
 Lambung merupakan kelanjutan dari esophagus
bagian superior dan bersambungan dengan usus
halus. Fungsi utama dari lambung dalah
menyimpan makanan yang sudah bercampur
cairan yang di hasilkan lambung. 
Lambung terdiri atas 3 bagian
besar
 kardiak (bagian atas berdekatan dengan sfingter
gastroesofagus),
 fundus (bernbentuk kubah kontak langsung
dengan diafragma),
 pylorus (bagian lambung yang berbentuk tabung
yang mempunyai otot yang tebal membentuk
sfingter pylorus). Mempunyai dua lapisan yaitu
anterior dan posterior.
Saluran gastrointestinal bagian
bawah
Saluran pencernaan bagian bawah meliputi usus halus, usus
besar, rectum dan anus.
a.      Usus halus
       Usus halus memiliki saluran paling panjang dari
saluran pencernaan dengan panjang sekitar 3 meter dengan
lebar 2,5 cm. walaupun setiap orang memiliki ukuran yang
berbeda-beda. Usus halus sering di sebut denga usus kecil
karena ukuran diameternya lebih kecil jika di bandingkan
dengan usus besar. Usus halus ini terbagi menjadi 3 bagian
yaitu duodenum, jejunum, ileum.
      
fungsi dari usus halus
 Adalah menerima sekresi hati dan pankreas,
mengabsorbsi saripati makanan dan menyalurkan
sisa hasil dari metabolisme ke usus besar. Pada
usus halus hanya terjadi pencernaan secara
kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia
yang di hasilkan oleh usus halus serta senyawa
kimia dari kelenjar pancreas yang di lepaskan
oleh usus halus.
Senyawa yang di hasilakan  oleh
usus halus adalah:
 Disakaridase. Berfungsi munguraikan disakarida menjadi
monosakarida.
 Eripsinogen. Berfungsi eripsin yang yang belum aktif yang
akan di ubah menjadi tripsin. tripsin mengubah pepton
menjadi asam amino.
 Hormon sekretin. Berfungsi merangsang kelenjar pancreas
mengeluarkan senyawa kimia yang di hasilkan ke usus halus.
 Hormon CCK (kolesistokinin). Berfungsi merangsang hati
untuk mengeluarkan cairan empedu kedalam usus halus.
 Usus menerima makanan dari lambung dalam bentuk kimus
(setengah padat) yang kemudian dengan bantuan peristaltic
akan di dorong menuju usus besar. 
b.      Usus besar atau kolon
       Kolon merupakan usus yang memiliki diameter lebih
besar dari usus halus. Ia memiliki panjang 1,5 meter dalam
bentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar terbagi menjadi 5
bagian yaitu: kolon asenden, kolon transversum, kolon
desenden, kolon sigmoid, dan appendiks. Fungsi dari kolon
yaitu:
1. Menyerap air selama proses pencernaan.
2. Tempat di hasilakannya vitamin K dan vitamin H (biotin)
sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus misalnya E, coli.
3. Membentuk massa fases.
4. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (fases) keluara
dari tubuh.
c.       Rektum

       Rectum merupakan lubang tempat


pembuangan fases dari tubuh. sebelum dibuang
lewat anus fases akan di tampung terlebih dahulu
pada bagian rectum. Apabila fases sudah siap
dibuang, maka otot sfingter rectum mengatur
pembukaaan dan penutupan anus. Otot sfingter
yang menyusun rectum ada 2 yaitu: otot polos
dan otot lurik.
Proses Defekasi
M. Wahyu Purnomo
Defekasi
 adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa
metabolisme berupa fases dan flatus yang berasal
dari saluran pencernaan melalui anus.
Proses defekasi terbagi menjadi
dua macam reflex yaitu:
 Reflex defekasi intrinsic
 Reflex defekasi parasimpatis
Reflex defekasi intrinsic
 Reflex ini berawal dari fases yang masuk ke rectum
sehingga terjadi distensi rectum. yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesentrikus dan
terjadilah gerakan peristaltic. Setelah fases sampai anus,
secara sistematis sfingter interna relaksasi, maka terjadilah
defekasi.

Reflex defekasi parasimpatis


       Fases yang masuk ke rectum akan merangsang saraf
rectum yang kemudian diteruskan ke jaras spinal. Dari jaras
spinal kemudian di kembalikan ke kolon desenden, sigmoid
dan rektumyang menyebabkan intensifnya peristaltic,
relaksasi sfingter internal, maka terjadilah defekasi.
  Dorongan fases juga di pengaruhi oleh kontraksi
otot abdomen, tekanan diaragma, dan kontraksi
otot elevator. Defekasi di permudah oleh fleksi
otot femur dan posisi jongkok.
 Gas yang di hasikan dalam proses pencernaan
normalnya 7-10 liter/24 jam. Jenis gas yang
terbanyak adalah CO², metana, H²S, O² dan
nitrogen.
 Fases terdiri atas 75% air dan 25% materi padat.
 Fases normal berwarna kuning kecoklatan karena
pengaruh dari mikroorganisme. Konsistensinya
lembek namun bebentuk.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROSES DEFEKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES DEFEKASI
 Usia
Pada usia bayi control defekasi belum berkembang, sedangkan pada usia lanjut
control defekasi menurun.
 Diet
Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang
masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.
 Intake cairan
Intake cairan yang kurang akan menyebebkan fases menjadi lebih keras di
sebabkan oleh absorpsi cairan yang meningkat.
 Aktivitas
tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan sangat membantu proses
defekasi. Gerakan peristaltik akan mempermudah bahan feses bergerak
sepanjang kolon.
 Fisiologi
Keadaan cemas, takut dan marah akan meningkatkan peristaltic, sehingga
menyebabkan diare.
Lanjutan
 Pengobatan
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan diare dan konstipasi.
 gaya hidup
Kebisaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara teratur, fasilitas
buang air besar dan kebiasaan menahan buang air besar.
 Penyakit
Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare dan konstipasi.
 Anastesi dan pembedahan
Anastesi umum dapat menghalangi impuls parasimpatis, sehingga kadang-
kadang dapat menyebabkan ileus usus kondisi ini dapat berlangsung selama 24-
48 jam.
 Nyeri
Pengalaman nyeri waktu buang air besar seperti adanya hemoroid, fraktur
ospubis, episiotomy akan mengurangi keinginan untuk buang air besar.

Anda mungkin juga menyukai