Anda di halaman 1dari 11

Patofisiologi Batu kandung empedu (kolelitiasis) dan

radang kandung empedu (Kolesistisis)

Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns., MNSc(EM)


2019
2
Review anatomi dan fisiologi Kandung Empedu

o Kandung empedu atau gallbladder merupakan rongga berongga


berbentuk pir berwarna hijau terletak tepat dibawah lobus kanan hati.
o Berfungsi menyimpan dan memekatkan cairan empedu
o Garam empedu diproduksi dan sekresi oleh hati dan disimpan dikandung
empedu untuk disekresikan ke duodenum jika dibutuhkan.
o Fungsi garam empedu adalah untuk pencernaan dan absorpsi lemak serta
vitamin yang larut dalam lemak di usus halus.
o Secara berkala kandung empedu mengosongkan isinya ke duodenum
melalui sfingter oddi dan ductus koledokus
o Sekresi empedu kedalam duodenum terjadi ketika ada rangsangan
hormone kolesistokinin (CCK) yang dilepaska sebagai respon terhadap
pencernaan lipid dan protein
3
Perhatikan saluran kandung empedu (Gambar B) yang berwarna hijau dibawah ini

4
Kolelitiasis
o Batu empedu merupakan endapat satu atau lebih komponen pembentuk empedu yaitu:
kolesterol, bilirubin, garam empedu, kalsium, protein asam lemak dan fosfolipid.

Jenis batu empedu ada 3:


1. Batu pigmen: terbentuk oleh calsium dan salah satu dari bilirubinat, karbonat, fosfat
atau asam lemak. Berwarna hitam kecoklatan
2. Batu kolesterol: berwarna kuning pucat, juga mengandung calsium dan pigmen
3. Batu kolesterol campuran. Berwarna coklat tua, dapat terlihat dari pemeriksaan X-ray.
Batu kolesterol tidak terlihat dari pemeriksaan x-ray

5
Patogenesis

Batu empedu terbentuk didalam kandung empedu. Faktor resiko


terjadinya batu empedu adalah:
o Riwayat keluarga dengan batu empedu
o Ras: tinggi pada orang amerika asli
o Diabetes, sirosis hati, pankreatitis dan kanker kandung empedu
serta reseksi ileum.
o Obesitas, usia lanjut, banyak makan makanan ber kalori rendah
dan rendah lemak

6
Etiologi terjadinya batu empedu adalah gangguan metabolisme yang menyababkan
perubahan komposisi empedu, statis empedu dan infeksi kandung empedu

Perubahan komposisi empedu:


Kadar kolesterol yang tinggi,
menyebabkan kolesterol mengendap
Infeksi bakteri pada kandung
dan membentuk batu kandung
empedu dapat berperan dalam
empedu pembentukan batu. Namun,
adanya batu empedu pada
umumnya menyebabkan
infeksi atau peradangan atau
Statis empedu: disebabkan oleh gangguan yang disebut kolesistisis
kontraksi kandung empedu atau spasme
sfingter oddi,yang menyebabkan empedu
tidak ada keluar ke duodenum.

7
Gambaran Klinis

o Bisa tanpa gejala, jika batu kecil dan dapat melewati ductus koledikus
o Kolelitiasis akut: nyeri hebat dan mendadak pada abdomen kuadaran atas
kanan, dapat menjalar ke bahu atau punggung. Nyeri dapat berlangsung selama
ber jam-jam
o Sering disertai mual dan muntah
o Pada kondisi kronis, pasien melaporkan riwayat dyspepsia, nyeri ulu hatu atau
flatulen yang berlangsung lama
o Komplikasi utama dari kolelitiasis adalah kolesistisis

8
Prosedure diagnostik
o Penegakkan Diagnosa kolelitiasis dan kolesistisi dilakukan dengan USG
abdomen yang menunjukkan adanya batu atau malfungsi kandung empedu.
o ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) dapat dilakukan untuk
mendeksi batu pada ductus koledikus

Penatalaksanaan:
o Pasien dengan batu empedu harus menghindari makanan yang mengandung
lemak tinggi
o Pemberian analgetik untuk mengatasi nyeri
o Antibiotik
o Terapi IV fluid
o Asam empedu oral untuk melarutkan kolesterol
o Pemecahan batu dengan gelombang syok ekstrakorporeal atau disebut litotripsi
9
o Pembedahan untuk mengangkat batu
10
Daftar Pustaka
Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011). Keperawatan
Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Turris, SA & Finamore, S 2011. “What Every Emergency Nurse needs to know
about aspirin: An update’, International Emergency Nursing, vol. 19, no. 3,
pp.152-153.
Price, SA & Wilson,LM. (2012). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
6. Jakarta: EGC

11

Anda mungkin juga menyukai