Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN KE - 3

KEPELABUHANAN
BY: Frilia Esti Anggraeni, S.Tr., M.M.Tr.
Email: friliaestianggraei@gmail.com
(08975131062)
PELABUHAN
111 PELABUHAN
KOMERSIAL

PELABUHAN
1481 PELABUHAN NON
KOMRSIAL

TUKS 800 TERMINAL KHUSUS


TOTAL

2392
PELABUHAN
(data th 2017)
FUNGSI DAN PERAN JENIS – JENIS
PELABUHAN SECARA KHUSUS

1. Pelabuhan Internasional Hub yang merupakan pelabuhan


utama primer :

a. Berperan sebagai pelabuhan internasional hub yang melayani


angkutan alih muat (transhipment) peti kemas nasional dan
internasional dengan skala pelayanan transportasi laut dunia.

b. Berperan sebagai pelabuhan induk yang melayani angkutan


peti kemas nasional dan internasional sebesar 2.500.000
TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.
LANJUTAN......
c. Berperan sebagai pelabuhan alih muat angkutan peti
kemas nasional dan internasional dengan pelayanan
berkisar dan 3.000.000 - 3.500.000 TEU's/tahun atau
angkutan lain yang setara.
d. Berada dekat dengan jalur pelayaran internasional ±
500 mil.
e. Kedalaman minimal pelabuhan : -12 m LWS.
f. Memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 350 m‘,
4 crane dan lapangan penumpukan peti kemas seluas 15
Ha.
g. Jarak dengan pelabuhan internasional hub lainnya 500 -
1.000 mil.
LANJUTAN......

2. Pelabuhan intemasional yang merupakan pelabuhan utama


sekunder :

a. Berperan sebagai pusat distribusi peti kemas nasional dan


pelayanan angkutan peti kemas internasional.

b. Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan


angkutan peti kemas.

c. Melayani angkutan peti kemas sebesan 1.500.000


TEU's/tahun atau angkutan lain yang setara.
LANJUTAN.....
d. Berada dekat dengan jalur pelayaran internasional +
500 mil dan jalur pelayaran nasional ± 50 mil.

e. Kedalaman minimal pelabuhan - 9 m LWS.

f. Memiliki dermaga peti kemas minimal panjang 250


m',2 crane dan lapangan penumpukan kontener seluas
10 Ha.

g. Jarak dengan pelabuhan internasional lainnya 200 -


500 mil.
LANJUTAN.....

3.  Pelabuhan nasional yang merupakan pelabuhan utama


tersier :

a. Berperan sebagai pengumpan anqkutan peti kemas


nasional.

b. Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan


barang umum nasional.

c. Berperan melayani angkutan peti kemas nasional di


seluruh Indonesia.
LANJUTAN.....

d. Berada dekat dengan jalur pelayaran nasional + 50


mil.

e. Kedalaman minimal pelabuhan –9 m LWS.

f. Memiliki dermaga multipurpose minimal panjang 150


m', mobile crane atau skipgear kapasitas 50 ton.

g. Jarak dengan pelabuhan nasional lainnya 50 - 100


mil.
LANJUTAN.....
4.  Pelabuhan regional yang merupakan pelabuhan
pengumpan primer :

a. Berperan sebagai pengumpan pelabuhan hub


internasional, pelabuhan internasional pelabuhan
nasional.

b. Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan


barang dari/ke pelabuhan utarna dan pelabuhan
pengumpan.
LANJUTAN.....

c. Berperan melayani angkutan taut antar


Kabupaten/Kota dalam propinsi.
d. Berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ± 25
mil.
e. Kedalaman minimal pelabuhan -4 m LWS.
f. Memiliki dermaga minimal panjang 70 m.
g. Jarak dengan pelabuhan regional lainnya 20 - 50 mil.
LANJUTAN.....
5. Pelabuhan lokal yang merupakan pelabuhan pengumpan
sekunder :
a. Berperan sebagai pengumpan pelabuhan hub internasional,
pelabuhan internasional, pelabuhan nasional dan pelabuhan
regional.
b. Berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di daerah
terpencil, terisolasi, perbatasan, daerah perbatasan yang hanya
didukung oleh mode transportasi laut.
c. Berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi laut
untuk mendukung kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai
tempat multifungsi selain sebagai terminal untuk penumpang
juga untuk melayani bongkar muat kebutuhan hidup masyarakat
disekitamya.
LANJUTAN.....

c. Berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi


laut reguler kecuali keperintisan.

d. Kedalaman minimal pelabuhan -1,5 m LWS.

e. Memiliki fasilitas tambat.

f. Jarak dengan pelabuhan lokal lainnya 5 - 20 mil.


E. SIMPUL DALAM JARINGAN
15
-PELABUHAN LAUT; TRANSPORTASI SESUAI
PELABUHAN DENGAN HIERARKI;
- PELABUHAN SUNGAI F. MEWUJUDKAN WAWASAN
PENGUMPAN DAN DANAU NUSANTARA DAN KEDAULATAN
NEGARA
C. PINTU GERBANG KEGIATAN
PELABUHAN JENIS PELABUHAN PEREKONOMIAN;
D. TEMPAT DISTRIBUSI,
PENGUMPUL PASAL 6 AYAT (1) PRODUKSI DAN KONSOLIDASI
MUATAN ATAU BARANG
A. SIMPUL DALAM JARINGAN
TRANSPORTASI SESUAI
PELABUHAN -PEMERINTAHAN DENGAN HIERARKI;
UTAMA B.TEMPAT KEGIATAN
-PENGUSAHAAN ALIH MODA
TRANSPORTASI
FUNGSI PERAN
HIRARKI
PASAL 5 PASAL 4 :
PASAL 6 AYAT (3)
PELABUHAN
JENIS DAN HIERARKI
PERAN, FUNGSI,
ORGANISASI DI PELABUHAN
PSL
PSL 39
39 PSL
PSL 42
42 PSL
PSL 44
44 PSL
PSL 71
71
Ayat (1) Ayat (1) Ayat (1)

UNIT
UNIT
SYAHBANDAR
SYAHBANDAR
OTORITAS
OTORITAS PENYELENGG
PENYELENGG BADAN
BADAN USAHA
USAHA
PELABUHAN
PELABUHAN ARA
ARA PELABUHAN
PELABUHAN
PELABUHAN
PELABUHAN

PENGATURAN
PENGATURAN DAN
DAN PENGATURAN
PENGATURAN DAN
DAN
PEMBINAAN
PEMBINAAN ,, PEMBINAAN
PEMBINAAN ,,
PENGENDALIAN
PENGENDALIAN DAN
DAN PENGENDALIAN
PENGENDALIAN
PENGAWASAN
PENGAWASAN DAN
DAN PENGAWASAN
KESELAMATAN
KESELAMATAN PENGAWASAN
PENGUSAHAAN
DAN
DAN KEAMANAN
KEAMANAN
KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN
KEGIATAN PENGUSAHAAN
KEPELABUHANAN
KEPELABUHANAN KEPELABUHANAN
PELAYARAN
PELAYARAN PADA
PADA PELABUHAN
PELABUHAN
KEPELABUHANAN
PADA
PADA PELABUHAN
PELABUHAN
PELABUHAN
PELABUHAN
YANG
YANG DIUSAHAKAN
DIUSAHAKAN YANG
YANG BELUM
BELUM
SECARA
SECARA DIUSAHAKAN
DIUSAHAKAN
KOMERSIAL
KOMERSIAL SECARA
SECARA
KOMERSIAL
KOMERSIAL
KEGIATAN PEMERINTAHAN DI
PELABUHAN (Pasal 80)

Kegiatan pemerintahan di pelabuhan sebagaimana dimaksud


meliputi :

a. Pengaturan dan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan


kegiatan kepelabuhanan (otoritas pelabuhan)

b. Keselamatan dan keamanan pelayaran (syahbandar)

c. Kepabeanan (lalu lintas barang)

d. Keimigrasian (crew kapal asing)

e. Kekarantinaan (hewan dan tumbuhan)


KEGIATAN PENGUSAHAAN DI
PELABUHAN (Pasal 90)

1. Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan


dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan dan jasa terkait
dengan kepelabuhanan.

2. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelabuhanan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penyediaan
dan/atau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang.
LANJUTAN.....
3. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal,
penumpang, dan barang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas:
a. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga
untuk bertambat;
b. Penyediaan dan/atau pelayanan pengisian bahan
bakar dan pelayanan air bersih;
c. Penyediaan dan/atau pelayanan fasilitas naik
turun penumpang dan/atau kendaraan
d. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga
untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang
dan peti kemas;
LANJUTAN......

e. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa gudang dan tempat


penimbunan barang, alat bongkar muat, serta peralatan
pelabuhan;

f. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas,


curah cair, curah kering, dan Ro-Ro;

g. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang;

h. Penyediaan dan/atau pelayanan pusat distribusi dan


konsolidasi barang; dan/atau

i. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal.


STRUKTUR ORGANISASI KSOP CILACAP
BENTUK PENYELENGGARAAN PELABUHAN SECARA UMUM

LAND LORD PORT TOOL PORT OPERATING PORT

1. Penyelenggara pelabuhan 1. Penyelenggara 1. Penyelenggara pelabuhan


berwenang menyelenggarakan pelabuhan menyediakan seluruh
pelabuhan, bertanggung jawab menyediakan fasilitas fasilitas kepelabuhanan
atas penyediaan fasilitas infrastruktur dan termasuk kegiatan cargo
infrastruktur, pelayanan umum handling dengan peran
suprastruktur berikut
& beberapa pelayanan untuk sebagai port operation,
pelayanannya kecuali
kepentingan umum. port security dan port
2. Pemerintah berperan
cargo handling yang
diserahkan kepada tariff.
menentukan standard
operating procedure yang swasta dlm bentuk 2. Keikutsertaan swasta
dibatasi untuk
selain berdampak peran persewaan atau
meningkatkan kinerja dan
birokrasi yang kuat dlm kerjasama.
produktivitas pelabuhan
penyelenggaraan pelabuhan, 2. Penyelenggara serta menekan total cost,
juga kesisteman tidak bisa pelabuhan dapat sehingga dapat bersaing
berjalan terpadu karena berpartisipasi dalam di pasar global.
masing2 pelaku (swasta) kegiatan pelayanan 3. Pelabuhan yang
mempunyai sudut pandang cargo handling dgn menggunakan bentuk ini
yang berbeda terhadap mendirikan Perusahaan adalah: Singapura dan
pelabuhan. Bongkar Muat (PBM) pelabuhan negara sosialis.
3. Pelabuhan yang menggunakan 3. Pelabuhan yang
bentuk ini adalah: Rotterdam,
menggunakan bentuk
New York, Antwerp, Port Klang
ini adalah: pelabuhan
Perancis
BENTUK PENYELENGGARAAN PELABUHAN DI
INDONESIA SAAT INI
1. Tidak mengenal sebagaimana bentuk penyelenggaraan pelabuhan
secara umum, akan tetapi bervariasi/campuran diantara ketiga
bentuk tersebut, antara lain :
a. Operating Port System untuk terminal petikemas, curah
cair, curah kering dan dermaga khusus.
b. Tool Port System untuk terminal general cargo.
Kecenderungan penyelenggaraan pelabuhan saat ini
bergeser dari bentuk system land lord port menuju system
operating port, dimana peran pemerintah berfungsi sebagai
regulator yang bertugas melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian.
LANJUTAN.....
2. Status Pengelolaan, dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pelabuhan Umum yang diusahakan, dikelola dan dilakukan
oleh BUP sebagai perusahaan yang ditunjuk oleh
pemerintah, untuk mengurangi beban keuangan pemerintah
b. Pelabuhan Umum yang tidak diusahakan, dikelola sendiri
oleh pemerintah, umumnya pelabuhan2 kecil untuk
mendorong pertumbuhan daerah tertentu;
c. Pelabuhan Khusus yang dibangun dan dioperasikan pihak
swasta/BUMN/koperasi untuk menunjang kepentingan usaha
pokoknya.
PELABUHAN-PELABUHAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH PELABUHAN III DENGAN
ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA (ALKI)
Disahkan oleh Sidang Pleno Maritime Safety Committee (IMO) ke – 69 tanggal 19 Mei 1998

ALKI I

ALKI II ALKI III

PT. (PERSERO) PELABUHAN


INDONESIA I

PT. (PERSERO) PELABUHAN


INDONESIA IV

ALKI I
ALKI II ALKI III
: International Hub Port
PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA
: Pelabuhan Pengumpul Nasional
III

ALKI I : ALKI II : ALKI III :


Selat Sunda – Selat Karimata – Selat Lombok – Selat Laut Arafuru – Laut Banda (Barat P. Buru)
Laut Natuna – Laut Cina Makassar – – Laut Seram (Timur P. Mongole) –
Selatan Laut Sulawesi Laut Maluku – Samudera Pasifik
ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA
(ALKI)

 Adalah Alur laut yang ditetapkan sebagai alur untuk


pelaksanaan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan berdasarkan
konvensi hukum laut internasional.

 Alur ini merupakan alur untuk pelayaran dan penerbangan


yang dapat dimanfaatkan oleh kapal atau pesawat udara
asing diatas laut tersebut untuk dilaksanakan pelayaran dan
penerbangan damai dengan cara normal.
LANJUTAN.....
 Penetapan ALKI dimaksudkan agar pelayaran dan
penerbangan internasional dapat terselenggara secara terus
menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak
terhalang oleh perairan dan ruang udara teritorial
Indonesia.

 ALKI ditetapkan untuk menghubungkan dua perairan bebas,


yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

 Semua kapal dan pesawat udara asing yang mau melintas ke


utara atau ke selatan harus melalui ALKI.
SEKIAN DAN TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai