Anda di halaman 1dari 11

Perpajakan

(Pph 26)
Dosen : Indriyani, SE, M. Si

Disusun oleh :
1. MAULIDA HASANATI
(1822315)
2. NETY MARDIANI HARAHAP
(18222
3. PIPIT APRIYANI (1822331)
4. RAHMADANI NASUTION
(1822336

AKADEMI MARITIM
NUSANTARA CILACAP
Pengertian pph 26
Tata cara penyetoran,
pemotongan,dan
pelaporan pph 26
(saat terutang)
Subjek pajak penghasilan
(pph) pasal 26 dan
pengecualiannya Pemotongan pph pasal
26
Tarif dan objek penghasilan (pph)
pasal 26

Cara perhitungan

M
M aa tt ee rr
Pengertian pph 26

UU No.36 tahun 2008 Pajak


Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah
PPh adalah pajak yang dikenakan PPh yang dikenakan/dipotong atas
kepada orang pribadi atau badan penghasilan yang bersumber dari
atas penghasilan yang diterima atau Indonesia yang diterima atau
diperoleh dalam suatu Tahun Pajak. diperoleh Wajib Pajak (WP) luar
negeri selain bentuk usaha tetap
(BUT) di Indonesia
Subjek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26

Subjek pajak PPh Pasal 26 ini adalah wajib pajak


luar negeri selain BUT (orang pribadi maupun badan)
di Indonesia yang terdapat dalam pasal 2 ayat (4) huruf
b Undang-undang Pajak Penghasilan 1984.
Pengecualian

Pengecualian dari pengenaan Pajak Penghasilan diberikan apabila seluruh Penghasilan Kena
Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari suatu Bentuk Usaha Tetap ditanamkan kembali di
Indonesia

1. Penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai
pendiri atau peserta pendiri;

2. Penyertaan modal pada perusahaan yang sudah didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai
pemegang saham;

3. Pembelian aktiva tetap yang digunakan oleh Bentuk Usaha Tetap untuk menjalankan usaha Bentuk
Usaha Tetap atau melakukan kegiatan Bentuk Usaha Tetap di Indonesia; atau

4. Investasi berupa aktiva tidak berwujud oleh Bentuk Usaha Tetap untuk menjalankan usaha Bentuk
Usaha Tetap atau melakukan kegiatan Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.
 
Tariff dan Objek Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26

Tarif 1. Pph pasal 26 = 20% x penghasilan bruto

20% untuk setiap penghasilan yang Jenis penghasilan


dikenakan pph pasal 26 atau sesuai dengan
persetujuan penghindaran pajak berganda  Dividen
(P3B) antar negara atau tax treaty.  Bunga termasuk premium, diskonto dan
imbalan sehubungan dengan jaminan
Ketentuan : pengembalian utang
 Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubung
1. Tarif 20% dari penghasilan bruto dengan penggunaan harta
2. Tarif 20% dari penghasilan neto  Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan
3. Tarif 20% dari penghasilan kena pajak dan kegiatan
setelah dikurangi pajak penghasilan  Hadiah dan penghargaan
 Pensiuan dan pembayaran berkala lainnya
2. Pph pasal 26 = 20% x penghasilan 3. Pph pasal 26 = 20% X (PKP –
neto; PPh terutang)
Penghasilan neto = perkiraan
penghasilan neto x penghasilan bruto

Jenis penghasilan
Jenis penghasilan
• Diterapkan pada BUT di Indonesia, jika
• Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
penghasilan setelah dikurangi pajak tersebut
• Premi asuransi dan reasuransi yang ditanamkan kembali di Indonesia atas
dibayarkan kepada perusahaan asuransi penghasilan tersebut tidak dipotong PPh 26.
Saat terutang, tata cara pemotongan , penyetoran, dan pelaporan PPh
Pasal 26

1. PPh pasal 26 terutang pada akhir bulan dilakukannya


pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan,
tergantung yang mana terjadi lebih dahulu.
2. Pemotong PPh pasal 26 wajib membuat bukti pemotongan
PPh pasal 26 rangkap 3 : 1. PPh pasal 26 wajib disetorkan ke bank Persepsi atau Kantor

 Lembar pertama untuk Wajib Pajak luar negeri; Pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP), paling
lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan
 Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan Pajak;
saat terutangnya pajak.
 Lembar ketiga untuk arsip Pemotong.
2.    SPT Masa PPh Pasal 26, dengan dilampiri SSP lembar
kedua, bukti pemotongan lembar kedua dan daftar bukti
pemotongan disampaikan ke KPP setempat paling lambat 20
hari setelah Masa Pajak berakhir.
Pemotong PPh Pasal 26
 

 Badan Pemerintah
 Subjek Pajak Badan dalm negeri

 Penyelenggara kegiatan

 Bentuk Usaha Tetap (BUT)

 Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya


Cara Perhitungan PPh pasal 26

Suatu perusahaan penyewaan gedung kantor, PT Cunha, mengasuransikan bangunan


bertingkat ke perusahaan asuransi di luar negeri dengan membayar jumlah premi selama tahun
1995 sebesar Rp1 Miliar. 

Penyelesaian

Perkiraan penghasilan =  50% x Rp1 Miliar = Rp500.000.000,-


PPh Pasal 26 yang harus dibayar =   20% x Rp500.000.000,-  = Rp100.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai