Angel Novelyeni Cahyaningtyas 17031062 Rahmatul Laili 17031075 Dwi Astuti 17031068 Vivi Andriani 17031077 Herlina Malinda 17031067 Nabila Rizky 17031061 M. Anshari halilintar 17031078 Latar Belakang • Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012) • Menurut World Health Organization sejak tahun 2010 hingga Maret 2011, di Indonesia tercatat 430.000 penderita TB paru dengan korban meninggal sejumlah 61.000. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan kejadian tahun 2009 yang mencapai 528.063 penderita TB paru dengan 91.369 orang meninggal (WHO Tuberculosis Profile, 2012). Definisi Tuberkulosis • Tuberkulosis adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberkulosis sebagian besar mengenai organ paru-paru dibandingkan organ lain. (Anies, 2016) Etiologi • Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mycrobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru-paru, ataupun organ- organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening,usus, ginjal, tulang sampai otak. perkolasi dapat mengakibatkan kematian yang merupakan salah satu penyakit infeksi yang yang merupakan penyebab kematian tertinggi. (Anies, 2016) • Sangat mudah menular yaitu lewat cairan pada saluran nafas yang keluar ke udara lewat batuk atau bersin dan dihirup oleh orang-orang disekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman tuberkulosis. (Anies, 2016) Gejala TBC • Gejala utamanya berupa batuk terus menerus dan berdahaks selama tiga pekan atau lebih. Gejala tambahan yang sering dijumpai : • 1. Dahak bercampur darah/batuk darah, • 2. Sesak nafas dan rasa nyeri pada dada, • 3. Demam/meriang lebih dari sebulan, • 4. Berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas • 5. Badan lemah dan lesu • 6. Nafsu makan menurun dan terjadi penurunan berat badan. • Untuk memastikan seseorang terkena TB atau tidak, harus dilakukan diagnosis dengan mengadakan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radiologis (foto rontgen). • • Patofisiologi • Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis Juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru-paru ( lobus atas). selanjutnya, sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi, neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis ( menelan bakteri), sementara limfosit spesifik- tuberkolosis menghancurkan (melisiskan) Basil dan jaringan normal. reaksi jaringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan bronkopneumonia. infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2- 10 minggu setelah terpapar bakteri. (Somantri,2010) • Interaksi antara Mycobacterium tuberculosis Dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru yang disebut Granuloma. granuloma terdiri atas kumpulan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi masa jaringan fibrosa. bagian tengah dari masa tersebut disebut ghon tubercle. Farmakologi • Untuk mendiagnosis tuberkulosis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru-paru atau dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah juga tes tuberkulin (Mantoux/PPD). pengobatan tuberkulosis adalah pengobatan jangka panjang, Biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat. kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. (Anies, 2016) • Efek samping yang bisa terjadi pada pengobatan tuberkulosis adalah nyeri perut, penglihatan atau pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki atau tangan, lemas, sampai mata atau kulit kuning. (Anies, 2016) TINJAUAN KASUS • Perawat keluarga melakukan kunjungan keluarga untuk melakukan pengkajian pada keluarga bapak B. Sayangnya bapak B menderita TB paru dan sekarang tengah melakukan masa pengobatan selama 6 bulan. Dan sudah memasuki bulan ke tiga dari masa pengobatannya. Saat di tinjau rumah terlihat tampak kotor dan terlihat tidak rapi, juga terlihat berdebu dan sedikit ventilasi dan sinar matahari. Didepan rumah bapak B terdapat warung dan orang sering berbelanja di warungnya, juga terdapat tongkrongan bapak-bapak dikampung. Ibu E adalah istri dari bapak B yang mengatakan bahwasanya bapak B sangat sulit untuk diajak berdiskusi mengenai pengobatannya dan banyak membantah apalagi tidak menerima keadaan nafasnya yang terkadang sesak dan batuk batuk karena menderita TB, mereka mempercayai penyakit yang dideritanya akan sembuh tanpa harus melewati pengobatan medis yaitu melalui obat alternatif seperti orang pintar. Mereka juga tidak mau mengeluarkan biaya yang banyak untuk pengobatan suaminya lagi. Ibu E mengatakan bahwasanya pendidikan mengenai penyakit TB tidak pernah ia dapatkan. dan mengunjungi pusat pelayanan kesehatan juga jarang, padahal letak Puskesmas dan rumah sakit hanya berjarak 6 km dari rumah bapak B. Anaknya juga mengatakan semenjak Bapak B mengidap TB, beliau terlihat suka emosi jika di ajak berbicara, tapi mengenai perilaku ayahnya anaknya dan istrinya menyerahkan apapun pilihan yang di buat oleh kepala keluarga ya terhadap pengobatannya sendiri karena mereka merasa sudah capek dan letih mengajarkan dan memberikan solusi kepadanya. sebelumnya bapak B bekerja sebagai kuli bangunan, saat ini bapak B sudah lagi tidak bekerja, dikarenakan umurnya yang sudah memasuki usia lanjut yaitu 65 tahun. Dan pendapatannya perbulan hanya mengandalkan dari anak pertamanya saja yang bekerja di salah satu kantor swasta. Keluarga tidak memanaskan alat makan bagi anaknya yang sakit TB. Di dalam rumah bapak B yang menderita TB bertingkah layaknya orang sehat dengan tidak memakai masker dan membersihkan tempat tidur, tidak mencuci tangan setelah bersin dan batuk. juga tidak menyediakan kantong plastik ataupun wadah sebagai penampung dahaknya. Katena merasa tidak tahu mengenai perawatannya. perawatpun membuat jadwal kunjungan terhadap keluarga setelah melakukan pengkajian terhadap keluarga bapak B agar masalah yang ada pada keluarga bapak B dapat teratasi. Pembahasan • Tuberkulosis adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberkulosis sebagian besar mengenai organ paru-paru dibandingkan organ lain. (Anies, 2016) hal ini sesuai dengan penyakit yang terdapat di dalam Kasus yang kelompok angkat, yaitu infeksi pada saluran pernafasan dan sebagian besar banyak menyerang organ paru-paru dibandingkan dengan organ lainnya. • Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang baik Penyakit ini tidak akan muncul dan kuman tuberkulosis akan “ tertidur”. Namun, pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun atau buruk, atau terus-menerus menghirup udara yang mengandung kuman tuberkulosis akibat lingkungan yang buruk akan lebih mudah terkena infeksi tuberculosis. (Anies, 2016) hal ini juga terdapat di dalam kasus bahwasanya riwayat pekerjaan bapak Baik merupakan seorang kuli bangunan, kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk bapak B terkena paparan lingkungan yang kurang baik untuk kesehatan nya terutama bapak p bekerja sebagai kuli. • Terdapat kesenjangan dalam mengisi pengkajian bagian data lingkungan tentang Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW yang dibuat kelompok tidak terkaji, sementara pada kasus dijelaskan bahwasanya "Didepan rumah bapak B terdapat warung dan orang sering berbelanja di warungnya, juga terdapat tongkrongan bapak-bapak dikampung" Hal ini harusnya bisa di isi berdasarkan data yang sudah dikaji tetapi kelompok tidak mencantumkan data tersebut. • Untuk diagnosa keperawatan berdasarkan teori harus memiliki data pendukung agar diagnosa benar-benar bisa di angkat dan bisa di rencana kan untuk mengatasi masalah yang terdapat berdasarkan kasus sehingga di dalam kasus kelompok mengangkat ada dua diagnosa keperawatan yaitu ketidakmampuan koping keluarga serta gangguan proses keluarga, diagnosa ini dapat kelompok angkat karena memang ada ada data yang menunjang untuk diangkatnya diagnosa tersebut. Intervensi keperawatan yang di lakukan berdasarkan diagnosa yang di angkat di harap kan mampu untuk mengatasi masalah tersebut hal ini sudah kelompok tampilkan pada tabel NOC. • Implementasi keperawatan dilakukan dan diterapkan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan perencanaan yang telah dibuat agar masalah pada kasus benar-benar dapat teratasi, tindakan untuk mengatasi masalah berdasarkan kasus juga sudah kelompok tampilkan di tabel Asuhan Keperawatan NIC. • Evaluasi atau Dokumentasi dapat dilakukan untuk menilai apakah perencanaan dan tindakan yang sudah di lakukan benar-benar bisa mengatasi masalah jika belum teratasi makan harus menyusun perencanaan dan tindakan yang lebih akurat agar masalah pada kasus benar-benar teratasi. Kesimpulan • Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis. Lebih dari 8 juta populasi terkena TB aktif setiap tahunnya dan sekitar 2 juta meninggal. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012) • Di Indonesia, tuberculosis merupakan masalah utama kesehatan masyarakat dengan jumlah menempati urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah Cina dan India, dengan jumlah sekitar 10% dari total jumlah pasien tuberculosis di dunia. Diperkirakan terdapat 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang setiap tahunnya