Anda di halaman 1dari 42

BAB VI POPULASI

Oleh:
Dr. Kasman Arifin, M.Si

Jurusan Pendidikan Biologi


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo
Kendari
2018
PENDAHULUAN
Populasi adalah Himpunan individu-individu
suatu spesies organisme yang
terdapat di suatu tempat pada suatu
waktu.
Satuan terkecil pembangun populasi adalah
individu
Individu-individu memiliki persamaan dan
perbedaan

Variasi individual
Pada populasi hewan berbiak seksual: individu jantan dan
betina bersifat interfertil; mampu kawin satu dengan yang
lain dan menghasilkan turunan yang interfertil pula.
Ditujukan untuk individu spesies yang sama
Dalam praktek sehari-hari:
Pengertian populasi; adakalanya ditujukan dalam
pengertian heterospesies (polispesies) misalnya:
a. Populasi capung di Kampus Bumi Tridharma UHO
Anduonohu – Kendari
b. Populasi burung di Kota Kendari
c. Populasi ikan di Sungai Kambei
d. dsb.
Istilah populasi kadang-kadang digunakan untuk:
Individu-individu dari suatu kategori umur atau
tingkat perkembangan tertentu.
misalnya:
1) Populasi nimpa lalat sehari (Ephemeroptera)
2) Populasi nimpa capung (Odonata)
Karena batasan dimensi ruang dan waktu seringkali
sukar ditentukan pada populasi-populasi alami maka:
area (ruang) dan periode (waktu) kadangkala
ditentukan.
- secara arbitrer
- berdasarkan keperluan
- tujuan dan kepraktisan peneliti
Adanya interaksi-interaksi antar individu di dalam
populasi atau individu-individu lain dari luar populasi
maka: populasi merupakan satuan dinamis yang
dikenal seleksi alam (berevolusi).
Ciri-Ciri Dasar Populasi
Ciri Biologi
yaitu ciri yang dimiliki oleh individu-individu
pembangun populasi, yang mempunyai:
 struktur-struktur organisasi tertentu; ada yang
konstan dan ada yang mengalami perubahan sejalan
dengan waktu (umur).
 Ontogeni, yaitu sejarah perkembangan kehidupan
(lahir, tumbuh, berdiferensiasi, senesens, mati).
 dapat dikenai dampak faktor-faktor lingkungan dan
dapat memberi respon.
 mempunyai herediter
 terintegrasi oleh faktor-faktor herediter (genetik) dan
lingkungan (ekologi).

Berikut ilustrasi faktor-faktor yang berinteraksi dan


mempengaruhi penampilan dan kinerja suatu populasi
Genotipe-
Genotipe Ukuran dan struktur

Perubahan
Fenotipe

Individu- Penampilan dan Persistensi


Populasi Kinerja Populasi
individu
Evolusi

Faktor-faktor Kepunahan
Lingkungan dsb.

Gambar 6.1. Faktor-faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi


penampilan dan kinerja suatu populasi
Ciri Statistik
yaitu ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individu-individu.
 tidak dipunyai oleh suatu individu organisme
 timbul sebagai akibat dari aktivitas kelompok
individu-individu yang berinteraksi
 kelimpahan dan kerapatan, berikut parameter-
parameter utama yang mempengaruhi:
- sebaran (struktur) umur
- dispersi (sebaran individu intra-populasi)
- genangan gen (“gene pool”) populasi
Penampilan dan kinerja suatu populasi sangat
ditentukan oleh ciri-ciri statistiknya.
Ekologi populasi : membahas fenomena dinamika
populasi dengan pusat topik bahasan; ciri-ciri statistik
populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
skala ruang dan waktu.
KELIMPAHAN DAN KERAPATAN
POPULASI
 Besar kecilnya ukuran populasi atau tingkat
kelimpahan populasi ditunjukan tinggi rendahnya
jumlah individu populasi suatu species hewan.

 Seluruh area yang ditempati individu-individu suatu


populasi seringkali tidak diketahui dengan pasti
batas-batasnya.
Kelimpahan (ukuran) populasi di seluruh area yang
ditempati oleh individu-individu populasi praktis
menjadi tak mungkin ditentukan (terutama pada
populasi-populasi alami ukuran tubuh kecil, bersifat
nokturnal atau hidup ditempat terlindung dan sukar
dijangkau)
Sehingga digunakan pengukuran tingkat kelimpahan
populasi persatuan ruang dari yang ditempati, yaitu
kerapatan (kepadatan)
 Kepadatan ( kerapatan) populasi suatu species hewan
: rata-rata jumlah individu persatuan luas area(m2,
Ha, km2, dsb), atau persatuan volume medium ( per
cc, liter air, dsb), atau persatuan berat medium
tempat hidup (per gram, kg tanah, dsb).
 Dalam hal-hal tertentu kerapatan lebih memberi
makna bila dinyatakan persatuan habitat atau
mikrohabitat misalnya :
- Sekian individu cacing usus per individu inang
- Sekian individu Larva Dacus per buah jambu
- Sekian individu wereng per rumpun padi
dari pada
- Per gram tubuh inang
- Per Ha kebun jambu
- Per Ha sawah
 Kerapatan kasar : diukur atas dasar satuan ruang
habitat secara menyeluruh
 Kerapatan ekologis (kerapatan spesifik) : didasarkan
atas satuan ruang dalam habitat yang benar-benar
ditempati (mikro habitat)

Gbr 6.2. : Tingkat Kerapatan kasar dan ekologis ikan-ikan dalam suatu danau
serta hubungannya dengan pewaktuan perkambangbiakan
burung bangau (pemangsa ikan)
 Makin turun air danau, kerapatan kasar makin
berkurang, dan
 Kerapatan ekologis makin bertambah
 Pewaktuan musim burung bertelur cukup tepat
karena pada anak-anak burung menetas (kebutuhan
energi untuk tumbuh tinggi) bertepatan dengan
tingkat kerapatan populasi-populasi ikan dalam
danau maksimum
- Induk bangau relatif mudah menangkap ikan
Kaitan hubungan bermakna tersebut tidak ada
seandainya kerapatan populasi yang diperhitungkan
dalam hubungan dengan aktivitas perkembangbiakan
bangau adalah kerapatan kasar dari ikan-ikan.
 Kecenderungan umum : hubungan berbanding
terbalik antara kerapatan dan ukuran tubuh hewan
Species hewan ukuran tubuh besar tingkat
kerapatan rendah
Species hewan ukuran tubuh kecil tingkat
kerapatan tinggi
Tabel : Contoh tingkat kerapatan populasi hewan yang
berbeda ukuran tubuhnya
KERAPATAN POPULASI
(JUMLAH INDIVIDU PER SATUAN LUAS AREA
TAKSON
HEWAN A (Per m2) B*)

Arthropoda tanah 500 000 500 000/m2


Balanoidea dewasa 2 000 20/100 cm2
Tikus padang rumput 0.0494 494/ha
Tikus semak belukar 0.0012 12/ha
Rusa *) dalam satuan konvensional 0.000004 4/km
 Apabila ukuran tubuh individu-individu species yang
diselidiki sangat bervariasi : Tingkat kerapatan
populasi acapkali dinyatakan : Kerapatan Biomasa (B)

atau

Dengan :
b = berat tubuh individu
n = jumlah individu
= rata-rata berat tubuh individu

Dalam bahasan khusus (produktivitas, energetika) :


kadangkala biomasa dinyatakan dalam satuan berat
kering (bebas air) atau satuan energi (kcal, cal, joule)
BATAS-BATAS KERAPATAN POPULASI

 Dalam habitat alami: kerapatan populasi


dapat berubah-ubah sejalan dengan waktu.
 Naik turunnya kerapatan populasi dapat
terjadi dalam batas tertentu.
 Batas-batas tersebut terdiri atas :
a. Batas Atas
b. Batas Bawah
BATAS-BATAS
KERAPATAN POPULASI

 Batas Atas kerapatan populasi ditentukan oleh faktor:


a. Aliran energi atau produktivitas ekosistem yang
ditempati
b. Ukuran Tubuh
c. Laju Metabolisme
d. Kedudukan tingkat trofik spesies hewan
 Batas Bawah kerapatan populasi:
a. Belum diketahui dengan pasti
b. Diduga dalam ekosistem yang stabil: ada mekanisme
homeostatik yang beroperasi dalam populasi.
INTENSITAS, PREVALENSI DAN
KELANGKAAN

 Secara Lebih Luas: Kelimpahan populasi suatu spesies


mengandung dua aspek yaitu :
a. Aspek Intensitas: tinggi rendahnya kerapatan populasi dalam
area-area yang dihuni spesies.
b. Aspek Prevalensi: jumlah dan ukuran area-area yang ditempati
(mengenai sebaran).
 Berdasarkan kedua aspek tersebut, suatu hewan dapat
dimasukkan dalam kategori:
1. Prevalensi tinggi (Prevalen) dan intensitasnya tinggi
2. Prevalensi tinggi (Prevalen) tetapi intensitas rendah
3. Prevalensi rendah (terlokalisasi) tetapi intensitas tinggi
4. Prevalensi rendah (terlokalisasi) dan intensitas rendah
INTENSITAS, PREVALENSI DAN
KELANGKAAN

 Spesies langka: Jarang: spesies terlokalisasi dan


intensitasnya rendah atau terkadang
intensitasnya tinggi namun prevalensinya
rendah.
 Dihimpun dalam RED DATA BOOK yang
diterbitkan oleh “International Union for the
Conservation of Natural (IUCN)”
INTENSITAS, PREVALENSI DAN
KELANGKAAN

 Penyebab kelangkaan:
1. Area yang dihuni menjadi sempit atau jarang
2. Tempat-tempat yang dapat dihuni spesies
hanya cocok dihuni dalam waktu singkat saja
Masalah atau tempat-tempat itu letaknya diluar
Prevalensi jangkauan daya pemencaran (dispersal)
spesies hewan
3. Area yang potensial untuk dihuni dapat
menjadi tidak dapat ditempati akibat
kehadiran pesaing, parasit, atau predator.
INTENSITAS, PREVALENSI DAN
KELANGKAAN

 Penyebab kelangkaan:
4. Ketersedian sumber daya penting dalam area yang
Masalah dapat dihuni menjadi berkurang, misalnya
Intensitas
makanan dan tempat berbiak yang aman.
5. Variasi genetik spesies relatif sempit, sehingga
Masalah
kisaran tempat yang dapat dihuni terbatas.
Prevalensi 6. Plastisitas Fenotipik individu-individu spesies
rendah, segingga kisaran tempat yang dapat
dihuni terbatas.
Masalah 7. Kehadiran spesies lain (pesaing, predator, parasit)
Intensitas
menekan tingkat kelimpahan spesies menjadi
sangat rendah dan jauh dari tingkat kelimpahan
yang masih dapat didukung ketersediaan sumber
dayanya.
PENGUKURAN TINGKAT KELIMPAHAN POPULASI

 Banyak macamnya
 Faktor penentu dipilihnya suatu cara yang cocok,
yaitu:
1. Tujuan dan Keperluan pengukuran
2. Ukuran tubuh hewan
3. Mobilitas
4. Prilaku Umum Spesies Hewan
5. Ketersediaan waktu dan Tenaga
6. Keterampilan Pelaksanaan Pengukuran
PENGUKURAN TINGKAT KELIMPAHAN POPULASI

 Pengukuran Kelimpahan Absolut: Pencacahan Total (Sensus Total)


 cara menghitung secara langsung semua individu disuatu tempat yang
dihuni spesies yang diselidiki.
 Biasanya dilakukan dari waktu ke waktu pada populasi-populasi
manusia di setiap negara
 Pada Hewan:
 Spesies Mammalia Berukuran besar dan mudah tampak dalam
habitat. Misalnya:
 Bison di padang rumput
 Gajah di semak belukar
 Spesies Mammalia Berukuran kecil misalnya
 Kelelawar : mencacah individu-individu yang keluar masuk
lubang tempat tinggal.
 Kalong : mencacah individu-individu melalui jalur terbangnya
 Invertebrata sesil dengan ukuran tubuh tidak terlalu kecil. Misalnya
Teritip (Bulanus sp.)
PENGUKURAN
TINGKAT
KELIMPAHAN
POPULASI

 Pengukuran Kelimpahan Absolut: Metode-metode


Pencuplikan (Sampling method)
 Pencacahan hanya dilakukan terhadap
individu-individu dari cuplikan-cuplikan
(samples) yang masing-masing merupakan
suatu proporsi kecil dari populasi yang
diperiksa.
Metode Cuplikan Kuadrat
Umumnya digunakan untuk:
Membuat estimasi atau taksiran mengenai kerapan
populasi jenis-jenis spesies hewan. Misalnya kerapatan
jenis hewan invertebrata di suatu wilayah.

Bentuk tidak selalu bujur sangkar,


dapat pula berbentuk persegi panjang, bahkan
berbentuk lingkaran sebagai patoka vegetasi.
Aspek penting dalam metode cuplikan kuadrat:
menentukan besar ukuran tiap satuan cuplikan
(=kuadrat_kuadrat)
jumlah cuplikan
pola penempatan cuplikan-cuplikan

 Tingkat keandalan atau efisiensi tergantung pada:


luas area kuadrat harus diketahui demgan baik.
Kuadrat harus dapat mewakili keseluruhan area yang
diselidiki populasinya
Jumlah individu dari tiap kuadrat harus dicacah dengan
tepat
Metode Menangkap – Menandai- dan
Menangkap Kembali (3M)
Sinonim: CMR Method (Capture-Mark-Recapture)
Lincoln-Peterson, modifikasi sensus ganda

Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu


dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Penangkapan
dilakukan berulang kali dengan penandaan-penandaan baru serta
meliputi periode yang sangat panjang.

 Tujuan 3M adalah untuk mengetahui tingkat kelimpahan suatu saat


dan fuktuasi perubahannya sejalan dengan waktu
Metode Pemindahan
(Removal Method)
Syarat pencuplikan (penangkapan) yang dilakukan;
Memiliki pengulangan selama beberapa kali(replikasi)
Cara penangkapan sampel yang sama.

 Asas Metode Pemindahan


Jumlah individu yang tertangkap dan diambil setiap kali
penangkapan mempengaruhi penangkapan-
penangkapan berikutnya.
Laju berkurangnya hasil tangkapan akan proporsional
terhadap jumlah total individu
Pencuplikan hanya dua kali:
Hasil tangkapan ke-1: y1 individu
Hasil tangkapan ke-2 : y2 individu

Sehingga rumus kelimpahan (besar populasi):

Dimana, pencuplikan >2x :analisis regresi


Sumbu X : jumlah tangkapan
Sumbu Y : jumlah hasil tangkapan setiap kali
pencuplikan
PENENTUAN KELIMPAHAN RELATIF
 Pernyataan yang mengandung kelimpahan relatif
misalnya:
 nyamuk di kota A makin banyak dan di kota B makin
kurang
 Jumlah ikan sekarang dan dulu di sungai itu sangat
berbeda
 Metode penentuan: banyak macamnya

menunjukan kesamaan
Hasil pengukuran tidak menghasilkan suatu organ taksiran
mengenai besar populasi atau kerapatan populasi hanya
mengenai indeks kelimpahan populasi.
asumsi yang mendasari
Berkolerasi secara relatif konstan dengan angka besar
populasi yang sebenarnya atau angka kerapatan
populasinya.
Namun
Besarnya konstanta koreksi itu tidak diketahui secara pasti.
 Kegunaan
mendeteksi terjadinya perubahan-perubahan besar
mengenai naik-turunya kelimpahan populasi suatu species
hewan di suatu tempat.
 Teknik dan metode (beberapa)
1. Pengunaan perangkap
- misal : perangkap jebak, perangkap hidup, perangkap
cahaya.
- Indeks kelimpahan:
purata jumlah individu per satuan waktu per perangkap
2. Penggunaan Jala: jala serangga, jala tebar, jala kabat, dsb
3. Perhitungan pelet tinja:
Bila jumlah total pelet segar disuatu area dan purata laju
produksinya (Laju defekasi) per individu per satuan waktu
diketahui.

kerapatan dan kelimpahan absolut dapat ditaksir melalui


perhitungan.
Mis: Bangsa rusa, kijang, kelinci, tikus, kambing, dsb.
4. Perhitungan hasil tangkapan per satuan usaha:
Misal: indeks kelimpahan ikan di laut pada suatu periode dapat
dinyatakan dalam berat atau jumlah ikan per 100 jam memukat
dengan satu kapal pukat.
5. Perhitungan jumlah artefak:
indeks kelimpahan ditaksir dari :
Perhitungan jumlah “tanda bukti” atau jejak hasil aktivitas hewan
mis:
Berupa sarang, lubang, cerobong, bekas garukan, kepompong kosong,
dsb.
6. Penghitungan frekuensi Vokalisasi:
Indeks kelimpahan dinyatakan dalam angka frekuensi bunyi /
teriakan per satuan waktu.
Mis: vokalisasi berjenis-jenis kera, bajing, burung, dsb.
7. Sensus tepi jalan (“roadside Count”)
Misal: mencacah jumlah kera , burung dan hewan agak besar yang
tampak dikiri-kanan jalan dalam jarak tertentu , yang dilalui dengan
berjalan atau berkendaraan, (mobil, perahu, dsb).
8. Pengukuran daya makan
Misal: perubahan kelimpahan populasi diukur dari
perubahan banyaknya umpan yang dimakan (tikus,
kelinci dan lain-lain).
9. Penggunaan manusia sebagai umpan
Misal: menentukan kelimpahan relatif nyamuk :
Jumlah nyamuk ( betina) yang hinggap mengigit lengan
selama rentang waktu tertentu.

Indeks yang diperoleh secara berkala dalam rentang


waktu lama.
Informasi pola perubahan kelimpahan populasi
nyamuk.
10. Pengisian kuesioner:
Misal: para pemburu, pengail, penjerat, dsb.

jumlah hasil tangkapan / buruan dengan


- cara yang sama
- rentang waktu sama

informasi: perubahan-perubahan besar yang


terjadi pada kelimpahan populasi hewan

Anda mungkin juga menyukai