Anda di halaman 1dari 30

Hukum Adat

S
SsSoerojo Wignjodipoero, S.H.

Chrisnoven M pasaribu
Company
173309010199
LOGO
Company
LOGO BAB I :Pendahuluan

MENGENAL ADAT
Adat adalah merupakan pencerminan daripada kepribadian sesuatu
bangsa, merupakan salah satu penjelmaan daripada jiwa bangsa yang
bersangkutan dari abad ke abad.
Oleh karena itu, maka tiap bangsa di dunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri-
sendiri yang satu dengan yang lainnya tidak sama. Justru oleh karna ketidak
samaan inilah kita dapat mengatakan bahwa adat itu merupakan unsur yang
terpenting yang memberikan identitas kepada bangsa yang bersangkutan.
Di dalam negara Republik Indonesia ini, adat yang dimiliki oleh daerah-dearah
suku-suku bangsa adalah berbeda-beda, meskipun dasar serta sifatnya adalah
satu, yaitu ke-Indonesiaannya. Oleh karena itu adat bangsa Indonesia dikatakan
merupakan “Bhineka” (berbeda-beda di daereh suku-suku bangsanya), “Tunggal
Ika” (tetapi tetap satu juga, yaitu dasar dan sifat ke Indonesiaannya), ini tidak
mati melainkan selalu berkembang, senantiasa bergerak serta berdasarkan
keharusan selalu dalam keadaan evolusi mengikuti proses perkembangan
peradaban bangsanya.
Company
LOGO
Menurut prof.Dr.Supomo S.H
Dalam karangan beliau “Beberapa catatan mengenai kedudukan hokum adat”
memberi pengertian hukum adat sebagai hokum yang tidak tertulis di dalam
peraturan-peraturan legislatif meliputi peraturan-peraturan hidup yang
meskipun tidak di tetapkanoleh yang berwajib, toh ditaati dan di dukung oleh
rakyat berdasrkan atas keyakinan bahwasanya peraturan-peraturan tersebut
mempunyai kekuasaan hokum.
Hukum adat memiliki dua unsur, yaitu:
Unsur kenyataan : bahwa adat itu dalam keadaan yang sama selalu
diindahkan oleh rakyat.
Usur Psikologis: bahwa terdapat adanya keyakinan pada rakyat, bahwa adat
dimakksud mempunyai kekuatan hokum.
Unsur inilah yang menimbulkan adanya kewajiban hokum (opinion yuris
necesiatis).
Company
LOGO BAB II Sejarah Hukum Adat

Proses perkembangan Hukum adat


Adat istiadat yang sudah hidup dalam masyarakat pra-Hindu tersebut
menurut-menurut ahli-ahli hokum adat adalah merupakan adat-adat melayu –
Polinesia.
Lambat laun datang di kepulauan kita ini kultur Hindu, kemudain kultur Islam
dan kultur Kristen yang masing masing mempengaruhi kultur asli tersebut.
Di Indonesia, factor magi dan animisme ini, pengaruh ternyata begitu besar,
sehingga tidak dapat atau belum dapat hilang didesak oleh Agama, yang
kemudian datang. Hal ini terlihat dalam wujud pelaksanaan upacara adat yang
bersumber pada kepercayaan kepada kekuasaa-kekuasaan serta kekuatan gaib,
yang dapat dimohon bantuannya. Animisme percaya, bahwa segala sesuatu
dalam alam ini bernyawa.
Company
LOGO
Pada zaman Kompeni (1602-1800)
Zaman Daendels (1808-1811)
Walaupun menganggap, bahwa hokum adat di hinggapi beberapa kekecewaan
terutama hukumpidananya merasa segan untuk mengganti hokum adat itu
sekaligus dengan hokum eropa. Daendels tidak membuat perubahan-perubahan
yang penting dalam hokum anak negeri.
Selama pemerintahan Daendels boleh di katakan segala hokum penduduk tetap
tinggal seperti sedia kala dan umumnya dilakukan untuk bangsa bumiputera
hukumnya sendiri serta acara hokum yang biasa dipakainya dengan pengertian,
bahwa guna pengusutan sesuatu perkara pidana tidak lagi diperlukan adanya
dakwaan orang yang menjadi korban atau keluarganya serta tentang hokumnya
diperbolehkan menyimpang dari hokum adat.
Jadi pada zaman Daendels umumlah anggapan bahwa hokum adat terdiri atas
hokum islam. Akan tetapi sebenarnya Daendels belum paham tentang corak dan
sifatnya hokum asli ini.
Company
BAB III Sejarah Hukum Adat sebagai Masalah Politik Hukum, Di
LOGO dalam Sistem Perundang-Undangan Di Indonesia

Tentang Kedudukan Hukum Adat Dalam Tata Hukum nasional Indonesia


Prof Dr. Suripto dalam “Hukum Adat dan Pancasila dalam Undang-
undang pokok Kekuasaan kehakiman” menyatakan sebagai berikut
Pada tanggal 17 Agustus 1945 kita Bangsa Indonesia hidup dalam
perumahan bangsa sendiri, bebas dari segala ikatan Asing. Ikatan politik,
Ekonomi, Sosial, Kebudayaan dan Mental. Kita hidup sesuai dengan
kepribadian/jiwa kita sendiri.
Zaman baru telah lahir, salah satu Manifestasi dari jaman baru, hidup baru ini,
adalah pengesahaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah asli cerminan
Kepribadian Bangsa Indonesia. Dalam lampiran A dari Ketetapan MPRS
No/II/MPRS/1960 pada paragraf 402 No. 34 dan 35: di antaranya terdapat
ketentuan-ketentuan yang mengenai pembinaan hokum Nasional kita yang baru.
Hukum Adat yang tidak menghambat segera tercapainya Masyarakat Sosialis
Pancasila yang dari dulu sampai sekarang menjadi pengatur-pengatur hidup
bermasyarakat kita, harus menjadi dasar-dasar elemen, unsur-unsur, hokum yang
kita masukan dalam hokum Nasional kita yang baru.
Company
LOGO
Bagaimanakah Kedudukan Hukum Adat Ini Di Kemudian Hari?
Tentang masalah ini prof soepomo di dalam pidato Dies Natalis di
Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tanggal 17 Maret 1947 menegaskan
sebagai berikut:
Bahwa dalam lapangan hidup kekeluargaan, hokum adat masih akan menguasai
masyarakat Indonesia
Bahwa hokum pidana dari sesuatu negara wajib sesuai dengan corak dan sifat sifat
Bangsanya atau masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, maka hokum adat pidana
akan memberi bahan-bahan yang sangat berharga dalam pembentukan KUHPidana
baru untuk negara kita.
Bahwa hokum adat sebagai hokum kebiasaan yang tak tertulis akan tetap menjadi
sumber hokum baru dalam hal-hal yang belum/tidak ditetapkan oleh undang-undang.
Memperhatikan akan hal ini, maka kiranya kaidah-kaidah adat-istiadatlah yang
senantiasa timbul,berkambang serta hidup di dalam masyarakat itu sendiri, yang
merupakan satu-satunya sumber hokum baru yang dapat memenuhi kebutuhan
rakyat
Company
LOGO BAB IV SISTEM HUKUM ADAT
Sendi-sendi Hukum Adat Yang Merupakan Landasan (Fundamental)
Tiap hokum merupakan suatu sistem, artinya kompleks norma-normanya
itu merupakan suatu kebetulan sebagai wujud pengejawantahan daripada kesatuan
alampikiran yang hidup didalam masyarakat.
Selain merupakan penegasan, tanda-tanda kelihatan ini merupakan pula suatu
pemberitahuan untuk pihak ketiga.
Antara sistem hokum adat dan sistem hokum barat terdapat beberapa perbedaan
yang fundamental, misalnya:
Hukum Barat mengenal zakelijke rechten dan persoonlijke rechten
Zakelijke rechten adalah hak atas benda yang bersifat yang artinya berlaku
terhadap tiap orang. Jadi merupakan hak mutlak atau absolut.
Hukum adat tidak mengenal pembagian hak dalam dua golongan, hak-hak menurut
sistem hokum adat perlindungannya ada di tangan hakim. Hakim didalam sengketa
yang dihadapinya wajib mempertimbangkan berat-ringannya kepentingan-
kepentingan hokum yang saling bertentangan serta berhadapan.
Company
LOGO
Hukum Adat Sebagai Aspek Kebudayaan
Begitu pula halnya dengan Hukum adat di Indonesia, Hukum adat itu
senantiasa tumbuh dari sesuatu kebutuhan hidup yang nyata. Cara hidup dan
pandangan hidup yang keseluruhannnya merupakan kebudayaan masyarakat
tempat hokum adat itu berlaku. Tidak mungkin suatu hokum yang asing bagi
masyarakat itu dipaksakan atau dibuat apabila hokum yang asing itu bertentangan
dengan kemauan orang terbanyak dalam masyarakat yang bersangkutan, atau tidak
memenuhi rasa keadilan rakyat yang bersangkutan, pendek kata, bertentangan
dengan kebudayaan rakyat yang bersangkutan. Jadi kita tak boleh meninjau
Hukum adat Indonesia terlepas dari “volksgeist”, masyarakat Indonesia dari sudut
alam pikiran yang khas orang Indonesia yang terjelma dalam hokum adat itu. Kita
juga tak boleh lupa struktur rohaniah masyarakt Indonesia yang bersangkutan.
Terlebih dahulu kita harus memperhatikan bahwa masyarakat Indonesia sedang
mengalami masa peralihan dan bergolak terus. Dalam pada itu perlu diperhatikan
pula bahwa tidak semua perubahan dalam jiwa dan struktur masyarakat merupakan
perubahan fundamental yang melahirkan suatu jiwa dan sturktur yang baru.
Company
LOGO BAB V TATA SUSUNAN RAKYAT INDONESIA

Persekutuan Hukum
Apabila hokum adat hingga kini masih terus hidup, bahkan maju terusmenuju
kepada kehidupan sendiri meskipun berpulu-puluh tahun mendapat rintangan,
tantangan dan ancaman pelbagai rupa teruma pada jaman colonial sebelum tahun
1928 maka segala sesuatu itu disebabkan oleh kekuatan mempertahankan serta
kekuatan hidup dari badan-badan persekutuan hkum Indonesia sendiri.
Struktur Persekutuan Hukum
Faktor territorial yaitu factor terikat pada suatu daerah tertentu, ternyata
merupakan factor yang mempunyai peranan yang terpenting dalam tiap timbulnya
persekutuan yang hokum.
Lingkaran Hukum Adat atau Lingkungan Hukum Adat
Van Vollenhoven dalam”Adatrecht” menyebut suatu daerah didalam
daerah mana garis-garis besar, corak dan sifatnya hokum adat yang berlaku di situ
seragam, yang kalau disalin dalam Bahasa Indonesia menjadi lingkaran hokum
atau ada juga yang menyalin dengan lingkungan hokum.
Company
LOGO
Suasana Tradisional Masyarakat Desa
Religieus
Jadi sebuah persekutuan desa dengan demikian merupakan suatu kesatuan
hidup bersama antara mereka yang masih hidup dengan arwah-arwah nenek
moyang serta dengan segala hidup di lingkungannya di dalam alam ini. Dan tugas
persekutuan adalah memelihara keseimbangan lahir dan batin antara golongan dan
lingkungan alam hidupnya.
Kemasyarakatan atau Komunal
Hidup bersama di dalam masyarakat tradisional Indonesia bercorak
kemasyarakatan, bercorak komunal. Manusia di dalam hokum adat adalah orang
yang terikat kepada masyarakat, tidak sama sekali bebas dalam segala
perbuatannya, ia terutama menurut paham tradisoanal hokum adat adalah warga
golongan.
Demokratis
Suasana demokratis di dalam kesatuan masyarakat hokum ini adalah selaras dengan
sifat komunal dan gotong royong daripada kehidupan masyarakat Indonesia.
Company
LOGO BAB VI HUKUM PERORANGAN
Subyektum Yuris
Dalam hokum adat di samping manusia juga di kenal badan hokum sebagai
subyek hokum. Badan-badan hokum yang ada ialah antara lain desa, suku, nagari,
wakaf dan akhir akhir ini juga yayasan. Hal ini ditetapkan dalam lembaran Negara
tahun 1927 nomor 91 pasal 1. Jawa Tengah mengakui juga sebagai badan hokum,
perkumpulan-perkumpulanyang mempunyai organisasi yang dinyatakan dengan tegas
dan rapi.
Manusia sebagai Subyektum Yuris
Meskipun pada prinsipnya semua orang dalam hukumadat diakui
mempunyai wenang hokum (Djojodiguno memakai istilah “kecakapan berhak”) yang
sama, tetapi dalam kenyataannya di beberapa daerah terdapat perkecualian-
perkecualian sebagai berikut:
Di Jawa Tengah dalamtahun 1934-1938 didalam beberapa desa hanyalah orang laki-
laki saja yang berhak menjadi kepala desa
Di Minangkabau orang perempuan tidak berhak menjadi pegnhulu andiko atau
mamak-kepala-waris.
Company
LOGO
Badan Hukum Sebagai Subyektum Yuris
Perlu mendapat pembahasan kuhsus adalah kiranya yang tersebut terakhir itu
(wakaf dan yayasan), sebab yang lain-lain telah mendapat sorotan cukup pada
pembahasan acara-acara yang lain dimuka
Wakaf
Ada pendapat yang menkaitkan peerbuatan hokum yang menimbulkan wakaf itu
dengan tujuan-tujuan ataupun maksud-maksud religeus. Tetapi sesungguhnya
dalam realita kita dapat me”wakaf”-kan tanah atau barang untuk tiap maksud asal
kan tidak bertentangan ataupun tidak dilarang oleh Agama.
Yayasan
Masyarakat membutuhkan juga suatu badan yang tidak terikat oleh syarat-syarat
hokum islam. Badan hokum yang demikian ini adalah “yayasan”dan koperasi.
Yayasan merupakan badan hokum yang melakukan kegiatan dalam bidang social.
Yayasan demikian ini dapat dibentuk dengan akta pembentukan. Akhir-akhir ini
dijumapi pula yayasan-yayasan di kalangan masyarakat yang bergerak dibidang
kematian, bidang pemeliharaan anak yaitm piatu dan lain sebagainya.
Company
LOGO BAB VII HUKUM KEKELUARGAAN
Keturunan
Apakah keturunan ini mempunyai akibat-akibat kemasyarakatan? Ya, pada
umumnya kita melihat adanya hubungan Hukum yang di dasarkan kepada
hubungan kekeluargaan antara orang tua dangan anak-anaknya. Juga kita melihat
bahwa pada umumnya ada akibat-akibat hokum yang berhubungan dengan
keturunan, bergandengan dengan ketunggalan leluhur, akibat-akibat hokum ini
tidak semua sama diseluruh daerah.
Hubungan Anak Dengan Orang Tuanya
Di samping upaya upaya adat yang berhubunngan dengan pertumbuhan fisik anak
seprti yang di uraiakan di atas, lazimnya pada hari-hari kelahiran anak ( misalnya
anak lahir pada hari kamis manis, tiap hari kamis manis) diadakan pula “sesajen”
demi keselamatan anak tersebut. Demikianlah perhatian orang tua terhadap
anaknya, serta kesumua itu hanya dengan tujuan satu, yaitu supaya si anak di
maksud senantiasa mendapat perlidungan dan berkah dari Yang Maha Esa dan
leluhurnya serta memperoleh bantuan dari segala kekuatan gaib di sekelilingnya.
Company
LOGO
Memelihara Anak Piatu
Jika kedua-dua orang tua sudah tidakada lagi, maka yang memelihara anak-anak
yang ditinggalkan adalah salah satu dari keluarga pihak bapak atau pihak ibu
terdekat serta biasanya juga yang keadaannya yang paling memungkinkan untuk
keperluan itu.
Apabila dalam hal kelurga yang menganut susunan ultilateral,salah satu
orangtuanya meninggal dunia, sedangkan masih ada anak-anak yang belum
dewasa? Maka kekuasaan orangtua terhadap anak-anak yang ditinggalkan
selanjutnya berada pada keluarga pihak bapak jika keluarga tersebut keluarga
paitrineal dan berada pada keluarga pihak ibu jika kelaurga tersebut keluarga
matrilineal.
Mengangkat Anak (Adopsi)
Mengangkat anak adalah suatu perbuatan pengambilan anak orang lain ke dalam
keluarga sendiri demikian rupa, sehingga antara orang yang memungut anak dan
anak yang di pungut itu timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama seprti yang
ada antara orang tua dengan anak kandung sendiri.
Company
LOGO BAB VIII HUKUM PERKAWINAN
Arti Perkawinan
Perkawinan adalah salah suatu peristiwa yang sangat penting dalam penghidupan
masyarakat kita, sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut wanita dan pria bakal
mempelai saja, tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya, bahkan
kelurga-keluarga mereka masing-masing.
Malahan dalam hokum adat perkawinan itu bukan hanya merupakan peristiwa penting
bagi mereka yang masih hidup saja, tetapi perkawinan juga merupakan peristiwa yang
sangat berarti serta yang sepenuhnya mendapat perhatian dan diikuti oleh arwah-arwah
para leluhur kedua belah pihak.
Perkawinan Tanpa Lamaran Dan Tanpa Pertunangan
Ada beberapa corak perkawinan yang tidak didahului oleh lamaran dan pertunangan.
Corak perkawinan yang demikian ini kebanyakan diketemukan dalam persekutuan
yang bersifat patrilineal, tetapi dalam persekutuan yang matrilineal dan parental (garis
bapak-ibu) meskipun agak lebih kurang toh terdapat juga.
Daerah-daerah yang mengenal perkawinan demikian ini adalah antara lain: Lampung,
Kalimantan, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Company
LOGO
Perkawinan Anak-Anak
Kecuali di beberapa daerah, yaitu daerah kerinci, di roti dan pada suku toraja,
maka adat tidaklah melarang perkawinan antara orang-orang yang masih kanak-
kanak. Khususnya dipulau Bali perkawinan gadis yang belum dewasa itu
merupakan suatu perbuatan yang dapat dijatuhi hukuman. Tetapi meskipun di
kebanyakan daerah perkawinan anak-anak itu diperkenankan didalam kenyataan,
biasanya tidak akan terjadi, bahwa orang tua atau wali dari anak-anak itu akan
memberi ijin mereka kawin sebelum mereka masing-masing mencapai umur yang
pantas, yaitu 15 atau16 tahun bagi orang perempuan dan umur 18 atau 19 tahun
bagi orang laki-laki
Pengaruh Agama Islam dan Agama Kristen Terhadap Perkawinan Adat
Bila sesuatu memeluk agama Islam atau Kristen, maka terlihat adanya pengaruh
agama yang bersangkutan terhadap ketentuan-ketentuan tentang perkawinan adat.
Perkawinan secara Islam ataupun Kristen tidak memberikan kewenangan turut
campur yang besitu jauh dan menentukan pada keluarga, kerabat dan persekutuan
seperti dalam adat.
Company
LOGO
Upacara-Upacara Perkawinan Adat
Upacara-upacara adat pada sesuatu perkawinan ini adalah berakar pada adat
istiadat serta kepercayaan yang sejak dahulu kala, sebelum agama Islam masuk di
Indonesia, telah di turut senantiasa dilakukan. Upacara adat ini sudah mulai
dilakukan pada hari-hari sebelum pernikahan serta ber;angsung pada hari-ahri
sesudah upacara nikah.
Perceraian
Perceraian adalah menurut adat merupakan peristiwa luar biasa, merupakan
problema social dan yuridis yang penting dalam kebanyakan daerah. Pada asasnya
dan sedapat-dapatnya, artinya apabila memang menurut keadaan serta kenyataan,
perceraian itu demi kepentingan bukan bagi suami isteri saja, melaiankan juga
kepentingan keluarga kedua belah pihak, bahkan malahan juga demi kepentingan
keseluruhan perlu dilakuka, maka perbuatan itu dapat dijalankan.
Company
LOGO BAB IX HUKUM HARTA PERKAWINAN
Fungsi Harta Perkawinan
Guna keprluan hidup bersama-sama inilah dibutuhkan suatu kekayaan duniawi
yang dapat dipergunakan oleh suami isteri untuk membiayai ongkoskehidupan
mereka sehari-hari, besrta anak-anaknya. Kekayaan duniawi inilah yang disebut
“harta perkawinan”, “benda perkawinan”, “harta keluarga”, “harta benda
keluarga”.
Pemisahan Harta Pernikahan Dalam 4 Golongan
Harta perkawinan lazimnya dapat dipisah-pisahkan dalam 4 golongan sebagai
berikut:
Barang-barang yang diperoleh suami atau isteri secara warisan atau penghibaan
dari kerabat (family) masing-masing dan di bawa kedalam perkawinan
Barang-barang yang diperoleh suami atau isteri untuk diri sendiri serta atas jasa
diri sendiri sebelum perkawinan atau dalam masa perkawianan
Barang-barang yang dalam masa perkawinan diperoleh suami dan isteri
sebagaimilik bersama
Company
LOGO

Barang-barang Yang Diperoleh Secara Warisan Atau Penghibahan


Barang-barang ini tetap menjadi milik suami atau isteri yang menerimanya dari
warisan atau penghibaan, juga kalu mereka bercerai. Apabila salah satu dari mereka
itu meninggal serta mereka itu tidak mempunyai anak maka barang-barang itu
kembali kepada keluarga dari suami atau isteri yang meninggal dunia itu, jadi tidak
diwariskan kepada suami atau isteri yang masih hidup. Maksudnya supaya barang
itu tidak hilang dan kembali ke asalnya.
Barang-Barang Yang Diperoleh Atas Jasa Sendiri
Baik suami maupun isteri masing-masing mempunyai kemungkinan unatukdalam
masa perkawinan itu, memiliki barang-barang sendiri atas jasa-jasanya sendiri.
Adapun besar dan kecil kemungkinan ini sangat tergantung kepada kuat atau
tidaknya pengaruh-pengaruh daripada ketentuan-ketentuan kekayaan family disatu
pihak dan ketentuan-ketentuan somah dilain pihak.
Apabila suaimi yang memperoleh barang itu, maka ia sendiri yang menjadi
pemiliknya dan isterinya menurut hokum adat, tidak turut dalam memiliki barang
itu tetapi dirasa wajar apabila isteri sebagaianggota somah turut mengenyam
manfaat dari hasil barang-barang tersebut.
Company
LOGO BAB X HUKUM ADAT WARIS
Pengertian Hukum Adat Waris
Hukum adat waris meliputi norma-norma hokum yang menetapkan harta kekayaan
baik yang materil maupun yang immateril yang manakah dari seseorang yang dapat
diserahkan kepada keturunannya serta yang sekaligus juga mengatur saat, cara dan
proses peralihannya.
Proses peralihannya itu sendir, sesungguhnya sudah dapat dimulai semasa pemilik
harta kekayaanitu sendiri masih hidup serta proses itu selanjutnya berjalanterus
hingga keturunannya itu masing-masing menjadi keluarga-keluarga baru yang berdiri
sendiri-sendiri yang kelak pada waktunya mendapat giliran juga untuk meneruskan
proses tersebut kepada generasi yang berikutnya juga.
Hal yang yang penting dalam masalah warisan ini adalah, bahwa pengertian warisan
itu memprlihatkan adanya tiga unsur, yang masing-masing merupakan unsur
esensialia (mutlak), yaitu:
Seorang peninggal warisan yang pada wafatnya meninggalkan harta kekayaan
Seorang atau beberapa orang ahli waris yang berhak menerima kekayaan yang
ditinggalkan itu.
Company
LOGO
Sifat Hukum Adat Waris
Hukum adat waris menunjukan corak-corak yang khas dari aliran pikiran
tradisional Indonesia. Hukum adat Waris bersendi atas prinsip yang timbul dari
aliran-aliran pikiran komunal serta konkrit bangsa Indonesia. Hukum adat Waris
sangatlah erat hubungannya dengan sifat-sifat kekeluargaan daripada masyarakat
hokum yang bersangkutan beserta pengaruhnya pada harta kekayaan yang
ditingalkan dan berada dalam masyarakat itu. Lain dari pada itu, hokum adat waris
juga mendapat pengaruh tidak hanya dari perubahan-perubahan social, misalnya
yang di sebabkan makinkuatnya hubungan kekeluargaan ‘somah”dan makin
lemahnya ikatan clan dan kerabat, tetapi juga dari peraturan-peraturan hokum asing
sejenis yang oleh para hakim agama selalu diterapkan in concreto walaupun itu
pengaruhnya sangat kecil.
Sistem Kewarisan Adat
Di Indonesia ini kita menjumpai tiga sistem kewarisan dalam hokum adat sebagai
berikut:
Sistem kewarisan individual
Company
LOGO
Cirinya harta peninggalan dapat dibagi-bagikan diantara para ahli waris seperti dalam
masyarakat bilateral di Jawa
Sistem kewarisan kolektif
Cirinya harta penninggalan itu diwarisi oleh sekumpulan ahli waris yang bersama-
sama merupakan semacam badan hokum di mana harta tersebut, yang di sebut harta
pusaka, tidak boleh di bagi-bagikan pemilikannya diantara ahliwaris dimaksud dan
hanya boleh dibagikan pemakainnya saja kepada mereka itu seperti dalam
masyarakat matrilineal di Minangkabau
Sistem kewarisan mayorat
Ciri harta peninggalan diwaris keseluruhanya atau sebagian besar oleh seorang anak
saja, seperti halnya di Bali dimana terdapat hak mayorat anaklaki-laki yang tertua dan
ditanah Semendo di Sumatera Selatan dimana terdapat hak mayorat anak perempuan
yang tertua.
Ketiga sistem kewarisan ini, masing-masing tidak langsung menunjuk
kepada suatu bentuk susunan masyarakat tertentu dimana sistem kewarisan itu
berlaku.
Company
LOGO BAB XI HUKUM TANAH
Kedudukan Tanah Dalam Hukum Adat Sangat Penting
Ada 2 hal yang menyababkan tanah itu memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam hokum adat, yaitu:
Karena sifatnya
Yakni merupakan satu-satunya benda kekayaan yang meskipun mengalami keadaan
yang bagaimanapun juga, toh masih bersifat tetap dalam keadaannya, bahkan
kadang-kadang malahan menjadi lebih menguntungkan.
Karena fakta
Yaitu suatu kenyataan, bahwa tanah itu:
•Merupakan tempat tinggal persekutuan
•Memberikan penghidupan kepada persekutuan
•Merupakan tempat dimana para warga persekutuan yang meninggal dunia
dikebumikan
•Merupakan pula tempat tinggal kepada dayang-dayang pelindung persekutuan dan
roh para leluhur persekutuan.
Company
LOGO
Hak Persekutuan Atas Tanah
Mengingat akan fakta dimaksud diatas, maka antara persekutuan dengan tanah
yang didudukinya itu terdapat hubungan yang erat sekali, hubungan yang
mempunyai sumber serta yang bersifat religio-magis. Hubungan yang erat dan
bersifat religio-magis ini menyababkan persekutan memperoleh hak untuk
Menguasai tanah diamksud memanfaatkan tanah itu memungut hasil dari
tumbuh-tumbuhan yang hidup diatas tanah itu, juga berburu terhadap
binatang-binatang yang ada disitu.
Antara hak persekutuan ini (hak ulayat) dan hak para warganya masing-masing
(hak individu) ada hubungan timbal balik yang saling mengisi. Artinya lebih
Intensif hubungan antara individu, warga persekutuan, dengan tanah yang
bersangkutan, maka lebih teganglah, lebingkuranglah kekuatan berlakunya
hak ulayat persekutuan terhadap tanah yang dimaksud.
Company
LOGO
Apakah yang menjadi obyek hak ulayat ini?
Tanah (daratan)
Air (perairan seperti misalnya: kali, danau, pantai beserta perairannya)
Tumbuh-tumbuhan hidup secara liar (pohon buah-buahan, pohon-pohon untuk kayu
pertukangan dan kayu bakar dan lain sebagainya
Binatang yang hidup liar
Hak ulayat ini dalam bentuk dasarnya adalah suatu hak dari pada persekutuan atas
tanah yang dialami, sedangkan pelaksanaanya dilakukan atau oleh persekutuan itu
sendiri atau oleh kepala persekutuan atas nama persekutuan.

Hak Perseorangan Atas Tanah


Pertama-tama harus diperhatikan, bahwa hak perseorangan atas tanah oleh hak
ulayat. Sebagai seorang warga persekutuan tiap individu mempunyai hak untuk:
Mengumpulkan hasil-hasil hutan, seperti rotan dan lainsebagainya
Memburu binatang liar yang hidup diwilayah kekuasaan persekutuan
Company
LOGO
 Mengambil hasil dari pohon-pohon yang tumbuh liar
 Membuka tanah dan kemudian mengerjakan tanah itu terus-menerus
 Mengusahakan untuk diurus selanjutnya suatu kolam ikan

Hak milik atas tanah dari seseorang warga persekutuan yang membuka dan
mengerjakan tanah itu pengertianya adalah, bahwa warga yang mendiami tanah
itu berhak sepenuh-penuhnya atas tanahnya tetapi dengan ketentuan wajib
menghormati:
 Hak ulayat desanya
 Kepentingan-kepentingan orang lain yang memiliki tanah
 Peraturan-peraturan adat seperti kewajiban memberi ijin ternak orang lain
masuk dalam tanah pertaniannya selama tanah itu tidak dipergunakan dan tidak
dipagari.
Company
LOGO BAB XII HUKUM HUTANG PIUTANG
Dalam hokum adat hutang piutang tidak hanya meliputi ataupunmengatur
perbuatan-perbuatan hokum yang menyangkut masalah kredit perseorangan saja,
tetapi juga masalah-masalah yang menyangkut:
1.Hak atas perumahan, tumbuh-tumbuhan, ternak dan barang.
2.Sumbang-menyumbang, sambat-sinambat, tolong-menolong
3.Panjer

Hak atas perumahan, tumbuh-tumbuhan, ternak dan barang


pertama-tama harus ditegaskan, bahwa perbedaan principal antara hak ini
dengan hak-hak atas tanah adalah, bahwa terhadap hak ini berlakuterutama hak
milik perseoranganya,sedangkanpada hak atas tanah hak persekutuanlah yang
diutamakan. Dalam prinsipnya hak milik atas rumah dan tumbuh-tumbuhan
terpisah daripada hak milik atas tanah dimana rumah atau tumbuh-tumbuhan itu
berada. Jadi ini artinya,bahwa seseorang dapat memiliki rumah atau/dan pohon-
pohonan diatas pekarangan milik orang lain.
Company
LOGO
 Sumbang menyumbang, sambat-sinambat, tolong-menolong
Tolong menolong yang kita jumpai dalam adat, ternyata ada yang mempunyai
dasar: “Gotong-royong”, artinya tanpa ada pikiran supaya dikemudian hari
dapat menerima balasan pertolongan sekarang memberikan satu pertolongan.
Dasar gotong royong ini lazimnya terdapat kerjasama untuk mencapai sesuatu
maksud ataupun tujuan bersama,sehingga tiap warga persekutuan merasa
berkewajiban untuk turut serta memberikan bantuan.
Disamping dasar dimaksud diatas, ada pula tolong menolong yang bermotif:
supaya dikemudian hari menerima pertolongan pula atau oleh karenatelah
menerima pertolongan merasa berkewajiban untuk membalas memberi
pertolongan yang sepadan. Dengan dasar sumbang menyumbang ini timbul
perkumpulan-perkukmpulan yang asas dan tujuannya, kecuali mempererat
ikatan persauadaraan diantara para anggotanya juga memberikan bantua kepada
para anggotanya tersebut secara bergilir. Misalanya: perkumpulan mapalus di
minahasa untuk menyokong pekerjaan pertanian.
Company
LOGO
 Panjer (Tanda yang kelihatan)
Dalam perjanjian ini saam sekali tidak ada paksaan dan apabila ada salah satu pihak
yang dirugikan, maka pihak yang lain seringkali membayar kerugian itu. Perlu
kiranya dikemukakan disini, bahwa tidak selalu padaperjanjia dengan panjer itu,
kedua-dua pihak hanya berjanji saja akan melakukan perbuatanya dikemudian hari.
Ada pula pemberian panjer dari satu pihak telah disusul dengan pemberian prestasi
dari pihakyan lain, tetapi prestasi yang telah dimulai diberikan oleh pihak yang lain
itu merupakan suat prestasi yang membutuhkan waktu lam, sedangkan yang
memberikan panjer tadi, prestsinya akan dilakukan dikemudian hari.
akhirnya perlu juga disebut disini, surat piagam ataupun pikukuh yang diberikan oleh
raja-raja dahulu kepada pejabat-pejabat bawahannya, sebagai tanda kelihatan atau
tanda kelihatan atau tanda ikatan pengakuan hubungan raja dengan hambanya;
tanda-tanda dalam bentuk piagam atau pikukuh ini dapat dilihat juga sebagai
semacam panjer. Tanda kelihatan lainnya yang oleh raja diberikan kepada pejabat-
pejabatnya adalah paying jabatan, misalnya untuk para bupati paying warna kuning
emas dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai