Anda di halaman 1dari 40

KEGAWATDARURATAN

DERMATOLOGI
Pembimbing :
dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK (NIP 197906222010122001)

Disusun Oleh :
Ahmad Musafi H. G4A019028
Dewi Itika Basuki G4A019048
Mahendra Aulia R. G4A019051
Citra Kharisma Z. G4A019055
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN
KELAMIN RSUD PROF. DR. MARGONO
SOEKARJO FAKULTAS KEDOKTERAN
UNSOED PURWOKERTO
2020
PENDAHULUAN

- Kegawatdaruratan adalah suatu keadaan yang serius dan harus mendapatkan


pertolongan segera untuk menghindari ancaman jiwa ataupun kecacatan
- Penanganan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan pada pasien
berupa syok atau infeksi sekunder
- Kasus kegawatdaruratan dalam dermatologi ada 5 kasus Sindrom Stevens-
Johnson (SSJ), Toxic Epidermal Nekrolisis (TEN), Eritroderma, Pemfigus vulgaris,
dan Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4)
- Penangan dari kegawatan dapat dilakukan sesuai dengan protocol dengan
pemantauan intensif pada pasien untuk menghindari perburukan
NEKROLISIS EPIDERMAL
SSJ - NET
DEFINISI
• Nekrolisis epidermal adalah reaksi mukokutaneus yang
mengancam jiwa, ditandai dengan nekrosis dan pelepasan
epidermis yang ekstensif.

SSJ
<10% luas permukaan badan (LPB)
NET
>30% luas permukaan badan (LPB)

SSJ overlap NET


10-30% LPB
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
• Reaksi hipersensitivitas yg dimediasi oleh reaksi sitotoksik &
kompleks imun  kerentanan genetik HLA-B1502
• Faktor :
• Obat (antibiotik golongan penisilin, sulfonamid, sefalosporin,
antikonvulsan, NSAIDs, alopurinol, ARV)
• Infeksi (virus, jamur, bakteri, parasit)
• Keganasan
• Idiopatik
PENEGAKAN DIAGNOSIS
KLINIS
•Anamnesis :
• riwayat penggunaan obat sistemik, kontak obat pada kulit yang terbuka
atau mukosa.
• Jangka waktu dari pemberian obat sampai timbul kelainan kulit
(segera, beberapa saat atau jam atau hari atau hingga 8 minggu)
• Ketiga, mengidentifikasi faktor pencetus lain: infeksi (Mycoplasma
pneumoniae, virus), imunisasi, dan transplantasi sumsum tulang
belakang
PENEGAKAN DIAGNOSIS
KLINIS
•Pemeriksaan fisik :

TRIAS

Kelainan kulit Kelainan mukosa Kelainan mata


eritema, vesikel, papul, Min 2 tempat konjungtivitis kataralis,
erosi, eskoriasi, krusta eritema, erosi dan purulenta, atau ulkus
kehitaman, kadang nyeri pada mukosa
purpura, dan epidermolisis
Nikolsky sign positif Oral : pseudomembran
Genital : erosi>sinekia
PENEGAKAN DIAGNOSIS
KLINIS
•Pemeriksaan fisik :
• Gejala ekstrakutaneus
• Demam, nyeri dan lemah badan
• Peningkatan RR dan batuk,
• Digestif seperti diare masif, malabsorbsi, melena, atau perforasi kolon.
BUSINSS INFOGRAPHICS
DIAGNOSIS BANDING

Eritema multiforme major Pemfigus vulgaris Pemfigus bulosa Staphylococcal


(EEM) scalded skin syndrome
(S4)
BUSINSS INFOGRAPHICS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Analisis Gas Darah


(AGD)

Urea Serum
Gula Darah Sewaktu
(GDS)

Hematologi Rutin
Uji Kultur Bakeri dan Candida sp.
TATA LAKSANA

NONMEDIKAMENTOSA
•Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
•Perhatian khusus untuk jalan napas, stabilitas hemodinamik, dan
manajemen nyeri
•Penanganan kulit yang mengalami epidermolisis, seperti aspirasi bula,
kompres dan mencegah infeksi sekunder. Bila terdapat jaringan nekrotik
debridement kemudian diberikan dressing berbasis kolagen/madu
•Berikan nutrisi secara enteral pada fase akut, baik secara oral maupun
nasogastrik
TATA LAKSANA
MEDIKAMENTOSA
PRINSIP :
• menghentikan obat yang dicurigai sebagai pencetus.
• Pasien dirawat ICU/unit luka bakar dan dimonitor ketat
• Atasi keadaan yang mengancam jiwa

Terapi topikal :
• Pelembab berminyak seperti 50% gel petroleum dengan 50% cairan parafin.
• Mata dokter spesialis mata
 Terapi sistemik :
• Kortikosteroid
• Deksametason, prednison 1-4 mg/kgBB/hari  SSJ,
• 3-4 mg/kgBB/hari  SSJ-NET
• 4-6 mg/kgBB/hari  NET
• Intravenous immunoglobulin (IVIg) dosis tinggi 1 g/kgBB/hari selama 3hari
• Analgesik
• Antibiotik
TATA LAKSANA

SCORTEN NILAI
•0-1: 3,2%
1. Usia >40 tahun
•2 : 12,1%
2. Denyut jantung >120 kali/menit •3 : 35,8%
3. Ada keganasan •4 : 58,3%
4. Luas epidermolisis >10% luas •5 : 90%
permukaan tubuh
5. Serum urea >28 mg/dL Quo ad vitam, fungsionam, sanactionam:
6. Glukosa >252 mg/dL dubia ad bonam
7. Bikarbonat <20 mmol/L
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S4)
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4)

Staphylococcal scalded skin syndrome


(S4) merupakan salah satu infeksi kulit utama.
Pada infeksi ini, permukaan kulit dari sebagian
besar tubuh terkelupas dan terlihat seperti kulit
yang terbakar oleh cairan panas

Etiologi
> menyerang bayi & anak2 < 6th
Etio : eksotoksin eksfolatif yg dihslkan oleh
Mortalitas pada anak2 sgt rendah (1-5%) –
Staphylococus aureus → epidermolisis
dewasa 50%
Anak-anak : sistem imunitas blm sempurna,
kapabilitas klirens ginjal blm matang
Dewasa : imunokompromais, gagal ginjal
GEJALA KLINIS
Dapat didahului gejala prodromal infeksi
Staph.aureus pd kulit, tenggorok, hidung, mulut &
umbilikus
Bisa disertai demam / tidak
Malaise
Iritable
Pada palpasi teraba hangat dan lunak
Edema fasial
Krusta perioral
Bila BSA luas → tanda-tanda dehidrasi,
Nikolsky’s sign +
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.Kultur dan resistensi spesimen lesi, meski


umumnya hasilnya steril.2,6 (A,1)
2. Kultur dan resistensi darah.
TATALAKSANA
Pengelupasan luas → unit luka bakar
Rehidrasi & evaluasi kesimbangan cairan &
elektrolit
Perawatan luka ~ luka bakar
Antibiotik spektrum luas
Penisilin
MRSA → Nafcillin, Oxacillin, Vancomycin,
Clindamycin
Steroid sistemik = KONTRA INDIKASI
EDUKASI
Sebagai tindakan pencegahan, dapat dilakukan
hal sebagai berikut:6 (A,1)
1. Menggunakan sabun antibakteri/antiseptik saat
mencuci tangan
2. Kuku harus pendek untuk mencegah
kontaminasi
3. Mencuci tangan sebelum menyentuh luka.
PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : ad bonam

Jika segera diobati, angka mortalitas dapat


diturunkan. Tapi pada orang dewasa, angka
mortalitas tinggi (40-63%), kemungkinan karena
komorbiditas yang mendasari. Kelainan kulit
sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut
ERITRODERMA
DEFINISI

Eritroderma termasuk dalam kelompok


papulosquamous eruption dengan
karakteristik eritema dan skuama
pada > 90% area permukaan tubuh.
ETIOLOGI
1. Eritroderma Akibat Alergi Obat Sistemik
Terutama obat golongan CCB, antiepilepsi, antibiotik (sefalosporin,
golongan penisilin, sulfonamid, vankomisin), alopurinol, golongan lithium,
quinidine, simetidin, NSAID, dan dapson.
2. Eritroderma Akibat Perluasan Penyakit Kulit
Psoriasis, dermatitis (atopik, spongiotik, seborroik), pemfigoid, pemfigus
foliasesus, dll.
3. Eritroderma Akibat Penyakit Sistemik dan Keganasan
Hepatitis, HIV, cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) (mikosis fungoides
dan sindrom sezary)
Akibat alergi obat Akibat psoriasis Akibat sindrom Sezary
GAMBARAN KLINIS

• Eritema di hampir seluruh tubuh/generalisata dengan atau tanpa deskuamasi


• Hipoalbuminemia akibat deskuamasi
• Rasa sangat gatal pada area eritem
• Akantosis (+), hiperkeratotik (+), dan fisura (+), jika eritroderma juga terjadi
pada palmar dan plantar
• Rambut kepala rontok jika eritem terjadi di kulit kepala
• Ridged nails
• Kulit mengkilap
• Kulit kering dan bersisik di hampir seluruh tubuh
• Hiperpigmentasi pada area dengan erupsi kronik
• Dapat disertai dengan demam, menggigil, dan malaise
• Ektropion
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Lengkap  hiperalbunemia

Patch test, terutama pada


eritroderma akibat alergi obat yang
tidak diketahui agen obat Histopatologi
penyebabnya.

Dermoskopi Biopsi kulit


TATA LAKSANA

• Prinsip tata laksana :


• Menjaga kelembaban kulit
• Mencegah garukan
• Menghindari faktor pencetus/predisposisi
• Pemberian steroid topikal
• Mengobati penyakit yg mendasari.
Nonmedikamentosa
Eritroderma akibat alergi obat sistemik, obat yang diduga penyebab alergi harus segera dihentikan penggunaannya. Berikan nutrisi
tinggi karbohidrat tinggi protein pada eritroderma kronik

Medikamentosa
• Hidrasi dengan cairan kristaloid (NaCl)
Jika pasien dalam kondisi syok hipovolemik berikan NaCl 0,9% sebanyak 130-154 mmol/L dengan bolus 500 mL selama < 15
menit.
• Pemberian steroid sistemik, kecuali pada eritroderma akibat psoriasis karena dapat memperparah psoriasis.
akibat alergi obat : prednison 4x10 mg/hari
akibat perluasan penyakit kulit (selain psoriasis) : prednison 4x10 – 15 mg/hari
akibat keganasan (CTCL) : prednison 30 mg/hari
• Pemberian antihistamin untuk mengurangi refleks menggaruk dan rasa gatal di hampir seluruh tubuh pasien.
• Pertimbangkan pemberian antibiotic spectrum luas seperti golongan penisilin pada pasien dengan tanda-tanda infeksi sekunder.
• Pertimbangkan pemberian albumin plasma (Patrizi dan Venturi, 2015).
PROGNOSIS

• Bervariasi tergantung pada jenis eritroderma berdasarkan


etiologinya.
• Eritroderma akibat alergi obat memiliki prognosis terbaik jika
tertangani dengan baik. Resolusi pada 4-6 minggu setelah
lepas obat agen alergi.
• Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit dan keganasan
berisiko lebih tinggi terhadap infeksi oportunistik jika
dibandingkan dengan eritroderma akibat alergi obat.
PEMFIGUS
VULGARIS
PEMFIGUS VULGARIS
• Salah satu bentuk bulos dermatosis yang bersifat kronis,
disertai dengan adanya proses akantolisis dan terbentuknya
bula pada epidermis
• Akantolisis ini dapat terjadi karena kerusakan atau hilangnya
adesi intersel akibat autoantibodi IgG atau kadang-kadang
autoantibodi IgA dan IgM5 terutama terhadap desmoglein 3
dapat juga pada desmoglein 1
• Perluasan dari ulserasi dapat menyebabkan ruptur lepuhan
yang sakit, kehilangan cairan, dan elektrolit
ETIOLOGI

• Faktor genetik dari pembentukan antibody IgG dan hubungan


Major Histocompatibility Complex (MHC) dengan human
leukocyte menjadi salah satu yang diyakini
• Kebanyakan penyakit ini timbul bersamaan dengan penyakit
sistemik lain seperti Myasthenia Gravis dan Thymoma
• Beberapa kasus konsumsi obat captopril dan D-penicillamine
dapat menginduksi pemphigus
• Faktor risiko yang terbesar adalah usia tua
PENEGAKAN DIAGNOSIS

ANAMNESIS
• Keluhan diawali dengan lesi pada bagian mukosa yang bersifat
menetap dan nyeri.
• Lesi pada kulit timbul dalam jangka waktu 3 bulan setelah lesi pada
mukosa
• Perlu dilakukan eliminasi terkait penyebab lain dengan keluhan yang
sama
PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan fisik mukosa di


peroleh erosi mulitipel diatas kulit
eritematosa mudah berdarah
dengan tepi irregular. Lesi awal
bisa berupa vesikel atau bula yang
pecah menjadi ulkus dangkal.
• Pemeriksaan fisik kulit didapatkan
bula atau vesikel yang rapuh
multiple diatas kulit eritematosa
dengan erosi dan krusta
generalisata.
• Pemeriksaan Nikolsky Sign positif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan histopatologi = dilakukan biopsy pada jaringan kulit dan


ditemukan gambaran akantolisis berupa pemisahan keratinosit satu
dengan yang lain. Pemeriksaan Tzank test dapat dilakukan untuk meliat
akantolitik juga
• Pemeriksaan imunofluoresens = melihat antibody pada jaringan kulit
ataupun reaksinya pada serum darah
• Pemeriksaan serologi = melihat titer IgG autoantibodi pada reaksi dengan
desmoglein 3
• Pemeriksaan darah, feses, dan urin = dilakukan sebagai monitoring
keadaan pasien dan reaksi obat berupa efek samping pada system
lainnya
Pemeriksaan
Pemeriksaan Histopatologis
histopatologis

Pemeriksaan Immunofluoresens
TATA LAKSANA

NONMEDIKAMENTOSA MEDIKAMENTOSA
• Perbaikan keadaan umum • Terapi lini pertama ada
dengan pemberian cairan kortikosteroid 1mg/kgBB/hari
elektrolit • Dapat diberikan terapi adjuvant
• Membalut luka berupa steroid sparing agent:
direkomendasikan dengan daun mikofenolat mofetil 2-2,5 g/hari
pisang 2 kali sehari
• Terapi topical bisa diberikan
kortikosteroid dengan dosis
redah
KESIMPULAN

• SSJ dan NET merupakan penyakit nekrolisis epidermal yang ditandai dengan nekrosis
dan pelepasan epidermis yang ekstensif. SSJ dan NET dibedakan berdasarkan BSA
dengan SSJ memiliki BSA <10% sedangkan NET memiliki BSA>30%.
• Staphylococcal scalded-skin syndrome (S4) merupakan penyakit epidermolisis akibat
toksin dari S. aureus dan biasa terjadi pada anak-anak.
• Eritroderma merupakan papulosquamous eruption dengan eritema dan skuama >90%
area tubuh yang dapat disebakan melalui 3 hal, alergi obat, perluasan penyakit kulit, atau
penyakit sistemik/keganasan.
• Pemfigus vulfaris merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan adanya bulosa
kronis dan akantolisis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai