Anda di halaman 1dari 35

Bagian Ilmu

Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran
Univ. Alkhairaat
REFERAT

CHRONIC KIDNEY DISEASE


(GAGAL GINJAL KRONIK)

Disusun Oleh : 
Muh. Rif’al Lamariajang
131777714261
 
Pembimbing :
dr. Arfan Sanusi, Sp.PD
BAB 1
PENDAHULUAN

Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah


kerusakan ginjal yang terjadi dalam kurun waktu kurang
lebih 3 bulan, dimana terjadi penurunan laju filtrasi
glomerulus sehingga, tubuh tidak dapat
memepertahankan homeostasis dari tubuh. Akibat
penurunan laju filtrasi glomerulus ini bermanifestasi pada
kelainan patologis dan kerusakan ginjal yang
menyebabkan ketidak seimbangan komposisi zat dalam
darah serta peningkatan hasil metabolisme tubuh yang
disebut toksin uremik.
PERNEFRI 2015
Data dunia tentang gagal ginjal kronik
menunjukan angka 0,2% dari penyakit ginjal
lainnya.
Berdasarkan catatan medis Rumah Sakit Umum
Anutapura, pada tahun 2015 tercatat sekitar 81
kasus dimana wanita 30 kasus dan pria 51 kasus
dengan angka kematian 2 kasus, tahun 2016
tercatat sekitar 126 kasus dimana wanita 56
kasus dan pria 70 kasus dengan angka kematian
0 kasus. Sedangkan pada tahun 2017 tercatat
sekitar 124 kasus dimana pria 72 kasus dan
wanita 52 kasus dengan angka kematian 4 kasus.
Rekam Medik RSU Anutapura Palu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal yang
terjadi dalam kurun waktu kurang lebih 3 bulan, penurunan laju filtrasi
glomerulus sehingga, tubuh tidak dapat memepertahankan
homeostasis dari tubuh.
Gagal ginjal kronis juga merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia.

Medlineplus.in :American kidney fund in: chronic kidney disease


PERNEFRI 2015
B. Epidemiologi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan
pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun
2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di
Amerika Serikat, kejadian dan prevalensi gagal ginjal
meningkat 50% di tahun 2014. Data menunjukkan
bahwa setiap tahun 200.000 orang Amerika menjalani
hemodialisis karena gangguan ginjal kronis artinya 1140
dalam satu juta orang Amerika adalah pasien dialisis
Berdasarkan catatan medis Rumah Sakit
Umum Anutapura, pada tahun 2015 tercatat
sekitar 81 kasus dimana wanita 30 kasus dan
pria 51 kasus dengan angka kematian 2 kasus,
tahun 2016 tercatat sekitar 126 kasus dimana
wanita 56 kasus dan pria 70 kasus dengan
angka kematian 0 kasus. Sedangkan pada
tahun 2017 tercatat sekitar 124 kasus dimana
pria 72 kasus dan wanita 52 kasus dengan
angka kematian 4 kasus.
C. Etiologi CKD

1. Penyakit infeksi tubulointerstitial


2. Penyakit peradangan
3. Penyakit vaskuler.
4. Gangguan jaringan ikat.
5. Gangguan congenital dan herediter.
6. Penyakit metabolik.
7. Nefropati toksik.
8. Nefropati obstruktif.
D. Pathofisiologi
Faktor Resiko

Kerusakan
nefron pada
ginjal

Hipertropi
nefron

+ kecepatan
filtrasi

Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3


LFG (ml/mnt/1,73 m2) = ( 140 – umur ) x BB /
72 x kreatinin plasma (mg/dl)

* Pada perempuan dikalikan 0,85


Manifestasi klinis
1. Manifestasi kardiovaskuler
2. Gejala dermatologis/system integumen
3. Manifestasi pada pulmoner
4. Gejala gastrointestinal
6. Manifestasi pada neurologi
7. Manifestasi pada hematologi
8. Manifestasi pada system urinaria
9. Manifestasi pada sisitem endokrin
10.Fungsi psikologis
I. Keluhan Utama
• Sesak nafas
• Batuk
• Sulit tidur
• Nafsu makan menurun
• Ada rasa gatal yang tidak khas
• Mual muntah
• Demam
• Pusing
• Sakit kepala
• Mata rabun
Pemfis
• Anemis
• Ikterus kadang-kadang
• Tampak kulit berwarna pucat, mudah lecet, rapuh, kering,
timbulnya bintik-bintik hitam dan gatal akibat uremik atau
pengendapan kalsium pada kulit.
• Edema pretibial
• Tungkai bawah selalu bergerak-gerak (restlesslessleg
syndrome)
• Wheezing pada kedua lapangan paru, rhonky basah pada basal
paru jika terjadi efusi pleura
• Akan terdapat nyeri ketuk pada costovertebra
Pemeriksaan penunjang

1. Darah rutin
2. Ureum
3. Kreatinin
4. Urinalisis
5. SGOT, SGPT
6. Foto X-ray
F. Terapi
1. Non medika mentosa :
• Tirah baring
• Kepala ditinggikan 30° ( jika sesak)
• Diet rendah protein
• Diet rendah garam
2. Terapi medika mentosa
Pada pasien dengan gagal ginjal kronik, biasanya telah terkomplikasi
dengan penyakit lainnya, maka harus memberi pengobatan sesuai
dengan penyakit atau keluhannya
a.Kontrol tekanan darah :
-Penghambat ACE atau antagonis reseptor angiotensin II
evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin >
35%
b..Pada pasien DM, kontrol gula darah hindari pemakaian metformin dan
obat – obat sulfonil urea dengan masa kerja panjang.
Stage LGF (ml/mnt/1,73 m2) Rencana tatalaksana

1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, dan evaluasi


pemburukan fungsi ginjal memperkecil
resiko komplikasi

2 60-89 Menghambat perburukan fungsi ginjal

3 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi

4 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti


ginjal

5 < 15 Terapi pengganti ginjal


Indikasi dialisis adalah :
1.Ureum dan kreatinin meningkat
2.Asidosis dengan pH darah < 7,2
3.Hiperkalemia > 7 meq/ liter
4.Kelebihan / retensi cairan dengan taanda gagal
jantung / edema paru
5.Klinis uremia, kesadaran menurun
BAB III
LAPORAN KASUS
• Identitas
• Nama : Tn. Y
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 52 Tahun
• Alamat : Ds. Tatanga
• Pendidikan Terakhir :-
• Tanggal Masuk RS : 18 Mei 2018
• Tanggal pemeriksaan : 21 Mei 2018
• Ruangan : Cendrawasi Atas
• Keluhan utama : Sesak nafas
• Riwayat penyakut sekarang :
• Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak
nafas. Sesak nafas dirasakan sudah lebih dari sebulan.
Memberat 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah
sakit. Sesak nafas dirasakan terus menerus dan sedikit
berkurang saat posisi kepala agak ditinggikan. Keluhan
sesak nafas memberat pada saat aktivitas fisik. Pasien
mengeluhkan sesak yang datang bersaman dengan
batuk berlendir berwarna putih. Keluhan sesak
disertai batuk berdahak yang sudah dialami sejak
beberapa minggu terakhir hanya saja hilang timbul.
Batuk yang dirasakan kadang hanya batuk biasa tanpa
dahak. selain Keluhan sesak, biasanya pasien
mengeluhkan demam dan kadang menggigil yang
hilang timbul dan tidak menentu. Dalam beberapa
minggu terakhir pasien mengeluhkan susah tidur. Bab
lancer Bak sedikit-sedikit.
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Pasien sebelumnya pernah masuk rumah sakit
BK dengan keluhan yang sama
• Riwayat HT (+)
• Riwayat DM (-)
• ASMA (-)
• Kebiasaan (Lifestyle)
• Riwayat merokok (+)
• Riwayat minum alkohol (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga tidak diketahui
Pemeriksaan Fisis
(Rg. Cendrawasi Atas, 21/05/2018)
• Keadaan Umum:
• Sakit sedang
• Kesadaran : E4V5M6 (Composmentis)
• Berat Badan : ±75 kg
• Tanda Vital
• TD: 150/90 mmHg
• Nadi : 78 x/menit
• Pernafasan : 23x/menit
• Suhu : 36,9 C
• Kepala
• Bentuk : Normocephal
• Rambut : hitam lurus
• Mata : Konjungtiva anemis (+/+), Sklera ikterik
(-/-)
• Telinga : tidak ada keluhan
• Mulut : bibir Sianosis (-), bibir kering (-)
• Leher
• KGB : Pembesaran (-)
• Tiroid : pembesaran (-)
• JVP : tidak dilakukan pemeriksaan.
• Massa lain : tidak ada
• Thoraks
• Paru-paru
• Inspeksi : Bentuk dada kanan kiri asimetris,
retraksi dinding dada (+) kanan
• Palpasi : Krepitasi (-), Fokal Vremitus kanan<kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
• Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronkhi (+/+),
Wheezing (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : iktus kordis tidak nampak
• Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 6 linea
axillaris anterior
• Perkusi batas jantung : batas jantung normal
• Auskultasi : BJ S1 dan S2 murni Regular, murmur
(-), Gallop (-)
• Abdomen
• Inspeksi : perut kesan datar
• Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
• Perkusi : timpani (+)
• Palpasi : Nyeri tekan Epigastrium (-)
• Anggota gerak
• Atas : akral hangat (+/+) edema (+/+)
• Bawah : akral hangat (+/+) edema (+/+)
Pemeriksaan penunjang
DARAH LENGKAP
NILAI RUJUKAN
(21 Mei 2018)

WBC 6 x 103/mm3 4,8 – 10.8

RBC 2,73 x 106/uL 4,7 – 6,1

HGB 7,3 g/dL 14-18

HCT 27,4 % 42 – 52

MCV 82,5 fL 80-99

MCH 26,2 pg 27 – 31

MCHC 31,8 g/dL 33 – 37

PLT 175 x 103/uL 150 -450


PEMERIKSAAN DARAH HASIL NILAI RUJUKAN
21 Mei 2018

Glukosa sewaktu 117 mg/dL 80-199 mg/dL

Ureum 78 mg/dl 10-50 mg/dl

Creatinin 10,1 mg/dl 0,7-1,20 mg/dl


DARAH LENGKAP
NILAI RUJUKAN
(22 Mei 2018)

WBC 7,3 x 103/mm3 4,8 – 10.8

RBC 3 x 106/uL 4,7 – 6,1

HGB 9,6 g/dL 14-18

HCT 31,0 % 42 – 52

MCV 85 fL 80-99

MCH 27 pg 27 – 31

MCHC 32,1 g/dL 33 – 37

PLT 179 x 103/uL 150 -450

Ureum 64 mg/dl 10-50 mg/dl

Creatinin 9 mg/dl 0,7-1,20 mg/dl


Radiologi ( 22 Mei 2018 )
USG Abdomen
- Hepar: Bentuk ukuran dan echotexture normal, tidak tampak
dilatasi vaskuler maupun bile duct, SOL(-)
- GB : dinding dalam batas normal, tampak beberapa echo batu
uk 0,7 cm
- Lien : Bentuk, ukuran dan echoteksture dalam batas normal.
Tidak tampak echo mass
- Pankreas: Bentuk, ukuran dan echotekstur dalam batas
normal. Tidak tampak echo mass maupun cyst
- Ginjal kanan : Ukuran dan echo kortex dalam batas normal,
tidak tapak dilatasi PCS, Echo batu maupun mass
- Ginjal Kiri : Ukuran dan echo kortex dalam batas normal,
tidak tapak dilatasi PCS, Echo batu maupun mass
- VU : dinding tidak menebal, tidak tampak bayangnan batu.
 
Kesan:
•Colelith
Efusi Pleura Dextra

Gambaran USG
Resume
Pasien laki-laki usia 55 tahun dibawa ke rumah sakit karena
Dyspnea dan batuk sudah sebulan terakhir. Dyspnea
dirasakan terus menerus dan sedikit berkurang saat posisi
kepala agak ditinggikan. Dyspnea sudah dirasakan sekitar 3
bulan terakhir. Keluhan sesak disertai batuk berdahak yang
datang kadang-kadang, kadang juga hanya batuk kering.
Dyspnea biasanya disertai febris yang hilang timbul dan
tidak menentu. Pasien juga mengeluh susah tidur dan Bak
tidak lancar. Tanda – tanda vital: TD 150/90 mmHg, Nadi:
78x/menit, Suhu 36,9°C, dan Pernafasan: 23x/menit. Hasil
laboratorium: RBC 2,73 x 106/uL, HGB: 7,3 mg/dL, HCT:
27,4%, PLT: 175 x 103/mm3 , ureum78 mg/dl, creatinin 10,1
mg/dl.
Perhitungan GFR pada kasus
LFG (ml/mnt/1,73 m2) = ( 140 – umur ) x BB
72 x kreatinin plasma (mg/dl)

= (140-55) X 75
72x 9
= 85x75
648
= 6.375
648
= 9 ml/mnt/1,73m2
• Diagnosis kerja
• CKD Stage V
• Hipertensi Emergensy
• colelitihasis
Penatalaksanaan

Non medika mentosa :


• Non medika mentosa :
• Tirah baring
• Kepala ditinggikan 30° ( jika sesak)
• Diet rendah protein
• Diet rendah garam
•  
• Medikamentosa :
• IVFD NaCl 0,9% 10 tpm
• O2 2-4 lpm (bila sesak)
• Omeprazole vial/ 24jam iv
• Furosemide injeksi / 8jam iv
• Aminefron 3x2 tab
• Alprazolam 1x0,5mg
kesimpulan
• Chronic kidney dysease atau yang dikenal dengan
gagal ginjal akut merupakan suatu penyakit kronik
yang menyerang ginjal dan menyebabkan ketidak
mampuan ginjal untuk berkerja sebagaimana
mestinya.

• CKD dibagi menjadi 5 stage berdasarkan perhitungan


laju filtrasi glomerulus. Pemberian pertimbangan
terapi juga dapat berdasarkan dari 5 stage tersebut.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai