Anda di halaman 1dari 14

TEMPAT KEJADIAN

PERKARA
MUHMMAD AFLAH 150100094
 Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat ditemukannya
benda bukti dan/atau tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau
yang diduga kejahatan menurut suatu kesaksian 2. Tempat
korban pertama kali ditemukan disebut sebagai TKP pertama
DEFINISI (primary scene), yang bukan selalu merupakan tempat dimana
sesungguhnya peristiwa tersebut telah terjadi. Jadi, dalam kasus
pembunuhan, kadang-kadang masih dapat ditemukan lokasi
lain dimana barang bukti penting lain dapat ditemukan
Lokasi‑lokasi yang dapat digolongkan sebagai TKP adalah :
 Tempat dimana korban ditemukan.
 Tempat dimana tubuh korban dipindahkan.
 Tempat dimana telah terjadi serangan yang mengakibatkan
kematian korban.
LOKASI TKP  Tempat‑tempat dimana ditemukan barang bukti yang ada
hubungannya dengan kejahatan (bagian dari tubuh manusia,
kendaraan yang dipakai untuk mengangkut korban, dan lain-
lainnya).
 Memberikan perlindungan dan pertolongan pertama terhadap
TINDAKAN masyarakat maupun korban.
PERTAMA DI  Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status quo)
TKP terhadap barang bukti manusia maupun benda.
 Pengamatan Umum

PENGOLAH  Sketsa dan Foto

AN TKP  Penanganan Korban


 Pasal 120 KUHAP
DASAR HUKUM
MENDATANGKA  Pasal 133 ayat (1) KUHAP
N DOKTER PADA  Bila dokter menolak untuk datang ke tempat kejadian perkara,
PENYIDIKAN DI sanksi yang dikenakan padanya adalah dipidana sesuai dengan
Pasal 224 KUHP
TKP
 Terhentinya denyut jantung
Tanda Seorang  Terhentinya pergerakan pernafasan
Telah  Kulit tampak pucat
Meninggal  Melemasnya otot-otot tubuh
Lebam mayat
 Terdapat pada bagian‑bagian tubuh yang terendah.

Menentukan  Lebam mayat akan mulai tampak sekitar 30 menit setelah


kematian.
Perkiraan Saat  Sebelum 8‑12 jam setelah kematian, lebam mayat menghilang
Kematian pada penekanan.
 Setelah 8‑12 jam, lebah mayat tidak menghilang pada
penekanan
Penurunan suhu mayat. 6
 Cara pengukuran suhu mayat adalah dengan memasukkan
termometer air raksa kedalam rektum (anus, lubang dubur),
sedalam 10 cm selama 3 menit.
 Rata‑rata penurunan suhu mayat adalah 1,5 Fper jam (pada
suhu lingkungan 70 F).
 Rumus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu
mayat adalah :
 Saat Kematian = 98,6 F ‑ Suhu rektal mayat
1,5
Kaku mayat. (Rigor Mortis)
 Kaku mayat mulai terdapat sekitar 2 jam post mortal (setelah
mati), dan mencapai puncaknya 10‑12 jam post
 mortal. Kaku mayat dimulai dari otot‑otot wajah, leher, lengan,
da­da,perut dan tungkai.
 Kaku mayat maksimal akan bertahan sampai 24 jam post
mortal.
 Setelah 24 jam kaku mayat mulai menghilang sesuai de­ngan
urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot ‑otot wajah,leher,
lengan, dada, perut dan tungkai.
 Pada kematian karena infeksi, konvulsi (kejang‑kejang), suhu
keliling yang tinggi serta keadaan gizinya jelek, akan
mempercepat terbentuknya kaku mayat.
Pembusukan. 6
 Tanda awal dari pembusukan akan tampak sebagai pewar­naan kehijauan pada
daerah perut kanan bawah. Pembusukan akan menyebar keseluruh perut dan
kemudian kedaerah dada.
 Pada akhir minggu pertama tubuh akan seluruhnya ber­warna kehijauan dan disana
sini akan tampak merah ungu.
 Pembentukan gas dalam tubuh akan dimulai pada awal minggu kedua.
Tanda‑tandanya adalah perut akan tampak,menggelembung dan dindingnya tegang.
Gelembung pembusukan akan tampak jelas biasanya pada daerah kantung zakar dan
buah dada.
 Setelah tiga atau empat minggu rambut akan mudah dica­but, kuku‑kuku akan
terlepas, wajah akan tampak menggembung mata akan tertutup erat oleh karena
penggembungan pada kedua kelopak mata, bibir akan menggembung dan mencucur,
li­dah akan menggembung dan terjulur keluar.
 Menurut Casper keadaan mayat setelah berada selama 1 minggu di udara terbuka
adalah sama dengan 2 minggu didalam air dan 8 minggu didalam kuburan.
 Mumifikasi dapat terjadi bila keadaan lingkungan menye­babkan pengeringan
dengan cepat sehingga dapat menghentikan proses pembusukan.
 Darah
 Bercak darah
BARANG  Bercak darah kering
 Bercak darah basah
BUKTI  Darah orang hidup

BIOLOGIS  Sperma
 Rambut
 Sebelum pembuktian ilmiah diterapkan dalam sistem peradilan,
berbagai cara tahayul dan kekerasan digunakan oleh para
penegak hukum alam peradilan utuk memperoleh pengakuan
tersangka sebagai bukti terhadap kejahatan yang dilakukannya.
Dalam berkembangnya ilmu dan teknologi, penjahat juga lebih
profesional dan berupaya menghilangkan jejak. Pada umumnya
KESIMPULA dengan mendasarkan pada informasi saja, penyidikan sering

N tidak memperoleh bukti material sehingga pembuktian akan


menjadi sia-sia. Oleh karena itu, penyidik mulai beralih untuk
memperoleh data yang ada di tempat kejadian dan mencari
informasi dari para saksi duna membuktikan terjadinya suatu
tindak pidana.
 Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) merupakan hal
yang sangat penting dalam suatu investigasi. Berhasil atau
tidaknya suatu penyelidikan sangat bergantung pada
pemeriksaan TKP Dalam meminta pertolongan dokter dalam
penyelidikan TKP, penyidik dikuatkan oleh beberapa dasar
hukum. Oleh karena itu, merupakan kewajiban dokter untuk
hadir di TKP apabila diminta terutama dalam menentukan
wajar atau tidaknya suatu kematian, peran dari seorang dokter
sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai