Anda di halaman 1dari 27

Tinjauan Kepustakaan

PENYAKIT SALURAN NAPAS DAN


INTERSTITIAL PARU AKIBAT ASAP
ROKOK DALAM ASPEK RADIOLOGIS

De vy Tr ianne P utr i
P rof . Dr. dr. Bambang Soe pr i jant o Sp.Rad(K )

Departemen / SMF Radiologi FK UNAIR, RSUD Dr. Sutomo Surabaya


PENDAHULUAN
Rokok merupakan faktor risiko paling besar terhadap
penyakit paru dan saluran pernapasan
Angka kematian akibat rokok terus meningkat setiap tahun
Diperkirakan sejumlah 3 juta kematian pada tahun 1990
akan terus meningkat hingga 10 juta kematian pada tahun
2025 mendatang

Caminati A, Harari S. Smoking-related Interstitial Pneumonias and Pulmonary Langerhans Cell Histiocytosis. Proc Am Thorac Soc. 2006;3:299-306.

Susanto AD, Fitriani F, Ikhsan M, Antariksa B, Hudoyo A, Mansyur AK, et al. Berhenti Merokok : Pedoman Penatalaksanaan untuk Dokter di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).
ROKOK
(klasifikasi)
BAHAN PEMBUNGKUS BAHAN BAKU / PENGGUNAAN FILTER
PROSES PEMBUATAN
KANDUNGAN ROKOK
klobot : daun jagung rokok putih : daun sigaret kretek tangan rokok filter : pada
tembakau (SKT) : digiling atau bagian pangkalnya
kawung : daun aren dilinting dengan terdapat gabus
rokok kretek :
sigaret : kertas campuran daun
menggunakan tangan rokok non filter :
tembakau dengan atau alat bantu bagian pangkalnya
cerutu : daun sederhana
tembakau. cengkeh tidak terdapat gabus
rokok klembak : sigaret kretek mesin
campuran daun (SKM) : menggunakan
tembakau dengan mesin.
cengkeh dan kemenyan

Sitepoe M. Kekhususan rokok indonesia: Mempermasalahkan PP no. 81 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2000.
Asap rokok : campuran lebih dari 4000 bahan kimia. Sedikitnya
250 bahan berbahaya dan 69 bahan karsinogenik terkandung di
formaldehide, asam karbolik, metalimin,
akreolit, kolidin, viridin, arsenik, asam formik, dalamnya, setiap hembusan mengandung sekitar 1015 radikal bebas.
nikotin, hidrogen sulfida, pirel, furfurol,
benzopiren, metil alkohol, asam hidrosianik,
korodin, arnonia, metana, karbon monoksida,
dan piridin.
Setiap kali menghisap sebatang rokok, seseorang berisiko terpajan
sedikitnya 45 jenis bahan kimia beracun
Thielen A, Klus H, Muller L. Tobacco smoke: Unraveling a controversial subject. Experimental and Toxicologic Pathology. 2008;60:141-156.
World Health Organization. A guide for tuberculosis patients to quit smoking. Geneva: World Health Organization (WHO).2014.
RESPON SALURAN NAPAS TERHADAP
INHALASI ASAP ROKOK
•Rerata ukuran dari partikel asap rokok berkisar 0, 1-0,5
µmdapat mencapai saluran napas kecil.
•Sekitar 10-30% partikel ini akan terdeposisi di paru, dari
prosentase tersebut sekitar 40-90% nya akan terdeposisi di
regio pertukaran udara.
•Individu sehat : mekanisme pertahanan membatasi
masuknya subtansi asing melalui permukaan mukosa dan
menyingkirkan partikel asing yang terdeposisi sepanjang
saluran napas dan alveoli.
•Mekanisme ini meliputi barier anatomi saluran napas, aktivitas
klirens melaui refleks batuk: dan aparatus mukosilier serta
beberapa subtansi imunologi dan non imunologi yang lain.
McNulty W, Usmani OS. Techniques of assessing small airways dysfunction. European Clinical Respiratory Journal. 2014;1:1-17.
Kebiasaan merokok akan memicu peningkatan jumlah silia
abnormal sehingga dapat mengganggu fungsi klirens mukosilia.
Saluran napas setelah generasi ke-14 tidak memiliki perlindungan
ini, sehingga lebih rentan terhadap efek dari partikel terinhalasi,
khususnya partikel berukuran 0,5-5 mm seperti partikel asap rokok.
Setelah hisapan asap rokok pertama, kejadian awal yang timbul
adalah perubahan dari barier sel epitelial menyebabkan inflamasi
saluran napas.

Finkelstein R, Fraser RS, Ghezzo H, Cosio M. Alveolar Inflammation and its Relation to Emphysema in Smokers. Am J Respir Crit Care Med. 1995;152:1666-1672.
Verra F, Lebargy F, Berbaudin JF, Escudier E, Bignon J, Cremoux HD. Ciliary Abnormalities in Bronchial Epithelium of Smokers, Ex-smokers, and Non-smokers. Am J Respir Crit Care Med. 1995;151:630-634.
DAMPAK ASAP ROKOK TERHADAP PARU DAN
SALURAN PERNAPASAN
I. KERUSAKAN EPITEL DAN INFLAMASI SALURAN NAPAS
•Peningkatan ekspresi dari molekul adhesi, peningkatan permeabilitas dan hilangnya integritas seluler memicu
sitokin proinflamasi: IL-8, IL-6, dan TNF-a
•Mengaktivasi epidermal growth factor receptor (EGFR), meningkatan sekresi dari IL-1 transforming growth factor-B
(TGF-B)
•Menyebabkan metaplasia epitel skuamous, metaplasia sel goblet, hiperplasia kelenjar mukosa, perubahan klirens
mukosilia dan perubahan fibrotic dan hambatan saluran udara
•Asap rokok juga menginduksi Limfosit Tsel lirnfosit CD8+
•Penelitian menyebutkan bahwa individu dengan populasi sel CD8+ lebih tinggi secara genetik mungkin lebih rentan
terhadap peningkatan rekruitrnen sel CD8+ yang diinduksi asap rokok. Hal ini menjelaskan mengapa obstruksi saluran
napas kronis hanya timbul pada sebagian perokok saja
•Limfokin yang diproduksi sel T teraktivasi, antara lain interferon-gamma (IFN-y), interleukin-4 (IL-4), interleukin-5 (IL-
5) dan GM-CSF, merupakan mediator kunci dalam respons imun seluler yang mengatur banyak sel yang lain, seperti
eosinofil; netrofil; sel mast; monosit dan mampu untuk mengaktivasi serta rnendegranulasi sel-sel efektor ini.
Saetta M, Turato G, Facchini FM, Corbino L, Lucchini RE, Casoni G, et al. Inflammatory Cells in the Bronchial Glands of Smokers with Chronic Bronchitis. Am J Respir Crit Care Med. 1997;156:1633–1639.

O'shaughnessy TC, Ansari TW. Inflammation in Bronchial Biopsies of Subjects with Chronic Bronchitis: Inverse Relationship of CD8+ T Lymphocytes with FEV1. Am J Respir Crit Care Med. 1997;155:852-857.
II. MENURUNKAN FUNGSI MAKROFAG III. INFLAMASI PARENKIM PARU

Makrofag punya fungsi fagositberperan dalam Reactive oxygen radical (ROR) dibentuk di ujung
pertahanan selular lini pertama menghadapi polutan. puntung rokok yang dibakar dalam temperatur tinggi
dan juga didapatkan di sidestream
Asap rokok menyebabkan masuknya makrofag alveolar smokemenyebabkan destruksi jaringan melalui
ke dalam lumen saluran napas ketidakseimbangan protease-antiprotease dan
Makrofag pada paru perokok meskipun berjumlah lebih oksidan-antioksidan.
banyak tetapi bersifat kurang matur Pada perokok, aktivitas antiprotease ini diganggu
Sel-sel inflamasi menyebabkan kerusakan sel epitel dan oleh oksidasi al-antitrypsin yang diakibatkan kerja
struktur protein intersisial, yang akan diproses menjadi radikal bebas dari asap rokok. Sebagai konsekuensi,
peptida dan dikenali oleh sel T setelah teraktivasi, sel aktivitas proteolitik ini akan merusak parenkim paru
T akan mnerekrut netrofil dan makrofag alveolar dengan cara merusak elastin, meningkatkan
rekrutmen neutrofil dan deposisi kolagen.

Hogg JC. Lung structure and function in COPD. Int J Tuberc Lung Dis. 2008;12(5):467–479.

Saetta M, Ghezzo H, Kim WD, King M, Angus GE, Wang NS, et al. Loss of Alveolar Attachments in Smokers: a Morphometric Correlate of Lung Function Impairment. Am Rev Respir Dis. 1985;132:894-900.
PENYAKIT SALURAN NAPAS DAN INTERSTITIAL
AKIBAT ASAP ROKOK
RESPIRATORY BRONCHIOLITIS- GEJALA KLINIS DAN PEMERIKSAAN FAAL PARU
ASSOCIATED INTERSTITISL LUNG Beda RB dan RBILD dari gejala klinis  RB : seringkali
asimptomatik, RBILD : sesak berat terutama saat beraktivitas,
DISEASE (RBILD) batuk persisten yang dan umumnya tidak produktif dapat terjadi
•Merupakan penyakit Respiratory selama beberapa minggu hingga bulan. Dapat juga terjadi nyeri
Bronchiolitis (RB) yang dikaitkan oleh dada dan penurunan berat badan meskipun jarang ada yang
dilaporkan.
sebab rokok.
Beda RB dan RBILD dari pemeriksaan faal paru Tes fungsi paru
•Adanya makrofag berpigmen coklat yang pada RB pada umumnya normal, namun dapat juga kelainan
profus / menyebar yang kadang disertai obstruksi, sedangkan pada RBILD dilaporkan terjadi kelainan
fibrosis area peribronkial yang obstruksi dan restriksi.
meningkat seiring lamanya riwayat Beda RBILD dan pneumonia hipersensitivitas maupun pneumonia
merokok merupakan karakteristik dari interstitial idiopatik lainnya adanya peningkatan jumlah
RB yang disebabkan oleh rokok makrofag dan limfositosis BAL pada RBILD
Fraig M, Shreesha U, Savici D, Katzenstein AL. Respiratory bronchiolitis: a clinicopathologic study in current smokers, ex-smokers, and never-smokers. Am J Surg Pathol. 2002;26:647–653.
Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
RBILD sulit dibedakan dengan RB, namun paling sering ditemukan pada RBILD adalah
makrofag alveolar dengan pigmentasi warna coklat dan butiran halus / finely granular
pigmentation (dapat merupakan sisa asap rokok) yang terkumpul di antara bronkhiolus
pernapasan dan alveoli serta dapat menyebabkan penebalan septum alveoli dan hiperplasia sel
pneumosit tipe II

H A
I
S
T
O

P
A
RB RBILD
Fraig M, Shreesha U, Savici D, Katzenstein AL. Respiratory bronchiolitis: a clinicopathologic study in current smokers, ex-smokers, and never-smokers. Am J Surg Pathol. 2002;26:647–653.
Sieminska A, Kuziemski K. Respiratory bronchiolitis-interstitial lung disease. Orphanet Journal of Rare Diseases. 2014;9(1):106-113.
RADIOLOGIS RB/RBILD SECARA UMUM
RB/RBILD : 27% mikronodul parenkim, 21% opasitas patchy ground-glass, 34% lobular area of
decreased attenuation dan 21% dengan gambaran emfisema.

RBILD RBILD
Tampak opasitas
90% berupa penebalan dinding saluran pola patchy
groundglass pada
napas proksimal sampai segmental lobus atas yang
dengan gambaran lainnya berupa berkaitan dengan
penebalan dinding bronkus perifer, infiltrasi
nodul sentrilobular, opasitas patchy makrofag dan
ground-glass, emfisema dan patchy dinding-dinding
dari bronkus
areas of decreased attenuation. subsegmental
23% gambaran tersebut juga disertai tampak sedikit
menebal
adanya air trapping segmental.

Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Mastora I, Remy-Jardin M. Thin-section CT finding in 250 volunteers: assessment of the relationship of CT findings with smoking history and pulmonary function test results. Radiology. 2001;218(3):695–702.
HRCT RBILD pola mikronodular (A: tampak HRCT saat ekspirasi dari RBILD
nodul-nodul centrilobular ; B: Beberapa nodul- didapatkan penurunan densitas pada
zona bawah tampak jelas dan adanya
nodul halus disertai groundglass density) pola mosaic yang merupakan air
  trapping pada saluran napas kecil

Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
GEJALA KLINIS DAN
Desquamative PEMERIKSAAN FAAL
Interstitial PARU
Pneumonia (DIP)
Sesak berat, batuk yang tidak produktif
dan kadang mudah lelah serta dapat pula
90% penderita DIP terjadi penurunan berat badan.
merupakan perokok,
namun DIP dapat pula Test fungsi paru menunjukkan kelainan
ditemukan pada restriktif. Profil pemeriksaan BAL tidak
penderita spesifik dan menunjukkan variasi dalam
pneumokoniosis, alergi peningkatan limfosit, neutrofil dan eosinofil.
obat, penyakit
metabolisme bawaan

Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Veeraraghavan S, Latsi PI, Wells AU, Pantelidis P, Nicholsin AG, Colby TV, et al. BAL findings in idiopathic nonspecific interstitial pneumonia and usual interstitial pneumonia. Eur Respir J. 2003;22:239–244.
HISTO PA GAMBARAN RADIOLOGI
seperti pada RBILD : Tidak spesifik

Akumulasi makrofag intra opasitas ground-glass bilateral kadang


alveolar yang difus, hiperplasia bersifat simetrical, periferal dan lebih
sel pneumosit tipe II dan pada sering dijumpai pada zona bawah
beberapa kasus dijumpai septum Beberapa kasus dengan gambaran
(dinding) alveolar agak sedikit oppasitas linier irreguler di bagian basal
menebal yang berkaitan dengan distorsi struktur
anatomi, traction bronchiectasis dan
small peripheral cystic spaces (dapat
terjadi oleh karena bronkhiolus dan
saluran alveoler yang melebar).
Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Myers JL, Veal CF, Shin MS, Katzenstein ALA. Respiratory bronchiolitis causing interstitial lung disease: a clinico-pathologic study of six cases. Am Rev Respir Dis. 1987;135:880–884.
opasitas groundglass dan perubahan kistik dari lobus bawah, tengah dan
lingual yang membentuk mosaik pada HRCT dan adanya sejumlah
besar sel-sel makrofag dalam sitoplasma, infiltrasi limfosit dan fibrosis
ringan.

Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
Langerhans Cell HISTO PA
Histocytosis
(PLCH)
Penyakit pada perokok dengan
usia muda. Ditandai dengan
adanya sel-sel langerhans yang
tidak normal di peribronkial.

GEJALA KLINIS
RESPIRATORI HistoPA paru normal jarang ditemukan sel langerhans kecuali bila
paru terpajan asap rokok jumlah sel langerhans akan meningkat
sesak dan batuk tidak spesifik, dan berproliferasi dan berubah bentuk yang awalnya berupa
kadang dapat disertai nodul-nodul bronkosentris bercampur eosinofil, nitrofil dan
pneumotorak, demam ataupun limfosit yang berkembang menjadi kavitas hingga menjadi kistik
penurunan berat badan. dan dapat berubah menjadi stellate scars
Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
Paling umum adalah bayangan retikulonodular dengan ukuran bervariasi dari
mikronodular hingga sekitar 1 cm di area zona tengah dan ukuran lebih besar
mulai dari milimeter hingga 2 cm di zona tengah dan atas disertai nodul
kavitas
G R
A
A
D
M
I
B O
A L
R O
A G
N I
S
Tampak pola micronoduler, beberapa dengan nodul-
Tampak nodul -nodul yang berkavitas nodul besar disertai elemen retikuler dan tampak
beberapa cystic airspace dengan dinding tipis
Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Myers JL, Aubry MC. Pulmonary langerhans cell histiocytosis: what was the question?. Am J Respir Crit Care Med. 2002;166:1419–1421.
Tampak beberapa cystic airspace
dengan dinding tipis PLCH yang paling berat :

Tampak kerusakan fibrobullous dari parenkim paru yang merata


Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Airspace
Enlargement with
Fibrosis (AEF) / Gambaran Klinis
Smoking-Related
Interstitial Meskipun sebagian besar memiiki
Fibrosis (SRIF) gejala klinis yang relatif tetap dan
dalam waktu yang lama, namun
Merupakan fibrosis
interstitial oleh karena asap seringkali klinis seperti sesak yang
rokok menyebabkan fibrosis bertambah progressive terutama saat
dinding alveolar. Tingkat
keparahan penyakit dapat beraktivitas dan dapat disertai batuk
memberikan gambaran terutama bila disertai klinis
fibrosis dari yang jarang
hingga difus sampai padat pneumonia interstitial dapat terjadi.
dengan kolagen eosinofilik
Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
HISTO PA GAMBARAN RADIOLOGI
Gambaran subpleural sparing
Fibrosis yang terbatas pada thinwalled cyst (TWCs) yang terkait
interstitium subpleural dan adanya retikuler dan opasitas
peribronkial. Gambaran otot groundglass.
polos yang mengalamai Cyst dari AEF adalah cyst yang
hipertrofi tampak berdinding tipis (kurang dari 1 mm)
mendominasi dan adanya dengan distribusi predominan pada
kolagen eosinofilik yang padat lobus atas dan di bagian atas serta
tengah dari lobus bawah ke arah
tengah (menjauhi pleura)

Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
kombinasi AEF dan DIP

A) Tampak pada lobus atas menunjukkan CLE dan PLE yang ditunjukkan dengan
gambaran retikulasi (panah hitam) dan oppasitas patchy groundglass (panah putih) B)
Opasitas groundglass yang disertai bentukan kistik yang tersebar, retikulasi ringan dan
bronkiektasis (panah oranye) menandakan adanya fibrosis yang mendasarinya ; C)
Tampak penebalan dinding septa alveolar yang seragam oleh karena deposit kolagen
(panah hitam)
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
Smoking- Kombinasi dari opasitas
Related groundglass, retikuler
Disorder dan honeycomb, yang
mana pada
Seringkali penyakit paru pemeriksaan histo PA
karena paparan rokok bisa merupakan
memberikan gambaran gabungan antara RBILD,
tumpang tindih atau interstitial fibrosis dan
gabungan seperti adanya emfisema
RBILD dengan DIP atau DIP  
dengan PLCH, namun ada
juga gambaran lainnya yang Kombinasi dari
dapat dijumpai adalah
adanya emfisema dan groundglass,
kelainan fibrosis yang honeycomb, cystic
disebut combined airspace dan
pulmonary fibrosis and emfisema
emphysema (CPFE).
Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Myers JL, Veal CF, Shin MS, Katzenstein ALA. Respiratory bronchiolitis causing interstitial lung disease: a clinico-pathologic study of six cases. Am Rev Respir Dis. 1987;135:880–884.
combined pulmonary fibrosis
and emphysema (CPFE)
A) Right volume loss, opasitas retikuler
bilateral diffuse dan GGO, bula emfisema

B) Dan C) Tampak bula-bula emfisema


yang predominan pada lobus atas

D) Fibrosis predominan di perifer


disertai retikulasi, traction bronkiektasis
dan honeycombing (panah hitam)

Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
Bronkitis kronis Large Airways Abnormalities in
paling umum
dijumpai pada Cigarette Smokers
saluran napas besar.
Peradangan kronis pada saluran udara
menyebabkan hipertrofi kelenjar mukus
PPOK mempunyai sehingga menyebabkan sekresi dahak yang
gambaran yang sama berlebihan dan dapat terjadi metaplasia epitel
skuamous dan infiltrasi sel radang kronis pada
seperti bronkiolitis, dinding bronkial.
bronkitis kronis dan
emfisema. Pada gambaran HRCT didapatkan penebalan
dinding bronkial

Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
Matsuoka S, Uchiyama K, Shima H. Bronchoarterial ratio and bronchial wall thickness on high-resolution CT in asymptomatic subjects: correlation with age and smoking. Am J Roentgenol. 2003;180:513–518.
Gambaran histo PA dari
bronkitis kronis dengan
pengecatan Alcian Blue PAS
didapatkan hipertrofi dari
kelenjar submukosa dan
peningkatan sel-sel goblet

Gambaran HRCT pada seorang perokok


tampak penebalan dinding bronkial yang
tidak spesifik dan adanya pola retikuler
halus pada lobus kanan bawah

Penebalan dinding bronkial pada


bronkitis kronis (panah putih)

Hansell DM, Wells AU. Smoking-related small airways and interstitial lung disease, in CT of the Airways, edited by Boiselle P and Lynch DA. Humana Press. 2008;14:325-350.
Sousa C, Rodrigues M, Carvalho A, Viamonte B, Cunha R, Guimaraes S, et al. Diffuse smoking-related lung diseases: insights from a radiologic-pathologic correlation. Springer Open. 2019;10(73):1-13.
KESIMPULAN
Asap rokok tidak hanya menyebabkan inflamasi dan merusak epitel saluran
pernapasan besar namun juga saluran napas kecil dan parenkim paru.
PPOK (termasuk bronkitis kronis dan emfisema) merupakan salah satu penyakit
paru yang paling banyak terjadi dan menyebabkan kematian karena rokok.
Penyakit paru yang berhubungan dengan merokok selain dapat memberikan
gambaran massa juga dapat memberikan gambaran interstitial seperti Langerhans
cell histiocytosis, bronchiolitis, desquamative interstitial pneumonitis dan
interstitial fibrosing lung disease serta kombinasi.
Meskipun fitur radiologis computerized tomography dapat memberikan
informasi yang cukup adekuat, namun diagnostik secara komprehensif dengan
mengkombinasi antara gejala kinis dan fitur histopatologi akan cukup bermakna
terutama untuk kasus yang overlaping.
TERIMA KASIH
Mohon asupan

Anda mungkin juga menyukai