Anda di halaman 1dari 22

DOSIS DAN KOMBINASI

OBAT

FARMASETIK DASAR
DOSIS
Dosis adalah jumlah obat yang diberikan kepada pasien yang dapat
menimbulkan efek

Dosis minimum adalah jumlah minimum obat yang masih dapat


memberikan efek.
Dosis lazim adalah jumlah obat yang sering digunakan dan merupakan
dosis terapi.
Dosis toksik adalah jumlah obat yang diberikan yang dapat
menimbulkan efek toksis
Dosis letal adalah jumlah obat yang bila diberikan dapat menimbulkan
kematian
Dosis maksimum adalah jumlah maksimum obat yang dapat
diberikan tanpa menimbulkan efek toksik
Ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi dosis

Usia
Bobot badan
Luas permukaan badan
Jenis kelamin
Beratnya penyakit
Usia Anak-Anak
Pada anak-anak atau bayi yang baru lahir, kepekaanya terhadap
obat sangatlah besar hal ini disebabkan karena fungsi hati dan
ginjalnya belum sempurna, begitu pula system enzim belum
berkembang dengan lengkap. Parameter-parameter yang
membedakan respon tubuh terhadap obat pada anak-anak adalah :
Pola ADME (Absorpsi, Distribusi, metabolisme dan Ekskresi)
 Perbedaan absorpsi oleh karena perbedaan relative dari kepadatan sel.

 Perbedaan distribusi oleh karena persentase cairan ekstraseluler dan cairan tubuh

total relative lebih tinggi.


 Perbedaan ekskresi oleh karena glomerulus atau tubuli belum berkembang

sempurna.
Sensitifitas intriksik yang berlainan terhadap bahan obat.
Redistribusi dari zat-zat endogen.
Orang Tua
Sedangkan pada usia lanjut atau orang tua dengan usia diatas 65 tahun,
juga memiliki kepekaan terhadap obat, hal ini disebabkan karena :
Sirkulasi darah yang kurang lancar.
Fungsi hati dan ginjal telah mengalami penurunan, sehingga eliminasi
obat menjadi sangat lambat.
Kurangnya albumin darah sehingga pengikatan obat berkurang yang
menyebabkan banyaknya obat bebas dan akibatnya dapat menimbulkan
keracunan akibat over dosis.
Karena besarnya kepekaan obat pada orang tua, bebrapa literature
menganjurkan dosis untuk orang tua adalah sebagai berikut :
 65 -74 tahun dosis biasa – 10%
 75 – 84 tahun dosis biasa – 20%
 Diatas 85 tahun dosis biasa – 30%
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMAL

Dalam literature biasanya yang tercantum


hanyalah DM untuk orang dewasa
sedangkan anak-anak tidak. Maka perlu
untuk menghitung DM. yang digunakan
biasanya adalah:
•rumus Fred untuk bayi hingga 1 thn dan
•Rumus Dilling anak 8 thn hingga 12 thn
serta
• rumus Young untuk diatas 1 tahun
hingga 8 thn
Rumus Young

n
xDM
n  12

Rumus Dilling
n = umur dalam tahun
n m = umur dalam bulan
xDM DM = Dosis maksimal Dewasa
20

. Rumus Fried

m
xDM
150
R/ Phenobarbital 40 mg
Lactosum qs
m.f pulv No X
t t d d pulv I
Pro : Shinta (3 tahun 9 bulan)

Dosis Maksimal untuk orang dewasa Phenobarbital


= 300 mg /600 mg
Ket :
300 mg adalah dosis maksimal sekali minum
600 mg adalah dosis maksimal dalam sehari
Perhitungan dosis maksimal Phenobarbital untuk
anak usia 3 tahun 9 bulan (3,75 thn) adalah :
Sekali minum
Seharinya
Pengujian rasionalisasi dosis dari resep diatas
untuk pasien shinta anak berumur 3 tahun 9
bulan:
Berdasarkan resep dosis sekali minum = 40 mg <
71,43 mg  tidak over dosis
Berdasarkan resep dosis dalam sehari = 3 x 40 mg
= 120 mg < 142,86 mg  tidak over dosis
R/ Atropin sulfas 2,5 mg
Belladona Extractum 100 mg
Lactosum qs
m.f pulv No X
s t d d pulv I
Pro : Tn Amir

DM Atropin sulfas = 1 mg / 3 mg
DM Belladona extract = 20 mg / 80 mg
Perhitungan dosis maksimal Atropin sulfas :
Sekali minum 1 / 10 x 2,5 mg = 0,25 mg < 1 mg tidak over
Seharinya 3 x 0,25 mg = 0,75 mg < 3 mg tidak over
Perhitungan dosis maksimal Extrak Belladona :
Sekali minum 1 / 10 x 100 mg = 10 mg < 20 mg tidak over
Seharinya 3 x 10 mg = 30 mg < 80 mg tidak over

Karena Atropin sulfas dan Ektrak belladonna mempunyai


khasiat yang sama, sehingga DMnya merupakan kombinasi
yang searah, maka DMnya juga harus dihitung dosis
rangkapnya sehari, dengan rumus sebagai berikut :
DosisA DosisB
 1
DMA DMB

Jadi untuk sekali minum :


 
0.25 10
  0.25  0.5  0.75  1 tidak over
1 20

Untuk Sehari :
 
3 x 0.25 3 x10
3

80
 0.25  0.375  0.625  1 tidak over
Beberapa catan dalam
memperhitungakn dosis anak
Berdasarkan perbandingan umur
anak dengan umur orang dewasa
seringkali tidak tepat, karena anak
dengan umur yang sama dapat
memberikan variasi berat badan
atau Luas permukaan tubuh yang
berarti.
Berdasarkan perbandingan berat badan anak dan
dewasa, tidak akan dapat diperlakukan untuk semua
jenis obat, terutama obat0obat yang bagi anak
sensitive (narkotika), berarti dosisnya lebih rendah
dan sebaliknya untuk obat-obat yang lebih tahan
(Atropin, Belladona, Phenobarbital).
Berdasarkan perbandingan LPT anak dengan LPT
dewasa: kecuali untuk neonatus dan bayi dapat
dipakai untuk kebanyakan obat, karena sebagian obat
didistribusikan sekurangnya dalam cairan
ekstraseluler. Problem yang seringkali terjadi adalah
bagaimana menghitung LPT anak secara akurat
KOMBINASI OBAT

Keberhasilan suatu pengobatan ditentukan bagaimana


dokter menulis resep yang baik dan rasional, ketepatan
apoteker memberikan obat dan kepatuhan penderita
meminum obatnya.

Terkadang dalam suatu pengobatan, khususnya pada


penyakit dengan gejala yang sangat kompleks, tidak
dapat ditangani hanya dengan pemberian satu jenis
obat. Oleh karena itu, dokter sering memberikan suatu
pengobatan dengan menggunakan beberapa obat atau
dengan kombinasi obat.
Kombinasi obat bukan hanya dilakukan oleh dokter, industri
farmasi pun melakukan hal yang sama, sehingga suatu obat
dalam formula kombinasi biasanya mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut :
•Obat pokok (Remedia cardinale)
•Obat yang membantu kerja obat pokok (Remedia adjuvansia)
•Obat yang memperbaiki penampilan/ kerja obat pokok
(Remedia corrigensia)
•Bahan tambahan lain (Remedia constituent).
Suatu resep yang mengandung kombinasi obat maupun yang tidak,
haruslah berdasarkan pada pengobatan yang rasional. Hal ini berarti
langkah-langkah pengobatan haruslah berpedomen pada peresepan yang
rasional yang dikenal dengan istilah 5 T yaitu;
 Tepat indikasi
 Tepat Obat
 Tepat dosis dan cara pemberian
 Tepat bentuk sediaan yang dipilih
 Tepat penderita
Menurut American Medical Associstion (AMA), pemberian kombinasi obat
oleh dokter agar dapat terjaga kerasionalannya, perlu memperhatikan hal-hal seperti
dibawah ini ;
1. Mengandung tidak lebih dari 3 komponen aktif dari golongan farmakologi yang
berbeda atau tidak mengandung lebih dari satu komponen aktif dalam setiap
golongan farmakologi.
2. Setiap komponen aktif terdapat dosis yang efektif dan aman serta mempunyai
efek terapi dalam mengobati penyakit.
3. Kombinasi obat dapat diberikan untuk menangani gejala yang kompleks.
4. Kombinasi obat mempunyai nilai terapeutik untuk mengatasi gejala sesuai tipe
dan tingkat keparahan.
5. Interaksi obat yang merugikan antara komponen obat sudah diperhitungkan.
Kebiasaan dokter dalam memberikan pengobatan dengan menggunakan
pola preskripsi IP (Individual Preference) yang hanya didasarkan pada
pengalaman atau pengamatan respon pasien, dan menggunakan
kombinasi obat yang tetap, apabila tidak dilandasi pengetahuan yang
memadai serta pertimbangan yang cermat, dapat menimbulkan berbagai
masalah.
Pola preskripsi tersebut dapat meningkatkan efek samping,
menimbulkan interaksi yang merugikan, dan pemborosan dalam biaya
pengobatan.
Disamping itu, ada masalah lain yaitu; segi pembuatan atau peracikan
obat diapotek. Bahan obat yang digunakan untuk diracik, apabila tidak
tepat dalam pemilihannya kemungkinan akan menurunkan stabilitas
obat, bahkan dapat menurunkan, meniadakan atau meningkatkan efek
obat.
Apabila bahan yang digunakan adalah produk jadi dari pabrik obat,
selain dapat menimbulkan masalah tersebut, juga akan mengeliminasi
tujuan dari produk sediaan jadi/ paten.
Selain efek yang dapat ditimbulkan karena kombinasi obat yaitu timbulnya
interaksi obat, yang dapat berakibat diatas. Faktor-faktor yang mempengaruhi
interaksi obat adalah :
1. Faktor Fisika Kimia
Faktor fisika kimia yaitu adanya ketidak bercampuran yang dapat terjadi
(Incompatibility) baik itu dari segi farmaseutika,
2. Faktor Farmakodinamik
Faktor farmakodinamik yaitu mengenai aksi fisiologi dan biokimia obat serta
mekanisme kerja obat.
3. Mekanisme Farmakologi
Sedangkan berdasarkan mekanisme farmakologi maka akan timbul beberapa
interaksi yaitu :
a. interaksi obat dengan reseptor
b. Interaksi metabolit dan reseptor.
c. Interaksi enzim dan obat.

Anda mungkin juga menyukai