Anda di halaman 1dari 6

HI WA L AH u m awardhini

inta n P utri Kus


leh : K
Disusun O
HIWALAH
adalah pemindahan utang dari tanggungan pihak
yang memindahkan utang (muhil) kepada
tanggungan pihak yang dipindahi utang
Landasan Hukum

“Menunda-nunda pembayaran utang oleh orang kaya


adalah kezaliman. Dan jika seseorang dari kamu
dipindahkan(piutangnya) kepada orang kaya (yang
mampu membayar utang), maka hendaklah ia
menerima pemindahan utang itu.”  
(HR Bukhari)
RUKUN HIWALAH
1. Muhil
orang yang memindahkan utang; atau orang yang
berutang sekaligus berpiutang.

2. Muhal / Muhtal
orang yang berpiutang.

3. Muhal alaihi
orang yang dipindahi utang, atau orang yang berutang. 
SYARAT HIWALAH

1.  Pihak pertama (muhil), yaitu orang yang menghiwalahkan (mengalihkan) utang.
2.  Pihak kedua (muhal), yaitu orang yang di-hiwalah-kan (orang yang mempunyai
utang kepada muhil).
3.  Pihak ketiga (muhal ‘alaih), yaitu orang yang menerima al-hiwalah.
4.  Ada piutang muhil kepada muhal.
5.  Ada piutang muhal ‘alaih kepada muhil.
6.  Ada sighat al-hiwalah, yaitu ijab dari muhil dengan perkataan, “Aku alihkan utangku
yang sebenarnya bagi engkau kepada……” (maksudnya: aku alihkan kewajibanku
kepadamu untuk membayar utangku yang ada pada….),” dan qabul dari muhal dengan
kata-katanya, “Aku terima pengalihan darimu.”

Anda mungkin juga menyukai