Anda di halaman 1dari 24

http://www.free-powerpoint-templates-design.

com

• UVEITIS
Disusun Oleh:
Vierga Nanda Wiqa NIM. 1810029046
Rinda Nugrahini NIM. 1810029051
Yunita Dhuharini NIM. 1810029059
Putri Amboro Wati NIM. 1810029063
Dzulfikar Jundurrahman NIM. 1810029065
Renov Ompusunggu NIM. 1810029067

Pembimbing : dr. Nur Khoma F, M. Kes, Sp. M


Definisi

Uveitis adalah inflamasi pada uvea, yaitu iris, badan siliar dan
koroid yang dapat menimbulkan kebutaan
Epidemiologi

Di Negara maju, 10% kebutaan pada populasi usia produktif


disebabkan uveitis. Uveitis sendiri dapat disebabkan oleh kelainan
di mata saja atau bagian dari gejala sistemik, trauma, iatrogenic
dan infeksi, namun sebanyak 20-30% kasus uveitis adalah
idiopatik. Secara anatomi uveitis dibagi menjadi uveitis anterior,
intermediet, posterior, dan panuveitis
Klasifikasi
Bedasarkan letak :

Uveitis Anterior • Uveitis anterior pada anak


• inflamasi di iris dan badan siliar
meningkatkan komplikasi
• umumnya terjadi di satu mata strabismus, keratopati,
namun pada kasus kronik
dapat melibatkan kedua mata. katarak, edema macular,
dan glaucoma yang
• Frekuensi uveitis anterior
kronik lebih jarang dan mengganggu penglihatan
umumnya asimtomatik namun
dapat menimbulkan komplikasi serta memicu amblyopia
seperti katarak dan glaucoma sehingga perlu diterapi
secara agresif.
Klasifikasi
Bedasarkan letak :

Uveitis Intermediet • Penyebabnya sebagian


• peradangan di pars plana
besar idiopatik (69,1%),
yang sering diikuti vitritis
dan uveitis posterior sarkoidosis (22,2%),
multiple sclerosis (7,4%),
• Penyakit tersebut biasanya
terjadi pada usia decade dan lyme disease (0,6%).
ketiga-keempat dan 20% Selain itu, dapat juga
terjadi pada anak
disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium
tuberculosis, toxoplasma,
candida, sifilis
Klasifikasi
Bedasarkan letak :

Uveitis Posterior
• Panuveitis
• peradangan lapisan koroid
• peradangan seluruh uvea
yang sering melibatkan
dan struktur sekitarnya
jaringan sekitar seprti
seperti retina dan vitreus
vitreus, retina, dan nervus
optik.
Klasifikasi
Bedasarkan penyebab

Uveitis Non-Infeksi Uveitis Infeksi

• Terjadi pada penyakit autoimun • Uveitis Toksoplasmosis


atau neoplasma di organ lain.
• Uveitis Tuberkulosis
• Penyakit autoimun yang sering • Uveitis Sifilis
menimbulkan uveitis adalah
spondiloartropati, artritis idiopatik • Infeksi Virus
juvenile, sindrom uveitis fuchs, • Infeksi Jamur
colitis ulseratif chorn, penyakit
whipple, dan sarkoidosis
Patofisiologi

Infeksi

Dilatasi Pembuluh
darah kecil

Hipopion
Eksudasi Aquos Humour
keruh
Keratik
presipitat
Hipersensitifitas, baik terhadap mikroorganisme maupun gerak autogenik.
Infeksi terjadi karena terjadi disalah satu tubuh kemudian terjadi sensitisasi
karena mikroorganisme atau protein telah menjadi antigen,
Tanda dan Gejala
Uveitis Anterior

• Uveitis anterior dapat berupa gejala yang akut, kronis atau rekuren.
• Unilateral
• Nyeri
• Mata merah
• Photophobia
• Penglihatan kabur
• Mata berair
• Adanya sel dan flare pada bagian anterior
• Kongesti sirkumkorneal
• Keratic prespitat (KPs) adalah deposit seluler
pada endothelium kornea
• Nodul Koeppe dan Busacca
Tanda dan Gejala
Uveitis Intermediet

• Floater
• kadang penderita mengeluhkan gangguan penglihatan akibat edema makular
sistoidkronik
• infiltrasi seluler pada vitreus(vitritis)
• tanpa lesi inflamasi fundus
Uveitis Posterior

• floater 
• gangguan penglihatan
• perubahan pada vitreus (seperti sel, flare, opasitas, dan seringkali posterior
vitreus detachment), koroditis,retinitis, dan vaskulitis

Panuveitis

• peradangan seluruh uvea dan struktur sekitarnya seperti retina dan vitreus
• Penyebab tersering adalah tuberkulosis, sindrom VKH, oftalmia simpatika,
penyakit behcet, dan sarkoidosis. Diagnosis panuveitis ditegakkan bila
terdapat koroiditis, vitritis, dan uveitis anterior.
Ankylosing spondylitis,acute unilateral Fuchs heterochromic iridocyclitis
iridocyclitis
Behcet syndrome,hypopion

Acut tuberculous uveitis with hypopion


Diagnosis
Anamnesis

• nyeri, fotofobia, penglihatan kabur

• apakah uveitis terjadi di satu mata atau di kedua mata


.
• usia, ras, onset, durasi, tingkat keparahan gejala, riwayat penyakit mata dan
penyakit sistemik sebelumnya.
Pemeriksaan

• Slit-lamp
• memperlihatkan injeksi siliar dan episklera, skleritis, edema kornea, dan
keratik presipitat, bentuk dan jumlah sel di bilik mata, hipopion serta
kekeruhan lensa.

• oftalmoskop indirek
• menilai kelainan di segmen posterior seperti vitritis, retinitis, perdarahan
retina, koroiditis dan kelainan papil nervus optik
• Pemeriksaan laboratorium
• darah perifer lengkap, laju endap darah, serologi, urinalisis, dan antinuclear
antibody.

• USG B-scan
• membantu memeriksa segmen posterior mata pada keadaan media keruh
misalnya pada katarak dan vitritis. USG B-scan dapat membedakan ablasio
retina eksudatif dengan regmatosa serta membedakan uveitis akibat
neoplasma atau abses.
• Fundus Flouresen Angiografi (FFA)
• fotografi fundus injeksi zat warna natrium flouresen (FNa)  intravena
• Memberikan informasi mengenai sirkulasi pembuluh darah retina dan
koroid, detail epitel pigmen retina dan sirkulasi retina serta menilai
integritas pembuluh darah
Tatalaksana

• Kortikosteroid topikal
 Prednisolon 0,5 -1%, betametason 1%, deksametason 0,1%
 Agen imunosupresan
• Kortiosteroid periokular dan sistemik
• NSAID
• Siklopegik
• Berdasarkan etiologi
• Pembedahan
• Vitrektomi
Sikloplegik :
Infeksi sipilis :
• siklopentolat 0,5-2%
• Penisilin G benzatin diberikan 2.000.000-
• Homatropin
4.000.000 U IM setiap 4 jam selama
• Sulfas atropin
10-14 hari dilanjutkan 2.400.000 U IM
setiap minggu selama 3 minggu

Antibiotik :
• Kotrimoksazol
• trimetoprim 160 mg
• sulfametoksazol 800 mg
• Klindamisin 300 mg
Virus
• Varisela zoster : asilklovir 800 mg 5 kali sehari
• Herpes simplex :asilklovir 400 mg 5 kali sehari atau famsiklovir
dan valasiklovir

Jamur
• Tetes mata : amfoterisin B 0,15%, natamisin 5% , flukonazol 0,3%
• Salep mata : natamisin 5%
• Oral : flukonazol 400 mg per hari, vorikonazol 2 x 200 mg per hari, itrakonazol
400-600 mg
• Intavena : amfoterisin B (5-10µg/0,1 ml) , vorikonazol (100µg/0,1 ml)
Prognosis

• Prognosis uveitis tergantung pada banyak hal diantaranya derajat


keparahan, lokasi, dan penyebab peradangan

• Peradangan yang berat perlu waktu lebih lama untuk sembuh serta lebih
sering menyebabkan kerusakan intraokular dan kehilangan penglihatan

• Uveitis anterior cenderung lebih cepat merespon pengobatan

• Prognosis visual pada iritis kebanyakan pulih dengan baik


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai