Anda di halaman 1dari 60

2020

Dasar-dasar K3RS dan peranannya


dalam Akreditasi Snars 1.1
By : Sulistio Adi Riantoko
Materi
01 Dasar – dasar K3 RS dan SMK3 di
Fasilitas Kesehatan

02 Peran K3 dalam Akreditasi RS

03 Beberapa Instrumen Akreditasi Snars 1.1


(PCRA, HVA, HSI, HDP)
Dasar K3 RS
dan SMK3 di Fasilitas Kesehatan
RUMAH SAKIT / FASILITAS KESHATAN
DALAM PERSPEKTIF K3
❖ RS merupakan area padat modal,
padat tekhnologi dan memiliki
kegiatan yang kompleks (multi disiplin
ilmu)
❖ RS diharapkan ada merata di berbagai
daerah termasuk daerah rawan.
❖ RS diharapkan siap melayani dalam
segalaRESIKO
situasi.K3 TINGGI
DEFINISI K3

Filosofi
Segala daya upaya atau pemikiran yang ditunjukkan untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani / rohani tenaga kerja khususnya dan manusia
pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran
lingkungan, penyakit akibat kerja, dll.

(ACCIDENT PREVENTION)
© PT. ASHINDO TAMA
TUJUAN KESELAMATAN KERJA

1. Agar semua orang baik pekerja maupun orang lain yang berada di
tempat kerja selalu dalam kondisi sehat dan selamat

2. Agar produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien

3. Agar sumber produksi berjalan dengan lancar aman

© PT. ASHINDO TAMA


Dasar Hukum K3RS
Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan K3 RS :
⮚ UU No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
⮚ UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
⮚ UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
⮚ Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
⮚ Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
⮚ Permenkes 34/2017 tentang Akreditasi RS
⮚ Kepmenkes Nomor 1087/2010 tentangt Standar K3 di RS
⮚ Kepmenkes nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit
Dasar Hukum Penerapan K3 Di
Tempat Kerja
5. Permenkes No 66 tahun 2016 ttg Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS
Pasal 3 (1) Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan K3RS. (2)
Penyelenggaraan K3RS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. membentuk dan mengembangkan SMK3 Rumah Sakit; dan
b. menerapkan standar K3RS.)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit (K3RS) adalah :

Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi


keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya
manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit
melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan
penyakit akibat kerja di rumah sakit.
.
Tujuan K3RS
1. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber
daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.

2. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK),
penyakit menular dan penyakit tidak menular bagi seluruh sumber daya manusia
Rumah Sakit
Manfaat K3 Rumah Sakit

1. Bagi RS :
a. Meningkatkan mutu pelayanan
b. Mempertahankan kelangsungan operasional RS
c. Meningkatkan citra RS.
2. Bagi karyawan RS :
a. Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
b. Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
3. Bagi pasien dan pengunjung :
a. Mutu layanan yang baik
b. Kepuasan pasien dan pengunjung
PENGERTIAN KECELAKAAN

Adalah :

Kejadian yang tidak dikehendaki dan


tidak diduga / tiba-tiba yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda

© PT. ASHINDO TAMA


JENIS-JENIS KECELAKAAN

DANGER
hampir putus
putus
INSIDENT

ACCIDENT

PJK3 ASHINDO TAMA


Kerugian Kecelakaan Kerja
Biaya Langsung
1.Biaya Pengobatan &
Rp. 1 Juta
Perawatan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
2.Biaya Kompensasi
Biaya Tidak Langsung 7. Waktu untuk Investigasi.
Rp. 5 – 50 Juta
(Biaya Kerusakan Aset
Yang Tidak Diasuransikan)
{
1. (Asuransi)
Kerusakan Bangunan.
.
8. Pembayaran Gaji untuk
2. Kerusakan Alat dan Waktu Hilang .
9. Biaya Perekrutan dan
Mesin.

{
Pelatihan.
Rp. 5 – 3Juta 3. Kerusakan Produk dan 10.Biaya Lembur.
(Biaya Lain-lain
Yang Tidak Diasuransikan)
Bahan/Material. 11.Biaya Ekstra Pengawas.
4. Gangguan/Terhentinya12.Waktu untuk Administrasi.
Produksi. 13.Penurunan Kemampuan
5. Biaya Administrasi. Tenaga Kerja yang Kembali
Bahaya K3
Pengertian
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit
akibat kerja (PAK).

Faktor
Sumber
1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman, Binatang).
1. Manusia.
2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu Beracun,
2. Mesin.
Reaktif, Radioaktif, Mudah Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
3. Material.
3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
4. Metode.
Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang Terbatas, Tekanan,
5. Lingkungan.
Kebisingan, Suhu, Cahaya, Listrik, Getaran, Radiasi).
4. Biomekanik (Gerakan Berulang, Postur/Posisi Kerja,
Jenis Pengangkutan Manual, Desain Tempat Keja/Alat/Mesin).
6. Tindakan. 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan, Pengucilan,
7. Kondisi. Lingkungan, Emosi Negatif).
Resiko K3
Pengertian
Potensi kerugian yang Keparahan
Sangat Sangat
bisa Ringan
Ringan Sedang Berat
Berat

diakibatkan apabila Sangat


Sering
Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim

terdapat kontak dengan Fr Sering


ek
Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim

suatu bahaya (contoh : ue


Sedang
Jarang
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Tinggi
Tinggi
Ekstrim
Tinggi
luka bakar, patah tulang, nsi
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
kram, asbetosis, dsb).
Jarang

Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu

Penilaian dan Sedang Perlu Tindakan Langsung

Kategori Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian

Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas


Perkalian antara nilai
Pengendalian Resiko K3
Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya
Eliminasi Eliminasi Bahaya

Penggantian Tempat kerja /


Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempat Pekerjaan Aman

PERLINDUNG
Kerja yang Lebih Aman (Mengurangi
KEHANDAL

Bahaya)
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
AN

AN
Perancangan
Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan,


Administrasi Durasi Kerja, Tanda Bahaya, Tenaga Kerja
Rambu, Poster, Label Aman
(Mengurangi
Menyediakan APD kepada Paparan)
Sistem Managemen K3RS
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit yang selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah :

bagian dari manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam


rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas
proses kerja di Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja
yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan Rumah Sakit.
5 prinsip dasar
dalam penerapan SMK3

continuous
Peningkatan
Penetapan
Berkelanjuta
n
improvement Kebijakan K3
dan menjamin
Peninjauan Ulang
Peninjauan Komitmen
& Peningkatan
Ulang
oleh &
Peningkatan
SMK3
Manajemen
oleh
manajemen Perencanaan
K3
Pengukuran
dan
Evaluasi Penerapan
K3
Kualifikasi TIM K3

Pimpinan unit kerja fungsional K3RS adalah S1 bidang keselamatan


dan Kesehatan Kerja, atau tenaga kesehatan lain dengan kualifikasi
paling rendah S1 yang memiliki kompetensi di bidang K3RS.

Anggota atau pelaksana unit kerja fungsional K3RS sebagaimana harus


tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi di bidang K3RS.

Dalam hal tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tersedia maka dapat mendayagunakan tenaga kesehatan lainnya yang
telah mendapatkan pelatihan K3RS.
TUGAS DAN FUNGSI TIM K3

TUGAS ; FUNGSI ;
1. Merumuskan kebijakan,Peraturan, a. Perumusan kebijakan, Peraturan,
Pedoman, Panduan (Juklak/Juknis), Pedoman, Panduan (Juklak/Juknis)
Standar Operasional Prosedure dan Standar Operasional Prosedure
(SPO) K3 , Checklist Monitoring dll (SPO) K3

2. Mengembangkan, Melaksanakan b. Penyusunan Program K3


dan mengevaluasi program K3 RS c. Pelaksanaan Program K3
d.Pengawasan dan Evaluasi Program
K3
Peran K3 dalam
Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Peran K3RS
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit dinyatakan bahwa dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan, Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun
sekali, dimana unsur keselamatan dan Kesehatan Kerja
termasuk sebagai salah satu hal yang dinilai di dalam
akreditasi Rumah Sakit.
MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN
.TUJUAN :

Agar RS dalam kegiatannya menyediakan fasilitas yang aman,


berfungsi dan supportif bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung
MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN
.
Untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medis,
dan peralatan lainnya harus dikelola secara efektif.

Secara khusus, manajemen harus berupaya keras


1. mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko;
2. mencegah kecelakaan dan cidera; dan
3. memelihara kondisi aman.
MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN
.
Program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang mencakup enam bidang :

1. Keselamatan dan Keamanan


2. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya
3. Manajemen Penanggulangan Bencana
4. Sistem Proteksi Kebakaran
5. Peralatan Medis
6. Sistem Penunjang
Risk Management
(HSI, HVA, FSRA, PCRA, HDP)
Risk Management
• Manajemen risiko K3RS adalah proses yang bertahap
dan berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja secara komperhensif di lingkungan Rumah
Sakit.
• merupakan aktifitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh
Rumah Sakit untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan
pengurangan risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Penatalaksanaan
Hospital Safety Index
• Hospital Safety Index (HSI) merupakan salah satu alat
bantu manajemen untuk memastikan kesiapan
terhadapat keselamatan rumah sakit ketika terjadi
bencana.
• Melalui hospital safety index ini akan dapat dinilai
sejauh mana kesiapan rumah sakit dalam menghadapi
bencana.

INTERNAL EKSTERNAL
Pentingnya HSI

Mencegah
Tidak berfungsinya layanan kesehatan (Functional
Collapse) dan fasilitasnya (Structural Collapse) .
• Komponen Hospital Safety Index

HSI terdiri dari 4 bagian yaitu :


1. tentang lokasi geografis fasilitas kesehatan,
2. elemen - elemen struktur bangunan
3. keamanan non struktural,
4. tentang kapasitas fungsional rumah sakit.
Hospital Safety Index
HSI terdiri dari 4 bagian yaitu :
1. Lokasi Geografis Fasilitas Kesehatan
Analisis lokasi geografis fasilitas memungkinkan bahaya
yang akan dinilai dalam kaitannya dengan keadaan darurat
sebelumnya dan bencana yang terjadi di zona, tempat, dan
jenis tanah tempat fasilitas kesehatan telah dibangun
2. Keamanan Struktur Bangunan
Pada aspek ini rumah sakit akan dievaluasi bagaimana
keamanan struktur fasilitas yang melibatkan penilaian dari
jenis struktur, bahan, dan paparan sebelum-nya terhadap
bencana alam dan lainnya.
Contoh isi Hospital Safety Index
3. Keamanan Non-Struktural
Kegagalan elemen non-struktural biasanya tidak
membahayakan stabilitas bangunan, tetapi bisa
membahayakan orang dan isi bangunan. Analisis ini meliputi
keamanan jaringan kritis (misalnya, sistem air,
listrik,komunikasi) serta peralatan diagnostik, dan perawatan
medis.
4. Kapasitas Fungsional Rumah Sakit
Pada aspek keamanan fungsional dilakukan evaluasi
kesiapan sumber daya manusia rumah sakit dalam
merespon situasi bencana
Safety Index Calculator
Safety Index Calculator

Setelah melakukan evaluasi terhadap 4 bagian Hospital


Safety Index yang terdiri dari 145 pertanyaan maka data
akan dievaluasi dan dilihat hasilnya menggunakan safety
index calculator sehingga hasil akhir nya akan didapatkan
tiga kategori kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi
bencana menggunakan hospital safety index, yaitu kategori
A,B dan C yang dapat dilihat pada tabel berikut.
HAZARD VULNERABILITY ANALYSIS

Analisis Kerentanan Bahaya ( HVA )


HVA merupakan identifikasi hazards berikut dengan efek langsung
dan tidak langsung terhadap rumah sakit.

HVA digunakan sebagai tools untuk:


1. Menganalisa bahaya dan kerentanan
2. Menetapkan kemungkinan risiko yang akan dihadapi oleh RS
3. Menyediakan informasi bagi pimpinan RS untuk mengahadapi
bahaya sehingga bisa dilakukan kesiapsiagaan
Metoda Analisis HVA

Aspek kerentanan bahaya yang dinilai :

1. INSTRUMEN PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN PERISTIWA BENCANA ALAM

2. PERISTIWA TEKNOLOGI

3. INSTRUMEN PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN PERISTIWA BERKAITAN


DENGAN MANUSIA

4. INSTRUMEN PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN BAHAN BERBAHAYA


INSTRUMEN PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN

PERISTIWA BENCANA ALAM


Tanggal : 12 Januari 2018
KEPARAHAN = (MAGNITUDE - MITIGASI)

KEMUNGKINAN RISIKO
DAMPAK THD DAMPAK THD
DAMPAK THD BISNIS KESIAPAN RESPON INTERNAL RESPON EKSTERNAL
MANUSIA PROPERTI
PERISTIWA

Masyarakat/ Staf dan


Kemungkin-an akan kemungkinan Kerugian fisik dan kesiapan Waktu, efektivitas,
Interupsi layanan pemasok saling Ancaman relatif'*
terjadi kematian atau luka kerusakan sebelumnya sumber daya
membantu

0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A


0 = N/A 1 0 = N/A 1 0 = N/A 1 0 = N/A 1 = Tinggi 1 = Tinggi 1 = Tinggi
SKOR = Rendah = Rendah 2 = Rendah 2 1 = Rendah 2 = Sedang3 = Rendah 2 = Sedang3 = Rendah 2 = Sedang3 = Rendah 0 - 100%
2 = Sedang 3 = Sedang 3 = = Sedang 3 = 2 = Sedang3 atau tidak ada atau tidak ada atau tidak ada
= Tinggi Tinggi Tinggi = Tinggi

Badai 1 0 0 0 0 0 0 0%
Angin Topan 1 0 0 0 0 0 0 0%
Badai Petir 0 0 0 0 0 0 0 0%
Gempa Bumi 3 2 2 1 1 2 1 50%
Gelombang pasang 0 0 0 0 0 0 0 0%
Suhu ekstrim 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kekeringan 1 1 1 1 2 2 3 19%
Banjir, eksternal 1 1 1 1 1 2 2 15%
Kebakaran 1 3 3 3 1 2 2 26%
Tanah longsor 0 0 0 0 0 0 0 0%
Bendungan dam 0 0 0 0 0 0 0 0%
Gunung meletus 2 2 3 2 2 2 2 48%
Epidemi 1 3 0 1 2 2 2 19%
Skor Rata-Rata 0.69 0.75 0.63 0.56 0.56 0.75 0.75 5%

*Ancaman meningkat dengan persentase

RISIKO = KEMUNGKINAN * KEPARAHAN

0.05 0.23 0.22


PERISTIWA TEKNOLOGI

Tanggal : 12 Januari 2018

KEPARAHAN = (MAGNITUDE - MITIGASI)

DAMPAK THD DAMPAK THD DAMPAK THD RESPON RESPON


KEMUNGKINAN KESIAPAN RISIKO
MANUSIA PROPERTI BISNIS INTERNAL EKSTER-NAL

PERISTIWA Masyarakat/ Staf


Waktu,
Kemungkinan akan terjadi kemungkinan Kerugian fisik dan kesiapan dan pemasok saling Ancaman
Interupsi layanan efektivitas,
kematian atau luka kerusakan sebelumnya membantu relatif'*
sumber daya

0 = N/A 1 0 = N/A 0 = N/A 1 0 = N/A 1 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A


= Rendah 2 1 = Rendah = Rendah 2 = Rendah 2 1 = Tinggi 1 = Tinggi 1 = Tinggi
SCORE 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 0 - 100%
= Sedang 3 = 2 = Sedang = Sedang 3 = = Sedang 3 =
Tinggi 3 = Tinggi Tinggi Tinggi 3 = Rendah atau 3 = Rendah atau 3 = Rendah atau
tidak ada tidak ada tidak ada
Kegagalan Listrik 1 2 2 2 2 2 2 22%
Kegagalan Generator 1 2 2 2 2 2 2 22%
Kegagalan Transportasi 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kekurangan BBM 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kegagalan Gas Alam 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kegagalan Air 1 2 1 2 2 2 2 20%
Kegagalan Saluran Pembuangan 0 0 0 0 0 0 0 0%
Kegagalan Uap 1 1 1 1 2 2 2 17%
Kegagalam Alarm Kebakaran 2 2 2 2 2 2 2 44%
Kegagalan Komunikasi 1 2 1 2 2 2 3 22%
Kegagalan Gas Medis 1 3 1 1 2 2 2 20%
Kegagalan Vakum Medis 1 2 1 2 2 2 2 20%
Kegagalan HVAC 1 1 1 1 2 2 2 17%
Kegagalan Sistem Informasi 1 1 1 1 2 2 0 13%
Kebakaran, Internal 2 3 3 3 2 2 2 56%
Banjir, Internal 0 0 0 0 0 0 0 0%
Paparan Bahan Berbahaya, Internal 2 2 0 2 2 2 2 37%
Kekurangan Pasokan 2 1 0 1 2 2 2 30%
Kerusakan Struktur 0 0 0 0 0 0 0 0%
SKOR RATA-RATA 0.89 1.26 0.84 1.16 1.37 1.37 1.32 12%
*Ancaman meningkat dengan persentase

RISIKO = KEMUNGKINAN * KEPARAHAN


0.12 0.30 0.41
INSTRUMEN PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN
PERISTIWA BERKAITAN DENGAN MANUSIA

Tanggal : 12 Januari
2018

KEPARAHAN = (MAGNITUDE - MITIGASI)

KEMUNGKIN-AN DAMPAK THD DAMPAK THD DAMPAK THD RESPON RESPON RISIKO
KESIAPAN
MANUSIA PROPERTI BISNIS INTERNAL EKSTER-NAL

PERISTIWA

Waktu, efektivitas, Masyarakat/ Staf dan


Kemungkinan akan kemungkinan Kerugian fisik dan kesiapan Ancaman
Interupsi layanan sumber daya pemasok saling
terjadi kematian atau luka kerusakan sebelumnya relatif'*
membantu

0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A


0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A 0 = N/A
1 = Tinggi 1 = Tinggi 1 = Tinggi
1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah 1 = Rendah
SKOR 2 = Sedang 2 = Sedang 3 2 = Sedang 0 - 100%
2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang 2 = Sedang
3 = Rendah atau = Rendah atau tidak 3 = Rendah atau tidak
3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi 3 = Tinggi
tidak ada ada ada
Insiden Massa (trauma) 2 2 1 1 2 2 1 33%
Insiden Massa (medis/infeksius) 2 2 1 1 2 2 2 37%
Teroris, Biological 0 0 0 0 0 0 1 0%
Situasi VIP 1 1 0 0 1 1 2 9%
Penculikan Bayi 1 2 2 3 2 2 2 24%
Situasi Penyanderaan 0 0 0 0 0 0 0 0%
Gangguan Sipil 0 0 0 0 0 0 0 0%
Aksi Perburuhan 0 0 0 0 0 0 0 0%
Pendaftaran Forensik 0 0 0 0 0 0 0 0%
Ancaman Bom 0 3 3 3 2 2 2 0%
Skor Rata-Rata 0.60 1.00 0.70 0.80 0.90 0.90 1.00 11%

*Ancaman meningkat dengan


persentase

RISIKO = KEMUNGKINAN * KEPARAHAN

0.11 0.20 0.54


INSTRUMEN PENILAIAN BAHAYA DAN KERENTANAN
Bahan Berbahaya

    SEVERITY = (MAGNITUDE - MITIGATION)        


Frekuensi Kejadian Dampak Manusia Dampak Fasilitas Dampak Pelayanan Kesiap siagaan Respon Internal Respon Eksternal RISIKO
KEJADIAN
  Kemungkinan Akan Waktu, Efektifitas, Komunitas / Staf saling
Cidera atau Meninggal Hilang atau Rusak Pelayanan Tersendat Sebelum Perencanaan Relative threat*
Terjadi Sumber bantu dan Suplay

0 = N/A 1 = Low 0 = N/A 1 = Low 0 = N/A 1 = Low 0 = N/A 1 = Low 0 = N/A 1 = High 0 = N/A 1 = High 0 = N/A 1 = High
SCORE 2 = Moderate 3 = 2 = Moderate 3 = 2 = Moderate 3 = High 2 = Moderate 3 = High 2 = Moderate 3= 2 = Moderate 3= 2 = Moderate 3 = Low or 0 - 100%
High High Low or none Low or none none

Mass Casualty Hazmat 1 1 1 2 1 1 1 13%


Incident (From historic events at
your LTC with >= 5 victims)

Small Casualty Hazmat               0%


Incident (From historic events at
your LTC with < 5 victims)
Chemical Exposure               0%
Terrorism, Chemical               0%

Radiologic Exposure, External               0%

Terrorism, Radiologic               0%
AVERAGE               0%
              0%
*Threat increases with
              0%
percentage.
1 0,11 0,11 0,11 0,22 0,11 0,11 0,11 0%
7

RISK = PROBABILITY * SEVERITY


0,00 0,04 0,04
PCRA atau Pre-Contructions Risk Assesment

PCRA atau Pre-Contructions Risk Assesment merupakan sebuah


tools yang digunakan untuk menilai resiko bahaya yang terjadi saat
akan melakukan pekerjaan kontruksi atau renovasi di rumah sakit.

PCRA sangat erat kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) rumah sakit.

PCRA juga berkaitan dengan ICRA atau Infection Control Risk


Assesement (Pengendalian Infeksi),
PCRA

Di dalam PCRA terdapat : identifikasi bahaya, konsekuesnsi/dampak, tabel


penilaian resiko, lengkah perbaikan, jenis penilaian resiko, tanggal penyelesaian
dan penanggung jawab.

Secara umum, PCRA rumah sakit berisi tentang :


1.       Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
2.       Enam poin PCRA (kualitas udara, pengendalian infeksi, utilitas,
kebisingan, getaran, bahan B3, layanan darurat, pembuangan sampah
dan bahaya lainnya)
3.       Form ICRA
4.       Form Inspeksi Proyek
5.       Form PCRA
PCRA
Perhitungan tingkat Resiko
Hospital Disaster Plan
Bentuk penyusunan perencanaan menghadapi situasi
darurat atau rencana kontingensi.

dimaksudkan agar RS tetap berfungsi sehari- hari terhadap


pasien yang sudah ada sebelumnya (business continuity plan).
🡪 disebut sebagai Rencana Penanggulangan Bencana di
Rumah Sakit (Hospital Disaster Plan).
Hospital Disaster Plan

 Untuk mengetahui Kesiapan Rumah Sakit dalam Penanganan


Korban Bencana meliputi kesiapan sumber daya manusia
(SDM), Sarana dan Prasarana, Prosedur dan Keuangan ,
baik untuk bencana internal maupun eksternal RS
MENEJEMEN NORMAL
CHAOS:
SITUASI BENCANA: Mortalitas-Morbiditas Yg
( Sehari – hari )
. Kebutuhan melampaui tinggi
. Kapasitas
. Waktu yang pendek untuk proses
pengambilan
keputusan
. Relawan MENEJEMEN BENCANA:
. Organisasi
. Bantuan Logistik . Logistik
. Arus informasi yang tinggi . Komandu Terpadu
HASIL OPTIMAL
KOMPONEN DASAR HDP
Hospital Disaster Plan

HDP terdiri dari :


1.Pengorganisasian
2.Sistem Komunikasi
3.Sistem Evakuasi dan Transportasi
4.Penyiapan Logistik
5.Mobilisasi dan aktivasi SDM
6. Tatakerja operasional (pada saat RS lumpuh
total, pengiriman Tim dan saat RS menerima
korban massal)
KETUA TIM
STAF KOMANDO

LOGISTIK PERENCANAAN KEUANGAN OPERASIONAL

FASILITAS
YAN MEDIS
SITUASI

TENAGA YAN KEP.


KOMUNKASI CAD.

STAF MEDIS YAN


TRANSPORTASI KLAIM PENUNJANG
NURSING
MATERIAL
SUPPLY PENGADAAN
NUTRITIONAL PEMBIAYAAN
SUPP.
External 1. Perencanaan penanganan korban bencana di area musiba
area bencana (pengiriman tim ke lokasi bencana)
disaster

2. Perencanaan RS menerima korban bencana


(korban masal) yang dikirim ke rumah sakit dari
lokasi bencana

Internal
3. Perencanaan penanganan pasien dan masyarakat RS
disaster menghadapi bencana yang terjadi di dalam RS

TWMS2011 15
◼ Kegiatan yang dapat dilakukan:
1. Pembuatan rumah sakit lapangan (menggunakan tenda,
menggunakan bangunan yang ada/ Puskesmas dll) dan
mengelola penyelenggaraan pelayanan kesehatan di lokasi
bencana

2. Membantu rumah sakit lain (RS terdekat dengan lokasi


bencana/ RS rujukan dilokasi bencana)

3. Bila diperlukan membantu mengkoordinasikan tim


medis / rumah sakit pada penanganan di lapangan

TWMS2011 31
1. Mobilisasi dan mengaktivasi sumber daya
manusia,
2. Mobilisasi alat kesehatan dan obat- obatan
3. Memperluas area kerja atau merubah fungsi
ruangan yang ada untuk menampung semua korban
yang dikirim ke rumah sakit

TWMS2011 34
⦿Perlu penyelamatan pasien, pengunjung dan karyawan
rumah sakit itu sendiri. Bila memungkinkan penyelamatan
dokumen atau Alkes.

⦿Mengetahui kepadatan dan distribusi masyarakat RS,


mengetahui fasilitas penyelamatan di RS, membuat
perencanaan alur evakuasi di RS

⦿Pencegahanbila memungkinkan lebih baik dari


penanganan bencana yang terjadi di RS

TWMS2011 37
⦿HDP merupakan subsistem dari sistem perencanaan penanganan
bencana nasional.
⦿Perlu memperhatikan efektifitas & efisiensi (organisasi, anggaran dan
SDM), berdasarkan pengalaman institusi lain yg pernah mengalami
bencana.
⦿Dalam keadaan bencana, RS harus tetap menjalankan tugas & fungsinya
utk menangani pasien RS dan korban bencana, kecuali RS mengalami
kelumpuhan struktur
/fungsinya.
⦿Harus tetap memperhatikan medikolegal
⦿HDP disesuaikan dengan kemampuan/kapasitas RS, dengan membuat
prioritas berdasarkan resiko ancaman bencana yg dihadapi dan kondisi
daerah setempat.
1. Mengetahui jenis ancaman bencananya,

2. Melakukan analisis data jumlah dan distribusi populasi, analisis


berdasarkan data fasilitas yang didaerah atau wilayah tersebut.

◼ Semua perencanaan penanganan itu harus dibuat tertulis


◼ Untuk bencana di RS minimal 1/4 atau 1/3 jumlah seluruh karyawan rumah sakit
mengetahui

◼ Diperlukan pelatihan pelatihan secara periodik. Karena bila buku tentang HDP
(Hospital disaster plan) tidak banyak gunanya

TWMS2011 39
PROSES PENYUSUNAN RENCANA BENCANA

• Step 1 – TENTUKAN YANG BERWENANG MENYUSUN RENCANA


• Step 2 – BENTUK PANITIA PERENCANAAN BENCANA
• Step 3 – LAKUKAN ASESMEN RISIKO BENCANA
• Step 4 – TETAPKAN TUJUAN PERENCANAAN
• Step 5 – TENTUKAN PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
• Step 6 – ANALISA SUMBER DAYA
• Step 7 – KEMBANGKAN SISTEM DAN PROSEDUR- PROSEDUR YANG DIBUTUHKAN
• Step 8 – PENULISAN RENCANA BENCANA
• Step 9 & 10
– PELATIHAN PERSONEL
– UJI TERHADAP RENCANA,PERSONEL DAN
PROSEDUR
• Step 10 & 11
– REVIEW DAN
– PERBAIKAN RENCANA
⦿HDP Harus disiapkan/disusun dan dievaluasi oleh seluruh
perangkat di RS,
⦿HDP tertuang dalam intrumen akreditasi versi 2012 pada Standar
Manajemen RS (Bab IV : Standar Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MFK) yi.pada MFK.6 tentang “ Kesiapan Menghadapi
Bencana”.
⦿HDP bukan hanya sebagai dokumen saja tapi harus dapat
diimplementasikan oleh seluruh SDM kesehatan/non kesehatan di
RS.

Anda mungkin juga menyukai