o Analgetika.?
Merupakan senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf
pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa nyeri
tanpa mempengaruhi kesadaran.
1. TURUNAN MORFIN
• Diperoleh dari Opium (getah kering Papaver somniferum)
• Opium mengandung tidak kurang dari 25 alkaloida (morfin,
kodein, noskapin, papaverin, tebain, dan narsein)
• Turunan morfin juga menimbulkan euforia sehingga banyak
disalahgunakan.
• Distribusi turunan morfin dikontrol secara ketat oleh
pemerintah.
• Karena turunan morfin menimbulkan efek kecanduan yang
terjadi secara cepat, maka dicari turunan atau analognya, yang
masih mempunyai efek analgesik tetapi efek kecanduannya
lebih rendah.
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS TURUNAN
MORFIN (BERDASARKAN GUGUS YANG DIMILIKI)
a. Gugus Fenolik OH
• Metilasi gugus fenolik OH dari morfin akan mengakibatkan
penurunan aktivitas analgesik secara drastis.
• Gugus fenolik bebas adalah sangat krusial untuk aktivitas
analgesik.
b. Gugus Alkohol
• Penutupan atau penghilangan gugus alkohol tidak akan menimbulkan penurunan
efek analgesik dan pada kenyataannya malah sering menghasilkan efek yang
berlawanan.
• Peningkatan aktivitas lebih disebabkan oleh sifat farmakodinamik dibandingkan
dengan afinitasnya dengan reseptor analgesik.
• Dengan kata lain, lebih ditentukan oleh berapa banyak obat yang mencapai reseptor,
bukan seberapa terikat dengan reseptor.
f. Jembatan Eter
Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 akan menurunkan
aktivitas.
g. Stereokimia
• Morfin adalah molekul asimetrik yang mengandung beberapa
pusat kiral dan secara alami sebagai enansiomer tunggal.
• Ketika morfin pertama kali disintesis, dibuat sebagai sebuah
rasemat dari campuran enansiomer alami dan bagian mirror-nya.
• Ini selanjutnya dipisahkan dan “Unnatural” morfin dites aktivitas
analgesiknya dimana hasilnya tidak menunjukkan aktivitas.
• Hal ini disebabkan karena interaksi dengan reseptornya dimana
telah diidentifikasi bahwa setidaknya ada tiga interaksi penting
melibatkan fenol, cincin aromatik dan amida pada morfin.
• Reseptor mempunyai gugus ikatan komplemen yang ditempatkan
sedemikian rupa sehingga mampu berinteraksi dengan ketiga
gugus tadi.
• Sedangkan pada “Unnatural” morfin hanya dapat terjadi satu
interaksi resptor dalam sekali waktu.
• Epimerisasi pusat kiral tunggal seperti posisi 14 tidak juga
menguntungkan, karena perubahan stereokimia di bahkan satu
pusat kiral dapat mengakibatkan perubahan bentuk yang drastis,
sehingga mustahil bagi molekul untuk berikatan dengan reseptor
analgesik.
3. TURUNAN METADON
• Turunan metadon bersifat optis aktif dan biasanya digunakan
dalam bentuk garam HCl.
• Meskipun tidak mempunyai cincin piperidin, seperti pada turunan
morfin atau meperidin, tetapi turunan metadon dapat membentuk
cincin bila dalam larutan atau cairan tubuh.
• Karena ada daya tarik –menarik dipol-dipol antara basa N dengan
gugus karboksil.
a. Metadon
• Mempunyai aktivitas analgesik 2 kali morfin dan 10 kali meperidin.
• Levanon adalah isomer levo metadon, tidak menimbulkan euforia seperti
morfin dan dianjurkan sebagai obat pengganti morfin untuk pengobatan
kecanduan.
b. Propoksifen
• Yang aktif sebagai analgesik adalah bentuk isomer (+).
• Bentuk isomer (-) dan ß-diastereoisomer aktivitas analgesiknya rendah.
• (-) Propoksifen mempunyai efek antibatuk yang cukup besar.
• Aktivitas analgesik (+) propoksifen kira-kira sama dengan kodein, dengan
efek samping lebih rendah.
• (+) propoksifen digunakan untuk menekan efek gejala withdrawal morfin dan
sebagai analgesik nyeri gigi.
• Berbeda dengan efek analgesik narkotik yang lain, (+) propoksifen tidak
mempunyai efek antidiare, antibatuk dan antipiretik.
TURUNAN METADON
a. Metadon
• Mempunyai aktivitas analgesik 2 kali morfin dan 10 kali meperidin.
• Levanon adalah isomer levo metadon, tidak menimbulkan euforia seperti morfin
dan dianjurkan sebagai obat pengganti morfin untuk pengobatan kecanduan.
b. Propoksifen
• Yang aktif sebagai analgesik adalah bentuk isomer (+).
• Bentuk isomer (-) dan ß-diastereoisomer aktivitas analgesiknya rendah.
• (-) Propoksifen mempunyai efek antibatuk yang cukup besar.
• Aktivitas analgesik (+) propoksifen kira-kira sama dengan kodein, dengan efek
samping lebih rendah.
• (+) propoksifen digunakan untuk menekan efek gejala withdrawal morfin dan
sebagai analgesik nyeri gigi.
• Berbeda dengan efek analgesik narkotik yang lain, (+) propoksifen tidak
mempunyai efek antidiare, antibatuk dan antipiretik.