PROPOSAL Cystitis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CYSTITIS

DIRUANGAN CENDRAWASI BAWAH RSU ANUTAPURA PALU

Nama : Ika Masli Moling


NIM : P0712117014
Latar Belakang
Cystitis merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang
cukup signifikan.Cystitis atau radang kandung kemih lebih
sering terjadi pada wanita dari pada pria, sebanyak 25 juta
kematian diseluruh dunia pada tahun 2015, sepertiganya
disebabkan oleh penyakit infeksi (WHO, 2015).Cystitis
merupakan infeksi dengan keterlibatan bakteri tersering di
komunitas dan hampir 10% orang pernah terkena cystitis
selama hidupnya.Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia
tiap tahunnya cystitis menempati posisi kedua tersering
(23,9%) di negara berkembang setelah infeksi luka operasi
(29,1%) sebagai infeksi yang paling sering didapatkan oleh
pasien di fasilitas kesehatan.
• Kementerian Kesehatan RI tahun 2017
menyatakan bahwa jumlah penderita penyakit
cystitis mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk per tahun.
Rumusan Masalah
Merujuk pada penjelasan dalam latar belakang masalah
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian yaitu:
Bagaimana Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Utama
Cystitis Di RSU Anutapura Palu.
Tujuan Penelitian
- Tujuan umum
- Tujuan khusus
Manfaat Penelitian
- Pengembangan Ilmu Keperawatan
- Bagi institusi RSU Anutapura Palu
- Bagi institusi pendidikan
- Bagi peneliti
DEFINISI CYSTITIS

Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering


disebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra.Hal ini dapat
disebabkan oleh aliran balik urine dan uretra kedalam kandung
kemih
Cystitis atau radang kandung kemih lebih sering terjadi pada
wanita dari pada pria, karna dekatnya muara uretra dan vagina
dengan daerah anal.Organisme gram-gram negatif dapat sampai
ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau
karena kurang higienis.
Jadi cystitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam kandung kemih
yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
ETIOLOGI

• Mikroorganisme penyebab infeksi cystitis terutama adalah E


coli, Enterococcus, proteus dan staphylococcus aureus yang
masuk ke buli-buli terutama melalui uretra.Kondisi ini sering
muncul oleh karena perthanan local tubuh minor seperti pada
diabetes militus atau trauma local miror seperti pada pasca
senggama
MANIFSTASI KLINIS

1. Peningkatan frekuensi berkemih


2. Rasa sakit atau perih ( seperti terbakar) saat buang air kecil
3. Nyeri perut bagian kanan bawah
4. Demam, mual, muntah dan badan lemah
5. Urine berwarna keruh atau berbau menyengat
6. Kandung kemih mudah berdarah dan menimbulkan
hematuria.
PATHOFISIOLOGI

• Penyebab infeksi tersering pada cystisis adalah bateri E. Coli.


Bakteri ini bisa masuk kekandung kemih dengan cara refluk
melalui uretra. Selain itu tipikal ini berada pada saluran
kencing dan uretra luar sampai ke ginjal juga bisa melalui
penyebaran hematogen dan lymphogen. Dengan kondisi
koloni bakteri penyebab infeksi yang terlalu banyak akan
mempengaruhi system pertahanan tubuh
KOMPLIKASI

1. Infeksi pada medula dan korteks ginjal


2. Infeksi bakteri melalui darah melalui penyebaran hematogen
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Urea dipstick : darah (ada)


2. Mikroskopik : sel darah putih tanpa epitel (piuria)
3. Kultur urine : untuk menguji sensitivitas berbagai jenis
antimikroba dan mengetahui respon obat yang di sekresi di
urine (konsentrasi meningkat).
PENATALAKSANAAN
1. Quinolones norfloxacin (noroxin) : 400 mg di minum PO x 3 ,
7.Saat mengkonsumsi obat ini dihindari meminum kopi atau
yang mengandung kafein karna obat ini memperpanjang
umur cafein.
2. Ciprofloxacin (cipro) : 250 mg di minum PO x 3 , 7 atau 10
hari.Saat mengkonsumsi obat ini hindari antacid yang
mengandung aluminium dan magnesium karna Aluminium
dan magnesium bertentangan dengan penyerapan obat.
3. Nitrofuration (Macrodantin, Nephronex, Novofuran)
4. Amoxicillin / asam clavulanich (augmentin, clavulin)
5. Phenazopyridine (pyridium, phenzo, pyronium)
6. Pivmecillinam harus digunakan dengan hati-hati untuk cystitis
• Trimetroprim / sulfamethoxazole (bactrim, Septra, Apo-
Sulfatrim roubac).Sediakan masukan cairan yang cukup dan
menghindari asam ascorbich dan ammonium klorit, yang akan
mengasamkan urine, karena Sulfa mempunyai kecenderungan
untuk mengkristal, terutama pada keasaman atau konsentrasi
urine
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Pola kebiasaan sehari-hari
4. Pemereksiaan fisik
Diagnosa Keperawatan
5. Nyeri berhubungan dengan agent cedera biologis
6. Hipertermia berhubungan dengan Proses penyakit
7. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi
mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius
lain.
8. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry kuman
9. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif ditandai dengan mual, muntah
Intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor
presipitasi.
2. Gunakan tehnik relaksasi : nafas dalam.
3. Tingkatkan istirahat.
4. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman (batasi
pengunjung, ciptakan suasana yang tidak berisik).
5. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
dengan pendekatan studi kasus.Penelitian Studi kasus ini
adalah studi untuk mengekplorasi asuhan keperawatan pasien
cystitis. Pasien diobervasi selama 3 hari bertempat di Rumah
Sakit Anutapura Palu
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akandilakukan diruangan Cendrawasih
bawah Rumah Sakit Anutapura Palu. Penelitian dilakukan
selama 3 hari.
C. Subjek Penelitian
Subyek merupakan hal atau orang yang akan dikenai
kegiatan pengambilan kasus. Subjek penelitian adalah seorang
pasien yang menderita penyakit cystitis
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah batasan dan cara pengukuran
variabel yang akan diteliti. Definisi operasional dibuat untuk
memudahkan dan menjaga konsistensi pengumpulan data,
menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi
ruang lingkup variabel.
E. Pengumpulan Data
1. Wawancara : hasil anamnese tentang identitas pasien,
keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dahulu.
Wawancara bisa dengan pasien, keluarga dan perawat.
2. Observasi dan pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi) pada sistem tubuh yang terganggu
f. Analisa Data
Analisa data dilakukan sejak pengumpulan data sampai
semua data terkumpul. Analisa dilakukan dengan cara
menggunakan fakta dan membandingkan dengan teori.
Teknik yang digunakan adalah dengan menarasikan jawaban-
jawaban dari hasil pengumpulan data (wawancara dan
observasi) yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah
dan tujuan penelitian. Urutan dalam analisis data adalah :
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori :
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
G. Etika Penelitian
Ethical clearance merupakan ijin etika.Ethical clearance
adalah pernyataan, bahwa rencana kegiatan penelitian yang
tergambar dalam protokol, telah dilakukan kajian yang telah
memenuhi kaidah etika sehingga layak dilaksanakan. Seluruh
peneliti/riset yang menggunakan manusia sebagai subyek
penelitian harus mendapatkan Ethical clearance,baik
penelitian yang melakukan specimen. Terdapat tiga etika
penelitian yang harus dipenuhi :
1. Informed consent
2. Anominity
3. Confidentiality
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai