Anda di halaman 1dari 29

Finishing

&
Polishing

Drg. Dian Handayani, M. Kes


Definisi
• Finishing merupakan proses yang menghasilkan bentuk
akhir dan kontur dari restorasi.
• Polishing merupakan rangkaian prosedur/ tindakan abrasi
pada permukaan yang berfungsi untuk mengurangi/
menghilangkan goresan sehingga menghasilkan permukaan
yang mengkilap.
• Bahan yang menyebabkan abrasi; bahan yang digunakan
untuk mengikis, mengasah, dan menggosok.
• Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan
meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah
akumulasi sisa makanan dan bakteri patogen.
• Dengan beberapa bahan gigi tertentu, aktivitas karat dan korosi
dapat dikurangi cukup besar jika seluruh restorasi dipoles
dengan baik.
• Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles
dengan baik karena makanan akan meluncur lebih bebas pada
permukaan oklusal dan embrasur selama mastikasi.
• Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi yang halus
akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga
maupun antagonisnya. Ini khususnya berlaku untuk bahan
restorasi seperti keramik yang mengandung fase yang lebih
keras daripada email gigi dan dentin.
• Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan
kontak yang tinggi yang dapat menimbulkan hilangnya
kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi-gigi.
Faktor yang berpengaruh dalam
Polishing di bidang kedokteran gigi :
a. Kekerasan partikel abrasif; misalnya, diamond adalah bahan
yang paling keras, sedangkan batu apung, batu akik, dan lain-
lain relatif lebih lunak.

b. Bentuk partikel bahan abrasif; partikel yang mempunyai tepi


tajam akan lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpul.

c. Besar/ ukuran partikel bahan abrasif; partikel yang lebih besar


sanggup menghasilkan goresan yang lebih dalam.
d. Sifat-sifat mekanis bahan abrasif; bila bahan abrasif
pecah, hendaknya dihasilkan tepi baru yang tajam. Jadi
kerapuhan suatu bahan abrasif dapt merupakan suatu
keberuntungan.
e. Kecepatan gerakan menggosok; gerakan partikel
abrasif yang perlahan menghasilkan goresan yang
lebih dalam.
f. Tekanan yang diberikan sewaktu menggosok; tekanan
yang terlalu besar dapat membuat partikel abrasif pecah
dan meningkatkan panas yang timbul karena gesekan.

g. Sifat-sifat bahan yang hendak digosok; bahan yang


rapuh dapat digosok dengan cepat, sedangkan bahan
yang lunak dan kenyal (misalnya, emas murni) akan
mengalir dan bukannya terasah oleh abrasif.
Komposisi dari bahan Polishing
di bidang kedokteran gigi
Ada beberapa jenis abrasif yang tersedia tetapi hanya
yang umum yang digunakan dalam kedokteran gigi.
1. Abrasif alamiah :
batu Arkansas, kapur, korundum, intan, ampelas,
akik, pumice, quartz, pasir, tripoli, dan zirkonium
silikat. Cuttle dan kieselguhr berasal dari sisa
organisme hidup.
2. Abrasif buatan pabrik :
Silikan karbid, oksida aluminium, rouge, dan
oksida timah adalah contoh dari abrasif buatan
pabrik.
1. Batu Arkansas.
• Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang
berwarna abu-abu muda dan semitranslusen yang
ditambang di Arkansas.
• Mengandung quartz mikrokristal dan mempunyai
corak yang padat, keras, serta seragam.
• Potongan kecil dari mineral ini dicekatkan pada
batang logam dan ditruing ke berbagai bentuk
untuk mengasah email gigi dan logam campur.
2. Kapur.

• Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur.


• Kapur adalah abrasif putih yang terdiri atas kalsium
karbonat.
• Digunakan sebagai pasta abrasif ringan untuk memoles
email gigi, lembaran emas, amalgam, dan bahan plastik.
3. Korundum.
• Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya
berwarna putih. Sifat fisiknya lebih rendah daripada
oksida alfa-aluminium, yang sudah banyak
menggantikan korundum dalam aplikasi dental.
• Korundum digunakan terutama untuk mengasah logam
campur dan tersedia dalam bentuk abrasif bonding
dengan bermacam bentuk. Paling umum digunakan
pada instrumen yang disebut white stone.
4. Intan.
• Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang
terdiri atas karbon. Ini adalah senyawa yang paling keras.
• Intan disebut superabrasif karena kemampuannya untuk
mengatasi substansi apapun. Abrasif intan dipasok dalam
berbagai bentuk, termasuk instrumen abrasif yang
berputar, ampelas abrasif yang mempunyai backing logam
lentur, dan pasta poles intan.
• Digunakan pada bahan keramik dan resin komposit.
5. Amril.

• Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam


keabuan yang dibuat dalam bentuk butiran halus.
• Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk
abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran
kekasaran.
• Dapat digunakan untuk memoles logam campur
atau bahan plastis.
6. Akik.
• Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang
mempunyai sifat fisik dan kristalin yang sama.
• Mineral ini adalah silika dari aluminium, kobalt, besi,
magnesium, dan mangan.
• Abrasif akik yang digunakan dalam kedokteran gigi biasanya
berwarna merah gelap. Akik sangat keras dan jika patah selama
pengasahan, membentuk bidang berbentuk pahat yang tajam,
membuat bahan ini menjadi abrasif yang sangat efektif. Akik
tersedia dalam bentuk disk dan pita punjung.
• Digunakan untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.
7. Pumis.
• Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan silika
berwarna abu-abu muda.
• Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga
dapat ditemukan pada abrasif karet. Kedua bentuk ini
digunakan pada bahan plastik.
• Tepung pumis adalah derivat batu volakanik yang
sangat halus dari Italia dan digunakan untuk memoles
email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin
akrilik.
8. Quartz.
• Bentuk quartz yang paling sering digunakan adalah
yang sangat keras, tidak berwarna, dan transparan.
• Ini adalah bentuk mineral yang sangat banyak dan
tersebar luas. Partikel-partikel kristalin quatrz
dilumatkan untuk membentuk partikel angular yang
tajam yang bermanfaat dalam membuat disk abrasif.
• Abrasif quartz digunakan terutama untuk merapikan
logam campur dan dapat digunakan untuk mengasah
email gigi.
9. Pasir.
• Pasir adalah campuran partikel mineral kecil yang
terutama terdiri atas silika.
• Partikel ini berwarna-warni, membuat abrasif pasir
mempunyai penampilan yang khas. Partikel pasir
mempunyai bentuk bulat atau angular.
• Diaplikasikan tekanan udara untuk menghilangkan
bahan tanam dari logam campur pengecoran. Juga
dapat dilapiskan pada disk kertas untuk mengasah
logam campur dan bahan plastik.
• 10. Tripoli. Abrasif ini berasal dari endapan batu
silika yang ringan dan rapuh. Berwarna putih, abu-
abu, pink, merah, atau kuning. Jenis yang berwarna
abu-abu dan merah adalah yang paling sering
digunakan dalam kedokteran gigi. Batu ini digiling
menjadi partikel yang sangat halus dan dibentuk
dengan pengikat lunak menjadi batang-batang
senyawa pemoles. Digunakan untuk memoles
logam campur dan beberapa bahan plastik.
11. Zirkonium silikat.

• Zirkon atau zirkonium silikat dipasok sebagai


mineral berwarna putih kekuningan.
• Bahan ini digiling menjadi partikel dengan
berbagai ukuran dan digunakan untuk melapisi disk
abrasif serta ampelas.
• Sering digunakan sebagai komponen pasta
profilaksis gigi.
12. Cuttle.
• Cuttlefish, cuttle bone, atau cuttle adalah nama
yang umum untuk abrasif ini.
• Merupakan bubuk putih calcareus yang terbuat dari
bagian dalam rumah kerang laut Mediterania dari
genus Sepia.
• Tersedia sebagai abrasif lapisan dan digunakan
untuk prosedur abrasi yang halus seperti memoles
tepi logam dan restorasi amlgam gigi.
13. Kieselguhr.
• Bahan ini terdiri atas sisa-sisa silika dari tanaman laut
kecil yang disebut diatom.
• Bentuk yang lebih kasar disebut tanah diatomaceus,
yang digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa
bahan gigi seperti bahan cetak hidrokoloid.
• Merupakan abrasif yang sangat halus. Risiko silikosis
pernapasan karena pemajanan kronis terhadap partikel
bahan ini yang ada di udara cukup besar karena itu
tindakan pencegahan harus selalu dilakukan.
14. Silikon Karbid.

• Adalah abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik


yang pertama kali dibuat. Baik yang berwarna hijau atau hitam-
biru mempunyai sifat fisik yang setara. Bentuk hijau sering lebih
disukai karena substrat terlihat lebih nyata di balik warna hijau
tersebut.
• Silikon karbid sangat keras dan rapuh. Patikel-partikelnya tajam
dan mudah pecah untuk membentuk partikel baru yang tajam. Ini
menghasilkan efisiensi pemotongan yang sangat tinggi untuk
berbagai bahan, termasuk logam campur, keramik, dan bahan
plastik. Silikon karbid tersedia sebagai abrasif pada disk dan
instrumen bonding vitreous serta karet.
15. Oksida Aluminium.
• Oksida aluminium adalah abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah
silikon karbid.
• Oksida aluminium sintetik (alumina) dibuat berupa bubuk berwarna putih.
Dapat lebih keras daripada korundum (alumina alami) karena kemurniannya.
Alumina dapat diproses dengan berbagai sifat melalui sedikit mengubah
reaktan pada proses pembuatannya. Ada beberapa jenis ukuran butiran dan
alumina sudah semakin banyak menggantikan bahan amril untuk abrasif.
• Oksida aluminium digunakan secara luas dalam kedokteran gigi. Oksida ini
dipakai untuk membuat abrasif bonding, abrasif berbentuk lapisan, dan
abrasif yang dijalankan dengan motor udara. White stone dibuat dari oksida
aluminium yang disintering dan populer untuk merapikan email gigi, logam
campur, maupun bahan keramik.
• Abrasif logam aluminium yang berwarna pink dan merah
delima dibuat dengan menambahkan senyawa kromium pada
bahan asli.
• Variasi ini dipasarkan dalam bentuk bonding viterous sebagai
batu tidak terkontaminasi untuk preparasi logam campur
logam-keramik sebelum menerima porselen.
• Sisa-sisa abrasif ini tidak boleh mengganggu pengikatan
porselen ke logam campur. Hasil tinjauan ulang dari
Yamamoto (1985) menunjukkan bahwa bur karbid merupakan
instrumen yang paling efektif untuk merapikan jenis logam
campur ini karena tidak mengkontaminasi permukaan logam
dengan terjebaknya partikel abrasif.
16. Abrasif Intan Sintetik.
• Intan buatan digunakan khusus sebagai abrasif dan dibuat
lima kali lebih besar dari tingkat abrasif intan alami.
• Jenis abrasif ini digunakan pada pembuatan gergaji intan,
roda, dan bur intan. Blok yang ditanami partikel intan
digunakan untuk mengasah jenis abrasif yang lain.
• Pasta pemoles intan juga dapat dibuat dari partikel yang
diameternya lebih kecil dari 5 μm dan digunakan untuk
memoles bahan keramik. Abrasif intan sintetik digunakan
terutama untuk struktur gigi, bahan keramik, dan bahan resin
komposit.
17. Rouge

• Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan


berwarna merah dalam rouge.
• Bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan
berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak.
• Digunakan untuk memoles logam campur mulia
yang berkadar tinggi.
18. Oksida Timah.

• Abrasif yang sangat halus ini digunakan secara luas


sebagai bahan pemoles untuk gigi dan restorasi
logam di dalam mulut.
• Bahan ini dicampur dengan air, alkohal, atau
gliserin untuk membentuk pasta abrasif ringan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai