Definisi • Finishing merupakan proses yang menghasilkan bentuk akhir dan kontur dari restorasi. • Polishing merupakan rangkaian prosedur/ tindakan abrasi pada permukaan yang berfungsi untuk mengurangi/ menghilangkan goresan sehingga menghasilkan permukaan yang mengkilap. • Bahan yang menyebabkan abrasi; bahan yang digunakan untuk mengikis, mengasah, dan menggosok. • Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi sisa makanan dan bakteri patogen. • Dengan beberapa bahan gigi tertentu, aktivitas karat dan korosi dapat dikurangi cukup besar jika seluruh restorasi dipoles dengan baik. • Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles dengan baik karena makanan akan meluncur lebih bebas pada permukaan oklusal dan embrasur selama mastikasi. • Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi yang halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun antagonisnya. Ini khususnya berlaku untuk bahan restorasi seperti keramik yang mengandung fase yang lebih keras daripada email gigi dan dentin. • Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang tinggi yang dapat menimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi-gigi. Faktor yang berpengaruh dalam Polishing di bidang kedokteran gigi : a. Kekerasan partikel abrasif; misalnya, diamond adalah bahan yang paling keras, sedangkan batu apung, batu akik, dan lain- lain relatif lebih lunak.
b. Bentuk partikel bahan abrasif; partikel yang mempunyai tepi
tajam akan lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpul.
c. Besar/ ukuran partikel bahan abrasif; partikel yang lebih besar
sanggup menghasilkan goresan yang lebih dalam. d. Sifat-sifat mekanis bahan abrasif; bila bahan abrasif pecah, hendaknya dihasilkan tepi baru yang tajam. Jadi kerapuhan suatu bahan abrasif dapt merupakan suatu keberuntungan. e. Kecepatan gerakan menggosok; gerakan partikel abrasif yang perlahan menghasilkan goresan yang lebih dalam. f. Tekanan yang diberikan sewaktu menggosok; tekanan yang terlalu besar dapat membuat partikel abrasif pecah dan meningkatkan panas yang timbul karena gesekan.
g. Sifat-sifat bahan yang hendak digosok; bahan yang
rapuh dapat digosok dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak dan kenyal (misalnya, emas murni) akan mengalir dan bukannya terasah oleh abrasif. Komposisi dari bahan Polishing di bidang kedokteran gigi Ada beberapa jenis abrasif yang tersedia tetapi hanya yang umum yang digunakan dalam kedokteran gigi. 1. Abrasif alamiah : batu Arkansas, kapur, korundum, intan, ampelas, akik, pumice, quartz, pasir, tripoli, dan zirkonium silikat. Cuttle dan kieselguhr berasal dari sisa organisme hidup. 2. Abrasif buatan pabrik : Silikan karbid, oksida aluminium, rouge, dan oksida timah adalah contoh dari abrasif buatan pabrik. 1. Batu Arkansas. • Batu Arkansas adalah batu endapan silika yang berwarna abu-abu muda dan semitranslusen yang ditambang di Arkansas. • Mengandung quartz mikrokristal dan mempunyai corak yang padat, keras, serta seragam. • Potongan kecil dari mineral ini dicekatkan pada batang logam dan ditruing ke berbagai bentuk untuk mengasah email gigi dan logam campur. 2. Kapur.
• Salah satu bentuk mineral dari calcite disebut kapur.
• Kapur adalah abrasif putih yang terdiri atas kalsium karbonat. • Digunakan sebagai pasta abrasif ringan untuk memoles email gigi, lembaran emas, amalgam, dan bahan plastik. 3. Korundum. • Bentuk mineral dari oksida aluminium yang biasanya berwarna putih. Sifat fisiknya lebih rendah daripada oksida alfa-aluminium, yang sudah banyak menggantikan korundum dalam aplikasi dental. • Korundum digunakan terutama untuk mengasah logam campur dan tersedia dalam bentuk abrasif bonding dengan bermacam bentuk. Paling umum digunakan pada instrumen yang disebut white stone. 4. Intan. • Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas karbon. Ini adalah senyawa yang paling keras. • Intan disebut superabrasif karena kemampuannya untuk mengatasi substansi apapun. Abrasif intan dipasok dalam berbagai bentuk, termasuk instrumen abrasif yang berputar, ampelas abrasif yang mempunyai backing logam lentur, dan pasta poles intan. • Digunakan pada bahan keramik dan resin komposit. 5. Amril.
• Abrasif ini berupa korundum berwarna hitam
keabuan yang dibuat dalam bentuk butiran halus. • Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk abrasif dan tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran. • Dapat digunakan untuk memoles logam campur atau bahan plastis. 6. Akik. • Istilah akik mencakup sejumlah bahan yang berbeda yang mempunyai sifat fisik dan kristalin yang sama. • Mineral ini adalah silika dari aluminium, kobalt, besi, magnesium, dan mangan. • Abrasif akik yang digunakan dalam kedokteran gigi biasanya berwarna merah gelap. Akik sangat keras dan jika patah selama pengasahan, membentuk bidang berbentuk pahat yang tajam, membuat bahan ini menjadi abrasif yang sangat efektif. Akik tersedia dalam bentuk disk dan pita punjung. • Digunakan untuk mengasah logam campur dan bahan plastik. 7. Pumis. • Aktivitas gunung berapi menghasilkan bahan silika berwarna abu-abu muda. • Digunakan terutama dalam bentuk pasir tetapi juga dapat ditemukan pada abrasif karet. Kedua bentuk ini digunakan pada bahan plastik. • Tepung pumis adalah derivat batu volakanik yang sangat halus dari Italia dan digunakan untuk memoles email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin akrilik. 8. Quartz. • Bentuk quartz yang paling sering digunakan adalah yang sangat keras, tidak berwarna, dan transparan. • Ini adalah bentuk mineral yang sangat banyak dan tersebar luas. Partikel-partikel kristalin quatrz dilumatkan untuk membentuk partikel angular yang tajam yang bermanfaat dalam membuat disk abrasif. • Abrasif quartz digunakan terutama untuk merapikan logam campur dan dapat digunakan untuk mengasah email gigi. 9. Pasir. • Pasir adalah campuran partikel mineral kecil yang terutama terdiri atas silika. • Partikel ini berwarna-warni, membuat abrasif pasir mempunyai penampilan yang khas. Partikel pasir mempunyai bentuk bulat atau angular. • Diaplikasikan tekanan udara untuk menghilangkan bahan tanam dari logam campur pengecoran. Juga dapat dilapiskan pada disk kertas untuk mengasah logam campur dan bahan plastik. • 10. Tripoli. Abrasif ini berasal dari endapan batu silika yang ringan dan rapuh. Berwarna putih, abu- abu, pink, merah, atau kuning. Jenis yang berwarna abu-abu dan merah adalah yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi. Batu ini digiling menjadi partikel yang sangat halus dan dibentuk dengan pengikat lunak menjadi batang-batang senyawa pemoles. Digunakan untuk memoles logam campur dan beberapa bahan plastik. 11. Zirkonium silikat.
• Zirkon atau zirkonium silikat dipasok sebagai
mineral berwarna putih kekuningan. • Bahan ini digiling menjadi partikel dengan berbagai ukuran dan digunakan untuk melapisi disk abrasif serta ampelas. • Sering digunakan sebagai komponen pasta profilaksis gigi. 12. Cuttle. • Cuttlefish, cuttle bone, atau cuttle adalah nama yang umum untuk abrasif ini. • Merupakan bubuk putih calcareus yang terbuat dari bagian dalam rumah kerang laut Mediterania dari genus Sepia. • Tersedia sebagai abrasif lapisan dan digunakan untuk prosedur abrasi yang halus seperti memoles tepi logam dan restorasi amlgam gigi. 13. Kieselguhr. • Bahan ini terdiri atas sisa-sisa silika dari tanaman laut kecil yang disebut diatom. • Bentuk yang lebih kasar disebut tanah diatomaceus, yang digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa bahan gigi seperti bahan cetak hidrokoloid. • Merupakan abrasif yang sangat halus. Risiko silikosis pernapasan karena pemajanan kronis terhadap partikel bahan ini yang ada di udara cukup besar karena itu tindakan pencegahan harus selalu dilakukan. 14. Silikon Karbid.
• Adalah abrasif yang sangat keras dan merupakan abrasif sintetik
yang pertama kali dibuat. Baik yang berwarna hijau atau hitam- biru mempunyai sifat fisik yang setara. Bentuk hijau sering lebih disukai karena substrat terlihat lebih nyata di balik warna hijau tersebut. • Silikon karbid sangat keras dan rapuh. Patikel-partikelnya tajam dan mudah pecah untuk membentuk partikel baru yang tajam. Ini menghasilkan efisiensi pemotongan yang sangat tinggi untuk berbagai bahan, termasuk logam campur, keramik, dan bahan plastik. Silikon karbid tersedia sebagai abrasif pada disk dan instrumen bonding vitreous serta karet. 15. Oksida Aluminium. • Oksida aluminium adalah abrasif sintetik kedua yang dikembangkan sesudah silikon karbid. • Oksida aluminium sintetik (alumina) dibuat berupa bubuk berwarna putih. Dapat lebih keras daripada korundum (alumina alami) karena kemurniannya. Alumina dapat diproses dengan berbagai sifat melalui sedikit mengubah reaktan pada proses pembuatannya. Ada beberapa jenis ukuran butiran dan alumina sudah semakin banyak menggantikan bahan amril untuk abrasif. • Oksida aluminium digunakan secara luas dalam kedokteran gigi. Oksida ini dipakai untuk membuat abrasif bonding, abrasif berbentuk lapisan, dan abrasif yang dijalankan dengan motor udara. White stone dibuat dari oksida aluminium yang disintering dan populer untuk merapikan email gigi, logam campur, maupun bahan keramik. • Abrasif logam aluminium yang berwarna pink dan merah delima dibuat dengan menambahkan senyawa kromium pada bahan asli. • Variasi ini dipasarkan dalam bentuk bonding viterous sebagai batu tidak terkontaminasi untuk preparasi logam campur logam-keramik sebelum menerima porselen. • Sisa-sisa abrasif ini tidak boleh mengganggu pengikatan porselen ke logam campur. Hasil tinjauan ulang dari Yamamoto (1985) menunjukkan bahwa bur karbid merupakan instrumen yang paling efektif untuk merapikan jenis logam campur ini karena tidak mengkontaminasi permukaan logam dengan terjebaknya partikel abrasif. 16. Abrasif Intan Sintetik. • Intan buatan digunakan khusus sebagai abrasif dan dibuat lima kali lebih besar dari tingkat abrasif intan alami. • Jenis abrasif ini digunakan pada pembuatan gergaji intan, roda, dan bur intan. Blok yang ditanami partikel intan digunakan untuk mengasah jenis abrasif yang lain. • Pasta pemoles intan juga dapat dibuat dari partikel yang diameternya lebih kecil dari 5 μm dan digunakan untuk memoles bahan keramik. Abrasif intan sintetik digunakan terutama untuk struktur gigi, bahan keramik, dan bahan resin komposit. 17. Rouge
• Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan
berwarna merah dalam rouge. • Bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak. • Digunakan untuk memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi. 18. Oksida Timah.
• Abrasif yang sangat halus ini digunakan secara luas
sebagai bahan pemoles untuk gigi dan restorasi logam di dalam mulut. • Bahan ini dicampur dengan air, alkohal, atau gliserin untuk membentuk pasta abrasif ringan. TERIMA KASIH