Anda di halaman 1dari 38

PENGANTAR SISTEM TRANSMISI

DAYA LISTRIK

TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SISTEM TRANSMISI DAYA LISTRIK

Sistem penyaluran energi listrik terbagi dalam beberapa bagian yang


disebut dengan Sistem Tenaga Listrik (STL), sistem tenaga listrik
adalah rangkaian instalasi penyaluran listrik yang terbagi menjadi :
1. Pembangkitan
2. Transmisi / Penyaluran
3. Gardu Induk
4. Distribusi
5. Konsumen
SISTEM TRANSMISI DAYA LISTRIK

Transmisi / Penyaluran : adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan,


tegangan dari pembangkitan di naikkan menjadi tegangan standar transmisi di
Indonesia yaitu ada 70 kV, 150 kV yang diklasifikasikan sebagai Tegangan
Tinggi (TT) dan 500 kV, yang diklasifikasikan sebagai Tegangan Ekstra
Tinggi (TET).
Tujuan tegangan dinaikkan agar mengurangi rugi-rugi daya akibat panjangnya
saluran, makin tinggi tegangannya maka makin berkurang rugi daya yang terjadi.
Tegangan yang akan diturunkan pada Distribusi biasanya tegangan 150 kV dan 70
kV, sedangkan 500 kV dipakai untuk penyaluran. Saluran transmisi terdiri dari
saluran udara yang biasa disebut SUTT / SUTET dan kabel bawah tanah yang
biasa disebut SKTT. Untuk saluran udara biasanya terlihat dari tower-tower listrik
yang besar, makin tinggi tegangannya makin besar struktur towernya.
SISTEM TRANSMISI DAYA LISTRIK
Distribusi : adalah proses penyaluran dari transmisi hingga ke konsumen,
Distribusi terbagi menjadi distribusi primer dan distribusi sekunder. Distribusi
primer adalah penyaluran listrik dari transmisi yang telah diturunkan tegangannya
oleh trafo step-down menjadi 20 kV yang diklasifikasikan sebagai tegangan
menengah (TM), dan disalurkan melalui penyulang-penyulang (feeder). Sama
seperti transmisi, saluran distribusi primer ada yang saluran udara (SUTM) dan
kabel bawah tanah (SKTM). Pada SUTM biasanya kita melihat di pinggir jalan
ada tiang dengan tiga kawat konduktor di atasnya. Sebelum masuk ke
Distribusi sekunder listrik akan diturunkan lagi tegangannya oleh trafo step-
down menjadi tegangan pakai. Distribusi sekunder adalah saluran dari trafo step-
down distribusi hingga ke kWh pelanggan, tegangan pada distribusi sekunder
adalah tegangan pakai yaitu 380/220 Volt yang diklasifikasikan sebagai tegangan
rendah (TR).
SISTEM TRANSMISI DAYA LISTRIK
KLASIFIKASI TEGANGAN
TRANSMISI LISTRIK
PEMBAGIAN SISTEM TRANSMISI
BERDASARKAN JENIS ARUSNYA
1. Sistem Arus AC
• Penaikan dan Penurunan tegangan lebih mudah
• Isolasinya lebih kompleks
• Faktor daya < 1
• Adanya frekuensi listrik
2. Sistem Arus DC
• Penaikan dan Penurunan tegangan lebih sulit
• Isolasinya lebih sederhan
• Faktor daya = 1
• Tidak ada frekuensi listrik
DESAIN SISTEM TRANSMISI

Desain saluran transmisi tergantung beberapa hal:


• Jumlah daya yang harus disalurkan
• Jarak dan jenis medan yang dilalui
• Biaya yang tersedia
• Pertumbuhan beban di masa yang akan datang
Rencana Penyaluran Tenaga Listrik Harus memperhatikan:
• Pemilihan tegangan dan jenis kawat
• Pemilihan sistem perlindungan terhadap gangguan
• Kontinuitas Penyaliran tegangan listrik
• Pembebasan tanah yang dilalui
DESAIN SISTEM TRANSMISI

Sistem Transmisi terdiri atas:


• Saluran transmisi
• Gardu Induk
• Pusat Pengaturan Beban
Komponen Utama Saluran antara lain:
• Konduktor
• Isolator
• Menara (tower)
• Pengaman
MACAM-MACM SISTEM TRANSMISI
MACAM-MACM SISTEM TRANSMISI
MACAM-MACM SISTEM TRANSMISI
GARDU INDUK
GARDU INDUK
GARDU INDUK KONVENSIONAL
GARDU INDUK INDOOR
KONDUKTOR

yaitu sebagai media penyaluran listrik, ada beberapa jenis konduktor yaitu yang
berbahan tembaga dan allumunium, namun karena tembaga lebih mahal maka
dipilihlah konduktor bahan alumunium
Pertimbangan Mekanis dan Pertimbangan Electrical
Kebutuhan Mechanical :
Tensile Strength (For Tension) and Strain Strength(For Vibration)
Kebutuhan Electrical :
o Continuous current rating.
o Short time current carrying rating.
o Voltage drop
o Power loss
o Minimum diameter to avoid corona
o Length of line
KONDUKTOR
KONDUKTOR

Jenis-jenis Konduktor
• Kawat Tembaga (BCC=bare copper conductor)
• Alumunium (AAAC=all alumunium ally conductor)
• Alumunium berinti baja (ACSR=alumunium conductor
Steel Reinforced)
• Alumunium campuran logam (ACAR= alumunium conductor
alloy Reinforced)
• Kawat baja lapisan tembaga (copper weld)
• Alumunium puntir berisolasi (twisted wire)
KONDUKTOR
ISOLATOR

berfungsi sebagai isolasi untuk penahan konduktor terhadap tower atau


tiang agar tidak terjadi gangguan tanah karena tower bersentuhan
dengan tanah.
Isolator bisanya dibuat dari bahan porselin, bahan gelas ataupun bahan
isolasi sintetik. Bahan isolator harus memiliki resistansi yang tinggi
untuk melindungi kebocoran arus dan memiliki ketebalan yang
secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown pada tekanan
listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi tersebut.
ISOLATOR

Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau
gelas.
• Menurut konstruksinya dikenal tiga jenis isolator:
1. Isolator jenis Pin (pasak)
2. Isolator Jenis Line-post
3. Isolator jenis Suspension (gantung)
4. Isolator jenis Strain
• Isolator Pin dan pos-saluran, digunakan pada saluran transmisi
tegangan menengah (SUTM)
• Isolator Suspension dan Strain dapat digandeng menjadi suatu
rentengan isolator untuk tegangan tinggi (SUTT) dan ekstra tinggi
(SUTET). Jumlah rentengannya tergantung kebutuhan.
ISOLATOR
MENARA (TOWER)

• Menara/tiang Transmisi adalah suatu bangunan


penopang saluran transmisi, yang bisa berupa menara
baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu.
• Tiang baja, beton atau kayu umumnya digunakan pada
saluran dengan tegangan kerja relatif rendah (dibawah
70 KV) . Sedangkan untuk saluran transmisi tegangan
tinggi dan ekstra tinggi digunakan menara baja
• Menara baja dibagi sesuai fungsinya : menara dukung,
menara sudut, menara ujung, menara pencabangan.
JENIS MENARA MENURUT BENTUKNYA

• Menara persegi digunakan untuk transmisi ganda


• Menara persegi panjang digunakan untuk saluran tunggal dan
saluran banyak
• Menara korset digunakan untuk saluran tegangan tinggi single
circuit
• Menara gantry untuk saluran yg menyeberangi jalan raya, kereta
api, kanal-kanal air.
• Menara rotasi yang bagian atasnya dapat diputar 45o
JENIS MENARA MENURUT FUNGSINYA
1. Dead end tower, yaitu tiang akhir yang berlokasi di dekat Gardu induk, tower ini
hampir sepenuhnya menanggung gaya tarik.
2. Section tower, yaitu tiang penyekat antara sejumlah tower penyangga dengan sejumlah
tower penyangga lainnya karena alasan kemudahan saat pembangunan (penarikan kawat),
umumnya mempunyai sudut belokan yang kecil.
3. Suspension tower, yaitu tower penyangga, tower ini hampir sepenuhnya menanggung
gaya berat, umumnya tidak mempunyai sudut belokan.
4. Tension tower, yaitu tower penegang, tower ini menanggung gaya tarik yang lebih besar
daripada gaya berat, umumnya mempunyai sudut belokan.
5. Transposision tower, yaitu tower tension yang digunakan sebagai tempat melakukan
perubahan posisi kawat fasa guna memperbaiki impendansi transmisi.
6. Gantry tower, yaitu tower berbentuk portal digunakan pada persilangan antara dua
Saluran transmisi. Tiang ini dibangun di bawah Saluran transmisi existing.
7. Combined tower, yaitu tower yang digunakan oleh dua buah saluran transmisi yang
berbeda tegangan operasinya.
ACCESORIES MENARA
PENGAMAN

• Komponen pengaman (perlindungan) pada transmisi tegangan


tinggi (SUTT), memiliki fungsi penting sebagai pengaman
(perlindungan) SUTT secara menyeluruh.
• Komponen pengaman (perlindungan) pada SUTT, antara lain :
– Kawat Tanah (Ground Wire) dan perlengkapannya.
– Pentanahan tiang. – Pentanahan tiang.
– Jaringan pengaman (Safety Net).
– Bola pengaman (Balistor).
• Untuk kawat tanah (ground wire) dan pentanahan tiang,
dipasang di sepanjang jalur SUTT.
• Untuk jaringan pengaman ( Safety Net) dan bola pengaman
dipasang pada tempat-tempat tertentu jalur SUTT, sesuai
kondisi dan kebutuhan setempat

Anda mungkin juga menyukai