PARU
2
BANTUAN HIDUP DASAR
DEFINISI
Resusitasi adalah segala bentuk usaha
yang dilakukan terhadap orang yang
berada dalam keadaan gawat atau kritis
untuk mencegah terjadinya kematian
Gawat adalah keadaan yang berkenaan
dengan suatu penyakit atau kondisi sakit
yang lain dimana terdapat bahaya
kematian
3
BANTUAN HIDUP DASAR
Darurat adalah keadaan yang
terjadi tiba-tiba dan tidak
diperkirakan sebelumnya, suatu
kecelakaan, kebutuhan yang
segera atau mendesak
4
BATASAN PROSES KEMATIAN
Keadaan terminal
kegagalan mekanisme kompensasi
tubuh terhadap proses kerusakan
sistem organ vital
Henti sirkulasi
berhentinyasirkulasi secara
mendadak yang tidak diperkirakan
meninggal pada saat itu
Kematian klinis
koma, apne, tidak ada “gasping”, nadi
tidak teraba, tetapi kegagalan SSP
masih reversibel
5
BATASAN PROSES KEMATIAN
Kematian otak
kerusakan sebagian atau seluruh jaringan SSP
secara ireversibel, tidak ada fungsi hemisfer
serebri dan batang otak, tidak dapat
mempertahankan homeostasis eksterna (tidak
sadar diri, tidak ada respon tingkah laku
terhadap lingkungan) dan homeostasis interna
(fungsi normal pernapasan, kardiovaskuler,
kontrol suhu, saluran cerna dan lain-lain).
Secara klinis ditentukan dengan tidak ada
fungsi batang otak
6
BATASAN PROSES KEMATIAN
7
BATASAN PROSES KEMATIAN
Kematian panorganik
kerusakan seluruh jaringan tubuh secara
ireversibel (kematian biologis)
Kematian sosial
peredaran darah dan pernapasan dapat
dipertahankan secara spontan atau buatan,
aktivitas serebral masih ada tetapi abnormal,
kesadaran menurun sampai koma, dan
keadaan vegetatif tidak mungkin dikembalikan
lagi (status vegetatif)
8
Seseorang dinyatakan mati
(klasik/IDI) bila:
9
ETIOLOGI KEGAWATAN
Henti jantung primer pada dewasa
disahului takhikardi atau bradi kardi. Pada
anak jarang, biasanya didahului oleh:
Henti napas primer: penyakit paru-paru
dan sistem saraf
Bayi dibawah 1 tahun
angka kematian tinggi lebih dari 75%
(90%)
10
Gawat darurat nafas dapat
disebabkan oleh:
Infeksi saluran napas
Tersedak benda asing
Inhalasi asap
Sindroma mati mendadak
Kecelakaan di rumah dan lalu lintas
Syok (awal):
Takikardia, takipnea, agitasi
Capillary refill >2” Tidak sadar
Kulit pucat/mottled Tidak ada napas
dingin ?
Tidak ada denyut nadi
Pupil dilatasi
lembab
Agitasi
Hipotensi = syok !
14
RESUSITASI JANTUNG PARU
( RJP )
15
Pastikan terjadi henti kardiopulmonal,
panggil bantuan (pelayanan darurat medis),
posisi netral, di permukaan keras dan rata
upayakan leher stabil,
bebaskan jalan napas, sniffing position
ventilasi awal 2 x yg efektif (O2 100 %),
berikan kompresi jantung
Bantuan pernapasan:
- dari mulut ke mulut, mulut ke hidung,
mulut ke hidung & mulut (bayi kecil)
- balon-pipa endotrakeal/balon-masker
21
Pernapasan buatan
• dari mulut ke hidung mulut
• dari mulut ke hidung 22
PROTOKOL ABC RJP (BHD)
B. BANTUAN PERNAPASAN
Orang awam : pernapasan mulut ke mulut,
dari mulut ke hidung & mulut
O2 ekspirasi 15-16 % O2 (6-8 l/menit)
23
PROTOKOL ABC RJP (BHD)
C. SIRKULASI
Rasio kompresi/ventilasi:
neonatus 3:1
anak < 8 thn 5:1 (2/1 penolong)
anak > 8 thn = dewasa 30 : 2 (2/1 penolong)
27
PROTOKOL ABC RJP (BHD)
BANTUAN SIRKULASI
28
BANTUAN HIDUP DASAR
29
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
OBAT PILIHAN !
1. Oksigen
2. Epinefrin (adrenalin)
henti jantung
bradikardia
hipotensi normovolume
EFEK ADRENERGIK : vasokonstriktor
: ino-chronotropik
Dosis awal 0,01 mg/kgBB lar 1:10.000 (0,1 ml/kgBB)
ulang 3’ - 5’ (3 x) I.V - I.O - I.T
Ds berikutnya 0,1 mg/kgBB lar 1:1.000 (0,1 ml/kgBB)
INTRAKARDIAL TIDAK DIANJURKAN
30
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
3. Bicarbonat
henti jantung lama
krisis hipertensi pulmonal
hiperkalemia
asidosis metabolik berat (pH<7,2)
VENTILASI ALVEOLAR HARUS ADEKUAT
Dosis 0,5 mEq/kgBB bayi
1 mEq/kgBB anak
Bila AGD:
Defisit bikarbonat = defisit basa
(HCO3- yang diharapkan - HCO3- sekarang)
x 0,3 x BB (kg) 31
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
BAHAYA PEMBERIAN HCO3- :
alkalosis metabolik
hiperkapnia
hipokalemia
hipernatremia
hiperosmolalitas
asidosis intraselular paradoksik
kontraktilitas miokard
oksigen - Hb sulit lepas
32
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
4. Cairan I.V :
- kristaloid : RL, NaCl 0.9 %, RA
- koloid : plasma, albumin 5%, darah, HES,
gelatin, dextran
Henti jantung dengan E/ tidak diketahui
Tanpa respon (dengan RJP) : 20 cc/kgBB guyur
secepatnya 5’ (<20’) (Syok!)
5. Glukosa
Hipoglikemia sekunder
Bayi : 0,25 g/kgBB (2,5 ml/kgBB Dextr 10%)
Anak : 1 ml/kgBB Dextrosa 25%
33
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
OBAT PILIHAN II
1. Atropin : bradikardi simtomatik (<60 x/mnt)
tidak berespon terhadap O2
ventilasi
adrenalin
dosis : 0,02 mg/kgBB - tiap 5’
2. Lidokain 2% : VF/VT
dosis 1 mg/kg BB bolus
34
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
OBAT PILIHAN II
1. Lain-lain :
- Kalsium glukonas
Utk hipokalsemia, hiperkalemia, hiper –
magnesemia, over dosis ‘calcium channel blocker’
Dosis 60-100 mg/kg (0,6-1,0 ml.kg) I.V lambat
DAPAT DIULANG
- Dopamin
Pada hipotensi atau syok dengan vol. intra-
vaskular adekuat dan ritme yang stabil
Dosis inisial : 5 - 10 g/kg/menit
tipikal : 2 - 20 g/kg/menit 35
D. DRUGS (OBAT-OBATAN)
OBAT PILIHAN II
- Dobutamin
Pada syok dengan resistensi vaskular sistemik
yang
tinggi (gagal jantung kongestif atau
kardiogenik
syok),
volume intravaskular adekuat dan normotensi
Dosis inisial : 5 - 10 g/kg/menit
tipikal : 2 - 20 g/kg/menit
36
PROTOKOL ABC RJP (BHD)
EVALUASI DAN PEMANTAUAN
Evaluasi nadi (5-10 det) stlh 1 mnt (10 siklus)
Nadi tidak ada ventilasi 2 x diikuti kompresi
Nadi ada periksa pernapasan (3-5 detik)
38
PROTOKOL ABC RJP (BHD)
EVALUASI DAN PEMANTAUAN
Penghentian resusitasi berdasarkan
kematian jantung, bukan kematian otak
Kematian jantung terjadi bila:
denyut jantung tidak dapat dikembalikan
walaupun dengan usaha maksimal selama 30
mnt
Resusitasi darurat dihentikan bila:
- sirkulasi dan ventilasi sudah kembali lagi,
- resusitasi diambil alih oleh dokter
- terlalu lelah/pasien dinyatakan meninggal
- diketahui stadium terminal suatu penyakit
39