Anda di halaman 1dari 36

Lia Nugraha, S.Kp., M.Kep.

RSUP. dr. Hasan Sadikin Bandung


6 Desember 2017
PENDAHULUAN
Pasien dan petugas berisiko terkena infeksi
jika
tidak menerapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) dengan baik
Salah satu cara untuk mencegah penularan
 proses dekontaminasi : pembersihan,
disinfeksi dan sterilisasi

2
Tujuan Dekontaminasi
Memutus rantai penularan infeksi

Infeksi

Cuci tangan Isolasi

Sterilisasi Disinfeksi

Antisepsis Lingkungan
Tangan Petugas

Flora endogen
Peralatan Medis
pasien

3
Dekontaminasi
Proses untuk menghilangkan dan memusnahkan

mikroba / kotoran yg melekat di peralatan medis 


sehingga aman  pemakaian selanjutnya

4
BAGAN DEKONTAMINASI

Rendam dlm lar. Klorin 0,5%

CUCI DAN BILAS


Pakai sarung tangan dan pelindung lain

STERILISASI DISINFEKSI TINGKAT


TINGGI (DTT)

- Gas Panaskan Didihkan / Kimiawi


-Radiasi
1700 C dikukus Rendam
- Uap
60 menit 20 menit 10 – 20’
-Panas kering

Dinginkan

5
Cleaning / Pembersihan
Suatu proses untuk menghilangkan kotoran yg
terlihat ataupun tidak pada instrumen medis 
sebelum dilakukan penanganan lebih lanjut
Menggunakan air mengalir, sikat, detergen 
sampai kotoran / bahan organik hilang dari
permukaan
Dianjurkan menggunakan detergen + enzim
proteolitik
6
Disinfeksi

Suatu proses menghilangkan /

memusnahkan mikroba (virus, bakteri,

parasit, jamur dan sejumlah spora )

pada peralatan menggunakan cairan

disinfektan
7
Sterilisasi
Suatu proses menghilangkan /
memusnahkan semua bentuk mikro
organisme pada peralatan medis
termasuk endospora
Dapat dilakukan melalui proses fisika
dan kimiawi

8
Antiseptik, Disinfektan
Antiseptik :
Larutan kimia untuk membunuh mikroba  pd
permukaan hidup (kulit, mukosa) misalnya : cuci
tangan, persiapan operasi
Disinfektan :
Larutan kimia untuk membunuh mikroba pada benda
mati misalnya : instrumen, lantai, permukaan atau
peralatan RS

9
Klasifikasi Spaulding

Peralatan Kritis
Peralatan semi kritis
Peralatan non kritis

10
Peralatan kritis, Risiko tinggi
 Peralatan medis masuk ke dalam
jaringan tubuh steril atau sistem aliran
darah
 Pengelolaan peralatan dengan cara
sterilisasi
 Contoh: instrumen bedah, kateter urin,
kateter intra vena, kateter jantung

11
Peralatan Semi Kritis,
Risiko sedang
Peralatan masuk / kontak dengan
membran mukosa tubuh yang utuh
Pengelolaan dengan disinfeksi tingkat
tinggi
- Contoh: slang endotrakeal, peralatan
endoskopi, slang nasogastrik

12
Peralatan Non Kritis,
Risiko rendah

Peralatan medis yang kontak dengan


permukaan kulit utuh
Pengelolaan peralatan dengan cara
disinfeksi tingkat rendah
 Contoh: tensimeter, stetoskop, bedpan,
nierbeken, pispot / urinal, linen
13
Pengelolaan alat habis pakai

Precleaning (perendaman)
Cleaning / Pencucian
Disinfeksi (DTT)
Sterilisasi

14
Precleaning
Alat Medis
 Alat medis pakai ulang
 Rendam alat dalam larutan klorin 0.5 % atau
detergen atau detergen+enzim selama 10-15 menit
 Gunakan wadah untuk merendam dari bahan
plastik
 Seluruh alat harus terendam
 Lanjutkan dengan tahap cleaning / pembersihan

15
Disinfeksi
permukaan tercemar
 Pakai alat pelindung diri
 Serap darah / cairan dg kertas, koran, tissue
 Buang kedalam kantong sampah medis
 Disinfeksi daerah bekas tumpahan dengan
larutan klorin 0.5 %
 Setelah selesai, buang sarung tangan bersama
sampah medis
 Cuci tangan
16
Precleaning linen tercemar
Pakai alat pelindung diri
Rendam linen yang terkontaminasi dalam
larutan klorin 0.5 %, detergen atau
detergen+enzim selama 10-15 menit.
Linen harus terendam semua
Peras linen dan masukkan dalam kantong linen
kotor
Buang sarung tangan bersama sampah medis
Cuci tangan
17
Pembersihan manual

Pakai alat pelindung diri


Gunakan sarung tangan rumah tangga bukan
sarung tangan operasi
Lepaskan / buka alat yang dapat dilepas
Sikat perlahan permukaan termasuk gerigi dan
lekukan dalam larutan detergen + enzim
Bilas alat yg telah dilakukan precleaning
dengan air mengalir / air hangat
Keringkan alat dengan kain, dianginkan atau
disemprot dengan udara kering

18
DISINFEKSI

Metode Disinfeksi
 Panas : 70-80  C
 Radiasi : Ultra violet
Filtrasi : Hepa Filter  membersihkan
udara di OK, Farmasi
 Gas kimia
 Cairan kimia

19
Disinfeksi Spaulding
1. High Level Disinfections (HLD) / Disinfeksi
Tingkat Tinggi( DTT) :
 Untuk peralatan yang tidak mungkin disterilkan
 Perlakuan minimal yang direkomendasi CDC
 Membunuh semua mikroba kecuali endospora
 Rendam dalam larutan kimia Glutaraldehyde /
Hydrogen Peroksida atau
 Rebus dalam air mendidih selama 20’

20
2. Intermediate Level Disinfections (IDL) /
Disinfeksi Tingkat Sedang :
 Membunuh mikroba ( bakteri, jamur, virus)
tetapi tidak mematikan endospora
Contoh: Ethyl atau isopropyl alkohol 70-90 %
Natrium Hipoklorit (larutan klorin) 
membuat metal / stainless steel buram

21
3. Low Level Desinfection ( LDL) /Disinfeksi Tingkat
Rendah :
 Tidak membunuh mikroba ( jamur, bakteri, virus,
spora)
 Contoh:
Formaldehid pada konsentrasi < 4 % ,
Ethyl atau isopropyl alkohol 70-90 %,

22
Kriteria pemilihan disinfektan
Daya bunuh tinggi, toksisitas rendah
Spektrum luas, mematikan berbagai mikroba
Waktu pemrosesan singkat
Stabil selama penyimpanan
Tidak merusak bahan
Bau tidak mengganggu
Sederhana, tidak sulit pemakaiannya
Murah dan tersedia di pasaran

23
Pengemasan

Membungkus peralatan yang akan disterilkan


dengan baik dan benar
Tujuan : agar sterilitas alat dapat
dipertahankan sampai waktu pemakaian

24
Syarat Pengemasan
Bahan kemasan harus tahan terhadap :
Suhu tinggi, kelembaban, tekanan, kondisi vakum

Memungkinkan penetrasi dan kontak langsung

dengan sterilan
Memungkinkan pengeluaran sterilan dari dalam

kemasan pada akhir proses sterilisasi


Bahan pengemas tidak toksik atau mengandung zat

pewarna toksik.

25
STERILISASI
Sterilisasi sebaiknya dilaksanakan di suatu unit
tersendiri yang disebut unit / instalasi pelayanan
sterilisasi ( IPS )
Mulai dari pre cleaning, pembersihan, disinfeksi
dan sterilisasi  dilakukan di Instalasi Sterilisasi
Pusat
Konsep ini tidak lagi membenarkan pre cleaning
dilakukan di ruang perawatan / tindakan
26
PROSES STERILISASI

Proses sterilisasi terjadi dengan memaparkan


energi thermal dalam bentuk :
Panas kering, panas basah, larutan kimia cair

atau gas dan radiasi


Dalam waktu tertentu

Sterilisasi adalah kondisi bebas dari semua


mikroorganisme termasuk endospora

27
Kriteria sterilan ideal

Daya bunuh yang kuat


Daya penetrasi yang baik
Aman, tidak toksik
Bisa digunakan untuk semua alat
Proses cepat

28
METODE STERILISASI
 Sterilisasi dengan suhu tinggi :
 Sterilisasi uap bertekanan (Steam Heat)

 Sterilisasi panas kering (Dry heat)

 Sterilisasi dengan suhu rendah :


 Ethylene Oxide (EtO)

 Plasma Hydrogen Peroxide

 Liquid Paracetic Acid

29
Sterilisasi Uap Bertekanan
Pemaparan uap jenuh pada tekanan, waktu
dan suhu tertentu
Terjadi pembunuhan mikroba akibat koagulasi dan
denaturasi protein
Metode paling tua, aman, efektif, relatif tidak mahal,
non toksik
Suhu 121 ° C – selama 30 menit setelah panas tercapai
Suhu 132 ° C– selama 4 menit stlh panas tercapai
Untuk alat yang tahan panas dan tahan basah

30
Sterilisasi Panas Kering
Untuk minyak, serbuk, kaca, logam
Suhu :
 170 C selama 60 menit
 160 C selama 120 menit
 150 C selama 150 menit
Keuntungan :
Dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat
ditembus uap basah
Tidak korosif
Dapat mencapai seluruh permukaan alat
Kelemahan :
Penetrasi sangat lambat
Waktu pemaparan panas lama
Perlu suhu tinggi  merusak bahan

31
Ethylene Oxide (ETO)
Suhu rendah  untuk alat yang tidak tahan panas dan
uap
Tidak berwarna, mudah terbakar,
Temperatur berkisar 29°C-65°C dan 45°C-85 °C
Keuntungan :
Tidak korosif terhadap plastik, metal, karet
Tidak berbau
Kelemahan :
Proses lama 2–5 jam, diteruskan aerasi 16 jam
Biaya tinggi
Toksik, mutagenik, karsinogenik, iritasi saluran napas,
Konsentrasi tinggi  pusing, mual, muntah.

32
Plasma Hydrogen Peroxide
Keuntungan :
Siklus waktu cepat 75’
Aman untuk lingkungan dan petugas
Tidak meninggalkan residual toksik
Ideal untuk peralatan yang tidak tahan panas
Tidak memerlukan aerasi (pengudaraan)
Temperatur 50
Kekurangan :
Tidak dapat memproses peralatan medis dengan
panjang slang > 31 cm atau diameter lumen < 6 mm.

33
Penyimpanan Hasil Sterilisasi
Ruangan harus kering dan bersih
Jarak dari lantai 20 – 25 cm, langit-langit
45 – 50 cm , dinding luar 15 – 20 cm
Bungkus kertas tahan < 7 hari.
Dalam bungkus khusus (pouches) 
tahan 3 – 6 bulan
Dalam tromol  jangan sering buka tutup

34
Kesalahan pemrosesan

Pembersihan tidak adekuat


Alat tidak berfungsi optimal, suhu tidak tercapai
Pengisian sterilisator terlalu penuh / padat
Konsentrasi larutan disinfektan tidak tepat
Penyimpanan tidak benar
Tidak dikeringkan sempurna setelah sterilisasi
basah

35
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai