Anda di halaman 1dari 15

Kimia industri 4

belerang

Kelompok : 8
Anggota : wahyuni nasution 122401120
aryo wibowo 122401122
nur hasanah nst 122401140
muharramy balqis 122401137
elvi yanti 122401
BELERANG

 Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang S dan nomor atom 16.
 Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent.
 Belerang dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin
kuning.
 Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat.
 Belerang adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan
dalam dua asam amino.
 Pada mulanya unsur ini disebut brimsone yang berarti batu yang
mudah terbakar. Belerang juga terdapat dalam gas alam, minyak
bumi, dan batu bara.
SIFAT KIMIA DAN FISIKA PADA
BELERANG
SIFAT KIMIA SIFAT FISIKA
 Struktur Kristal orthorhombic
 Bilangan oksidasi -1, ±2, 4, 6 (oksida asam  Fase Solid
kuat)  Massa jenis (sekitar suhu kamar) 2.08 g/cm 3
 Keelektronegatifan 2.58 (skala pauling)
 Massa jenis (sekitar suhu kamar) 1,96 g/cm 3
 Energi ionisasi Pertama 999.6 kJ/mol,
 Massa jenis (sekitar suhu kamar) 1,92 g/cm 3
kedua:2252 kJ/mol,
 Massa jenis cair pada titik lebur 1.819 g/cm 3
ketiga :3357 kJ/mol
 Titik lebur 388.36K
 Jari-jari atom 100 pm

 Titik didih 717.8K
Jari-jari atom (terhitung)
88 pm  Kalor peleburan 1.727 kJ/mol
 Jari-jari kovalen  Kalor penguapan 45kJ/mol
102 pm  Kapasitas kalor (25oC)22.75J/(mol.K)
 Jari-jari vander waals
180 pm
CARA PENGOLAHAN BELERANG

 Cara pengolahan belerang tergantung dari jenis


endapannya dan hasil yang diinginkan. Untuk belerang
yang berbentuk kristal dapat langsung dimasukkan
kedalam autiklat dimasukkan/ditambahkan solar, air dan
NaOH, kemudian dipanaskan dengan memasukkan uap
air panas dengan  tekanan 3 atmosfer selama 30-60
menit. Pemisahan akan terjadi karena belerang
mempunyai titik lebur yang lebih rendah dibandingkan
dengan mineral-mineral pengotornya. Hasilnya yang
berupa belerang cair dialirkan melalui filter dan kemudian
dicetak.
ADA BEBERAPA PENGOLAHAN
BELERANG
 Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan
garam yang melengkung sepanjang Lembah  Gulf di Amerika Serikat.
Menggunakan proses Frasch
 Cara lain pelarutan dan penghabluran (solvent extraction and Crystalization)
digunakan pelarut: karbon disulfida, dimethyl disulphide atau larutan
hidrokarbon berat lainnya.
 Belerang kristal dapat langsung dimasukan dalam autoclave, lalu ditambah
solar, air NaOH kemudian dipanaskan dengan memasukan uap air panas
dengan tekanan 3 atm selama 30-60 menit. Pemisahan tanur terjadi karena
titik lebur belerang < min pengotor. Belerang disaring kemudian dicetak.
 Belerang kadar tinggi diolah dengan sublimasi dan distilasi
 Pengolahan sederhana dilakukan dengan wajan besi/alumunium dengan
diameter 80-100 cm, dipanaskan dalam tungku/kompor minyak. Belerang
mencair, disaring kemudian dicetak dalam tabung bamboo.
PROSES PENGAMBILAN BELERANG

1. Proses Frasch
Dasar pengambilan sulfur menurut proses ini adalah
pencairan sulfur di bawah tanah / laut dengan air
panas, lalu mamompanya ke atas permukaan bumi
2. Pengambilan S dari batuan sulfida / sulfat
S dapat pula diambil dari batuan sulfida atau sulfat,
seperti pyrite FeS2, chalcopyrite CuFeS2, covelita
CuS, galena PbS, Zn blende ZnS, gips CaSO4, barire
BaSO4, anglesite PbSO4, dan lain – lain.
BERIKUT…

Pengambilan S dari gas buang


S diperoleh dari flue gas asal pembakaran batu bara atau
penyilangan minyak bumi, yang tidak boleh dibuang ke udara
karena dapat menimbulkan pencemaran. Gas – gas tersebut
terlebih dahulu di absorpsi dengan menggunakan etanolamin dan
sebagainya, kemudian dipanaskan kembali untuk mendapatkan
gasnya kembali untuk diproses lebih lanjut.

Reaksi utama yang digunakan (proses claus)

   2 H2S(g) + 3 O2(g) → 2 SO2(g) + 2H2O(l) ΔHo = - 247,89 KJ

    4 H2S(g) + 2SO2(g) → S6(g) + 4H2O(l) ΔHo = - 42,24 KJ


SIKLUS BELERANG
 sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
 Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO 4). Perpindahan sulfat terjadi
melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur
sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat
menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H 2S). Kemudian H2S digunakan
bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan
oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
 Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil pembakaran
pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan asam
yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan
batuan juga tanaman.
CARA MENGIDENTIFIKASI
BELERANG
1.     Asam klorida atau asam sulfat encer
Gas hidrogen sulfida dilepaskan, yang bisa
diidentifikasi dari baunya yang khas, dan dari
menghitamnya kertas saring yang telah
dibasahi larutan timbel asetat;
 S2-(aq)               +          2H+(aq) →        H2S↑
 H2S(g)               +          Pb2+(aq)             →        PbS↓
KEMUDIAN…

2.     Larutan perak nitrat


Endapan hitam perak sulfida, Ag2S yang tak larut dalam asm
nitrat encer dingin, tetapi larut dalam asm nitrat encer panas
 S2-(aq)               +          Ag+(aq) →        Ag2S↓
3.     Larutan natrium nitroprusida (Na2[Fe(CN)5NO])
Terjadi warna ungu yang tak tetap (transien) dengan adanya
larutan-larutan alkali. Tak terjadi reaksi dengan larutan hidrogen
sulfida atau gas hidrogen sulfida yang bebas. Namun, jika kertas
saring dibasahi dengan larutan reagensia ini yang telah dijadikan
basa dengan larutan natrum hidroksida atau amonia, maka akan
dihasilkan pewarnaan ungu dengan hidrogen sulfida bebas.
 S2-        + [Fe(CN)5NO]2- (aq)   → [Fe(CN)5NOS]4-(aq)
DAMPAK KERUSAKAN LINKUNGAN
 Proses terjadinya hujan asam
 Proses terjadinya hujan asam bisa terjadi akibat dari akibat dari letusan gunung berapi
yang membuat air tercampur dengan zat sulfur yang beracun, atau proses-proses alamiah
lain seperti proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Namun kebanyakan, namun
kebanyakan hujan asam yang terjadi adalah akibat aktivitas manusia seperti dalam
industri, yaitu zat beracun sulfur (belerang) yang dihasilkan dari proses industri yang
menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara, pembangkit tenaga listrik,
dan penggunaan zat-zat berbahaya seperti Amonia dalam industri berskala besar.
 Zat-zat beracun dari hasil proses industri tersebut kemudian terbawa angin, tercampur
dengan air dan hujan, serta terendap dalam tanah.
 Secara sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
      S(s) + O2(g)  SO2(g)
      2SO2(g) + O2(g)  2SO3(g)
      SO3(g) + H2O(l)  H2SO4(aq)
  
 Adanya hujan asam dapat menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga
ekosistem air terganggu
DAMPAK PENGGUNAAN BELERANG
 Manfaat belerang

1.Mengobati gigitan binatang berbisa


2.Menghilangkan jerawat, panu atau kurap.
3.Air belerang bisa menghilangkan pegal-pegal, rematik dan
dapat juga digunakan untuk relaksasi
4.Sebagian besar belerang dijadikan asam belerang yang
merupakan bahan penting dalam pembuatan pupuk serta
dalam industri kimia lainnya seperti bahan obat-obatan, racun
serangga, bahan peledak, dan bahan korek api juga digunakan
untuk pengolahan mineral, nikel dan pembersih minyak.
KESIMPULAN

 Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan,


dan secara luas digunakan dalam proses biokimia. Dalam
reaksi metabolik, senyawa sulfur berfungsi sebagai bahan
bakar baik dan pernafasan (oksigen-menggantikan) bahan
untuk organisme sederhana.
 Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang
tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS 2 (karbon
disulfida).  Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun
padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang
lebih dari satu atau campuran.  Dengan bentuk yang berbeda-
beda,  akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan
antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat
dipahami.
Selanjutnya
 Pengolahan 
Ada beberapa cara yang dilakukan dalam pengolahan belerang, diantaranya
 Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan garam
yang melengkung sepanjang Lembah  Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan
proses Frasch
 Cara lain pelarutan dan penghabluran (solvent extraction and Crystalization)
digunakan pelarut: karbon disulfida, dimethyl disulphide atau larutan hidrokarbon
berat lainnya.
 Belerang kristal dapat langsung dimasukan dalam autoclave, lalu ditambah solar,
air NaOH kemudian dipanaskan dengan memasukan uap air panas dengan
tekanan 3 atm selama 30-60 menit. Pemisahan tanur terjadi karena titik lebur
belerang < min pengotor. Belerang disaring kemudian dicetak.
 Belerang kadar tinggi diolah dengan sublimasi dan distilasi
 Pengolahan sederhana dilakukan dengan wajan besi/alumunium dengan diameter
80-100 cm, dipanaskan dalam tungku/kompor minyak. Belerang mencair, disaring
kemudian dicetak dalam tabung bamboo.

Anda mungkin juga menyukai