Perolehan dan
Depresiasi
Aktiva Tetap
Aktiva Tetap / Aset Tetap (Plant Assets/ Fixed Assets/ Property
Plant and Equipment):
Aset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan
untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak
dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal
perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau
material.
Aktiva Tetap
Menurut SAK ETAP 2009 par. 15.2 :
Aset tetap/ aktiva tetap adalah aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak
lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan
akan digunakan lebih dari satu periode.
Karakteristik Pokok Aktiva Tetap
1. Perolehannya adalah digunakan dalam kegiatan perusahaan,
dan bukan untuk diperjualbelikan dalam kegiatan normal
perusahaan. Contoh: Mobil yang digunakan oleh perusahaan
untuk antar jemput pegawai bukan untuk diperdagangkan
oleh perusahaan.
2. Umur atau jangka waktu pemakaiannya yang lebih dari satu
tahun. Dikenal dengan istilah penyusutan (depreciation)
3. Bahwa pengeluaran untuk aset tersebut harus merupakan
pengeluaran yang nilainya besar atau material bagi
perusahaan tersbut.
Pengakuan Awal
Aktiva tetap diakui pertama kali sebesar biaya
perolehannya.
Biaya perolehan aktiva tetap meliputi:
1.Harga beli setelah dikurangi diskon dengan nama apa
pun.
2.Biaya langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi sampai siap dipergunakan sesuai dengan maksud
managemen
3.Estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan aset dan biaya restorasi lokasi
Pengendalian Internal Aset Tetap
1. Persetujuan untuk pengeluaran aset tetap biasanya dilakukan oleh
berbagai tingkat manajemen, tergantung pada jenis dan harga aset
tetap yang bersangkutan. Contohnya pembelian mesin tik cukup
dengan persetujuan kepala bagian yang memerlukan peralatan ini
dan direktur keuangan.
2. Perusahaan harus mempunyai kebijaksanaan keuangan atau
akuntansi secara tertulis mengenai kapitalisasi, untuk membedakan
pengeluaran yang merupakan aset tetap (capital expenditure) dan
pengeluaran yang bukan aset tetap (revenue expenditure) sehingga
dapat mencatat aset tetap dengan tepat
Pengendalian Internal Aset Tetap
3. Adanya kebijaksanaan dan prosedur mengenai pengadaan
aset tetap, penjualan, pembesituaan, dan pemindahannya dari
bagian ke bagian lain atau antarcabang dan sebagainya
4. Menyelenggarakan buku-buku tambahan atau kartu-kartu aset
tetap dan melakukan penghitungan fisik atas aset tetap secara
periodik atau berkala
5. Mengasuransikan aset tetap untuk jumlah yang cukup dari
bencana tertentu seperti kebakaran dan kerugian karena
kehilangan atau dicuri.
Harga Perolehan Aset Tetap
• Berdasarkan prinsip biaya (cost principle) umumnya aset
termasuk aset tetap disajikan dalam laporan posisi keuangan
(neraca) dengan harga perolehan (cost)
• Harga perolehan aset tetap adalah semua biaya-biaya untuk
memperoleh aset tetap sampai siap untuk dipakai.
Harga Perolehan Aset Tetap
• Perusahaan membeli tanah secara tunai dengan harga Rp
100.000.000, komisi makelar Rp 2.500.000, biaya notaris
sebesar Rp 500.000 dan biaya balik nama sebesar Rp 750.000.
• Perhitungan harga perolehan tanah :
Harga tanah Rp 100.000.000
Biaya lainnya:
Komisi makelar Rp 2.500.000
Biaya notaris Rp 500.000
Biaya balik nama Rp 750.000
Total harga perolehan Rp 103.750.000
Harga Perolehan Aset Tetap
• Ayat jurnal untuk mencatat pembelian tanah :
Tanah Rp 103.750.000
Kas Rp 103.750.000
Catatan :
Tgl 1-15 dianggap awal bulan
Tgl 16-31 dianggap awal bulan berikutnya
Metode garis lurus
(straight line)
Jika pembelian dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2011,
maka beban penyusutan tahun pertama adalah :
Rp 4.200.000 x 3 = Rp 1.050.000
12
Jika pembelian dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2011,
maka beban penyusutan tahun pertama adalah :
Rp 4.200.000 x 2 = Rp 700.000
12
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
• Dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas produksi seperti
jumlah jam atau km.
• Beban penyusutan yang berfluktuasi sesuai dengan pemakaian
aset yang sesungguhnya
• Penyusutan dihitung dalam 2 tahap:
1. Menentukan tarif penyusutan untuk setiap unit produksi
2. Menentukan beban penyusutan untuk suatu periode akuntansi
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
Rumus :
Tarif Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Manfaat Taksiran dalam jumlah jam
Beban Penyusutan =
Tarif Penyusutan x jumlah unit produksi yang sesungguhnya
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah mesin dengan harga Rp
11.000.000. Nilai sisa taksiran adalah Rp 1.000.000 dan mesin
tersebut ditaksir dapat beroperasi selama 10.000 jam. Mesin telah
beroperasi tahun ini sebanyak 2.200 jam
Tarif Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Manfaat Taksiran dalam jumlah jam
= Rp 11.000.000 – Rp 1.000.000
10.000
= Rp 1.000 / jam
Metode jumlah unit produksi
(units of production)
Beban Penyusutan =
Tarif Penyusutan x jumlah unit produksi yang sesungguhnya
= Rp 1.000 x 2.200
= Rp 2.200.000
Metode saldo menurun berganda
(double declining balance)
• Tarif penyusutan yang digunakan adalah 2 kali dari tarif metode
garis lurus.
• Penyusutan yang dibebankan pada tahun pertama dan tahun-
tahun berikutnya akan semakin menurun
• Rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai buku awal tahun
• Nilai buku tahun pertama = harga perolehan
• Nilai buku tahun kedua =
Harga perolehan – Saldo akumulasi penyusutan awal tahun kedua
Metode saldo menurun berganda
(double declining balance)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah kendaraan dengan harga Rp
22.000.000. Nilai sisa taksiran adalah Rp 1.000.000 dan umur
ekonomisnya adalah 5 tahun.
Tarif penyusutan = 100% = 20 % x 2 = 40 %
5
Tahun pertama:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai buku awal tahun
= 40 % x Rp 22.000.000 = Rp 8.800.000
Tahun kedua:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Nilai buku awal tahun
= 40 % x (Rp 22.000.000 – Rp 8.800.000) = Rp 5.280.000
Metode saldo menurun berganda
(double declining balance)
Tahun Harga Tarif Nilai Buku Beban Akumulasi Nilai Buku Akhir
Perolehan Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Tahun
Tahun kelima:
Beban Penyusutan = Nilai buku akhir tahun keempat – Nilai sisa
= Rp 2.851.200 – Rp 1.000.000
= Rp 1.851.200
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
• Beban penyusutan semakin menurun setiap tahun selama masa
pemakaiannya.
• Rumus jumlah angka tahun :
N ( N + 1)
2
Keterangan :
N = Masa manfaat taksiran dari aset
• Rumus:
Beban penyusutan =
Tarif penyusutan x (Harga perolehan – nilai sisa)
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
Tanggal 2 Januari 2011 dibeli sebuah kendaraan dengan harga Rp
22.000.000. Nilai sisa taksiran adalah Rp 1.000.000 dan umur
ekonomisnya adalah 5 tahun.
Rumus jumlah angka tahun :
N ( N + 1)
2
5 (5+1) = 15
2
Tahun 1:
Beban penyusutan =
Tarif penyusutan x (Harga perolehan – nilai sisa)
5 X (Rp 22.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 7.000.000
15
Metode jumlah angka tahun
(sum of years digits)
Tahun Harga Tarif Nilai Buku Beban Akumulasi Nilai Buku Akhir
Perolehan Awal Tahun Penyusutan Penyusutan Tahun
PENYUSUTAN TH KE 7 DST :
Rp 31.500.000 / 7 = Rp 4.500.000
TERIMA KASIH