INVESTASI
SYARIAH
Disusun oleh :
Ayu Afrida
Athifah Miswar
Fairuzil Bararah
LANDASAN HUKUM ASURANSI
SYARIAH
1. Al – Qur’an
2. Sunnah Nabi SAW
3. Ijtihad’
4. Qiyas
5. Ijma’
INVESTASI
Fitzgeral, mengartikan investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan
sumber – sumber dana yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan
dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk di masa yang akan datang.
Kamaruddin Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan investasi adalah
menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan
tertentu atau uang atau dana dasar tersebut
INVESTASI PADA ASURANSI SYARIAH
Professor Ali Ya’qub mengatakan bahwa salah satu bentuk pengelolaan dana asuransi yang
paling dominan adalah menginvestasikan dana yang terkumpul dari kontribusi. Pihak asuransi
dapat menginvestasikn dana tersebut dalam bentuk investasi apa saja selama investasi itu tidak
mengandung salah satu dari yang telah dilarang.
Dalam asuransi berbasis investasi terdapat 3 pihak yang terlibat, yaitu:
1. Peserta asuransi, sebagai penyalur dana
2. Perusahaan asuransi, sebagai pengelola dana peserta
3. Unit bisnis halal, sebagai pihak yang menerima investasi
PRINSIP – PRINSIP ASURANSI SYARIAH
2. Asal Usul Dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang Dari Al Aqidah, kebiasaan suku Arab jauh sebelum
dikenal dengan Hummurabi. Pada 1668 M di Coffe Islam datang. Kemudian disahkan oleh Rasulullah
House London berdirilah Lloyd of London sebagai menjadi hukum Islam, bahkan telah tertuang dalam
cikal bakal asuransi konvensional. konstitusi pertama di dunia (konstitusi Madinah)
yang dibuat langsung Rasulullah.
3. Sumber Hukum Bersumber dari pemikiran manusia dan Bersumber dari Al-Qur’an, hadis, ijma’, qiyas,
kebudayaan. Berdasarkan hukum positif, hukum istihsan, dan ‘urf.
alami, dan contoh sebelumnya.
4. “Maghrib” Tidak selaras dengna syariat Islam karena adanya Bersih dari praktik riba, gharar dan maisir.
(Maisir, gharar,dan riba) maysir, gharar dan riba. Hal yang diharamkan
dalam muamalah.
5. DPS (Dewan Pengawas Syariah) Tidak ada DPS sehingga dalam praktiknya banyak Ada DPS yang mengawasi pelaksanaan operasional
bertentangan dengan syara’. perusahaan agar terbebas dari praktok-praktik
muamalah yang bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah.
6. Akad Akad jual beli (akad muamalah, id’aan, dan mulzim). Akad tabarru’ dan tijarah (mudharabah, wakalah, wadiah,
syirkah dan sebagainya).
7. Jaminan/Risk Transfer of risk, di mana terjadi transfer resiko dari Sharing of risk, saling menanggung antara satu peserta
tertanggung kepada penanggung. dengan peserta lainnya (ta’awun).
8. Pengelolaan Dana Tidak ada pemisahan dana, yang berakibat pada terjadinya Pada produk-produk (saving life) terjadi pemisahan dana,
dana hangus (untuk produk saving life). yaitu dana tabarru ‘derma’ dan dana peserta, tidak ada istilah
hangus. Adapun untuk term insurance (life) general
insurance semuanya bersifat tabarru’
9. Investasi Bebas melakukan investasi dalam batas-batas ketentuan Dapat melakukan investasi sesuai perundangan, sepanjang
perundang-undangan, tidak terbatasi pada halal dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
haramnya objek atau sistem investasi yang digunakan. Bebas dari riba dan tempat-tempat investasi yang terlarang.
10. Kepemilikan Dana Dana yang terkumpul dari premi peserta seluruhnya Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk iuran atau
menjadi milik perusahaan. Perusahaan bebass kontribusi, merupakan milik peserta (shahibul mal), asuransi
menggunakan dan menginvestasikan ke mana saja. syariah hanya sebagai pemegang amanah (mudharib) dalam
mengelola dana tersebut.
11. Unsur Premi Unsur premi terdiri dari tabel mortalita (mortality tables), Iuran atau kontribusi terdiri dari tabarru’ dan tabungan (yang
bunga (interest), biaya-biaya asuransi (cost of insurance). tidak mengandung unsur riba), tabarru’, juga dihitung dari
tabel mortalita, tetapi tanpa perhitungan bunga teknik.
terimakasih