Anda di halaman 1dari 28

DERMATITIS

Oleh:
Erik Kusuma, S.Kep.Ns, M.Kes
DEFINISI
• Dermatitis berasal dari kata derm (kulit) dan itis
(radang/inflamasi).
• Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan
dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor
eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama) dan keluhan gatal
(Djuanda, Adhi, 2007).
• Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi
pada kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari
dan pembentukkan sisik (Brunner dan Suddart 2000).
ETIOLOGI

Penyebab dermatitis belum diketahui secara


pasti.
• Luar (eksogen)
bahan kimia (detergen, oli, semen, asam,
basa)
Fisik (sinar matahari, suhu)
Mikroorganisme
• Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik
MANIFESTASI KLINIS

• Gatal (pruritus)
• Kemerahan pada kulit
• Kekeringan pada kulit
• Tebal dan permukaan kulit kasar
• Peradangan
• Lepuh
• Peningkatan suhu tubuh
• Edema
 
KLASIFIKASI

1. Dermatitis kontak
2. Dermatitis atopik
3. Dermatitis numularis
4. Dermatitis seboroik
1. Dermatitis kontak
• Peradangan kulit akut maupun kronik yang
disebabkan oleh kontak langsung dengan zat
tertentu. Ruam ini sangat gatal, terbatas pada
area tertentu, dan seringkali memiliki batas-
batas jelas.
• Dermatitis kontak terbagi menjadi 2 yaitu :
 Dermatitis kontak iritan (mekanisme non
imunologik)
 Dermatitis kontak alergik (mekanisme
imunologik spesifik)
Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik

Penyebab Iritan primer Alergen kontak S.sensitizer

Permulaan Pada kontak pertama Pada kontak ulang

Penderita Semua orang Hanya orang yang alergik

Lesi Batas lebih jelas Batas tidak begitu jelas


Eritema sangat jelas Eritema kurang jelas

Uji Tempel Sesudah ditempel 24 Bila sesudah 24 jam bahan allergen


jam, bila iritan di angkat di angkat, reaksi menetap atau
reaksi akan segera meluas.
berhenti
Etiologi dermatitis kontak

• Tipe toksik akut : oleh iritan primer kuat/absolut


seperti asam kuat, basa kuat, racun serangga,
getah tanaman tertentu.
• Tipe toksik kronik : oleh iritan primer lemah
seperti sabun, detergan , asma lemah, wol, bulu
binatang, bahan pelarut, antiseptik dan lainnya.
• Tipe allergik : oleh karena alergen seperti (Ag, Hg,
Cr), karet, plastik,, zat pewarna, sabun, detergen,
obat-obatan (antibiotik, anti histamin), sinar,
larutan antiseptik dsb.
2.Dermatitis Atopik

• Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit


reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor
herediter dan faktor lingkungan, bersifat
kronik residif dengan gejala eritema, papula,
vesikel, krusta, skuama dan pruritus yang
hebat.
• Peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga atau penderita
3.Dermatitis Numuralis

• Etiologi tidak diketahui. Penyakit timbul pada


pasien yang mempunyai kulit kering, serta
mempunyai kepribadian yang tense dan
anxious. Kadang-kadang didapati infeksi lokal.
• Bersifat kronik residif dengan lesi berukuran
sebesar uang logam dan umumnya berlokasi
pada sisi ekstensor ekstremitas
4.Dermatitis Seboroik
• kelainan kulit yang didasari oleh factor
konstitusi, hormon, kebiasaan buruk dan bila
dijumpai pada muka dan aksila akan sulit
dibedakan. Pada muka terdapat di sekitar
leher, alis mata dan di belakang telinga
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Darah : Hb, leukosit, hitung jenis leukosit,
trombosit, elektrolit, protein total, albumin,
globulin
• Urin : pemeriksaan histopatologi
PENATALAKSANAAN

 Terapi sitemik  Pada dermatitis ringan diberi


antihistamin atau kombinasi antihistamin,
antiserotonin, antigraditinin, anti – SRS – A dan pada
kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid
 Terapi topical  Dermatitis akut diberi kompres, sub
akut cukup diberi bedak, bila kronik diberi saleb
 Diet  Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP)
Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk,
pisang, dan lain-lain
KOMPLIKASI
 Infeksi saluran nafas atas
 Bronkitis
 Infeksi kulit
DERMATITIS
DERMATITIS
ATOPIK
KONTAK

DERMATITIS
ATOPIK
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu

 Riwayat kesehatan keluarga

 Riwayat kesehatan sekarang


 Pola Persepsi Kesehatan
 Adanya riwayat infeksi sebelumya

 Pengobatan sebelumnya tidak berhasil Riwayat

mengonsumsi obat-obatan tertentu, misalnya


vitamin, jamu
 Hygiene personal yang kurang

 Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-

desakan
Pola Nutrisi Metabolik
Pola makan sehari-hari: jumlah makanan,
waktu makan, berapa kali sehari makan
Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu:
berminyak, pedas
Jenis makanan yang disukai
Nafsu makan menurun, mntah-muntah
Penurunan BB, turgor kulit buruk, kering,
bersisik, pecah-pecah, benjolan
Perubahan warna kulit, terdapat bercak-
bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih
Pola Eliminasi
Sering berkeringat
tanyakan pola berkemih dan bowel
Pola Tidur dan Istirahat
Kesulitan tidur pada malam hari karena stres
Mimpi buruk
Pola Persepsi Kognitif
Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat
Pengetahuan akan penyakitnya
Pola Aktivitas dan Latihan
Pemenuhan sehari-hari terganggu.
Kelemahan umum, malaise.
Toleransi terhadap aktivitas rendah.
Mudah berkeringat saat melakukan
aktivitas ringan
Perubahan pola napas saat melakukan
aktivitas.
Pola Persepsi dan Konsep Diri
Perasaan tidak percaya diri atau minder.
Perasaan terisolasi.
Pola Hubungan dengan Sesama
Hidup sendiri atau berkeluarga
Frekuensi interaksi berkurang
Perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran
Pola Reproduksi Seksualitas
Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan
pasangan
Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon
Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
Emosi tidak stabil
Ansietas, takut akan penyakitnya
Disorientasi, gelisah
Pola Sistem Kepercayaan
Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
Agama yang dianut
MASALAH KEPERAWATAN
 Kerusakan Integritas Kulit
 Nyeri
Kerusakan Integritas Kulit
Pengawasan kulit
Amati warna, kehangatan (suhu), bengkak,
getaran, tekstur, edema, dan nanah pada
ektremitas
Periksa kemerahan, perubahan suhu yang ekstrim,
atau drainase dari kulit dan membran mukosa
Pantau sumber tekanan dan pergeseran
Pantau infeksi, khususnya pada daerah edematous
Pantau area yang tidak berwarna dan memar
kulit dan membrane mukosa
Pantau kelainan kekeringan dan kelembaban
kulit
Periksa keketatan pakaian
Catat perubahan kulit atau membrane mukosa
Tegakkan ukuran untuk pencegahan lanjutan
yang lebih buruk
Nyeri
Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi )
Observasi  reaksi NV dr ketidak nyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya
Kontrol faktor lingkungan yang mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologis/non farmakologis)
Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi,
distraksi dll) untuk mengatasi nyeri
Kolaborasi pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri.
Monitor TTV
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai