Anda di halaman 1dari 44

OTOT-OTOT PENGGERAK BOLA MATA

OLEH :
Hikban Fiqhi K.

PEMBIMBING :
Dr. dr. Noor Syamsu, Sp.M(K), M.Kes, MARS
dr. Marliyanti N. Akib, Sp.M(K), M.Kes
dr. Ratih Natasha Maharani, Sp.M, M.Kes
Otot Ekstraokuler
Terdiri dari 7 otot :
• 4 otot rektus
• 2 otot oblik
• 1 otot levator palpebra superior

Mempertahankan posisi binokuler dan target


visual pada fovea melalui pergerakan otot-otot
ekstraokuler yang dinamis.

2
EMBRIOLOGI
Asal EMBRIOLOGI
Minggu 3-4 Akhir Bulan 1 – Bulan 6

Kondensasi di daerah perkembangan Perkembangan otot ekstraokuler


Sel-sel mesenkim dari mesodermal
bola mata. akan menarik inervasi dari saraf
kranialis. (mesoderm unsegmented
kranial.
paraxial & mesoderm prechordal).
Myogenesis tahap primer terjadi
(jaringan pengikat perimuskular Tendon otot ekstraokuler akan
berasosiasi dengan kondensasi berfusi ke sklera di daerah ekuator.
myoblast membentuk otot).
Semua otot dan jaringan pendukung
Myogenesis tahap sekunder terjadi telah lengkap pada saat janin
(jaringan pengikat periokular berumur 6 bulan.
berkembang).

4
HISTOLOGI
Histologi

Serat otot skelet yang panjang, berbentuk


silindris, banyak inti.

Place your screenshot here


Ukuran diameter 10-100 µm.

Membran plasma (sarkolema) dan


sitoplasma (sarkoplasma) ditempati oleh
kelompok myofibril.

6
Histologi
• Sarkomer dari suatu myofibril dibentuk oleh
dua tipe filamen : filament tebal (mengandung
protein myosin) dan filamen tipis
(mengandung protein aktin).

Place your screenshot here

• Rasio serat saraf : serat otot = 1 : 5

• Otot fibrilenstruktur (fast-twitch type) dan


otot felderstruktur (tonic-slow type).

7
ANATOMI
Anatomi

9
Origo
• Keempat otot rektus berasal dari
annulus Zinn.

• Otot oblik superior berasal dari


periosteum os sfenoid, di medial dari
foramen optik.

• Otot oblik inferior berorigo di


anterior, pada lantai orbita os
maksilla, dekat fossa lakrimal.

10
• berorigo pada Annulus Zinn, meluas ke sisi lateral foramen
optik dan pembungkus nervus optik.

• berjalan ke anterior atas & lateral, membentuk sudut 23°


terhadap aksis visual pada posisi primer.

• berinsersi di sklera 7,7 mm dari limbus.

• panjang otot 41,8 mm, panjang tendon 5,8 mm, dan lebar
tendon 10,6 mm.

Musculus Rectus Superior

11
• berasal dari Annulus Zinn

• berjalan ke anterior, ke bawah, lateral & sepanjang dasar


orbita, membentuk sudut 23° terhadap aksis visual pada
posisi primer.

• berinsersi di sklera 6,5 mm dari limbus.

• panjang 40 mm, panjang tendon 5,5 mm, dan lebar


tendon 9,8 mm.

Musculus Rectus Inferior

12
• berasal dari Annulus Zinn menutupi sebagian fissura
orbita superior .

• berjalan sepanjang dinding lateral orbita.

• berinsersi di sklera 6,9 mm dari limbus.

• panjang 40.6 mm, panjang tendon 8 mm, dan lebar


tendon 9,2 mm.

Musculus Rectus Lateral


13
• berasal dr Annulus Zinn.

• berjalan sepanjang dinding medial orbita.

• berinsersi di sklera 5,5 mm dari limbus bagian medial


bola mata.

• panjang otot 40,8 mm, panjang tendon 3,7 mm, dan


lebar tendon 10,3 mm.

Musculus Rectus Medial


14
• berorigo pada apeks orbita, diatas Annulus Zinn (tepat keluar di sisi
luar otot rektus medial dan bergabung dengan periosteum tulang
sfenoid).

• berjalan ke anterior, sepanjang dinding superomedial orbita,


menjadi tendon sebelum melewati trochlea.

• panjang otot 40 mm, panjang tendon 20 mm, lebar tendon 10,8 mm.

Musculus Obliqus Superior


15
• berasal dari periosteum Os.Maxillaris, sebelah lateral dari
orifisium duktus nasolakrimal.

• berjalan ke arah lateral, superior, & posterior.

• berinsersi dibawah Musculus Rectus Lateral, membentuk


sudut 51° terhadap aksis visual (pada posisi primer).

• panjang 37 mm, lebar 9,6 mm.

Musculus Obliqus Inferior

16
• Otot retraktor palpebra superior utama

• berorigo dari apex orbita tepat di atas Annulus Zinn.

• berinsersi pada tarsus atas menuju kelopak mata superior


bagian tengah.

• panjang otot 40 mm, aponeurosis 14-20 mm.

• mengangkat kelopak mata / membuka mata.

Musculus Levator Palpebra

17
FISIOLOGI
•Aksis-X : aksis transversal melewati titik tengah mata pada ekuator;
bola mata bergerak vertikal volunter, ke atas dan ke bawah.

•Aksis-Y : aksis sagital melewati tengah pupil; gerakan rotasi


torsional.

•Aksis-Z : aksis vertikal melewati titik tengah mata pada ekuator; bola
mata bergerak rotasi horizontal volunter kiri dan kanan.

Fisiologi
19
Posisi Gerakan Bola Mata
• Posisi Primer : posisi bola mata dengan kepala yang tegak lurus pada
saat fiksasi objek dengan jarak yang tidak terhingga.

20
Gerakan Otot – Otot Ekstraokuler pada Posisi Primer

21
M. Rectus Medial

Place your screenshot here

M. Rectus Lateral

22
M. Rectus Inferior

M. Rectus Superior 23
M. Oblik Superior

M. Oblik Inferior 24
Posisi Gerakan Bola Mata
• Posisi Cardinal : enam posisi bola mata dimana
penggerak utama adalah satu otot pada setiap mata,
bersama-sama disebut yoke muscles.

• Midline positions : gerakan keatas dan ke bawah dari


posisi primer, melibatkan 2 otot.

• Diagnostic posistions of gaze : menggabungkan 9


posisi gerakan bola mata ; 6 posisi Cardinal, posisi bola
mata ke atas dan ke bawah, serta posisi primer.

25
Pergerakan Mata Monokuler (Duksi)
Adduksi Supraduksi Intorsi
Pergerakan mata ke arah Pergerakan mata ke atas Rotasi ke arah nasal pada
nasal. (elevasi). meridian vertical.

Infraduksi Abduksi Ekstorsi


Pergerakan mata ke bawah Pergerakan mata ke arah Rotasi ke arah temporal pada
(depresi). temporal. meridian vertical.

26
Gerak Duksi

27
Gerakan Monokular
• Agonis : otot primer yang menggerakkan bola mata sesuai arah yang
diinginkan.

• Sinergis : otot pada mata yang sama sebagai agonis dan bekerja sama
dengan agonisnya untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan,
contoh : otot oblik inferior sinergis dengan agonis otot rektus superior
untuk menghasilkan gerakan elevasi.

• Antagonis : otot pada mata yang sama sebagai agonis yang bekerja
berlawanan dengan antagonisnya; contoh : otot rektus medial dan
rektus lateral merupakan antagonis.

28
Gerakan Mata Binokuler
◂ Versi : gerakan binokuler, ◂ Vergensi : gerakan binokuler,
simultan, dan berkonjugasi pada simultan, dan berlawanan.
arah yang sama.

29
During ocular motility an increased flow of innervation to the
contracting agonist muscle is accompanied by a decreased flow of
innervation to the relaxing antagonist muscle.

Sherrington’s Law 30
Whenever an impulse for the performance
of eye movements sent out, corresponding
muscles of each eye receives equal
innervations to contract or relax.

Hering’s Law 31
TERIMA KASIH
Any question ?

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai