KASUS Bayi usia 9 bulan dibawa oleh orang tua yang terlihat cemas dengan keluhan kejang, didahului oleh panas badan dan batuk sejak 1 hari. Setelah kejang anak segera sadar kembali. Riwayat kejang sebelumnya tidak ada. Kejang berlangsung 2 menit dan kurang lebih 15 menit SMRS. Seluruh kaki kaku dan mata ke atas saat kejang. Anak tsb tidur dan langsung kejang. Anak tidak sadar saat kejang KASUS Demam terjadi sejak 1 hari yll. Demam terus, terutama malam, jarak demam ke kejang : 6 jam Batuk : 3 hari, berdahak, batuk memberat saat minum susu RPK : ibu pernah step RPD : tidak pernah kejang sebelumnya, pernah dirawat di RS RT : kompres saja RKK : cukup bulan, bb 3000 gram, lahir spontan KEJANG DEMAM KEJANG DEMAM : DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Kejang Demam (KD) Bangkitan kejang pada
anak 6 bulan s/d 5 tahun, karena peningkatan suhu (>38oC pada pengukuran apapun), disebabkan proses ekstrakranial.
Intrasel elektropositif, ekstrasel elektronegatif pada keadaan istirahat (depolarisasi) bangkitan kejang demam Faktor risiko : riwayat KD keluarga, masalah pada saat neonatus, penyakit infeksi. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium (darah lengkap, elektrolit, gula darah). Pungsi Lumbal (dengan indikasi) EEG (dengan indikasi) CT scan dan MRI (dengan indikasi) KEJANG DEMAM : TATALAKSANA Umumnya berlangsung singkat (rerata 4 menit) Saat datang dengan kejang diazepam iv 0,2-0,5 mg/kg, kec. 2mg/menit dala 3-5 menit, dosis maks : 10 mg. Prehospital/susah iv : diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg (bb <12 kg) dan 10 mg (bb >12 kg). Belum berhenti berikan dosis sama; belum berhenti lagi bawa ke rs / iv. Alternatif : midazolam KEJANG DEMAM : PROGNOSIS Pada uumnya baik, namun dapat menjadi berulang jika : - Usia kurang dari 12 bulan saat kejang - Riwayat KD keluarga - Suhu yang rendah saat kejang - Waktu demam ke kejang yang lebih cepat Kejang lama atau kejang berulang kecacatan atau defisit neurologis EPILEPSI EPILEPSI : DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Epilepsi adalah kejang berulang tanpa pencetus
(provokasi) ≥ 2 dengan interval > 24 jam antara kejang pertama dan berikutnya. Manifestasi klinis epilepsi dapat berupa gangguan kesadaran, motorik, sensoris, autonom atau psikis. Parsial Umum sederhana Tak tergolongkan Parsial kompleks Umum sekunder EPILEPSI : ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Etiologi : Non spesific predispossing factor (NPF),
spesific epileptogenic disturbances (SED), presipitating factor (PF) Bangkitan kejang = patofisiologi KD Mekanisme lain : kegagalan inhibisi presinaps dan pasca sinaps aktivitas eksitasi lebih dominan bangkitan epilepsi EPILEPSI : DIAGNOSIS Anamnesis : pola/bentuk serangan, lama serangan, gejala sebeum, selama pasca serangan, frekuensi serangan, dll. Pemeriksaan fisik : tanda trauma kepala, infeksi, gangguan kongenital, gangguan neurologik fokal atau difus Pemeriksaan neurologi : GCS, status mental, refleks, tonus klonus, koordinasi, saraf kranialis, fungsi motorik dan sensorik Penunjang : Laboratorium, EEG, rradiologis Gambaran EEG pasien epilepsi EPILEPSI : TATALAKSANA Tujuan pengobatan : mengurangi frekuensi kejang. Pemberian obat hingga 1-2 tahun bebas kejang Pemilihan OAE perdasarkan jenis kejang, sindrom epilepsi, dan interaksi obat Lini pertama : Asam valproat, fenitoin, fenobarbital, karbamazepin EPILEPSI : PROGNOSIS Bergantung terhadap intensitas terjadinya serangan. Dapat dikurangi dengan menghindari faktor pencetus. Komplikasi : gangguan mood, kecemasan, ADHD, palsi serebral, dll. MENINGOENCEPHALITI S (ME) ME : DEFINISI & ETIOLOGI Meningoensefalitis adalah peradangan otak dan meningen, nama lainnya yaitu cerebromeningitis, encephalomeningitis, meningocerebritis dan disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun parasit. Virus : HSV tipe 1 dan 2, EBV, campak, rubella, West Nile virus, rabies Bakteri : E. coli, Streptokokus β-hemolitikus, Listeria monocytogenes Parasit : toksoplasma, malaria ME : PATOFISIOLOGI Bakteri masuk melalui peredaran darah, virus umumnya melalui saluran pernapasan, parasit bisa melalui fetomaternal, pernapasan, pencernaan melewati sawar darah-otak menginfeksi otak timbul peradangan supuratif terbentuk kapsul konsentris abses membesar, masuk ke ventrikel atau ruang sub arachnoid meningitis. ME : MANIFESTASI KLINIS Bergantung pada : berat dan lokasi anatomi susunan saraf yang terlibat, patogenesis agen yang menyerang, kekebalan penderita. Suhu mendadak naik, kesadaran cepat menurun, muntah. Anak bayi : menangis menjerit; anak yang lebih besr : sakit kepala. Kejang umum/fokal/twitching ME : DIAGNOSIS Anamnesis : onset, gejalayang menyertai, pola demam, konsumsi makanan, keluarga lain yang menderita sakit dan berkontak dengan pasien, lingkungan, dll Pemeriksaan fisik dan neurologis (meningeal sign) Pemeriksaan penunjang : Laboratorium, radiologi, pungsi lumbal. ME : Tatalaksana Awal Tujuan : mempertahankan fungsi organ Primary survey, pemberian makan, ventilasi, keseimbangan cairan dan elektrolit. Kejang : diazepam 0,1-0,3 mg/kg IV (maks. 10 mg) dilanjutkan fenobarbital. Demam : paracetamol 10-15 mg/kg setiap 6 jam dan kompres dingin (bila hiperpireksia). Dexamethasone 1mg/kg/hari selama 48 jam dilanjutkan 0,25-0,5 mg/kg/hari. KI : TIK normal dan KU stabil ME : Tatalaksana Awal Manitol : untuk menurunkan TIK 1,5-2mg/kg IV dalam 8-12 jam. ME : PROGNOSIS Tergantung keparahan penyakit, etiologi, dan umur anak. Jika gejala klinis berat, etiologi HSV, dan umur lebih muda prognosis lebih buruk Komplikasi : kerusakan otak permanen, kesulitan belajar, masalah berbicara, kehilangan memori, berkurangnya kontrol otot ~TERIMA KASIH~