Anda di halaman 1dari 42

Sistem Integumen

Ns. D. Ricky, S. Kep., M. Kep., Sp. Kep. J


Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Advent Indonesia
2018

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


1
Fisiologi
Sistem Integumen
• Berarti membungkus.
• Perhatian lebih banyak pada sistem ini –
estetika, refleksi suatu penyakit pada sistem
integumen, refleksi suatu penyakit dari sistem
yang lain.
• Membantu menentukan diagnosa.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


2
Fisiologi
Fungsi
• Proteksi – abrasi, sinar uv, invasi kuman, dehidrasi.
• Sensasi – panas, dingin, sentuhan, tekanan dan
nyeri karena adanya reseptor sensori.
• Pengatur suhu – melalui aliran darah dan kelenjar
keringat (mekanisme radiasi, evaporasi, konduksi,
konveksi).
• Produksi vitamin D – dengan bantuan sinar uv.
• Eksresi – beberapa zat dibuang melalui sistem
integumen.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
3
Fisiologi
Fungsi
• Penyerapan zat atau obat – obat yang laurt
dalam lemak dapat memasuki kulit melalui
transepidermal atau lubang folikel.
• Penyimpanan nutrisi.
• Komunikasi non verbal – emosi terlihat dari
perubahan kulit, petunjuk kondisi usia dan
status kesehatan seseorang.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


4
Fisiologi
Fungsi
• Proteksi. Melindungi tubuh dari invasi bakteri dan
benda asing, melindungi dari efek trauma yang terus
menerus pada area tertentu(pada telapak kaki dan
telapak tangan lapisan kulit pada bagian ini lebih
tebal), melindungi dari bahan kimia dan hilangnya
cairan tubuh (adanya lapisan lemak di lapisan
korneum).
• Sensasi. Ada reseptor syaraf suhu, nyeri, sentuhan
dan tekanan sehingga memungkinkan individu
mengetahui segera tentang lingkungan sekitar.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
5
Fisiologi
Fungsi
• Keseimbangan cairan. Kulit mencegah
hilangnya cairan tubuh.
• Regulasi suhu tubuh. Panas tubuh dapat hilang
melalui kulit dengan cara radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi. Besar pembuluh
darah mempengaruhi regulasi suhu (dilatasi
atau konstriksi).

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


6
Fisiologi
Fungsi
• Produksi vitamin. Vitamin D terbentuk dengan
bantuan sinar uv yang menyinari kulit. Sel-sel
epidermis pada stratum spinosum dan germinatum
mengubah steroid kolesterol menjadi Vitamin D3
(kolekalsiferol). Vitamin D3 akan dirubah oleh hati
dan menjadi kalsitriol oleh ginjal. Kalsitriol
membantu penyerapan kalsium dan fosfor di usus
halus.
• Respon imun. Sel Langerhans berperan dalam kerja
IgE
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
7
Fisiologi
Perpindahan Panas Tubuh
• Radiasi – perpindahan panas dari permukaan
suatu objek ke permukaan objek yang lain
tanpa keduanya bersentuhan. Perpindahan
panas meningkat apabila perbedaan suhu
antar objek besar. Hampir 85% permukaan
tubuh menyebarkan panas ke lingkungan
sekitar.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


8
Fisiologi
Perpindahan Panas Tubuh
• Konduksi – pengeluaran panas dari satu objek
ke objek yang lain melalui kontak langsung.
Proses konduksi tidak terjadi apabila suhu
kedua objek sama. Proses konduksi hanya
memberikan sedikit dampak pada penurunan
suhu tubuh.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


9
Fisiologi
Perpindahan Panas Tubuh
• Konveksi – perpindahan panas akibat gerakan
udara yang langsung kontak dengan
permukaan kulit.
• Evaporasi – perpindahan energi panas saat
cairan berubah menjadi gas. Setiap gram air
yang menguap akan menghilangkan 0,6 kalori
panas tubuh. Sekitar 600-900 ml air menguap
dari kulit dan paru-paru setiap harinya
(insensible water loss).
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
10
Fisiologi
Anatomi
• Epidermis
• Dermis atau corium.
• Subkutan atau hipodermis.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


11
Fisiologi
Anatomi

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


12
Fisiologi
Anatomi

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


13
Fisiologi
Epidermis
• lapisan paling atas, mencegah abrasi dan mencegah
kehilangan air melalui kulit (karena adanya keratin yang
banyak. Keratin tidak larut dalam air dan berdaya tahan kuat).
• Tidak terdapat pembuluh darah, tdd sel epitel skuamus
berlapis. Nutrisi berdifusi dari pembuluh darah di lapisan
dermis.
• Sel epitel – 1keratinosit yang menghasilkan keratin sehingga
sel menjadi kuat, 2melanosit yang memberikan warna, 3sel
langerhans sebagai sistem imun, 4sel Merkel yang
memungkinkan seseorang merasakan sentuhan.
• Aktivasi vitamin D terjadi pada lapisan epidermis.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


14
Fisiologi
Epidermis
• Warna kulit tidak ditentukan dari banyaknya melanosit
yang ada tetapi tergantung pada besarnya granula
pigmen (melanin) yang dihasilkan dalam sel.
• Kelenjar hipofisis anterior akan mengeluarkan
melanocyte stimulating hormone (MSH) untuk
merangsang sintesa dan eksresi melanin.
• Sinar uv menstimulasi produksi melanin.
• Melanin berfungsi melindungi kulit dari efek terbakar
sinar matahari dan kanker akibat radiasi sinar
ultraviolet.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
15
Fisiologi
Epidermis
• Sebagian besar melanin disimpan di melanosom dalam
bentuk eumelanin.
• Melanin yang dihasilkan akan diserap oleh keratinosit
sehingga menampakkan warna kulit yang kita lihat.
• Bila seseorang tidak mampu menghasilkan melanin, maka
terlihat albinism.
• Sel Langerhans berfungsi mengenal dan menghancurkan
benda asing dan sel neoplastik/displastik sehingga mampu
melawan infeksi atau mencegah kanker kulit.
• Radiasi UV dapat merusak sel Langerhans dan mengurangi
kemampuan sel Langerhans untukmencegah kanker.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
16
Fisiologi
Epidermis
• Faktor lain yang menentukan warna kulit:
1. Jumlah karoten pada stratum korneum.
Karoten terdapat pada wortel.
2. Penyakit lain seperti penyakit pada liver
dapat menyebabkan perubahan warna kulit
akibat deposit pigmen empedu.
3. Jumlah Hb yang terlarut bersama dengan
oksigen.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


17
Fisiologi
Epidermis
• Regenerasi sel dimulai dari bagian
dalam ke arah luar.
• Lapisan paling atas melindungi lapisan
di bawahnya.
• Semakin ke atas, semakin keras
karena sel terisi oleh keratin – proses
keratinisasi.
• Lapisan epidermis terdiri dari 5
lapisan atau stratum: stratum basalis,
stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lucidum dan
stratum corneum.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
18
Fisiologi
Stratum Basalis
• Sratum basalis=stratum germinatum.
• Terdiri dari selapis sel skuamus kuboid atau
columnar.
• Hemisdomosom dan desmosom melekatkan
epidermis pada bagian atas dermis dan
mengikat keratinosit.
• Sel epitel ini memerlukan waktu 40-56 hari
dari stratum basalis sampai lepas atau luluh.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
19
Fisiologi
Stratum Spinosum
• Letaknya di atas stratum basalis.
• Sel lebih pipih.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


20
Fisiologi
Stratum granulosum
• Bentuk pipih.
• Mengandung keratohialin.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


21
Fisiologi
Stratum Lucidum
• Terdiri dari beberapa lapis sel.
• Memiliki keratin, sedikit keratohialin.
• Terdapat sel-sel yang mati.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


22
Fisiologi
Stratum Corneum
• Terdiri dari lebih dari 25 bahkan lebih lapisan
sel (cornified cell).
• Sel yang terlalu berlebihan akan lepas dengan
sendirinya.
• Punya keratin yang berfungsi menguatkan
struktur sel (Kuku, rambut dan kulit).
• Badan-badan Lamelar menghasilkan lipid yang
membuat kulit menjadi waterproof.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
23
Fisiologi
Dermis; corium
• Merupakan jaringan konektif berisi fibroblast, jaringan
adiposa, dan makrofag.
• Kolagen dan serabut elastis memungkinkan kulit menjadi
lentur dan kuat.
• Terdapat ujung syaraf, folikel rambut, otot polos, kelenjar,
pembuluh limfe, sel mast dan makrofag.
• Ujung syaraf nyeri, gatal, geli, suhu; reseptor kantung rambut
untuk sensasi sentuhan, Pacinian corpuscle untuk merasakan
tekanan, Meissner corpuscle untuk membedakan dua
sentuhan sekaligus pada kulit, Ruffini organ untuk
mengetahui tekanan dan sentuhan dalam waktu yang lama.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
24
Fisiologi
Dermis
• Terdiri dari dua lapisan: retikularis dan
papilaris.
• Lapisan papilaris mengandung pembuluh
darah kapiler untuk pertukaran oksigen dan
regulasi suhu badan, lapisan ini lebih tipis.
• Lapisan ini yang bentuknya berlekuk-lekuk
berfungsi membantu tangan memegang
sesuatu serta mempermudah friksi/gesekan.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


25
Fisiologi
Dermis
• Lapisan retukularis memiliki
jaringan ikat yang lebih tebal,
mengandung pembuluh darah
yang lebih besar, fibroblast, sel
mast, ujung-ujung syaraf.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


26
Fisiologi
Dermis
• Aliran darah pada lapisan dermis mengontrol suhu
tubuh melalui pelepasan norepineprin.
• Suhu tubuh turun -> pelepasan NE akibat
stimulasi saraf simpatis -> vasokonstriksi
pembuluh darah -> panas tubuh dipertahankan.
• Suhu tubuh naik -> stimulasi saraf simpatis pada
pembuluh darah dermis menurun -> vasodilatasi
pembuluh darah -> panas tubuh dilepaskan.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


27
Fisiologi
Subkutan
• Disebut juga jaringan adiposa.
• Berfungsi sebagai cadangan energi saat energi
ekstra diperlukan, insulator panas tubuh,
meredam hentakan dan mencegah timbulnya
cidera.
• Banyak terdapat pembuluh darah hingga ke
lapisan dermis.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


28
Fisiologi
Aksesoris Kulit
• Aksesoris kulit terdiri dari:
– Rambut dan kantung rambut.
– Arector pilli.
– Kelenjar keringat dan kelenjar minyak.
– Kuku.
• Kelenjar minyak – sebaceous gland menghasilkan
sebum yang berfungsi mencegah kekeringan,
membuat rambut lunak dan lentur dan
pertahanan tubuh terhadap beberapa bakteri.
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
29
Fisiologi
Aksesoris Kulit
• Kelenjar keringat; sudoriferous gland – terdiri dari dua
jenis yaitu merocrine (eccrine) dan apocrine.
• Glans penis, tepi bibir, telinga luar dan dasar kuku tidak
mengandung kelenjar minyak.
• Merocrine terdapat di seluruh bagian tubuh, berfungsi
dalam regulasi suhu badan.
• Apocrine terdapat di aksila, skrotum dan labia, serta di
sekitar anus. Berfungsi dalam maturitas seks. Kelenjar
apokrin ukurannya lebih besar dibandingkan dengan
kelenjar merokrin. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


30
Fisiologi
Aksesoris Kulit
• Kelenjar apokrin mengeluarkan sekresi yang
berwarna keruh dan bau. Bau dihasilan dari
hasil penguraian sekresi oleh bakteri.
• Kelenjar merokrin mengeluarkan sekresi air.
• Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar
merokrin merupakan reaksi terhadap kenaikan
suhu sekitar dan suhu inti tubuh dan diatur
oleh sistem syaraf simpatik.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


31
Fisiologi
Aksesoris Kulit
• Ceruminous gland – terdapat dalam telinga; berfungsi
mencegah serangga dan kotoran masuk ke dalam telinga.
• Mamary gland – berfungsi menghasilkan ASI.
• Kuku – lempeng keratin mati yang tersusun atas sel-sel
epidermis matriks kuku. Matriks kuku terlihat berwarna
putih (lunula) dan berada di bagian proksimal kuku.
Pertumbuhan kuku 0,1 mm setiap hari. Fungsi
sensoriknya adalah melindungi jari-jari tangan dan kaki
serta fungsi motoriknya yaitu memegang atau
mengangkat benda-benda kecil.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


32
Fisiologi
Rambut
• Rambut tersusun dari keratin, kantung rambut
tersusun dari sel-sel epidermis.
• Rambut menjadi kuat karena terdapat sistin dan
metionin.
• Pertumbuhan rambut 3 mm perhari.
• Siklus folikel rambut:
– Pertumbuhan (rambut anagen).
– Stadium intermedia (rambut katagen).
– Stadium involusi (rambut telogen).
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
33
Fisiologi
Rambut
• Rambut akan rontok pada stadium telogen.
• Siklus folikel rambut ini tidak bergantung satu dengan
yang lain. Hal ini terjadi untuk mencegah kebotakan.
• Kebotakan permanen terjadi apabila siklus folikel
rambut ini terhenti.
• Sebanyak 90% folikel rambut di kepala kita berada
pada stadium pertumbuhan.
• Sebanyak 50-100 helai rambut di kepala kita rontok
setiap harinya.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


34
Fisiologi
Rambut
• Fungsi rambut tergantung pada lokasinya.
• Rambut pada alis, bulu mata, hidung dan
telinga berfungsi menyaring debu, binatang
atau benda asing yang terbawa bersama
dengan udara.
• Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu
ditentukan oleh hormon seks (misal:
pertumbuhan rambut janggut dan kumis
tergantung pada hormon androgen).
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
35
Fisiologi
Rambut
• Kuantitas dan distribusi rambut juga
dipengaruhi kondisi endokrin, terapi radiasi
dan kemoterapi.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


36
Fisiologi
Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan
37
Fisiologi
Pengaruh Usia
• Lebih kering; titik temu antar epidermis dan dermis
menjadi tipis, jumlah dan fungsi kelenjar keringat dan
sebum menurun. Penurunan hormon mempengaruhi
fungsi kelenjar sebum.
• Melanosit berkurang; pergantian sel lambat
mengakibatkan pigmentasi pada kulit.
• Keriput; penipisan dan pendataran struktur epidermis dan
dermis, berkurangnya elastin, kolagen, lemak subkutan).
• Vaskularisasi berkurang; lingkaran kapiler dan ukuran
pembuluh darah berkurang.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


38
Fisiologi
Sistem Integumen
• Tampilan fisik dan strutur fisik kulit berbeda
pada ras, tipe kulit, usia, jenis kelamin, dan
lokasi tubuh.
• Perbedaan fisik tampak pada warna, ketebalan
kehalusan permukaan dan elastisitas kulit.
Sistem Integumen
• Perbedaan usia menunjukkan adanya
perbedaan makroskopis dan mikroskopis
lapisan kulit dan apendiksnya.
• Perbedaan kulit pada berbagai tingkat usia
berdampak pada timbulnya jenis penyakit dan
berbagai manifestasi klinis.
• Usia  perubahan mikroskopis  perubahan
fisiologis  perubahan makroskopis.
Sitem Integumen
Manula Dewasa Bayi
Mikroskopik Lapisan kulit atropi, Struktur kulit Struktur lengkap
produksi kelenjar optimal matang. tapi belum
minyak dan kelenjar berkembang.
keringat menurun. Lapisan kulit relatif
tipis, bantalan
lemak dan kadar air
lebih banyak.
Fisiologis Penguapan air di Fungsi optimal. Fungsi belum
kulit meningkat, optimal.
kemampuan
menyimpan air
menurun.
Makroskopik Kering (xerosis), Kulit lembab, Lebih lembab,
bersisik, ada fisura, berminyak, tebal, lembut, lebih
tidak elastis. tidak kering dan kenyal.
kenyal.
Diskusi
• Jelaskan fenomena berikut:
1. Sidik jari pada pengungkapan kasus kriminal.
2. Deteksi kebohongan.
3. Kebotakan.
4. Jenis obat oles pada kulit.

Sistem Integumen Modul 1 Anatomi dan


42
Fisiologi

Anda mungkin juga menyukai