•Sikap ibu, yakni penilaian ibu tersebut terhadap untung ruginya tindakan yang akan
diambil untuk imunisasi anaknya.
•Norma subjektif, yakni kepercayaan atau keyakinan ibu terhadap perilaku yang
akan diambil, lepas dari orang lain setuju atau tidak setuju.
Tujuan/niat yang
berhubungan dengan
Kepercayaan Individu
perilaku
yang berhubungan
dengan (perilaku)
Predictor yang kuat dari Sikap terhadap perilaku
perilaku yang menunjukkan Kesehatan
seberapa keras seseorang Evaluasi keseluruhan
mempunyai keinginan untuk Keyakinan/kepercayaan akan
perilaku. kinerja/performa perilaku
mencoba, seberapa besar
kesehatan berhubungan dengan
usaha mereka untuk atribut atau hasil tertentu
merencanakan, sehingga
menampilkan suatu tingkah
laku.
Definisi Komponen TRA dan TPB Berdasarkan Bagan
Kepercayaan
Evaluasi yang Norma subjektif individu yang
berhubungan dengan berhubungan dengan
Kepercayaan/ Keyakinan norma
hasil perilaku tentang apakah
kebanyakan orang Keyakinan tentang
Nilai yang melekat pada menyetujui atau menolak apakah setiap acuan/
hasil perilaku atau atribut. suatu perilaku refensi menyetujui atau
menolak suatu perilaku
Definisi Komponen TRA dan TPB Berdasarkan Bagan
Merasakan adanya
Merasakan kekuatan
Kontrol kepercayaan
Keyakinan bahwa suatu Persepsi mengenai
perilaku dapat dilaksanakan kekuasaan yang dimiliki
atau kepercayaan mengenai untuk melakukan suatu
kemampuan dalam perilaku dalam kondisi yang
mengendalikan perilaku mendukung dan kondisi yang
menghambat
Contoh aplikasi dari TRA adalah niat seorang ibu untuk
mendaftarkan anaknya imunisasi.
Aplikasi Theory of
Bagi sang ibu, imunisasi memberikan dampak yang
Reasoned Action Dalam positif yaitu mencegah anak terinfeksi virus dan
menambah kekebalan tubuh anak.
Perilaku Kesehatan Namun disisi lain terdapat dampak negatif dari
imunisasi yaitu anak akan merasa kesakitan dan
tidak enak badan karena demam.
Maka ibu akan mempertimbangkan mana yang lebih
penting diantara keduanya. Apakah membiarkan
anak menangis karena rasa tidak enak badan atau
mempertimbangkan dampak dari imunisasi terhadap
kekebalan tubuh anak.
Bidan desa yang memberi informasi tentang pentingnya
imunisasi kepada ibu akan berpengaruh terhadap
keyakinan ibu untuk segera mendaftarkan anaknya
berimunisasi.
Hal tersebut terdapat kecenderungan positif untuk
berperilaku. Keyakinan ibu memilih imunisasi untuk
kekebalan tubuh anak agar tidak mudah
terserang
penyakit merupakan perilaku yang dijalankan dan
Aplikasi Theory of Contoh aplikasi dari TPB menurut identifikasinya dalah :
Behavioural Intention, niat ditentukan oleh sikap, norma pentingdalam masyarakat dan
norma subjektif. Komponen pertamamengacu pada sikap terhadap perilaku. Sikap ini
merupakan hasil pertimbangan untung dan rugi dari perilaku tersebut (outcome of behavior).
Disamping itu juga dipertimbangkan pentingnyakonsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi
bagi individu(evaluation regarding of the outcome). Komponen keduamencerminkan dampak
dari norma-norma subjektif dan norma sosialyang mengacu pada keyakinan seseorang
terhadap bagaimana danapa yang dipikirkan orang-orang yang dianggap penting dan motivasi
seseorang untuk mengikuti pikiran tersebut.
Keuntungan
Teori ini memberikan pegangan
Theory of Reasoned Action
untuk menganalisis komponen
(TRA)
perilaku dalam item yang
Kelemahan TRA adalah bahwa
operasional. Fokus sasaran adalah
kehendak dan perilaku hanya
prediksi dan pengertian perilaku
berkorelasi sedang, kehendak tidak
yang dapat diamati secara langsung
selau menuju pada perilaku itu
dan berada dalam kendali seseorang
sendiri, terdapat hambatan-hambatan
yang mencampuri ataumempengaruhi
artinya perilaku sasaran harus
kehendak dan perilaku
diseleksi dan diidentifikasi secara
(Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994).
jelas. Tuntutan ini memerlukan
pertimbangan mengenai perbedaan
TRA tidak mempertimbangkan
tindakan (action), sasaran (target),
pengalaman sebelumnya dengan
konteks, dan perbedaan waktu serta
perilaku dan mengabaikan akibat
komponen model sendiri termasuk Kelemahan -akibat jelasdari variabel eksternal
intensi, sikap, norma subjektif, dan Theory of Reasoned (variabel demografi, gender, usia,
keyakinan. Action (TRA) dan keyakinan kesehatan) terhadap
pemenuhan kehendak perilaku.
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun mempunyai
kebiasaan
merokok. Ia merokok secara diam-diam tanpa sepengetahuan kedua
orang tuanya. Ia biasanya merokok diluar rumah.
Pada suatu hari anak laki-laki ini merokok di tempat umum
yang ramai. Tiba-tiba orang-orang disekitarnya merasa resah dan
tidak nyaman dengan asap rokok yang dihasilkan. Ada beberapa
orang yang menegur anak laki-laki tersebut dan memintanya untuk
berhenti merokok. Ada salah satu orang yang memberikan nasehat
kepada anak tersebut mengenai bahaya merokok baik pada
perokoknya sendiri maupun orang lain yang menghirup asap rokok.
Anak laki-laki ini mulai berfikir dan bertanya-tanya apakah dia bisa
menghentikan merokok pada dirinya sendiri padahal ia sudah
kecanduan rokok sejak usia 13 tahun.
Namun disisi lain ia juga berfikir bahwa ia merokok tanpa
sepengetahuan kedua orang tuanya, ia mulai berfikir bagaimana jika
kedua orang tuanya mengetahui kalau ia merokok sejak usia 13
tahun padahal ayahnya tidak merokok.
Sampai dirumah anak laki-laki ini mulai berfikir kembali tindakan
apa yang harus ia lakukan terkait kebiasaan merokok yang ia jalani
selama ini dengan cara diam-diam ini. Dia bingung antara harus
menghentikan kebiasaan merokoknya atau tetap melanjutkan
kebiasaan merokok dengan sembunyi-sembunyi. KASUS
Menurut teori tindakan beralasan (Theory Of Reasoned Action),
minat-minat merupakan suatu fungsi dari dua penentu dasar, yang satu
berhubungan dengan faktor pribadi dan yang lainnya berhubungan
dengan pengaruh sosial. Penentu yang pertama yang PEMBAHASAN
berrhubungan
dengan factor pribadi adalah sikap terhadap perilaku (Attitude toward
the behavior) invidual.
Penentu yang kedua dari minat yang berhubungan dengan pengaruh
sosial adalah norma subyektif (Subjective Norm). Disebut dengan norma
Subyektif karena berhubungan dengan preskripsi normative persepsian,
yaitu persepsi atau pandangan seseorang terhadap tekanan sosial
(kepercayaan-kepercayaan orang lain) yang akan mempengaruhi
minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang
dipertimbangkan.
Dari kasus diatas merupakan teori tindakan beralasan terfokus pada
sikap dan normal yang menyediakan sudut pandang baru dalam
mengidentifikasi dan mengukur alasan seseorang dalam melakukan
sesuatu. Teori ini dinamakan teori tindakan alasan bertindak karena
menekankan pemahaman pada alasan yang ada, bukan pada
kepercayaan apakah tindakan yang dilakukan benar atau tidak
benar.
Teori tindakan beralasan memprediksi tujuan tingkah laku bagaimana
menyeimbangkan antara saat mana yang tepat untuk berhenti
Seperti pada kasus diatas dimana seorang anak yang berusia baru
15 tahun sudah merokok sejak usianya masih 13 tahun dan dia merokok PEMBAHASAN
tanpa sepengatahuan orang tuanya tetapi pada saat dia merokok
ditempat umum banyak orang yang menegur, dari situ dia
menggunakan teori tindakan beralasan yaitu antara bagaimana dia
harus bersikap
untuk menghentikan kebiasaan merokoknya yang tanpa
sepengetahuan orang tuanya atau bagaimana tingkah lakunya yang
kecanduan akan
merokok tersebut.
Sikap ini adalah evaluasi kepercayaan (belief)atau perasaan
(affect)positif atau negative dari individual jika harus melakukan perilaku
tertentu yang dikehendaki. Dimana sikap evaluasi kepercayaan (belief)
ketika dia harus percaya pada dirinya bahwa merokok sangat merugikan
dan
menghancurkan tubuhnya secara perlahan dan percaya bahwa dia
bisa berhenti merokok. Dan perasaan (affect) positif yaitu dia harus
mempunyai perasaan takut dan menyesal jika orang tuanya
mengetahui bahwa dia sudah kecanduan merokok semenjak 13 tahun,
harus
menanamkan kehidupan yang lebih sehat kedepannya tanpa rokok
Kesimpulan •Teori Reasoned Action (Theory Of Reasoned Action) / Teori Perilaku Yang Direncanakan (Theory of
Planned Behaviour) merupakan suatu teori yang menjelaskan tentang perilaku manusia.
Dan Saran •Teori yang Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) merupakan bentuk pengembangan dari
Teori Reasoned Action (Theory Of Reasoned Action).
•Faktor pembeda antara kedua teori tersebut adalah pada determinan niat. Dalam Theory Of
Reasoned Action determinan niat terdiri atas dua hal, yaitu sikap dan norma subjektif sedangkan
dalam Theory of Planned Behaviour, Ajzen menambahkan satu determinan lagi, yaitu control
perilaku yang disadari.
Dalam menentukan sikap, ada baiknya jika kita lebih berhati-hati karena sikap akan menentukan perilaku kita. Hal penting lainnya
yang harus diperhatikan dalam berperilaku adalah kontrol perilaku karena dengan begitu kita akan lebih mengetahui apakah kita mampu
untuk berperilaku sesuai dengan apa yang kita niatkan atau tidak. Kita juga akan mengetahui halangan atau hambatan yang akan kita
hadapi sebagai konsekuensi dari perilaku yang akan kita lakukan.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here