Format Elektro
Format Elektro
DISTURBANSI
METODOLOGI
PENELITIAN
HASIL UKUR,
ANALISA, DAN
KESIMPULAN
Latar Belakang
Sumber energi
Energi merupakan alternatif sudah
suatu hal yang vital banyak diaplikasikan Sumber energi surya Panel surya
dalam kehidupan dikehidupan untuk di Indonesia belum dibutuhkan untuk
manusia menggantikan dimanfaatkan secara mengubah energi
sumber energi fosil optimal surya menjadi
energi listrik
Inverter merupakan
Perlu dilakukan komponen panel
standarisasi surya yang tidak
disturbansi linear sehingga
frekuensi tinggi dapat menimbulkan
distorsi
Tujuan Penelitian dan Batasan Masalah
TUJUAN PENELITIAN BATASAN MASALAH
Tipe Disturbansi
Sinyal yang sengaja dibangkitkan
Intended untuk proses pengoperasian
peralatan listrik. Contoh : Power
Signal Line Communication (PLC)
Mulai Menggunakan
MATLAB
Selesai
MATLAB
Mulai
Kurva Data
Fast Fourier Disturbansi 9-150
Transform kHz
1. Frekuensi Cuplik
2. Jumlah Data
3. Data Domain Agregasi
Waktu 1000 Hz Selesai
MATLAB
FFT Agregasi
1000 Hz
Konfigurasi Sistem
High Pass Filter
Picoscope
● Fs = 2 x fmax = 2 x 150 kHz = 300 kHz
● 3,333
● Tc
● =
Hasil Pengukuran dan
Karakteristik Disturbansi
Pengukuran Iradiasi Matahari
Iradiasi Matahari 6 Maret 2019
Iradiasi Matahari 8 Maret 2019
400 350
Disturbansi (mV)
300
300 250
200
200
150
100 100
50
0 0
500.2 500.8 500.5 500.2 500.2 600.4 600.9 600.6 600.8 600.2
Iradiasi Matahari (W/m²) Iradiasi Matahari (W/m²)
500
Disturbansi (mV)
400
300
200
100
0
700.1 700.5 700.8 700.7 700.8
Iradiasi Matahari (W/m²)
Karakteristik Disturbansi Terhadap Iradiasi Matahari
Disturbansi pada Iradiasi Matahari sekitar 800 W/m2 Disturbansi pada Iradiasi Matahari sekitar 900 W/m2
600 600
500 500
Disturbansi (mV)
Disturbansi (mV)
400 400
300 300
200 200
100 100
0 0
800.1 800.1 800 800.7 800 900.1 900.7 900.6 900.3 900.4
Iradiasi Matahari (W/m²) Iradiasi Matahari (W/m²)
Rata-rata Disturbansi pada Setiap Iradiasi Matahari
500 469.7
484 Besarnya perbedaan nilai
438.96
431.99 432.63
disturbansi antara iradiasi
400
terendah yaitu 500 W/m2 dengan
Disturbansi (mV)
Daya Beban SPBU Kuningan 6 Maret – 7 Maret 2019 Daya Beban SPBU Kuningan 7 Maret – 8 Maret 2019
Hasil Pengukuran Disturbansi Terhadap Daya Beban
250 250
Disturbansi (mV)
Disturbansi (mV)
200 200
150 150
100 100
50 50
0 0
490.00 490.00 500.00 500.00 510.00 940.00 1060.00 1020.00 960.00 970.00
Daya (W) Daya (W)
250
Disturbansi (mV)
200
150
100
50
0
1500.00 1500.00 1500.00 1500.00 1490.00
Daya (W)
10 kHz 30 kHz
Karakteristik Disturbansi Terhadap Daya Beban
Disturbansi (mV)
250
200
200
150
150
100
100
50 50
0 0
2010.00 2000.00 1970.00 2000.00 1990.00 2480.00 2450.00 2420.00 2530.00 2540.00
Daya (W) Daya (W)
300
246.88
253.68 Besarnya perbedaan nilai
250 238.98 239.74
234.65
disturbansi antara daya beban
199.2 194.01
203.41 203.73 207.1 terendah yaitu 500 W dengan daya
200
beban tertinggi yaitu 2500 W pada
Disturbance (mV)
150
frekuensi 10 kHz ini adalah 7,5%.
Besarnya perbedaan nilai
100
disturbansi antara daya beban
terendah yaitu 500 W dengan daya
50
beban tertinggi yaitu 2500 W pada
frekuensi 30 kHz ini adalah 3,82%.
0
500 1000 1500 2000 2500
Daya (W)
10k kHz Linear (10k kHz) 30k kHz Linear (30k kHz)
KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
• Kenaikan dari iradiasi matahari berbanding lurus dengan kenaikan dari tegangan disturbansi yang
terbangkitkan pada sistem PLTS on-grid SPBU Kuningan, persentase kenaikan nilai disturbansi dari
iradiasi matahari terendah (500 W/m2) ke iradiasi matahari tertinggi (900 W/m2) adalah sebesar 10% -
12%.
• Kenaikan dari daya beban berbanding lurus dengan kenaikan dari tegangan disturbansi yang
terbangkitkan pada sistem PLTS on-grid SPBU Kuningan, dengan persentase kenaikan nilai disturbansi
dari daya beban terendah (500 W) ke daya beban tertinggi (2500 W) adalah sebesar 3% - 8%.
• Frekuensi 18 kHz merupakan frekuensi di mana tegangan disturbansi yang paling dominan relatif berada
pada saat periode penyinaran matahari atau pada saat jam buka sampai jam tutup tenant SPBU
Kuningan dan pada saat tidak sedang dalam periode penyinaran matahari dan pada saat jam tutup dari
tenant SPBU Kuningan, disturbansi yang cukup besar tidak muncul pada frekuensi 18 kHz, sehingga
dapat disimpulkan bahwa disturbansi pada 18 kHz ini bisa dihasilkan oleh beban di tenant SPBU
Kuningan yang aktif pada saat jam buka sampai jam tutup tenant atau diakibatkan oleh aktifnya sistem
PLTS on-grid dalam menyuplai listrik ke sistem karena berada pada periode penyinaran matahari.