Anda di halaman 1dari 48

VERTIGO PERIFER

LAPORAN KASUS
DESSY PURNAMASARI
DEVISTA DAMAYANTI
STATUS PASIEN NEUROLOGI
IDENTITAS PASIEN
• NAMA : Ny. Y
• UMUR : 35 tahun
• ALAMAT : Jalan Pramuka, Gg. Sutan, Rajabasa
• AGAMA : Islam
• PEKERJAAN : IRT
• STATUS : Sudah Menikah
• SUKU BANGSA : Lampung
• TANGGAL MASUK : 13 Agustus 2018
KELUHAN UTAMA
Pusing berputar sejak 8 jam SMRS

KELUHAN TAMBAHAN

Lemas dan Mual disertai Muntah


sebanyak 6x/hari
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien datang ke IGD RSPBA dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari yang
lalu. Keluhan pusing berputar muncul secara tiba-tiba, keluhan dirasakan 8 jam
SMRS yang semakin memberat, disertai dengan mual (+), muntah 6x/hari,
sempoyongan, lemas dan tidak bertenaga hanya tertidur dan keluhan yang
dirasakan sangat menganggu aktivitas. Keluhan dirasakan lebih parah jika
pasien merubah posisi terutama pada saat bangun tidur, selain itu pasien juga
menyatakan jika ia melihat cahaya dan mendengar suara yang berisik pusing
berputar semakin memberat.
• Menurut pasien, keluhan ini sudah pernah dirasakan 2 hari yang lalu disertai
nyeri ulu hati, mual dan muntah sebanyak lebih dari 5 kali pasien mengeluhkan
pandangan menjadi gelap dan saat serangan pasien merasa ruangan
disekelilingnya menjadi berputar, sejak saat itu keluhan pusing berputar
dirasakan semakin memberat namun membaik dengan mengkonsumsi mertigo.
Os mengaku telinga sebelah kirinya terasa berdenging dan sebelumnya pernah
dimasuki serangga. Penglihatan ganda disangkal, bicara cadel dan pelo
disangkal, pasien tidak jatuh dan kepala pasien tidak terbentur sebelum keluhan
ini muncul.
RPD : Hipertensi Gestasional (+), Pasien memiliki riwayat
Magh (+), pasien tidak memiliki DM, Penyakit jantung, paru,
ginjal, kolesterol dan alergi obat disangkal

RPK : Pasien mengaku kakak pasien memiliki keluhan yang


sama

Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien bekerja sebagai IRT, tinggal bersama 2


orang anak dan suami. Dengan kebutuhan ekonomi yang cukup
PEMERIKSAAN FISIK
PASIEN
Status Present
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran: Compos Mentis
• GCS: E4V5M6
• Vital Sign
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,6 0C
• Status Generalis

• - Kepala
• Rambut : Hitam, tidak mudah di cabut.
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor 3mm/3mm, strabismus (-), eksoftalmus (-),
endoftalmus (-), ptosis (-), tidak ada pandangan kabur.
• Telinga: Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-),
sekret (-/-), Tinitus (-/+)
• Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi
septum (-), Sekret (-/-).
• Mulut : Sianosis (-), tidak ada karies gigi, lidah tidak deviasi,
lidaah tidak kotor.
Leher
• Pembesaran KGB : tidak terdapat pembesaran KGB
• Pembesaran Tiroid : tidak terdapat pembesaran Tiroid
• JVP : tidak ditemukan tanda-tanda peningkatan JVP
• Trachea : tidak terdapat deviasi trachea, trackea terletak di central.
Thorak
Jantung
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga
(-),normothorak (-), IC tidak terlihat.
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba pulsasi yang kencang.
Perkusi : Batas kanan : Atas ICS 2 linea parasternal dextra
Bawah ICS 4 linea parasternal dextra
Batas kiri : Atas ICS 2 linea parasternal sinistra
Bawah ICS 4 linea midclavivularis sinistra
Batas atas : ICS 2 linea parasternal sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
• Inspeksi : Simetris
• Palpasi : Fremitus suara +/+
• Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
• Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(- /-)
Abdomen
• Inspeksi : Tidak tampak jejas
• Palpasi : Nyeri tekan (+), tidak teraba massa, hepar dan lien t
idak teraba
• Perkusi : Tidak ada nyeri ketok
• Auskultasi : BU (+) normal
Ekstremitas
Superior : Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan
sianosis (-/-), turgor kulit (-/-),akral dingin (+/+), odem
(-/-), CRT< 2detik, kekuatan otot 5/5.

Inferior : Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan


sianosis (-/-), turgor kulit (-/-), akral dingin (+/+), odem
(-/-), CRT< 2 detik, kekuatan otot 5/5.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Saraf Cranialis
• N. Olfaktorius (N.I)
Daya penciuman hidung : Normosmia
• N. Opticus (N.II)
Tajam penglihatan: Tidak ada kelainan
Lapang penglihatan : Tidak ada penyempitan lapang pandang
Tes Warna : Tidak ada kelainan
Fundus Oculi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• N. Occulomotorius, N.
Trochealis, N. Abducen
(N.III-N.IV-N.VI) Reflek Cahaya tidak langsung :
Kelopak mata : (+/+)
Ptosis : (-/-) Gerakan bola mata
Endoftalmus : (-/-) Media : +/+
Exsoftalmus : (-/-) Lateral : +/+
Nistagmus : (+/+) Superior : +/+
Strabismus : (-/-) Inferior : +/+
Pupil Obliqus, superior: +/+
Diameter : 3mm/ 3mm Obliqus, inferior: +/+
Bentuk : Bulat/Bulat Reflek akomodasi : +/+
Isokor/anisokor : Isokor/isokor Reflek kovergensi: +/+
Posisi : Ditengah, simetris
Reflek Cahaya Langsung : (+/+)
N. Trigeminus (N. V) • N. Fascialis (N.VII)
• Sensibilitas • Inspeksi wajah sewaktu
Ramus Oftalmikus : +/+ Diam : Simetris
Ramus Maksilaris : +/+ Tertawa : Simetris
Ramus Mandibularis : +/+ Meringis : Simetris
• Motorik Bersiul : Simetris
M. maseter : (+/+) Menutup Mata : Simetris
M. temporalis : (+/+) • Pasien disuruh untuk
M. pterigoideus : (+/+) Mengerut dahi : Simetris
• Reflek Menutup mata kuat-kuat :
Reflek kornea : (+/+) Simetris
Reflek bersin : (+/+) Mengembungkan pipi :
Simetris
• Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah :
Tidak dilakukan pemeriksaan
• N. Vestibulococlearis (N. VIII)

• N. cochlearis
Ketajamam pendengaran : Tidak ada kelainan
Tinitus : Tinitus ditelinga sebelah kiri
Gesekan jari tangan (+/+)
• N. vestibularis
Nistagmus (+/+) 3detik saat dilakukan pemeriksaan.
Tes vertigo :
Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tandem Walking : Tidak dilakukan pemeriksaan
• N. Glossopharingeus dan N. Vagus (N.IX dan N.X)
Suara bindeng/nasal: Tidak ada
Posisi uvula : Ditengah
Palatum mole : Istirahat : Simetris
Bersuara : Simetris, terangkat
Arcus palatoglossus :
Istirahat : Simetris
Bersuara : Simetris, terangkat
Arcus pharingeus: Istirahat : Simetris
Bersuara : Simetris, terangkat
Reflek batuk : (+)
Reflek muntah: (+)
Peristaltik usus : Bising Usus (+)
Bradikardi : Tidak ada
Takikardi : Tidak ada
Bersuara : Normal
Menelan : Tidak ada gangguan
• N. Accesorius (N.XI)
M. sternocleidomastoideus : (+/+)
M. trapezius : (+/+)
• N. Hipoglossus (N.XII)
Atropi : Tidak ada
Fasikulasi: Tidak ada
Deviasi : Tidak ada

• Tanda perangsangan selaput otak


Kaku kuduk : (-)
Kernig test: (-/-)
Lasseque test : (-/-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-/-)
• Sistem motorik superior ka/ki inferior ka/ki
Gerak Aktif Aktif
Kekuatan otot 5/5 5/5
Tonus Normal Normal
Klonus Normal Normal
Atrophi Tidak ada Tidak ada
Reflek fisiologis Bicep (+/+) Pattela (+/+)
Trisep (+/+) Achiles (+/+)
Reflek patologi Hoffman trommer (-/-) Babinsky (-/-)
Chaddock (-/-)
Oppenheim (-/-)
Schafner (-/-)
Gordon (-/-)
Gonda (-/-)
• Sensibilitas
Eksteroseptif/ rasa permukaan (Superior/inferior )
Rasa raba : (+/+)
Rasa nyeri : (+/+)
Rasa suhu panas : (+/+)
Rasa suhu dingin : (+/+)
Propioseptif/ rasa dalam
Rasa sikap : Normal
Rasa getar : Tidak dilakukan pemerikaan
Rasa nyeri dalam : Normal
Koordinasi dan Keseimbangan
Tes Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
Dix Hallpiks : Terdapat Nistagmus selama 3 detik saat dilakukan
pemeriksaan
Tes Tandem : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes telunjuk hidung : (-)
Tes pronasi supinasi : Normal
Susunan saraf otonom
Miksi : Normal
Defekasi : Normal

Fungsi luhur
Fungsi bahasa : Normal
Fungsi orientasi: Normal
Fungsi memori : Normal
Fungsi emosi : Normal
RESUME
Ny. Y, 35 tahun datang dengan keluhan pusing berputar
sejak 1 hari yang lalu, 8 jam SMRS disertai dengan nyeri
ulu hati. Keluhan pusing berputar muncul secara tiba-tiba,
bertambah parah dengan perubahan posisi terutama pada
saat bangun dari tidur, dan pada saat serangan jika pasien
melihat cahaya dan mendengar suara berisik pusing
berputar semakin memberat. Tinitus di telinga sebelah kiri,
Mual (+), muntah (+) 6 kali, fotofobia (+), fonofobia (+),
Nyeri kepala (+).
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5E6
Kekuatan otot : 5/5/5/5
• DIAGNOSIS
Klinis = Vertigo perifer sups. BPPV
Topis = Sistem vestibular
Etiologi = Idiopatik
• DIAGNOSIS BANDING
• Vertigo Sentral
• Penyakit Meniere
• Vestibular Neuritis
• Labirintitis
• DIAGNOSIS KERJA
Vertigo perifer susp. BPPV : Keluhan pusing berputar yang muncul secara tiba-
tiba, dipengaruhi oleh posisi, terdapat mual muntah yang cukup hebat, terdapat
tinitus, lingkungan berputar.
• PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
• Edukasi pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-
lahan. Tidak secara langsung merubah posisi, terutama posisi
kepala.
• Melakukan terapi manuver Brandt-Daroff untuk latihan di rumah
agar pasien terbiasa dengan beberapa posisi sehingga tidak
muncul keluhan pusing berputar saat berpindah posisi.
Medikamentosa
• IVFD RL IV 20 tpm
• Ondancentron IV 2x1
• Ranitidin IV 2x1
• Analsik oral 3x1
• Betahistine oral 2x1
• Sucralfat oral 4x1
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Labolatorium pada tanggal 13 Agustus 2018
Darah lengkap : DBN
Kimia Darah : GDS 73 mg/dl

Labolatorium pada tanggal 14 Agustus 2018


Kimia Darah :
• Natrium : 138 nmol/l
• Kalium : 3,6 nmol/l
• Chlorida : 106 nmol/l
• PROGNOSA
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Fungtionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam

• TERAPI OBAT PULANG


Omeprazole 1x1 tab
Betahisine 3x1
Analsik 2x1
Sucralfat Syr 3x2 C

• TANGGAL KONTROL KE POLIKLINIK


• Senin, 20 Agustus 2018
13/8/2018 S : Pusing berputar sejak 1 hari yang lalu disertai nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu. Muntah (+), mual (+), lemas dan
sempoyongan.
(Dari O : Kesadaran : CM GCS : 15
IGD) TD: 130/90 mmHg RR : 20x/mnt
  N: 72 x/mnt T : 36.8 oC
Skala nyeri 8
A : Vertigo perifer berat+dyspepsia sindrom
P :
- IUFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 3x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat syr 4xC

13/8/2018 S : Pusing berputar sejak 1 hari yang lalu disertai nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu. Muntah (+), mual (+), lemas dan
Lantai 4 sempoyongan.
20.00 O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 120/80 mmHg RR : 24x/mnt
N:100 x/mnt T : 36.2 oC
Skala nyeri 8
A : Vertigo perifer berat+dyspepsia sindrom
P :
- IUFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 3x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat syr 4x2 C
14/8/2018
06.36
S : Pusing berputar, nyeri ulu hati, mual.
O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 110/70 mmHg RR : 28x/mnt
N: 84 x/mnt T : 36.6 oC
A : Vertigo perifer + dyspepsia sindrom
P :
- IVFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 2x1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 3x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat syr 4x2C
14/8/2018
13.00
S : Sakit kepala berputar semakin membaik ,nyeri ulu hati, mual.
O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 120/80 mmHg RR : 20x/mnt
N: 82 x/mnt T : 36.8 oC
Skala nyeri 4
A : Vertigo perifer + dyspepsia sindrom
P :
- IVFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 2x1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 3x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat syr 4x2 C
14/8/2018
16.00
S : Sakit kepala berputar membaik, sakit bahu belakang dari leher sampai ke jari tangan kanan, nyeri ulu hati.
O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 130/90 mmHg RR : 24x/mnt
N: 88 x/mnt T : 36.6 oC
A : Vertigo perifer + dyspepsia sindrom
P :
- IVFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 2x1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 3x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat syr 4x2 C
14/8/2018 S : Sakit kepala berputar membaik, sakit bahu belakang, nyeri ulu hati
20.47 O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 110/70 mmHg RR : 25x/mnt
N: 84 x/mnt T : 36.6 oC
A : Vertigo perifer + dyspepsia sindrom
P :
- IVFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 2x1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 3x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat syr 4x2 C
- Omeprazole 1x1
15/8/2018
S : Nyeri kepala membaik namun masih berputar jika berubah posisi kepala, mual dan muntah (-), nyeri ulu hati (-).
07.23
O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 120/80 mmHg RR : 22x/mnt
N: 80 x/mnt T : 36.3 oC
A : Vertigo perifer + dyspepsia sindrom
P :
- IVFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ranitidine 2x1 amp/12 jam
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 2x1 tab
- Betahistine maleat 2x1 tab
- Sucralfat tab 3x1
- Omeprazole Vial IV 1x1
15/8/2018 S : Nyeri kepala dan nyeri ulu hati berkurang
12.00 O : Kesadaran : CM GCS : 15
TD: 110/60 mmHg RR : 20x/mnt
N: 80 x/mnt T : 36.6 oC
A : Vertigo perifer + dyspepsia sindrom
P :
- IVFD RL + 1 amp Ketorolac 20 gtt/mnt
- Ondancentron 1 amp/8 jam
- Analsik 2x1 tab
- Betahistine maleat 2x5 gr 15/8/2018 Os diperbolehkan pulang
- Sucralfat tab 3x1 cth
- Omeprazole Vial IV 1x1 12.00
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Alat vestibuler (alat keseimbangan) terletak di telinga dalam (labirin),
terlindung oleh tulang yang paling keras yang dimiliki oleh tubuh.
Labirin secara umum adalah telinga dalam, tetapi secara khusus dapat
diartikan sebagai alat keseimbangan.
Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semisirkularis, yaitu horizontal
(lateral), anterior (superior), dan posterior (inferior). Selain 3 kanalis ini
terdapat pula utrikulus dan sakulus.
Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus, yang
didalamnya terdapat sel-sel reseptor keseimbangan
Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap
kanalis terdapat pelebaran yang berhubungan dengan utrikulus, disebut
ampula. Di dalamnya terdapat kista ampularis yang terdiri dari sel-sel
reseptor keseimbangan dan seluruhnya tertutup oleh suatu substansi
gelatin yang disebut kupula.
Sistem vestibuler berhubungan dengan sistem
tubuh lain sehingga kelainannya dapat
menimbulkan gejala pada sistem tubuh
bersangkutan.
Gejala yang timbul dapat berupa vertigo, mual,
dan muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau
takikardi dan pada kulit reaksinya bereringat
dingin.
VERTIGO
Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh
seperti rotasi (memutar) tanpa sensasi peputaran yang
sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang
berputar.

Vertigo termasuk ke dalam gangguan keseimbangan yang


dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyongan, rasa seperti
melayang atau dunia seperti berjungkir balik
KLASIFIKASI VERTIGO
Gejala Vertigo Vertigo non-vestibular
vestibular
Sifat vertigo Rasa berputar Melayang, hilang
keseimbangan
Serangan Episodik Kontinue
Mual/ muntah + -
Gangguan +/- -
pendengaran
Gerakan Gerakan Gerakan visual
pencetus kepala
Situasi pencetus - Keramaian, lalu lintas
Ciri-Ciri Vertigo Perifer Vertigo Central
Sistem vertebrobasiler dan
Sistem vestibular (telinga dalam,
Lesi gangguan vaskular (otak,batang
saraf perifer)
otak, cerebellum)
Vertigo posisional paroksismal jinak
Iskemik batang otak,
(BPPV), Penyakit Maniere,
Penyebab vertebrobasillar insufisiensi,
Neuronitis vestibuler, labirinitis,
neoplasma, migren basiler
neuroma akustik, trauma
Diantaranya diplopia, parastesi,
Gejala gangguan sensibilitas dan fungsi
Tidak ada
gangguan SSP motorik, disatria, gangguan
serebellar
Masa laten 30-40 detik Tidak ada
Habituasi Ya Tidak
Intensitas
Berat Ringan
Vertigo
Telinga
Kadang-kadang Tidak ada
berdenging/tuli
Nistagmus
+ -
Spontan
TANDA KLINIS VERTIGO

  Perifer Central
Bangkitan Vetigo Mendadak Lambat
Derajat Vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan + -
bola mata
Gejala otonom ++ -
Gangguan + -
pendengaran
BPPV (Benigna Paroxsismal Positional
Vertigo)
BPPV adalah sensasi dimana pasien merasa ruangan disekitarnya
atau dirinya berputar hebat atau (spin) dan dopengaruhi oleh
posisi gerakan kepala yang disebabkan oleh kelainan telinga
dalam, BPPV merupakan vertigo perifer yang tersering.
PATOFISIOLOGI BPPV
• Teori Kupulolitiasis :
Schuknecht mengajukan teori kupulolitiasis untuk menjelaskan
patofisiologi BPPV. Kupulolitiasis adalah adanya partikel yang
melekat pada kupula krista ampularis. Schuknecht menemukan
partikel basofilik yang melekat pada kupula melalui pemeriksaan
fotomikrografi. Dengan adanya partikel ini maka kanalis
semisirkularis menjadi lebih sensitif terhadap gravitasi. Teori ini
dapat dianalogikan sebagai adanya suatu benda berat yang melekat
pada puncak sebuah tiang. Karena berat benda tersebut, maka posisi
tiang menjadi sulit untuk tetap dipertahankan pada posisi netral.
Tiang tersebut akan lebih mengarah ke sisi benda yang melekat.
Oleh karena itu kupula sulit untuk kembali ke posisi netral.
Akibatnya timbul nistagmus dan pusing (dizziness).
• Teori Kanalitiasis :
Menurut hipotesa ini debris otokonia tidak melekat pada kupula melainkan
mengambang di dalam endolimfe kanalis posterior pada perubahan posisi
kepala debris tersebut akan bergerak ke posisi paling bawah.

Misalnya terdapat kanalit pada kanalis semisirkularis posterior. Bila kepala


dalam posisi duduk tegak, maka kanalit terletak pada posisi terendah dalam
kanalis semisirkularis posterior. Ketika kepala direbahkan hingga posisi
supinasi, terjadi perubahan posisi sejauh 90°. Setelah beberapa saat, gravitasi
menarik kanalit hingga posisi terendah. Hal ini menyebabkan endolimfa dalam
kanalis semisirkularis menjauhi ampula sehingga terjadi defleksi kupula.
Defleksi kupula ini menyebabkan terjadinya nistagmus. Bila posisi kepala
dikembalikan ke awal, maka terjadi gerakan sebaliknya dan timbul pula
nistagmus pada arah yang berlawanan. Teori ini dianalogikan seperti kerikil
yang terdapat di dalam ban. Ketikan ban berputar, kerikil terangkat sebentar
lalu jatuh kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut memicu
organ saraf dan menimbulkan pusing.
GEJALA KLINIS BPPV
• Pusing seperti berputar berlangsung dalam waktu singkat,
biasanya kurang dari 30 detik, bisa disertai dengan keluhan
mual dan muntah.
• Memberat pada perubahan posisi kepala dan tubuh, kelelahan
dan ketegangan.
• Tidak didapatkan gangguan pendengaran.
• Tidak didapatkan defisit neurologis lainnya.
• Serangan. Umumnya BPPV menghilang sendiri dalam
beberapa hari sampai minggu dan kadang-kadang bisa kambuh
lagi.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Uji Romberg
Tandem gait Past-ponting test (Uji Tunjuk Barany).
PEMERIKSAAN KHUSUS OTO-
NEUROLOGI
Fungsi Vestibuler

Uji Dix Hallpike dan Tes Kalori


TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA
Beberapa mauver yang dapat digunakan adalah Epley, Modifiet
Semont manuver, dan Brandt-Daroff Manuever.
Modiviet Semont Manuvever
Epley Manuever
Brandt-Daroff Manuever
DIAGNOSA BANDING
• Vestibular Neuritis
Vestibular neuronitis penyebabnya tidak diketahui, pada hakikatnya
merupakan suatu kelainan klinis dimana pasien mengeluhkan pusing
berat dengan mual, muntah yang hebat, serta tidak mampu berdiri
dan berjalan. Gejala-gejala ini menghilang dalam 3-4 hari.
• Labirintitis
Adalah suatu proses peradangan yang melibatkan mekanisme
telingan dalam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan patologik
yang berbeda. Proses ini dapat akut atau kronik, serta toksik atau
supuratif. Labirintitis toksik akut disebabkan oleh infeksi pada
struktur didekatnya, dapat pada telinga tengah atau meningen.
Labirintitis toksik biasanya sembuh dengan gangguan pendengaran
dan fungsi vestibular. Hal ini diduga disebakan oleh produk toksik
dari suatu infeksi dan baik disebabkan oleh organisme hidup
• Penyakit meniere
Adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belom diketahui,
dan mempunyai trias gejala khas yaitu gangguan pendengaran,
tinittus, dan serangan vertigo. Patofisiologinya adalah
pembengkakan endolimfe akibat penyerapan endolimfe dalam
skala media oleh stria vaskularis terhambat. Manifestasi klinisnya
adalah vertigo disertai muntah yang berlangsung antara 15 menit
sampai beberapa jam dan berangsur membaik. Disertai penuruan
pendengaran, tinittus yang kadang menetap, dan rasa penuh dalam
telinga. Serangan pertama hebat sekali, dapat disertai dengan gejala
vegetatif. Serangan lanjutan lebih ringan meskipun frekuensinya
berrtambah.
PROGNOSIS
Penderita BPPV mempunyai prognosis yang baik, BPPV dapat
hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu, walaupun
dapat kambuh lagi. Selain itu juga telah terbukti bahwa 90%
penderita BPPV akan sembuh setelah menjalani manuever.
Namun 5% penderita BPPV yang menjadi kronis karena
penyebabnya ideopatik.
KESIMPULAN
Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti
rotasi (memutar) tanpa sensasi peputaran yang sebenarnya, dapat
sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar.
Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada
perubahan posisis kepala.
Dari anamnesis pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut
kurang dari 30 detik akibat perubahan posisi kepala. Pemeriksaan fisik
standar untuk BPPV antara lain tes Dix-Hallpike, tes kalori, dan tes
Supine Roll. Penatalaksanaan BPPV meliputi non-farmakologis,
farmakologis, dan operasi. Penatalaksanaan BPPV yang sering
digunakan adalah non-farmakologi yaitu terapi manuever reposisi
(PRM) dapat secara efektif menghilangkan vertigo pada
BPPV,meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko jatuh pada
pasien. Tujuan dari manuever yang dilakukan adalah untuk
mengembalikan partikel ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus.
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai