Oleh:
ANJANI PUTRI S
DEFINISI
1.Sifilis kongenital
a. Dini : Sebelum 2 tahun
b. Lanjut : Sesudah 2 tahun
c. Stigmata
2.Sifilis Akuisita (didapat)
Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara;
a. Secara klinis dibagi menjadi tiga stadium: SI, SII, SIII
b. Epidemiologi WHO :
- Stadium dini menular (dlm 1 tahun sejak infeksi) : SI, SII,
Stadium rekuren dan stadium laten dini.
- Stadium lanjut tak menular (>1 tahun sejak infeksi) : stadium
laten lanjut dan SIII.
- Bentuk lain adalah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis. S III atau S IV
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Stadium dini
• T. pallidum mikrolesi / selaput lendir melalui
senggama kulit kuman membiak, jaringan
bereaksi dengan membentuk infiltrat (sel limfosit
dan sel plasma, terutama di perivaskular,
pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi di
kelilingi oleh T. pallidum dan sel-sel radang.
• Treponema di antara endotelium kapiler dan
jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis
pembuluh darah kecil perubahan hipertrofik
endotelium obliterasi lumen (enarteritis
PATOGENESIS
Stadium Lanjut
• Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun,
treponema dalam keadaan dorman. Namun
antibodi tetap ada dalam serum penderita
• Keseimbangan antara treponema dan jaringan
dapat berubah Guma SIII
Manifestasi Klinis
Sifilis Primer
• Tukak dapat terjadi dimana saja
di daerah genitalia eksterna, 3
minggu setelah kontak.
• Lesi awal biasanya berupa papul
erosi ulkus durum, teraba
keras terdapat indurasi.
• Bagian yang mengelilingi lesi
meninggi dan keras.
MANIFESTASI KLINIS
3. Pada sifilis dini infeksi ulang dapat terjadi walau telah diberi pengobatan
yang cukup, sedangkan pada sifilis lanjut sangat jarang.
Manifestasi Klinis
4. Pada sifilis dini tidak bersifat destruktif, sedangkan pda sifilis lanjut
destruktif
5. Pada sifilis dini hasil tes serologis selalu reaktif dengan titer tinggi,
setelah diberi pengobatan yang adekuat akan berubah menjadi non reaktif
atau titer rendah, sedangkan pada sifilis lanjut umumnya reaktif, selalu
dengan titer rendah dan sedikit atau hampir tidak ada perubahan setelah
diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis lanjut dijumpai pada
gumma dan paresis.
Manifestasi Klinis
Sifilis tersier (S III)
• Lesi pertama umumnya
terlihat antara tiga sampai
sepuluh tahun setelah S I.
Kelainan yang khas ialah
guma, yakni infiltrat
sirkumskrip, kronis,
biasanya melunak, dan
destruktif.
• Dapat menyarang
mukosa,tulang dan alat
dalam
Gumma Nasal
Neurosifilis
- Neurosifilis asimtomatik
- Guma.
Sifilis Kardiovaskuler
Lesi dini:
• Saddle nose
• Bulldog jaw
• Gigi Hunchinson, Mulbery molar
• Ragades
• Koroidretinitis
• Onikia
Lesi lanjut:
• Keratitis interstitial
• Sikatriks gumatosa
• Buldog facies
• Atrofi optikus
• Trias hutchinson
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan T. Pallidum
• Treponema tampak berwarna putih pada latar belakang
gelap. Pergerakannya memutar terhadap sumbunya,
bergerak perlahan-lahan melintasi lapangan pada
pandangan.
• Pemeriksaan lain dengan pewarna menurut Buri, tidak
dapat dilihat pergerakannya karena treponema tersebut
telah mati, jadi hanya tampak bentuknya saja.
Pemeriksaan Penunjang
1. Herpes simplek
2. Ulkus piogenik
3. Skabies
4. Balanitis
5. Limfogranuloma venereum
7. Penyakit bechet.
Diagnosa Banding
•Sifilis stadium II
2. Morbili
3. Pitiriasis rosea
4. Psoriasis
5. Dermatitis seboroik
6. Kondiloma akuminatum
Penatalaksaan
Sifilis primer 1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan diberikan 1x Pada bulan I, III, VI, &
seminggu. XII & setiap 6 bulan
pada tahun ke 2
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta unit/hari
selama 10 hari
3. PAM (penisilin prokain +2% aluminium monostrerat) dosis 4,8 juta unit,
diberikan 1,2 juta unit/kali 2 kali seminggu
2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta unit/hari)
2.Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 18 juta unit (0,6 juta unit/hari)
3. PAM dosis total 9,6 juta unit (1,2 juta unit/kali, 2x seminggu)
Penatalaksanaan