Anda di halaman 1dari 15

Dasar-dasar Ilmu

Pengantar Engineering & Disain


Teknik Industri 2018
Definisi
• Arti : sebuah penjelasan yang, jelas, akurat dan tidak bias tentang suatu
terminologi.
• Fungsi :
– Menetapkan (menentukan golongan)
– Membatasi (menjelaskan sifat utama yang membedakan dari yang lain)
– Memastikan
• Sifat ideal sebuah definisi:
– Sebisa-bisanya singkat
– Tak boleh berputar-putar (circular)
– Mesti general / umum
– Tidak boleh menggunakan metafora
– Sedapat mungkin tidak menggunakan kalimat negatif

Tanpa definisi tak bisa ada ilmu (science)


Tan Malaka (1999)
Asumsi
• Gejala itu tergantung oleh skala observasi (Eugene Guye)
• Contoh kasus:
– Dalam analisa mekanistik Fisika terdapat 4 komponen analisis utama
yaitu : Zat, Gerak, Ruang dan Waktu
–  Newton, dalam bukunya Philosopiae Naturalis Principia
Mathematica (1686) mengasumsikan bahwa keempat komponen ini
bersifat absolut.
–  Einstein, dalam The Special Theory of Relativity (1905), berasumsi
bahwa keempat komponen tersebut bersifat relatif.
• Syarat asumsi:
– Harus relevan dengan bidang dan tujuan sebuah disiplin
– Harus mendasarkan diri pada “keadaan sebagaimana adanya” bukan
“keadaan sebagaimana seharusnya”
Cara Berpikir
• Induksi: Cara berpikir dimana ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat umum dari beberapa
kasus yang bersifat khusus
• Deduksi : Cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat khusus
Kriteria Kebenaran
 Teori koherensi : Suatu pernyataan dikatakan benar
apabila pernyataan tersebut bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
 Teori Korespondensi : Suatu pernyataan dikatakan
benar apabila pernyataan tersebut berkorespondensi
(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh
pernyataan tersebut.
 Teori pragmatis : Apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praksis.
Metode Ilmiah
Perumusan
Masalah

• Proses / prosedur
atau cara untuk Khasanah
Pengatahuan
Ilmiah
Deduksi
koherensi
Penyusunan
Kerangka Berpikir

mengetahui sesuatu
secara sistematik

Pragmatisme
Perumusan
(Peter R. Senn, 1971) Hipotesis

Korespondensi
Induksi
Diterima Ditolak

Pengujian
Hipotesis
2 macam logika
 Logika Mistika ? (Tan Malaka)
 Logika alami
 Merupakan konsekuensi dari kita sebagai manusia
 Bersifat natural, spontan dan dengan naluri
 Tidak tegas / eksplisit untuk menghindarkan kita dari kekeliruan
 Mungkin bisa mencapai kebenaran
 Sering dipengaruhi oleh perasaan dan faktor irasional
 Logika saintifik (scientific logic)
 Merupakan penyempurnaan metodologis dari logika alami
 Bersifat normatif, obyektif dan metodologis
 tegas / eksplisit untuk menghindarkan kita dari kekeliruan
 Memiliki peluang lebih besar untuk mencapai kebenaran
Arti
• Secara etimologis:
– Berasal dari bahasa latin ‘Logos’
– Berarti perkataan atau sabda
– Padanan di bahasa arab adalah ‘Mantiq’
– Berasal dari kata ‘nataqa’ yang berarti berkata atau berucap
• Dalam bahasa sehari-hari sering kita pakai kata ‘logis’ yang berarti masuk
akal
• Logika didefinisikan sebagai :
– “penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode berpikir benar” (George F Kneller, 1966)
– “Ilmu untuk menggerakkan pikiran kepada jalan yang lurus dalam memperoleh suatu
kebenaran” (Prof. Thaib Thahir, 1966)
– “Ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan
penalaran yang betul dari penalaran yang salah” (Irving M Copi, 1978)
– “Ilmu praktis normatif yang mempelajari hukum-hukum, prinsip-prinsip, bentuk-bentuk
pikiran manusia yang jika dipatuhi akan membimbing kita mencapai kesimpulan yang betul,
lurus dan sah”
Sejarah singkat
Masa Yunani Tua
• Kata logika digunakanpertama kali oleh kaum stoa (dalam kisah sejarah oleh Zeno dari
Citium)
• Gorgias (483-375 SM) mempersoalkan masalah pikiran dan bahasa; “dapatkah ungkapan
menyatakan secara tepat apa yang ditangkap pikiran?”
• Sokrates (470-399 SM) mengembangkan metode induktif.
• Plato (428-347 SM) mempublikasikan metode Sokrates sebagai teori ide versinya sendiri.
• Aristoteles (384-322 SM) menulis 6 buku yang oleh murid-muridnya diberi nama
“Organon”. Ia disebut sebagai penggagas logika ilmiah
• Pengembangan logika Aristoteles:
– Kaum Stoa (argumen disjungtif, hipotetis & beberapa masalah bahasa)
– Chrisippus (logika proposisi dan mengajukan bentuk-2 berpikir yg sistematis)
– Galenus, alexander Aphrosidiens dan sextus Empiricus (sistematisasi logika dengan
mengikuti cara geometri)
Sejarah Singkat
 Abad pertengahan
 Penerjemahan literatur logika Yunani oleh filsuf islam (abad VII) [Al-Kindi, Al-
Farabi, Al-Ghazali dll]  logika suposisi (logika terministis / modern)
 Porphyrios  Eisagogen,
 Boethius (1141)  Traktat Boethius  Silogisme hipotetis
 Thomas Aquinas dkk, sistemisasi logika yang sudah ada
 Abad XIII-XV (Petrus Hispanus, Roger Bacon, W. Ockham, Raymond Lullus) 
Ars Magna
 Dunia Moderen
 Thomas Hobbes (1588-1679)  Leviathan (1651)
 John Locke (1632-1704)  paham nominalisme
 Francis Bacon  Novum organum (1620)
 Rene Descartes  Logika Matematika deduktif murni (1637)
Logika dan Filsafat
• Logika adalah filsafat sebagai analisis
(Poespoprojo, 1999)
• Logika adalah analistis kritis filosofis pikiran
dan pemikiran manusia
– Filsafat adalah tentang prinsip: mempertanyakan
realitas untuk mendapatkan pengetahuan
mengenai sebab-sebab terpokok tentang segala
sesuatu
– Mencakup problema logika dan epistemologi
Logika dan Ilmu
• Merupakan tuntutan fundamental atas
eksistens ilmu
• Tidak ada ilmu yang tidak menggunakan
proses pemikiran, menalar atau logika
• Ilmu menghendaki kesanggupan untuk
berpikir secara baik dan tertib
• Validitas dan realiabilitas sebuah teori
memerlukan penalaran logika yang sah
Logika dan Matematika
 Matematika tidak dapat menggantikan logika
dalam kemampuannya membentuk pemikir
yang cermat.
 Karena kurang mendapatkan pendidikan dan
latihan yang ketat soal logika, banyak orang
yang sebanrnya cakap tidak mampu
menguraikan jalan pikiran yang kacau bahkan
berlawanan asas.
John Stuart Mill, Professor matematika
Asas-Asas Pemikiran
 Asas Identitas (principium identitatis = qanun
zatiyah)  Sesuatu itu adalah dia sendiri bukan
lainnya
 Asas kontradiksi (principium contradictoris = qanun
tanaqud)  pengingkaran sesuatu tidak mungkin
sama dengan pengakuannya
 Asas Penolakan kemungkinan ketiga (principium
exclusi tertii = qanun imtina’)  pengakuan dan
pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, jadi
tidak mungkin benar keduanya atau salah keduanya.
Pembagian Logika
 Berdasarkan Kualitas
 Logika naturalis (mantiq al-fitri)
 Logika artifisialis / ilmiah (mantiq al-suri)
 Berdasarkan metodenya
 Logika tradisional (Aristoteles)
 Logika moderen (mulai abad XIII  Ars Magna)
 Berdasarkan Obyeknya
 Logika Formal (mantiq as-suwari)  Logika minor
 Logika Material (mantiq al-maddi)  logika mayor

Anda mungkin juga menyukai